Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

EDUKASI TENTANG PANGAN FUNGSIONAL BERBASIS PANGAN LOKAL: PORANG DAN JAGUNG Nurlela Nurlela; Mia Azizah; Anak Agung Eka Suwarnata
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.2.241-248.2021

Abstract

Indonesia kaya akan sumber bahan pangan dengan kandungan komponen bioaktif yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi olahan pangan fungsional yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Bahan pangan lokal tersebut adalah porang (Amorphophallus muelleri Blume) yang mengandung serat pangan tinggi dan jagung yang mengandung β-karoten dan bebas gluten. Dalam upaya memanfaatkan porang dan jagung, serta kondisi pandemi COVID-19 yang menuntut masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan, mendorong kami untuk mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat ini. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menyebabkan kegiatan pengabdian masyarakat diadakan secara virtual yang dikemas dalam bentuk webinar menggunakan aplikasi zoom dan youtube. Metode pelaksanaan yang dilakukan meliputi: edukasi berupa pemaparan materi dan pemutaran video praktek pembuatan mi berbahan baku tepung porang dan jagung, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi. Kegiatan berjalan lancar dan antusiasme yang luar biasa dari peserta yang berasal dari berbagai kalangan. Implikasi dari kegiatan ini adalah peserta memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai budidaya porang, teknologi pengolahan jagung dan porang menjadi bahan pangan fungsional. Kata kunci: serat pangan, gluten, beta karoten, pangan fungsional, covid-19 ABSTRACT Indonesia is rich in food sources containing bioactive components that have the potential to be developed into functional food, which provide health benefits. That local food sources are porang (Amorphophallus muelleri Blume) which contains high dietary fiber and corn which contains β-carotene and is gluten free. To take the advantages of porang and corn, also the COVID-19 pandemic condition which requires the public to pay more attention to health, it encourages us to conduct this community service activity. The Policy of Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) causes community service activities to be carried out virtually such as webinar using zoom and youtube applications. The implementation methods include: presentation and video playback of the practice of making noodles made from porang flour and corn, followed by a discussion session. The activity was successful and there was great enthusiasm from participants from various background. The implication of this activity is the participants gain knowledge and insight about porang cultivation, corn and porang processing technology into functional food ingredients. Keywords: dietary fiber, gluten, beta carotene, functional food, covid-19
KAJIAN EKONOMI USAHATANI HORTIKULTURA PADA KELOMPOK WANITA TANI PERKOTAAN DI BOGOR Anak Agung Eka Suwarnata; Nia Sonani; Agista Rosiana
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i1.4666

Abstract

The role of farmer groups in urban areas is very much needed in the development of horticultural commodities because it is estimated that the demand for horticultural commodities will increase as the population increases. This is certainly a good business opportunity for urban farmers, especially urban female farmer groups (KWT). The purpose of this research is to examine economically horticultural farming in urban KWT in Bogor in terms of income aspects and the efficiency of using farm costs. The research location was at 52 KWT Bogor City from June-November 2020. Collecting data using questionnaires, survey techniques, interview observation, and documentation study. The study used farm income analysis, while the efficiency analysis was measured by the R/C ratio. The results of the economic study showed that the average cash income of horticultural farming at KWT in Bogor per year per area of 487 m2 was IDR 3,514,080.75 or equivalent to IDR 7,203,865.55 / year / 10 are, while the average total income worth IDR 1,190,686.16 per 487 m2 or equivalent to IDR 2,440,906.62 / year / 10 are. The R / C value of the ratio of cash costs is 4.24, and the R / C ratio of total costs, the value is 1.37, which means that horticultural farming in KWT in Bogor is efficient to run because the targeted input compared to the actual input is greater or equal to one. 
KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI SEBELUM DAN SETELAH BENCANA DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Anak Agung Eka Suwarnata; Sari Anggarawati
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 1, No 2 (2018): MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v1i2.462

