Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pemberdayaan Wanita Tani dalam Penyediaan Benih untuk Mendukung Urban Farming di Kelurahan Balumbang Jaya, Kota Bogor Asmanur Jannah; Astryani Rosyad; Andi Masnang; Sari Anggarawati; Yunus Arifien; Dyah Budibruri Wibaningwati; Anna Fitriani; Faizal Maad; Agista Rosiana; Refatria Febrian Rhamdiani; Abi Bakri; Muhammad Jono
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v5i2.2437

Abstract

The Department of Agriculture and Food Security of Bogor City encourages its residents to be able to maximize agricultural potential even though the available land is limited in order to improve food security and family welfare. Optimal use of any agricultural land by using superior seeds and appropriate technology through a production process that meets quality assurance standards and is environmentally sound. The availability of seeds is an important factor in the development of urban farming because seeds are one of the main production facilities in plant cultivation activities. Extension activities and seed production training for 15 members of the Dalima and Lestari Women's Farmer Group, Balumbang Jaya Village, West Bogor District, are expected to be able to increase the ability of farmer groups to be able to produce seeds independently both for their own and commercial needs. Extension activities on understanding the quality of seeds and training on good seed production methods, starting from selecting the level of fruit maturity in accordance with the criteria to be used as seeds, pre-processing, cleaning, sorting and drying seeds, as well as packaging and storing seeds are very enthusiastic to be followed by the women's group. farmers in Balumbang Jaya Village. The response of the women farmer groups to this activity was very satisfied and asked that this activity be developed into other commodities.
KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI SEBELUM DAN SETELAH BENCANA DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Anak Agung Eka Suwarnata; Sari Anggarawati
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 1, No 2 (2018): MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v1i2.462

Abstract

Gempa bumi dan tsunami pada tanggal 25 Oktober 2010 di Kabupaten Kepulauan Mentawai, mengakibatkan korban jiwa, kerugian materi, terganggunya kehidupan masyarakat, rusaknya tatanan lingkungan sosial maupun fisik. Bencana ini juga mengakibatkan kerugian pada sub-sektor perkebunan dan perikanan yang merupakan sumber perekonomian masyarakat di Kepulauan Mentawai. Pemerintah melaksanakan program rehabilitasi dan rekonstruksi untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi di daerah terdampak bencana. Terkait dengan situasi tersebut, peneliti ingin mengukur perbedaan kondisi sosial ekonomi pada petani sebelum bencana dan setelah ada kegiatan rehabilitasi serta rekonstruksi saat dilakukan penelitian. Pengumpulan data dengan cara survei, wawancara, pengamatan, serta dari dokumen-dokumen yang tersedia. Metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif serta menggunakan alat analisis statistik SPSS 21 untuk analisis uji beda. Hasil penelitian diperoleh kondisi sosial ekonomi petani yang dinilai dengan persentase yaitu nilai kepemilikan asset rumah, luas tanah, luas lahan sawah, luas lahan kebun, kepemilikan ternak dan luas kandang, kepemilikan alat transportasi, kepemilikan usaha sampingan, pendapatan keluarga, pendidikan, kesehatan dan sosial budaya rata-rata mengalami perubahan secara signifikan setelah program rehabilitasi dan rekonstruksi. Hal ini dibuktikan dengan analisis Uji Beda menggunakan SPSS 21, dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Disarankan adanya pembinaan sosial ekonomi yang berkelanjutan khususnya tentang pertanian untuk memulihkan kembali kondisi sosial ekonomi pada petani yang terdampak bencana. Kata Kunci : Sosial, Ekonomi, Petani, Bencana
Department of Agricultural Economics; University of Dschang, West Region, Cameroon P O Box: 222 FASA Tchumela Tchoupua Cédric University of Dschang, Cameroon Sari Anggarawati; Yunus Arifien; Dyah Budibruri Wibaningwati
Agricultural Science Vol. 4 No. 1 (2020): September
Publisher : Faculty of Agriculture, Merdeka University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The disaster in Karo District due to the eruption of Mount Sinabung on September 15, 2013 has claimed lives, damage to homes, agricultural land and property. This affected the economic and social conditions of affected farmers, so the government intervened to improve these conditions through a rehabilitation and reconstruction program. The purpose of this study is to compare the economic and social conditions of the community before and after the eruption of Mount Sinabung due to rehabilitation and reconstruction activities and examine community participation in recovery activities. The analytical method uses the non-parametric Wilcoxon Signed Rank Test, with two related samples namely the measurement of conditions before the disaster and after the post-disaster rehabilitation-reconstruction are not mutually free. The results show that the land owned by respondents after the disaster was reduced, but land tenure by respondents increased because they rented land elsewhere. The types and number of livestock have decreased such as buffalos and chickens, but cattle have increased due to the aid in purchasing cattle. Money capital has increased because of the provision of financial assistance from the private sector or government. The number of kiosks and sales turnover increased with the change of the area around the disaster into a tourist destination. Likewise, farm family income has increased with the new arable land in Siosar which is planted with vegetables in addition to the results of coffee on the old land that is ready to harvest. Resilience of respondent faces disaster and willingness to rise from disaster in the category of vulnerable and increasing. Work ethic in the high category increases, but in the medium category it actually decreases. The dependency of aid from the government in the high category increases, but in the low category it decreases.
Strategi Pemasaran Produk Sayuran Pada Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Renaldi Prayoga; Dyah Budibruri Wibaningwati; Sari Anggarawati
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 2, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/agrisintech.v2i2.352

