Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Lama Pemberian Asi Dengan Status Gizi Balita Di Kabupaten Donggala Putriana, Armenia Eka; Masfufah, Masfufah; Kariani, Ni Ketut
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.705 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v4i1.725

Abstract

Pola asuh pada bayi meliputi pemberian gizi yang cukup dan seimbang melalui pemberian ASI. Pada bayi pemberian ASI yang tidak benar ditengarai sebagai penyebab tingginya angka kesakitan dan gizi kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lama pemberian ASI dengan status gizi balita di Kabupaten Donggala. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Total responden adalah 88 balita. Analisis data menggunakan metode chi square. Hasil menunjukkan bahwa lama pemberian ASI sebagian besar selama 6 bulan. Terdapat balita memiliki status gizi pendek berdasarkan PB/U sebanyak 31 balita. Dan secara statistik tidak ada hubungan antara lama pemberian ASI dan status gizi balita dengan p value 0.170.
EDUKASI MANFAAT TANAMAN KELOR DAN OLAHAN BERBASIS DAUN KELOR (JUS KELOR) DI MASA PANDEMIK COVID-19 DI KELURAHAN TONDO Kariani, Ni Ketut; Candriasih, Putu; Putriana, Armenia Eka
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 2, No 2 (2021): MEI
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.331 KB) | DOI: 10.52423/anoa.v2i2.19695

Abstract

Provinsi Sulawesi Tengah merupakan daerah yang kaya dengan hasil pertanian dan perikanan. Tanaman kelor merupakan salah satu tanam lokal yang mudah tumbuh sehingga menjadi salah satu makanan has Sulawesi Tengah. Hasil olahan kelor yang dikenal dan sering dikonsumsi masyarakat adalah Uta Kelo  (sayur kelor santan) dan jarang diolah menjadi makan lainnya padahal kelor memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lainya. Pengusul melalui program pengabdian kepada masyarakat memberikan edukasi manfaat tanaman kelor dan olahan berbasis daun kelor (Jus Kelor) di masa pandemik covid-19. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang manfaat daun kelor dan edukasi olahan berbasis daun kelor (Jus Kelor). Metode dalam kegiatan ini adalah Edukasi pada ibu rumah tangga mengenai manfaat tanaman kelor dan Praktek olahan berbasis daun kelor (Jus Kelor). Hasil  dari kegiatan ini meliputi :1) Dengan adanya pengabdian kepada masyarakat, ibu rumah tangga akan lebih kreatif dan produktif mengolah panganan lokal utamanya adalah daun kelor. 2) Daun kelor awalnya hanya diolah sebagai sayur, dengan menjadikan daun kelor menjadi jus kelor maka akan dapat menambah perekonomian keluarga. Perlu bekerja sama dengan pihak-pihak lain guna pengadaan barang elektronik berupa mixer(pengaduk) dan lain sebagainya agar proses pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan lebih baik dan lancar.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN Kariani, Ni Ketut; Japar Sadiaga Palega, Ni Luh Putri Zein
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 13, No 2 (2021): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v13i2.751

Abstract

Latar Belakang: Indonesia masuk dalam tingkat ke-5 negara dengan populasi anak stunting di dunia dimana Kabupaten Sigi masuk dalam 4 Kabupaten dengan lokus utama stunting di Provinsi Sulawesi Tengah. Puskesmas Kinovaro yang berada di Kabupaten Sigi memiliki jumlah anak stunting yang cukup tinggi yaitu 109 anak stunting dan 31% diantaranya adalah anak berusia 24-59 bulan yang berjumlah 34 anak. Faktor risiko yang diperkirakan dapat memprediksi kejadian stunting adalah pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, BBL dan IMD. Tujuan: Untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan. Metode: Jenis Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kinovaro Kabupaten Sigi pada bulan Juli 2021. Populasi yang digunakan untuk penelitian yaitu ibu yang memiliki anak usia 24-59 bulan yang berjumlah 60 orang. Jumlah sampel adalah 30 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Pengolahan data penelitian dibuat dalam bentuk tabel dan diolah secara deskriptif menggunakan perhitungan persentase untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan. Hasil: Persebaran kuesioner tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan didapatkan nilai keseluruhan variabel p-value 0,000 < α 0,05 yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu, BBL, dan pelaksanaan IMD dengan kejadian stunting. Saran: kepada ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemenuhan gizi ibu selama masa kehamilan, manfaat ASI eksklusif dan keuntungan pelaksanaan IMD baik pada masa pra-konsepsi, selama kehamilan maupun selama periode pertumbuhan anak untuk mengatasi risiko kejadian stunting. Kata Kunci: BBL, IMD, Pengetahuan, Stunting
Formulation, Analysis of Nutrient Content and Power Accept Crackers with Addition of Flour Red Spinach Leaves and Nike Fish Flour as Alternative Snack for School-Age Children S., Salmin; Nurdiana, Nurdiana; Kariani, Ni Ketut
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 11 No 2 (2024): Maret 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jitek.v11i2.1378