Abstract

Gempa bumi dan tsunami pada tanggal 25 Oktober 2010 di Kabupaten Kepulauan Mentawai, mengakibatkan korban jiwa, kerugian materi, terganggunya kehidupan masyarakat, rusaknya tatanan lingkungan sosial maupun fisik. Bencana ini juga mengakibatkan kerugian pada sub-sektor perkebunan dan perikanan yang merupakan sumber perekonomian masyarakat di Kepulauan Mentawai. Pemerintah melaksanakan program rehabilitasi dan rekonstruksi untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi di daerah terdampak bencana. Terkait dengan situasi tersebut, peneliti ingin mengukur perbedaan kondisi sosial ekonomi pada petani sebelum bencana dan setelah ada kegiatan rehabilitasi serta rekonstruksi saat dilakukan penelitian. Pengumpulan data dengan cara survei, wawancara, pengamatan, serta dari dokumen-dokumen yang tersedia. Metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif serta menggunakan alat analisis statistik SPSS 21 untuk analisis uji beda. Hasil penelitian diperoleh kondisi sosial ekonomi petani yang dinilai dengan persentase yaitu nilai kepemilikan asset rumah, luas tanah, luas lahan sawah, luas lahan kebun, kepemilikan ternak dan luas kandang, kepemilikan alat transportasi, kepemilikan usaha sampingan, pendapatan keluarga, pendidikan, kesehatan dan sosial budaya rata-rata mengalami perubahan secara signifikan setelah program rehabilitasi dan rekonstruksi. Hal ini dibuktikan dengan analisis Uji Beda menggunakan SPSS 21, dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Disarankan adanya pembinaan sosial ekonomi yang berkelanjutan khususnya tentang pertanian untuk memulihkan kembali kondisi sosial ekonomi pada petani yang terdampak bencana. Kata Kunci : Sosial, Ekonomi, Petani, Bencana
Pendapatan Petani dan Efisiensi Pemasaran Kopi Robusta (Coffea sp) di Kecamatan Rumpin, Bogor Asep Stevi Maulana; Anak Agung Eka Suwarnata; Linar Humaira
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 2, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/agrisintech.v2i2.354

Abstract

ABSTRAK   Kabupaten/Kota Bogor yang masuk dalam wilayah Jawa Barat, memiliki luas lahan kopi rakyat terluas kedua di Jawa Barat yaitu 6.418,00 hektare dan Kecamatan Rumpin sebagai salah satu bagian dari wilayah tersebut yang menghasilkan kopi. Peningkatan produksi kopi akan terwujud bila diikuti dengan pembenahan tingkat pendapatan petani. Hal tersebut harus dikondisikan dengan merangsang petani untuk menambah produktivitas yaitu menambah harga yang diterima oleh petani. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pemasaran pada bagian efisiensi pemasaran. Petani kopi di Kecamatan Rumpin belum sepenuhnya mengetahui pendapatan serta efisiensi pemasaran kopi, sehingga dirasakan penting untuk melakukan penelitian tentang pendapatan petani kopi dan efisiensi pemasaran kopi robusta mulai dari petani sebagai produsen hingga konsumen atau organisasi akhir dalam pemasaran kopi robusta. Hasil penelitian diperoleh pendapatan petani kopi berada di atas Upah Minimum Provinsi Jawa Barat yaitu Rp1.810.351,36. Terdapat dua saluran pemasaran di daerah penelitian yakni saluran dari petani ke pedagang pengepul besar lalu ke pedagang eksportir. Saluran pertama berlangsung untuk jenis biji kering (green bean) curah/asalan. Saluran pemasaran kedua yaitu dari petani ke kelompok tani, kemudian dijual ke coffee shop. Saluran pemasaran kedua berlaku untuk jenis kopi biji kering sortir. Kedua saluran pemasaran tersebut sudah efisien karena memiliki nilai efisiensi pemasaran <50%.   ABSTRACT  Bogor Regency/City, which is included in the West Java region, has the second largest community coffee area in West Java which is 6,418.00 hectares and Rumpin District as one part of the area that produces coffee. The increase in coffee production will be realized if it is followed by improving the level of farmers' income. This must be conditioned by stimulating farmers to increase productivity, namely increasing the price received by farmers. This effort can be done by improving the marketing system in the marketing efficiency section. Coffee farmers in Rumpin District do not yet fully understand the income and efficiency of coffee marketing, so it is important to conduct research on the income of coffee farmers and the marketing efficiency of robusta coffee, starting from farmers as producers to consumers or the final organization in marketing robusta coffee. The results showed that the income of coffee farmers was above the West Java Province Minimum Wage, which was Rp. 1,810,351.36. There are two marketing channels in the research area, namely the channel from farmers to wholesalers and then to exporters. The first channel is for the type of dry beans (green beans) in bulk. The second marketing channel is from farmers to farmer groups, then sold to coffee shops. The second marketing channel applies to the type of dry-sorted coffee beans. Both marketing channels are efficient because they have a marketing efficiency value of <50%.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH PUCUK HARUM (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS NUSA BANGSA) Anna Clara Tekege; Sari Anggarawati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1, No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.298 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i2.288

