Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ASAM LEMAK DAGING BROILER DENGAN DIET PAKAN MENGANDUNG TEPUNG DAUN MANIHOT ESCULANTA SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI Bilyaro, Woki; Lestari, Dian; Handayani, Ulvi Fitri
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 8, No 1 (2023): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jac.v8i1.13138

Abstract

Ayam broiler memiliki prospek bagus untuk dikembangkan, namun, manajemen pemeliharaan yang masih belum baik, termasuk manajemen pengendalian heat stress nya. Daging ayam memiliki kandugan asam lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan manusia, tetapi kandungan ini mudah sekali mengalami oksidasi dan kemudian menjadi radikal bebas akibat heat stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun manihot esculanta sebagai antioksidan alami terhadap asam lemak tak jenuh pada daging ayam broiler. Total 100 ekor DOC (Day Old Chick) dipelihara hingga umur 4 minggu. Perlakuan dimulai setelah ayam berumur 2 minggu, dengan 4 perlakuan yaitu P0 (0%) (kontrol), P1 (1%), P2 (2%), dan P3 (3%), 5 ulangan, dan setiap ulangan 3 ekor dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan diuji lanjut DMRT. Hasil Penelitian menunjukkan Kadar lemak total daging paha ayam broiler daging paha (%) dari perlakuan P0 ke P3 mengalami peningkatan, namun tidak menunjukkan perbedaan nyata. Kadar SFA perlakuan P1 dan P2 mengalami kenaikan dan berbeda nyata dibanding perlakuan kontrol (P0), namun mengalami penurunan pada perlakuan P3. Demikian juga pada MUFA terjadi kenaikan dan berbada nyata pada perlakuan P1 dan P2 terhadap kontrol, namun juga mengalami penurunan pada perlakuan P3. Sementara pada PUFA justru hanya perlakuan P3 yang memiliki perbedaan nyata terhadap kontrol. Perlakuan penambahan daun manihot esculanta sebagai antioksidan alami kedalam pakan ayam broiler berpengaruh nyata terhadap profil asam lemaknya. Perlakuan P3 dengan penambahan tepung daun manihot esculanta sebanyak 3%, dapat mempertahankan jumlah PUFA daging selama ayam mengalami heat stress.
Review: Pontesi Ayam Hutan Merah sebagai Sumber Daya Genetik Ternak Lokal Rafian, Teguh; Lase, Jonathan Anugrah; Bilyaro, Woki
Jurnal Peternakan Borneo Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Peternakan Borneo
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jpb.v2i2.22

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik, pola tingkah laku, dan kondisi pemburuan ayam hutan merah di habitatnya sebagai informasi dasar dalam mengambil keputusan dalam proses pelestarian ayam hutan merah secara eks-situ maupun in-situ. Ayam hutan merah warna bulu berwarna, corak bulu polos, pola bulu liar, kerlip bulu emas, warna shank hitam, tipe jengger tunggal, warna cuping putih, dan warna mata jingga. Ayam hutan merah secara umumnya memakan serangga, cacing, dan buah. Sarang telur ayam hutan berada di tanah dan terbuat dari ranting pohon, daun kering, pohon hidup, dan rumput. Ayam hutan merah diburu dengan menggunakan peralatan berupa ayam pikat, jaring, racik, dan kombinasi kedua alat tersebut. Dapat disimpulkan bahwa program pemuliaan yang dapat diterapkan pada ayam hutan merah adalah program pemurnian (inbreeding) dan persilangan (cross-breeding).
REVIEW: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK TERHADAP PERFORMA AYAM Rafian, Teguh; Fajri, Fadhli; Bilyaro, Woki; Lase, Jonathan A; Adam, M. Fahri
Jurnal Peternakan Borneo Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Peternakan Borneo
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jpb.v3i1.31

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat penggunaan probiotik dalam pakan unggas baik dalam bentuk tambahan pakan atau ditambahkan dalam air konsumsi ayam. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang dapat dikonsumsi ternak untuk meningkatkan kesehatan, mengoptimalkan produktivitas, dan mengefisien konsumsi pakan dengan cara menyeimbangkan mikro-flora dalam saluran pencernaan, yaitu dengan cara menghasilkan senyawa anti-mikroba yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang ada di saluran pencernaan ternak. Pengaruh pemberian probiotik pada ternak adalah memperbaiki komposisi dan ekosistem dari pencernaan sehingga pengaruh dari penambahan probiotik dalam pakan lebih ditekankan pada proses penyerapan nutrisi ataupun kecernaan, dan bukan pada jumlah konsumsi pakan ternak. Probiotik pada pakan menurunkan nilai konversi pakan ayam, meningkatkan persentase karkas, meningkatkan waktu simpan telur, dan pakan air minum meningkatkan persentase karkas dan menurunkan persentase lemak perut, tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase albumin dan yolk telur. Selain itu, pemberian probiotik kurang efektif diberikan pada ayam sudah tua dan melalui air minum. Sehingga Penggunaan probiotik dapat meningkatkan proses penyerapan nutrisi dan kecernaan, menurunkan nilai konversi pakan, meningkatkan persentase karkas, meningkatkan waktu simpan telur, meningkatkan persentase karkas, menurunkan persentase lemak perut, tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase albumin dan yolk telur ayam.
SUMBER DAYA GENETIK MALEO (Macrocephalon maleo): POPULASI, ANCAMAN KEPUNAHAN, SERTA UPAYA PELESTARIAN: Maleo Genetic Resources (Macrocephalon maleo): Populations, Extinction Threats, and Conservation Efforts Lase, Jonathan Anugrah; Rafian, Teguh; Bilyaro, Woki
Wahana Peternakan Vol. 8 No. 1 (2024): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v8i1.1297