Abstract

Students need adequate nutrients for their growth and development. Inadequate nutrition can lead to nutritional problems; anaemia is the most common among students. In 2018, the prevalence of anaemia in Central Sulawesi was 0.16%. This study aimed to determine the formulation of crackers, nutritional substances, and acceptability of the additional red spinach flour and Nike fish flour as an alternative snack. The method used for this study was experimental through a Random Design (RAL). The research was conducted from July 2–18, 2023. There were three formulations used with a comparison of red spinach flour and Nike fish flour: F1 (5%:35%), F2 (10%:30%), and F3 (15%:25%). Based on the results of organoleptic tests, it was found that there were significant differences in the colour, aroma, taste, and texture of crackers. The cracker's formula chosen was F3, which contained the following nutrients per 100 grams of water: 5.627%, ash 5.641%, protein 13.193%, fat 15.287%, carbohydrates 60.250%, iron 7.111 mg, and vitamin C 14,766 mg. It was concluded that crackers with the additional red spinach flour and Nike fish flour could achieve the nutritional needs as a contribution of snacks toward students' Recommended Dietary Allowances (RDA) by consuming the crackers in 50 grams of 18 pieces.
Alternatif Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bahan Pangan Lokal pada Balita Stunting di Desa Karunia Kariani, Ni Ketut; Aboka, Helmi; Abadi, Siti Rafika; Lanyumba, Hajjaria I; Kurniawan, Adi; Pasau, Febri Yolanda; Tarakolo, Hernitis Silvana; Ahlan, Mauzatul Hasanah; Natasya, Putri Wilda; Suspia, Suspia; Pratiwi, Vira; Pramono, Wiandi Nur Annisa Ms.
Abdimas Indonesian Journal Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Civiliza Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59525/aij.v4i2.438

Abstract

The percentage of Stunting in Indonesia according to the 2018 Basic Health Study was 30.8%. In that year, the stunting population was higher than other cases of infant nutrition (3.9%), malnutrition (3.8%), thin nutrition (10.2%) and obesity (8%). Then based on the results of the 2021 Indonesian Nutrition Status Survey (SSGI) showed that the prevalence rate of stunting in Indonesia in 2021 reached 24.4%. The prevalence of nutritional status of toddlers in Central Sulawesi Province with Underweight problems was 11.1% of the national target of 14%, stunting was 12.9% of the national target of 18.4%, undernourished toddlers were 5.0% of the RPJMD target of 10% and toddlers with severe malnutrition were 0.8% of the RPJMD target of 1%. To provide mothers with an understanding of stunting through the provision of stunting education using leaflets and the provision of local food MPASI for stunted children. Implementation of community service activities in Karunia Village consisted of education about stunting using leaflets face-to-face and providing MPASI local food ingredients for 2 weeks to stunted children. Pre-test results of weight and height of stunted toddlers in Karunia Village, the highest weight was 13.3 kg, and the lowest weight was 4.5 kg. While for the highest height was 93.9 cm, and the lowest height was 52.1 cm. Post-test weight and height of stunted toddlers in Karunia Village, the highest weight was 13.7 kg, and the lowest weight was 8.9 kg. While for the highest height was 93.9 cm, and the lowest height was 79 cm. In general, the implementation of community service activities was successful because the activities were carried out according to target. The output of the activity has been achieved, namely an increase in mothers' knowledge about the symptoms of stunting as an effort to prevent stunting in mothers who have stunted children.