Abstract

Meningkatnya konsumsi minuman ringan terutama di industri teh siap minum yang terjadi di pasar Indonesia membuktikan bahwa pasar teh siap minum memiliki prospek yang cerah. PT Mayora sebagai produsen dengan merek Teh Pucuk Harum melihat peluang tersebut, dan memproduksi teh siap minum dalam kemasan. Salah satu target konsumen Teh Pucuk Harum adalah mahasiswa di lingkungan kampus. Sebagai upaya meningkatkan penjualan, tentu perlu memahami perilaku konsumen sehingga perusahaan mengetahui dan memenuhi kebutuhan konsumen. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengetahui proses pengambilan keputusan membeli, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian Teh Pucuk Harum. Penelitian ini dilakukan di Universitas Nusa Bangsa. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Kemudian dianalisis menggunakan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, uang bulanan, pendapatan, pengeluaran per bulan, sumber dana, asal daerah dan tempat tinggal. Pada proses keputusan pembelian, atribut produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen. Konsumen melakukan pembelian berdasarkan inisiatif sendiri dan harga. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian berdasarkan hasil analisis faktor adalah faktor produk dan faktor promosi.
AGRIBISNIS JAMBU METE DI WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Sari Anggarawati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.294 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i1.274

Abstract

Jambu mete merupakan tanaman pilihan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang beriklim kering. Di sisi lain, permintaan pasar dunia cukup tinggi dan harga cenderung naik.  Sampel penelitian ini adalah 30 petani dan 10 lembaga pemasaran.  Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan diskusi terfokus dalam kelompok, kemudian dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif (Kelayakan Usahatani: NPV, IRR, Sensitivity dan Margin Pemasaran) serta Analisis SWOT (IFAS, EFAS dan Matrik SWOT).  Hasil analisis diperoleh agribisnis jambu mete di Kabupaten TTU terdiri dari subsitem agroinput, subsistem agroproduksi, subsistem agroindustri dan subsistem agroniaga serta lembaga penunjang (infrastruktur, kelompok tani; penyuluh; dan KUD).  Kelayakan usahatani memiliki nilai Net B/C 1,925; NPV Rp32.659.705,-; dan IRR 37,05. Terdapat 3 saluran tataniaga, dengan lembaga tataniaga terdiri dari pengumpul desa, pedagang besar kupang/atambua, besar/grosir dan pedagang pengecer. Hasil analisis IFAS dan EFAS dengan menggunakan metode SWOT, diperoleh alternatif strategi S – O dalam pengembangan jambu mete, yaitu meningkatkan produksi dengan dukungan kebijakan pemerintah dalam bantuan bibit unggul; integrase tanaman jambu mete – ternak sapi sebagai upaya perbaikan kesuburan tanah; menguatkan bargaining position melalui kelompok tani; dan penganekaragaman produk olahan kacang mete.
Pemasaran Produk Sayur Kelompok Wanita Tani Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor di Era Pandemi Covid-19 Sari Anggarawati; Renaldi Prayoga; Dyah Budibruri Wibaningwati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 2, No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.539 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v2i1.314

