Kusuma Negara, S.Kep., M.N.S, I Gusti Ngurah Made
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENERIMAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Kusuma Negara, S.Kep., M.N.S, I Gusti Ngurah Made; Rismawan, Made
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v4i2.247

Abstract

Pendahuluan : Orang tua tentu mengharapkan memiliki anak yang sehat dan dapat berkembang dengan baik. Akan tetapi terkadang tidak semua anak dapat lahir dengan kondisi sehat. Kelahiran seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya dapat menjadi beban bagi keluarga itu sendiri sehingga dapat mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anak itu sendiri. Permasalahannya adalah kebanyakan penelitian yang dilakukan terkait factor yang mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus masih terfokus pada salah satu factor dan belum menjelaskan factor dominannya. Metodologi : Metode yang digunakan pada penelitian adalah korelasi analitik. Responden pada penelitian ini adalah orang tua anak berkebutuhan khusus di 3 SLB wilayah Propinsi Bali dengan jumlah sampel sebanyak 76 responden. Variable diukur menggunakan kuesioner. Pengujian hipotesa dilakukan dengan Spearman Rho.Hasil : Hasil analisa hubungan didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan penerimaan orang tua terhadap anak retardasi mental dengan nilai signifikan P= 0,000, nilai r = 0,612 dan arah korelasi kedua variabel bersifat positif (+).Diskusi :  Kurangnya pengetahuan dan informasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada penerimaan anak retardasi mental dimana tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih  mudah mencari informasi dan memahami masalah yang dialami oleh anak dan mencari penyembuhan. Penerimaan orang tua adalah perasaan atau perilaku orang tua yang dapat menerima keberadaan anaknya tanpa syarat seperti rasa sayang, kelekatan, kepedulian, dukungan dan pengasuhan. faktor penyebab keluarga tidak menerima anak mereka disebabkan karena keluarga tidak memiliki informasi, pengetahuan dan kesiapan dalam menerima anak mereka. Hal ini yang menyebabkan saat anak mereka lahir dan mengalami tumbuh kembang yang tidak normal, keluarga menganggap mereka adalah anak yang merepotkan dan aib dalam keluarga. Selain itu sikap tidak menerima kehadiran anak dengan retardasi mental juga dipengaruhi oleh penolakan dari lingkungan sosial yang beranggapan bahwa mereka adalah hambatan dalam masyarakat
GAMBARAN PERILAKU MOBILISASI DINI PASIEN POST OPERATIVE LAPARATOMY DI RSUD BANGLI Suarningsih, Ni Ketut; Kusuma Negara, S.Kep., M.N.S, I Gusti Ngurah Made; Nuryanto, I Kadek
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v5i1.313

Abstract

Latar belakang: Laparatomy adalah tindakan yang melibatkan rongga abdomen yang dapat dilakukan dengan pembedahan terbuka. Setelah dilakukan laparatomy, mobilisasi dini post-operative menjadi hal penting harus dilakukan sebagai upaya pencegahan komplikasi post operative.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran perilaku mobilisasi dini pasien post-operative laparatomy Di RSUD BangliMetode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan sampel sebanyak 63 responden yang diambil dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi perilaku mobilisasi diniHasil: Gambaran perilaku mobilisasi dini pasien post-operative laparatomy menunjukkan bahwa sebagian besar berkategori buruk (57,1%) dan perilaku mobilisasi dini dengan kategori baik sebanyak 42,9%.Kesimpulan: Peneliti menyarankan kepada instansi kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan media informasi yang mudah dipahami dan mensosialisasikan Standar Operational Prosedur (SOP) tentang pentingnya mobilisasi dini pasca operative laparatomy.Kata kunci : Perilaku, Mobilisasi Dini, Pasien Post Operative Laparatomy ABSTRACTBackground: Laparatomy is a procedure involving the abdominal cavity that can be conducted with open surgery. After a laparatomy, early post-operative mobilization is an important thing to do as an effort to prevent post-operative complications.Purpose: The purpose of this study was to determine the early mobilization behavior of post-operative laparatomy patient in Bangli HospitalMethod: This research was a descriptive study with a sample of 63 respondents who were selected using accidental sampling technique. Data collection used early mobilization behavior observation sheetResult: Early mobilization behavior in post-operative laparatomy patients showed that most of them were in the bad category (57.1%) and the early mobilization behavior was in the good category as much as 42.9%.Conclusion: The researcher suggest that health agencies can improve the quality of health services by using easy-to-understand information media and socializing Standard Operating Procedures (SOP) about the importance of early mobilization after operative laparatomy. Keywords: Behavior, Early Mobilization, Post-Operative Laparatomy Patient
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN KONTROL RAWAT JALAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA Suliyanti, Ni Wayan; Alit Adianta, I Ketut; Kusuma Negara, S.Kep., M.N.S, I Gusti Ngurah Made
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v5i1.314

Abstract

Latar Belakang. Pasien skizofrenia yang tidak patuh pada pengobatan akan memiliki risiko kekambuhan lebih tinggi dibandingkan dengan pasien patuh pada pengobatan. Ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan diantaranya lamanya pengobatan dan dukungan keluarga yang buruk keluarga terdekat merawat dan mengantarkan pasien kontrol ulang.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan kunjungan kontrol rawat jalan pada pasien skizofrenia.Metode. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi, dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah convinience sampling. Jumlah sampel pada penelitian sebanyak 51 responden. Alat pengumpulan data adalah kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan kunjungan kontrol.Hasil. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji Spearman Rho didapatkan nilai p=0,000 dan nilai Correlation coefficient sebesar 0,606, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan kunjungan kontrol rawat jalan pada pasien skizofrenia.Kesimpulan. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan kunjungan kontrol rawat jalan pada pasien skizofrenia, dikategorikan kuat dengan arah korelasi positif, yaitu semakin baik dukungan keluarga, maka semakin patuh kunjungan kontrol rawat jalan pasien skizofrenia. Kata Kunci: skizofrenia, Kepatuhan, Dukungan ABSTRACTBackground. Schizophrenic patients who were not compliant with treatment had a higher risk of recurrence than patients who were compliant with treatment. Patient noncompliance with treatment included the length of treatment and poor family support from family for caring and taking the patient back to control. The purpose of this study was to determine the satisfaction level of the correlation between family support and outpatient control visits compliance on patients with schizophrenia at Mental Polyclinic in Sanjiwani Gianyar Hospital.Method. This study employed a correlation analytic study design, with a cross-sectional approach. To conduct this study, 51 respondents were recruited as the sample through the convenience sampling technique. The data were collected using family support and visit control compliance questionnaires.Results. Findings indicated that the results of the analysis using the Spearman Rho test, it was found that the value of p = 0.000 and the correlation coefficient value was 0.606, which means that there was a significant correlation between family support and outpatient control visits compliance on patients with schizophrenia.Conclusion. The correlation between family support and outpatient control visits compliance on patients with schizophrenia is categorized as strong with a positive correlation, therefore the better family support, the more compliant the outpatient control visits on patients with schizophrenia are.Keywords: Schizophrenia, Compliance, Support