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini dilakukan pada 4 KWT, dengan jumlah responden 20 orang yang dipilih secara sengaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor lingkungan internal kelompok wanita tani yang merupakan kekuatan dan kelemahan; dan faktor lingkungan eksternal kelompok wanita tani yang merupakan peluang dan ancaman; alternatif strategi pemasaran hortikultura sayuran yang tepat dan dapat diterapkan oleh KWT. Hasil kajian penerapan strategi pemasaran diketahui menggunakan IFAS dan EFAS diketahui 2 KWT (Kentagor Mandiri dan Griya Amanah) berada di kuadran I dengan alternatif strategi SO: strategi yang dirancang dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut peluang pasar, KWT Puspasari terletak pada kuadran II, dengan alternatif strategi ST: strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki KWT untuk menghadapi ancaman, KWT Srikandi terletak pada kuadran III, dengan alternatif strategi WO: strategi yang dirancang dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalkan kelemahan perusahaan.  ABSTRACT   This research was conducted at 4 KWT, with the number of respondents 20 people who were chosen deliberately. The purpose of this study was to analyze the internal environmental factors of the women farmer groups which are their strengths and weaknesses; external environmental factors for women farmer groups which are opportunities and threats; alternative marketing strategy for vegetable horticulture that is appropriate and can be implemented by KWT. The results of the study on the implementation of marketing strategies are known to use IFAS and EFAS, it is known that 2 KWT (Kentagor Mandiri and Griya Amanah) are in quadrant I with an alternative SO strategy: a strategy made by utilizing all strengths and opportunities to seize the market, KWT Puspasari is located in quadrant II, with alternative ST strategy: a strategy using the strengths of KWT to overcome threats, KWT Srikandi is located in quadrant III, with an alternative WO strategy: a strategy that is implemented by taking advantage of the opportunities KWT has to minimize company weaknesses.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH PUCUK HARUM (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS NUSA BANGSA) Anna Clara Tekege; Sari Anggarawati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1, No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.298 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i2.288

Abstract

Meningkatnya konsumsi minuman ringan terutama di industri teh siap minum yang terjadi di pasar Indonesia membuktikan bahwa pasar teh siap minum memiliki prospek yang cerah. PT Mayora sebagai produsen dengan merek Teh Pucuk Harum melihat peluang tersebut, dan memproduksi teh siap minum dalam kemasan. Salah satu target konsumen Teh Pucuk Harum adalah mahasiswa di lingkungan kampus. Sebagai upaya meningkatkan penjualan, tentu perlu memahami perilaku konsumen sehingga perusahaan mengetahui dan memenuhi kebutuhan konsumen. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengetahui proses pengambilan keputusan membeli, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian Teh Pucuk Harum. Penelitian ini dilakukan di Universitas Nusa Bangsa. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Kemudian dianalisis menggunakan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, uang bulanan, pendapatan, pengeluaran per bulan, sumber dana, asal daerah dan tempat tinggal. Pada proses keputusan pembelian, atribut produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen. Konsumen melakukan pembelian berdasarkan inisiatif sendiri dan harga. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian berdasarkan hasil analisis faktor adalah faktor produk dan faktor promosi.
AGRIBISNIS JAMBU METE DI WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Sari Anggarawati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.294 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i1.274