Abstract

Burung maleo (Macrocephalon maleo) adalah endemik Sulawesi yang berasal dari famili Megapodiidae, dan sebagai maskot provinsi Sulawesi Tengah. Maleo saat ini digolongkan dalam satwa langka, sehingga perlu dilindungi agar terhindar dari kepunahan. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.106/Men LHK/Setjen/Kum.1/12/2018 turut memperkuat posisi maleo sebagai satwa yang dilindungi. Maleo memiliki keunikan dari ciri morfologi, habitat tempat tinggal hingga cara perkembangbiakannya. Maleo tersebar di beberapa tipe habitat mulai dari tempat datar yang panas hingga hutan pegunungan yang lebat. Pada habitat alaminya, burung maleo memanfaatkan pohon untuk bertengger, berteduh, dan beristirahat. Burung maleo mempunya keunikan sebagai spesies burrow nester, yakni pembuat sarang dalam liang atau lubang. Pada aspek perkembangbiakannya, maleo melakukan penetasan telur secara alami, dengan menggunakan panas bumi (geothermal) atau panas matahari. Konservasi burung maleo perlu diupayakan untuk menjamin keberlangsungan hewan endemik ini. Terdapat beberapa program konservasi terhadap burung maleo, contohnya Taman Bogani Nani Wartabone, dan Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah yang programnya berfokus pada pelestarian dan membangun perkembangbiakan maleo. Upaya konservasi maleo sebagai satwa langka di Indonesia memiliki tujuan utama yang mencerminkan kepentingan pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem alam Indonesia.   Kata kunci: Konservasi, Maleo, Macrocephalon maleo, Sumber daya genetik, Sulawesi
Sifat Fisik dan Organoleptik Bakso Daging Puyuh dengan Penggunaan Jenis Tepung yang Berbeda. Rahayu, Risma Dewi Nur; Suharyanto; Warnoto; Bilyaro, Woki
Buletin Peternakan Tropis Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.4.2.176-187

Abstract

This study aims to identify the physical and organoleptic characteristics of quail meatballs using various types of flour. The research was conducted in June 2021 with 4 treatments with 3 replications, i.e., meatballs using 20% tapioca flour (PO), 14% tapioca flour + 6% sago flour (P1), 14% tapioca flour + 6% corn flour (P2), 14% tapioca flour + 6% taro flour (P3). The observed variables were pH, moisture content, water binding capacity, emulsion stability, and organoleptic characteristics consisting of color, aroma, taste, texture, chewiness and generally appearance. Physical characteristics data were analyzed by variance (anova) and further test with Duncan's Multiple Range Test (DMRT), organoleptic data were analyzed descriptively. The results showed that the use of various types of flour in quail meatballs had a significant (P<0.05) effect on the pH, moisture content and emulsion stability value, but no significant (P>0.05) effect on the water binding capacity value. Hedonic quality organoleptic characteristics show the use of various types of flour in quail meatballs has an effect on aroma and chewiness, with no effect on color, taste, texture. The hedonic test shows that the use of different types of flour in quail meatballs has an effect on color and general appearance, but not on aroma, taste, texture, chewiness. The conclusion was the use of various types of flour in quail meatballs had an effect on pH value, moisture content, and emulsion stability, with no effect on water binding capacity. The use of 14% tapioca flour and 6% corn flour produced quail meatballs with the highest emulsion stability value and was highly favored by panelists.   Keywords: meatballs, physicochemical, organoleptic, quail, flour.   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas fisik dan organoleptik bakso daging puyuh yang menggunakan jenis tepung yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2021. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu bakso menggunakan tepung tapioka 20% (PO), tepung tapioka 14% + tepung sagu 6% (P1), tepung tapioka 14% + tepung jagung 6% (P2), tepung tapioka 14% + tepung talas 6% (P3). Variabel yang diamati yaitu pH, kadar air, daya mengikat air, stabilitas emulsi, dan sifat organoleptik berupa warna, aroma, rasa, tekstur, kekenyalan dan penampilan umum. Data sifat fisik dianalisis ragam (anova) dan uji lanjut dengan Duncan's Multiple Range Test (DMRT), data organoleptik dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan jenis tepung yang berbeda pada bakso daging puyuh berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai pH, kadar air dan nilai stabilitas emulsi, tetapi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai daya mengikat air. Sifat organoleptik mutu hedonik menunjukkan penggunaan jenis tepung yang berbeda pada bakso daging puyuh berpengaruh terhadap aroma dan kekenyalan, tetapi tidak pada warna, rasa, tekstur. Uji hedonik menunjukkan penggunaan jenis tepung yang berbeda pada bakso daging puyuh berpengaruh terhadap warna dan penampilan umum, tetapi tidak pada aroma, rasa, tekstur, kekenyalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan jenis tepung yang berbeda pada bakso daging puyuh berpengaruh terhadap nilai pH, kadar air, dan stabilitas emulsi, tetapi tidak pada daya mengikat air. Penggunaan tepung tapioka 14% dan tepung jagung 6% menghasilkan bakso daging puyuh dengan nilai stabilitas emulsi paling tinggi dan sangat disukai panelis.   Kata kunci: bakso, fisikokimia, organoleptik, puyuh, tepung
Analisis Location Quotient (LQ) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Usaha Peternakan Sapi Potong di Provinsi Bengkulu Azis, Arif Rahman; Hamka, Muhammad Subhan; Bilyaro, Woki; Dani, Muhammad
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.1.46-54