Abstract

AbstrakKesadaran masyarakat terkait kesehatan khususnya di perkotaan semakin meningkat. Hal tersebut mendorong masyarakat atau konsumen untuk mengkonsumsi sayuran sebagai bagian dari hidup sehat. Kondisi ini tentu menjadi peluang pasar hortikultura, sehingga mendorong para Kelompok Wanita Tani (KWT) perkotaan di Kecamatan Tanah Sareal melakukan pemasaran khususnya produk sayuran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik mendeskripsikan secara kualitatif kegiatan pemasaran produk sayuran KWT di Kecamatan Tanah Sareal. Peneliti melakukan pengamatan, survei, wawancara, maupun studi pustaka. Metode pendekatan analisis data yang dipakai adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Hasilnya, terdapat empat KWT di Kecamatan Tanah Sareal yang melakukan kegiatan pemasaran komoditas hortikultura. Keempat KWT tersebut adalah KWT Puspasari, KWT Srikandi, KWT Kentagor Mandiri, dan KWT Griya Amanah. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh keempat KWT yaitu; pertama, mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan pasar. Kedua, menganalisis segmen pasar hortikultura dan memilih target pasar. Ketiga, sudah merencanakan dan menerapkan bauran pemasaran yang memberikan nilai bagi pelanggan dan sesuai dengan tujuan dari organisasi. Keempat, KWT sudah menganalisis kinerja kelompok wanita tani. Upaya mengembangkan kegiatan pemasaran KWT di Kecamatan Tanah Sareal adalah memperhatikan sumber daya manusia dalam menangani sub unit pemasaran, mengembangkan keterampilan administrasi pemasaran, memperluas segmen pasar dan memperhatikan kondisi pasar.AbstractPublic awareness related to health, especially in urban areas, is increasing. This encourages people or consumers to consume vegetables as part of a healthy life. This condition is certainly an opportunity for the horticultural market, thus encouraging urban Women Farmers Groups (KWT) in Tanah Sareal District to do marketing, especially vegetable products. Based on this, researchers are interested in qualitatively describing the marketing activities of KWT vegetable products in Tanah Sareal District. Researchers conducted observations, surveys, interviews, and literature studies. The data analysis approach used is a qualitative descriptive approach. As a result, there are four KWTs in Tanah Sareal District that carry out marketing activities for horticultural commodities. The four KWTs are KWT Puspasari, KWT Srikandi, KWT Kentagor Mandiri, and KWT Griya Amanah. The marketing activities carried out by the four KWTs are; first, identify and evaluate market opportunities. Second, analyze the horticultural market segment and select the target market. Third, have planned and implemented a marketing mix that provides value to customers and is in line with the goals of the organization. Fourth, KWT has analyzed the performance of women farmer groups. Efforts to develop KWT marketing activities in Tanah Sareal District are paying attention to human resources in handling marketing sub-units, developing marketing administration skills, expanding market segments and paying attention to market conditions. 
Nilai Strategis Komoditas Unggulan Kawasan Perdesaan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat Sari Anggarawati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1, No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.523 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i2.287