Abstract

Jambu mete merupakan tanaman pilihan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang beriklim kering. Di sisi lain, permintaan pasar dunia cukup tinggi dan harga cenderung naik.  Sampel penelitian ini adalah 30 petani dan 10 lembaga pemasaran.  Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan diskusi terfokus dalam kelompok, kemudian dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif (Kelayakan Usahatani: NPV, IRR, Sensitivity dan Margin Pemasaran) serta Analisis SWOT (IFAS, EFAS dan Matrik SWOT).  Hasil analisis diperoleh agribisnis jambu mete di Kabupaten TTU terdiri dari subsitem agroinput, subsistem agroproduksi, subsistem agroindustri dan subsistem agroniaga serta lembaga penunjang (infrastruktur, kelompok tani; penyuluh; dan KUD).  Kelayakan usahatani memiliki nilai Net B/C 1,925; NPV Rp32.659.705,-; dan IRR 37,05. Terdapat 3 saluran tataniaga, dengan lembaga tataniaga terdiri dari pengumpul desa, pedagang besar kupang/atambua, besar/grosir dan pedagang pengecer. Hasil analisis IFAS dan EFAS dengan menggunakan metode SWOT, diperoleh alternatif strategi S – O dalam pengembangan jambu mete, yaitu meningkatkan produksi dengan dukungan kebijakan pemerintah dalam bantuan bibit unggul; integrase tanaman jambu mete – ternak sapi sebagai upaya perbaikan kesuburan tanah; menguatkan bargaining position melalui kelompok tani; dan penganekaragaman produk olahan kacang mete.
STRATEGI USAHA TERNAK MANDIRI DI DESA CIMAHPAR, KAMPUNG BELENTUK KECAMATAN BOGOR UTARA Ichsan Fauzi; Dyah Budibruri Wibaningwati; Sari Anggarawati
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.294 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i1.271

Abstract

Usaha peternakan yang banyak diminati adalah peternakan ayam broiler karena memiliki permintaan yang tinggi. Kota Bogor merupakan salah satu daerah sentra produksi daging ayam broiler di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Melakukan analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler dari aspek finansial (2) Mengidentifikasi permasalahan dalam usahatani peternakan ayam broiler menggunakan Analisis SWOT (3) Strategi keberlangsungan usaha. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2019 dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif, dimana analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif menggambarkan sistem usaha dan aspek nonfinansial serta analisis kuantitatif yang digunakan yaitu analisis kelayakan finansial. Berdasarkan hasil analisis Matrik SWOT peternakan ayam potong broiler SGF88 berada di posisi Kuadrant IV, dimana dalam posisi tersebut strategi yang dianjurkan adalah melakukan penyelamatan secepatnya sehingga tidak menimbulkan kerugian yang semakin membesar. Aspek finansial usaha peternakan ayam broiler SGF88 tidak layak untuk dilanjutkan, karena dilihat dari nilai R/C rasio sebesar minus 0,02, Net B/C sebesar 0,98, dan PP sebesar minus 52,24 periode. Hasil analisis switching value menunjukkan usaha peternakan ayam broiler sangat sensitif terhadap penurunan harga pakan sebesar 1% dibandingkan dengan sensitifitas kenaikan harga jual sebesar 18%.
Pemasaran Produk Sayur Kelompok Wanita Tani Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor di Era Pandemi Covid-19 Sari Anggarawati; Renaldi Prayoga; Dyah Budibruri Wibaningwati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 2, No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.539 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v2i1.314