Abstract

The cattle industry has a strategic role in supporting food security and national economic growth. Bengkulu Province with sufficient area, a tropical climate suitable for feed growth, and adequate human resources is the main capital to support the beef cattle development sector. Location Quotient (LQ) and Growth Ratio Model (MRP) analysis approaches were used to evaluate the condition and development potential of this sector. Secondary data from 2018-2022 were analyzed using these methods. The results of the LQ analysis revealed significant variations in the specificity of the beef cattle sector across districts. Meanwhile, the MRP analysis showed that although the overall growth of the beef cattle population was not very prominent, some districts showed higher growth compared to the province as a whole. In conclusion, a targeted and contextualized development strategy is required to increase the beef cattle population in Bengkulu Province. Further research is needed to understand the factors underlying variations in beef cattle development potential and performance across districts and to develop innovative and environmentally friendly livestock technologies. With the right strategy, Bengkulu Province can increase its beef cattle population, improve the welfare of local farmers, and boost regional economic growth.   Key words: Beef Cattle, Bengkulu Province, Location Quotient, Growth Ratio Model   ABSTRAK Industri peternakan sapi potong memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Provinsi Bengkulu dengan luas wilayah yang cukup, iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan pakan, dan sumber daya manusia yang memadai menjadi modal utama untuk mendukung sektor pengembangan sapi potong. Pendekatan analisis Location Quotient (LQ) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan potensi pengembangan sektor ini. Data sekunder dari 2018-2022 dianalisis menggunakan metode ini. Hasil analisis LQ mengungkapkan variasi signifikan dalam kekhususan sektor sapi potong di berbagai kabupaten. Sementara itu, analisis MRP menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan populasi sapi potong secara keseluruhan tidak terlalu menonjol, beberapa kabupaten menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi secara keseluruhan. Kesimpulannya, strategi pengembangan yang terarah dan kontekstual diperlukan untuk meningkatkan populasi sapi potong di Provinsi Bengkulu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mendasari variasi potensi dan kinerja pengembangan sapi potong di berbagai kabupaten, serta untuk mengembangkan teknologi peternakan yang inovatif dan ramah lingkungan. Dengan strategi yang tepat, Provinsi Bengkulu dapat meningkatkan populasi sapi potongnya, meningkatkan kesejahteraan peternak lokal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.   Kata kunci: Sapi Potong, Provinsi Bengkulu, Location Quotient, Model Ratio Pertumbuhan.  
Pengaruh Penambahan Level Jus Tape Singkong Terhadap Kualitas Fisik Dan Kadar pH Silase Daun Tebu (Saccharum Officinarum L.) Putri, RR Ningrum Della Septian Klessy; Lestari, Dian; Putra, Boby Arya; Bilyaro, Woki; Falah, Reo Radius
AgriMalS Vol 4 No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47637/agrimals.v4i1.1191

Abstract

This research aims to determine the potential of sugarcane leaf waste as animal feed and the addition of certain substances as starter bacteria, namely cassava tape juice which contains high levels of carbohydrates so that it can meet the nutritional needs of BAL during the fermentation period. The use of tape juice on the physical quality (aroma, color, texture) and pH levels of sugarcane leaf silage. This research is an experimental study using a completely randomized design (CRD) method consisting of 4 treatments and 5 replications. The treatments that will be applied are P0 (sugarcane leaves + 0% cassava tape juice), P1 (sugarcane leaves + 3% cassava tape juice), P2 (sugarcane leaves + 6% cassava tape juice), P3 (sugarcane leaves + cassava tape juice 9%), data analysis using Anova (Analysis of Variance) and if the data results are real, they are further tested with DMRT (Duncan Multiple Range Test). The research results showed that the addition of cassava tape juice did not improve the physical quality (aroma, color, texture) of silage and pH levels.