Abstract

Sektor pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan masih merupakan ujung tombak pembangunan perdesaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.  Dalam rencanaan pembangunan kawasan perdesaan (RPKP) diperlukan identifikasi dan analisis potensi komoditas unggulan daerah perdesaan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan Kabupaten Pesisir Selatan, melakukan penilaian kontribusi produksi hasil komoditas unggulan dibandingkan komoditas lainnya, melakukan analisis peluang penyerapan tenaga kerja pada komoditas unggulan dan melakukan analisis studi kelayakan dalam peningkatan pendapatan dan pengurangan kemiskinan.  Metode penilaian yang digunakan adalah membandingkan dua kondisi, yaitu saat sebelum ada RPKP dan setelah ada kegiatan RPKP.  Sebelum ada kegiatan RPKP, pertumbuhan ekonomi kawasan mengikuti kondisi alamiah yang telah ada tanpa ada campur tangan.  Sedangkan kondisi setelah RPKP adalah kondisi ekonomi kawasan setelah ada upaya bantuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Nilai produksi komoditas menunjukkan bahwa ternak sapi, tanaman pangan padi, tanaman hortikultura cabai dan perkebunan kelapa sawit adalah komoditas yang memiliki nilai kontribusi ekonomi tertinggi di masing-masing kelompok komoditas. Tanaman pangan memberikan kontribusi tertinggi senilai Rp2.608.210.710.000,00 tahun 2022, juga dalam serapan tenaga khususnya pertanian tanaman pangan.  Hasil perhitungan kelayakan investasi pengemukan sapi membutuhkan biaya operasional dalam satu tahun adalah sebesar Rp110.272.000,00, nilai NPV sebesar Rp67.212.930,00, R/C rasio sebesar 2,56, dan Net B/C menunjukkan angka sebesar 1,56 selama umur usaha 5 tahun.
STRATEGI PEMASARAN IKAN MAS DI DESA SITU DAUN, KECAMATAN TENJOLAYA, KABUPATEN BOGOR Afan Tri Kurniawan; Sari Anggarawati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 3, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/agrisintech.v3i1.443

Abstract

ABSTRACTRana Berkah Jaya is a company that produces fresh carp in Tenjolaya, Bogor Regency. Carp has a promising market opportunity both as a Sundanese food and for fishing ponds. These opportunities lead to increasingly fierce business competition. For this reason, it is necessary to study internal and external factors and develop a marketing strategy using IFAS, EFAS and SWOT analysis. Internal strengths factor are products with guaranteed quality; competitive prices; payment method; services; various sizes of fish. Weakness factors are: the number of products is limited; promotional technology; pond quality; water sources. External factors that are opportunities are: potential market; regular customer; many fishing ponds; lack of jumbo cultivators. while the threat factors are: similar fishery business; fish feed costs; pests and diseases; climate disturbance. Furthermore, a SWOT analysis show several alternative marketing strategies were obtained consisting of the SO strategy: maintaining various sizes for fishing pool needs; keep cheap price in order to be competitive; service optimizing to consumers. ST strategy is to improve product quality; improve product quality with better maintenance techniques. The WO strategy is to utilize social media technology for promotion; Forming business partners to maintain product continuity. The WT strategy is to utilize cultivation technology to minimize climate disturbances and looking for alternative water sources to avoid pests and diseases. ABSTRAKRana Berkah Jaya merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi ikan mas segar di Tenjolaya Kabupaten Bogor. Ikan mas memiliki potensi pasar cukup menjanjikan baik sebagai makanan khas Sunda maupun untuk kolam pemancingan. Peluang tersebut menimbulkan persaingan usaha yang ketat. Untuk itu perlu dilakukan kajian faktor internal dan eksternal serta menyusun startegi pemasarannya menggunakan analisis IFAS, EFAS dan SWOT. Faktor internal yang merupakan kekuatan adalah kualitas produk; harga produk; cara pembayaran; jasa pelayanan; ukuran ikan. Sedangkan faktor kelemahannya adalah: jumlah produk terbatas; teknologi promosi; kondisi kolam; sumber air. Faktor eksternal yang merupakan peluang adalah: potensi pasar; pelanggan tetap; jumlah kolam pemancingan; minimnya pembudidaya jumbo. Faktor ancamannya adalah: usaha sejenis; biaya pakan; hama dan penyakit; gangguan iklim. Analisis SWOT menunjukkan beberapa pilihan strategi pemasaran di antaranya strategi SO yaitu mempertahankan ukuran ikan yang bervariasi agar bisa masuk ke tempat pemancingan; memepertahankan harga murah agar berdaya saing; meningkatkan pelayanan kepada konsumen agar kembali berbelanja. Strategi ST yaitu meningkatkan kualitas produk; menjaga kualiatas produk dengan memperhatikan teknik pemeliharaan. Strategi WO yaitu memanfaatkan teknologi media sosial untuk promosi; membentuk mitra usaha untuk menjaga kontinuitas produk. Strategi WT yaitu memanfaatkan teknologi budidaya untuk meminimalisir gangguan iklim; mencari alternatif sumber air untuk menghindari hama dan penyakit. 
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM MEMAJUKAN KELOMPOK TANI DI DESA CIPELANG, KABUPATEN BOGOR Gigi Ergina; Faizal Maad; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 3, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/agrisintech.v3i1.404