Abstract

AbstrakKesadaran masyarakat terkait kesehatan khususnya di perkotaan semakin meningkat. Hal tersebut mendorong masyarakat atau konsumen untuk mengkonsumsi sayuran sebagai bagian dari hidup sehat. Kondisi ini tentu menjadi peluang pasar hortikultura, sehingga mendorong para Kelompok Wanita Tani (KWT) perkotaan di Kecamatan Tanah Sareal melakukan pemasaran khususnya produk sayuran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik mendeskripsikan secara kualitatif kegiatan pemasaran produk sayuran KWT di Kecamatan Tanah Sareal. Peneliti melakukan pengamatan, survei, wawancara, maupun studi pustaka. Metode pendekatan analisis data yang dipakai adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Hasilnya, terdapat empat KWT di Kecamatan Tanah Sareal yang melakukan kegiatan pemasaran komoditas hortikultura. Keempat KWT tersebut adalah KWT Puspasari, KWT Srikandi, KWT Kentagor Mandiri, dan KWT Griya Amanah. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh keempat KWT yaitu; pertama, mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan pasar. Kedua, menganalisis segmen pasar hortikultura dan memilih target pasar. Ketiga, sudah merencanakan dan menerapkan bauran pemasaran yang memberikan nilai bagi pelanggan dan sesuai dengan tujuan dari organisasi. Keempat, KWT sudah menganalisis kinerja kelompok wanita tani. Upaya mengembangkan kegiatan pemasaran KWT di Kecamatan Tanah Sareal adalah memperhatikan sumber daya manusia dalam menangani sub unit pemasaran, mengembangkan keterampilan administrasi pemasaran, memperluas segmen pasar dan memperhatikan kondisi pasar.AbstractPublic awareness related to health, especially in urban areas, is increasing. This encourages people or consumers to consume vegetables as part of a healthy life. This condition is certainly an opportunity for the horticultural market, thus encouraging urban Women Farmers Groups (KWT) in Tanah Sareal District to do marketing, especially vegetable products. Based on this, researchers are interested in qualitatively describing the marketing activities of KWT vegetable products in Tanah Sareal District. Researchers conducted observations, surveys, interviews, and literature studies. The data analysis approach used is a qualitative descriptive approach. As a result, there are four KWTs in Tanah Sareal District that carry out marketing activities for horticultural commodities. The four KWTs are KWT Puspasari, KWT Srikandi, KWT Kentagor Mandiri, and KWT Griya Amanah. The marketing activities carried out by the four KWTs are; first, identify and evaluate market opportunities. Second, analyze the horticultural market segment and select the target market. Third, have planned and implemented a marketing mix that provides value to customers and is in line with the goals of the organization. Fourth, KWT has analyzed the performance of women farmer groups. Efforts to develop KWT marketing activities in Tanah Sareal District are paying attention to human resources in handling marketing sub-units, developing marketing administration skills, expanding market segments and paying attention to market conditions. 
Nilai Strategis Komoditas Unggulan Kawasan Perdesaan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat Sari Anggarawati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1, No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.523 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i2.287

Abstract

Sektor pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan masih merupakan ujung tombak pembangunan perdesaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.  Dalam rencanaan pembangunan kawasan perdesaan (RPKP) diperlukan identifikasi dan analisis potensi komoditas unggulan daerah perdesaan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan Kabupaten Pesisir Selatan, melakukan penilaian kontribusi produksi hasil komoditas unggulan dibandingkan komoditas lainnya, melakukan analisis peluang penyerapan tenaga kerja pada komoditas unggulan dan melakukan analisis studi kelayakan dalam peningkatan pendapatan dan pengurangan kemiskinan.  Metode penilaian yang digunakan adalah membandingkan dua kondisi, yaitu saat sebelum ada RPKP dan setelah ada kegiatan RPKP.  Sebelum ada kegiatan RPKP, pertumbuhan ekonomi kawasan mengikuti kondisi alamiah yang telah ada tanpa ada campur tangan.  Sedangkan kondisi setelah RPKP adalah kondisi ekonomi kawasan setelah ada upaya bantuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Nilai produksi komoditas menunjukkan bahwa ternak sapi, tanaman pangan padi, tanaman hortikultura cabai dan perkebunan kelapa sawit adalah komoditas yang memiliki nilai kontribusi ekonomi tertinggi di masing-masing kelompok komoditas. Tanaman pangan memberikan kontribusi tertinggi senilai Rp2.608.210.710.000,00 tahun 2022, juga dalam serapan tenaga khususnya pertanian tanaman pangan.  Hasil perhitungan kelayakan investasi pengemukan sapi membutuhkan biaya operasional dalam satu tahun adalah sebesar Rp110.272.000,00, nilai NPV sebesar Rp67.212.930,00, R/C rasio sebesar 2,56, dan Net B/C menunjukkan angka sebesar 1,56 selama umur usaha 5 tahun.
STRATEGI PEMASARAN IKAN MAS DI DESA SITU DAUN, KECAMATAN TENJOLAYA, KABUPATEN BOGOR Afan Tri Kurniawan; Sari Anggarawati; Anak Agung Eka Suwarnata
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 3, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/agrisintech.v3i1.443

Abstract

ABSTRACTRana Berkah Jaya is a company that produces fresh carp in Tenjolaya, Bogor Regency. Carp has a promising market opportunity both as a Sundanese food and for fishing ponds. These opportunities lead to increasingly fierce business competition. For this reason, it is necessary to study internal and external factors and develop a marketing strategy using IFAS, EFAS and SWOT analysis. Internal strengths factor are products with guaranteed quality; competitive prices; payment method; services; various sizes of fish. Weakness factors are: the number of products is limited; promotional technology; pond quality; water sources. External factors that are opportunities are: potential market; regular customer; many fishing ponds; lack of jumbo cultivators. while the threat factors are: similar fishery business; fish feed costs; pests and diseases; climate disturbance. Furthermore, a SWOT analysis show several alternative marketing strategies were obtained consisting of the SO strategy: maintaining various sizes for fishing pool needs; keep cheap price in order to be competitive; service optimizing to consumers. ST strategy is to improve product quality; improve product quality with better maintenance techniques. The WO strategy is to utilize social media technology for promotion; Forming business partners to maintain product continuity. The WT strategy is to utilize cultivation technology to minimize climate disturbances and looking for alternative water sources to avoid pests and diseases. ABSTRAKRana Berkah Jaya merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi ikan mas segar di Tenjolaya Kabupaten Bogor. Ikan mas memiliki potensi pasar cukup menjanjikan baik sebagai makanan khas Sunda maupun untuk kolam pemancingan. Peluang tersebut menimbulkan persaingan usaha yang ketat. Untuk itu perlu dilakukan kajian faktor internal dan eksternal serta menyusun startegi pemasarannya menggunakan analisis IFAS, EFAS dan SWOT. Faktor internal yang merupakan kekuatan adalah kualitas produk; harga produk; cara pembayaran; jasa pelayanan; ukuran ikan. Sedangkan faktor kelemahannya adalah: jumlah produk terbatas; teknologi promosi; kondisi kolam; sumber air. Faktor eksternal yang merupakan peluang adalah: potensi pasar; pelanggan tetap; jumlah kolam pemancingan; minimnya pembudidaya jumbo. Faktor ancamannya adalah: usaha sejenis; biaya pakan; hama dan penyakit; gangguan iklim. Analisis SWOT menunjukkan beberapa pilihan strategi pemasaran di antaranya strategi SO yaitu mempertahankan ukuran ikan yang bervariasi agar bisa masuk ke tempat pemancingan; memepertahankan harga murah agar berdaya saing; meningkatkan pelayanan kepada konsumen agar kembali berbelanja. Strategi ST yaitu meningkatkan kualitas produk; menjaga kualiatas produk dengan memperhatikan teknik pemeliharaan. Strategi WO yaitu memanfaatkan teknologi media sosial untuk promosi; membentuk mitra usaha untuk menjaga kontinuitas produk. Strategi WT yaitu memanfaatkan teknologi budidaya untuk meminimalisir gangguan iklim; mencari alternatif sumber air untuk menghindari hama dan penyakit.