Abstract

ABSTRACTStrengthening and developing farmer groups is a necessity in agricultural development which aims to increase agricultural productivity, fulfill national food needs, increase farmers' welfare, and realize national security stability. An element that plays an important role in the development of farmer groups is agricultural extension workers, namely as educators, facilitators, motivators, innovators and dynamicators for farmers both individually and in groups. Cipelang Village, Cijeruk District, has several farmer groups with different levels of activity. This study aims to analyze the role of agricultural extension workers in the development of farmer groups and the relationship between the role of agricultural extension workers and the development of farmer groups. The research population was lowland rice farmers, the determination of the number of research samples with the slovin formulation, and the sampling was done by simple random sampling. Primary data was collected through interviews with respondents using a questionnaire, while secondary data was collected from related agency documents and reports. Analysis of the role of agricultural extension workers in the development of farmer groups using descriptive statistical analysis and the relationship between the role of agricultural extension workers and the development of farmer groups was analyzed using Spearman rank correlation analysis. The results of the study indicate that the role of extension workers in the development of farmer groups is very high. The role of agricultural extension agents as facilitators, dynamists, motivators and educators is significantly related to the development of farmer groups, while the role of extension workers as innovators has not shown a significant relationship to the development of farmer groups. ABSTRAKPenguatan dan pengembangan kelompok tani merupakan kebutuhan dalam pembangunan pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas pertanian, pemenuhan kebutuhan pangan nasional, peningkatan kesejahteraan petani, dan secara lebih luas mewujudkan stabilitas ketahanan nasional. Salah satu elemen yang berperanan untuk pengembangan kelompok tani adalah penyuluh pertanian lapang, yaitu sebagai edukator, fasilitator, motivator, inovator dan dinamisator bagi petani baik secara individu maupun kelompok. Desa Cipelang, Kabupaten Bogor memiliki beberapa kelompok tani dengan tingkat keaktifan yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran penyuluh pertanian lapang dalam pengembangan kelompok tani serta hubungan antara peran penyuluh pertanian dengan perkembangan kelompok tani. Populasi penelitian adalah petani padi sawah, penentuan jumlah sampel penelitian dengan formulasi slovin, dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode secara acak sederhana. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara terhadap responden dengan menggunakan kusioner, sedangkan data sekunder dari dokumen dan laporan intansi terkait. Analisis peran penyuluh pertanian lapangan menggunakan statistik deksriptif dan hubungan antara peran penyuluh pertanian lapangan dengan perkembangan kelompok tani dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh terhadap pengembangan kelompok tani tergolong sangat tinggi. Peran penyuluh pertanian lapang sebagai fasilitator, dinamisator, motivator dan edukator berhubungan signifikan dengan pengembangan kelompok tani, sementara itu peran penyuluh sebagai inovator belum menunjukan hubungan yang signifikan terhadap pengembangan kelompok tani.