Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Perilaku Laki-Laki Usia 15-19 Tahun Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS Di Desa Sibang Kaja Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Dewi, Ni Nyoman Ari Kundari; Astuti Dewi, I.G.A Puja; Rismawan, Made
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.434 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v3i1.137

Abstract

ABSTRAKTujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku laki-laki usia 15-19 tahun dalam pencegahan penularan HIV/AIDS di Desa Sibang Kaja Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu remaja laki-laki usia 15-19 tahun dengan jumlah 147 responden, yang didapatkan melalui teknik simple random sampling. Data dikumpul menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan statistik deskriptif.Hasil: Penelitian ini menunjukkan sebanyak 51% responden memiliki perilaku yang baik dan 49% responden memiliki perilaku yang cukup dalam pencegahan penularan HIV/AIDS.Kesimpulan: Temuan ini mengindikasikan bahwa remaja laki-laki usia 15-19 tahun perlu meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakannya kearah yang lebih baik, sehingga akan terciptanya perilaku yang baik dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Kata Kunci: HIV/AIDS, Perilaku, Remaja ABSTRACTAim: To identify the behavior of adolescent boy in the age 15-19 years old in the prevention of HIV/AIDS transmission at Sibang Kaja village Abiansemal Badung. Method: This study employed cross sectional approach. To conduct this study, 147 respondents were recruited as the sample in this study through simple random sampling technique. The data were collected by using questionnaires and analyzed with descriptive statistics.Finding: The findings indicated that 51% of respondents had good behavior and 49% of respondents had moderate behavior in the prevention of HIV/AIDS transmission.Conclusion: In conclusion, adolescents boy in the ages 15-19 years old need to improve their knowledge, attitudes and actions to be better in order to build good behavior and in accordance with the norms. Keywords: HIV/AIDS, Behavior, Adolescents
Pengaruh Coaching Keperawatan Terhadap Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan Sesuai Prinsip 5 Momen 6 Langkah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung yanti dewi, ketut hendra; Suyasa, I Gede Putu Darma; Rismawan, Made
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.971 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v1i1.43

Abstract

Background: Five Moments for Hand Hygiene is an important moment to wash hands 5 on health care providers to optimize hand hygiene by washing hands. Coaching methods can be used to improve the quality of nursing resources that will ultimately improve the quality of nursing care provided to patients through obedience perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps. The result of the application of the five moment in the inpatient unit District General Hospital Klungkung still below the average of the minimum service standards (SPM) is as much as> 80%. While the percentage of data compliance officer in performing hand hygiene is the nurse as much as 63.3%.Objective: the purpose of this study was to determine the effect of nursing coaching to compliance nurses perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps in the inpatient unit District General Hospital KlungkungMethods: This study uses an experimental approach to design pre One group pre test-posttest design. The sampling technique used is Non-Probability Sampling with consecutive sampling technique. Number samples are 63 respondents, gathering data using questionnaires.Results demonstrate compliance nurses perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps before nursing coaching mostly 31 people (49.2%) in the category enough. Compliance nurses do wash their hands according to the principles 5 6 moments after the steps carried out the majority of nursing coaching 58 people (92.1%) in both categories Statistical test results obtained Wilcoxon signed rank test P = 0.000 <α 0.05 indicates no influence on the nursing coaching compliance nurses perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps in the inpatient unit District General Hospital Klungkung.Conclusion: No effect on adherence nurse nursing coaching perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps in the inpatient unit District General Hospital Klungkung. Keywords: Coaching Nursing, Compliance, Hand Wash
PENGALAMAN ORANGTUA TENTANG MANFAAT BAWANG MERAH PADA ANAK YANG MENGALAMI DEMAM: STUDI FENOMENOLOGI Rismawan, Made; Negara, IGNM Kusuma; Agustini, Ni Komang Tri
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.134 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v3i2.175

Abstract

ABSTRAK.Latar Belakang. Pengalaman orang tua penting diteliti agar manfaat bawang merah khususnya untuk menurunkan demam anak menjadi lebih jelas sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut pada anak yang mengalami demam. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilaksanakan di Puskesmas I Denpasar Selatan. Penelitian ini menggali pengalaman orang tua khususnya tentang cara pemberian bawang merah pada anaknya. Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder dengan menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur dengan teknik in-deepth interview. Hasil pengumpulan data dianalisa menggunakan analisa data kualitatif. Hasil Penelitian. Semua informan pada penelitian ini menyatakan bahwa pemberian bawang merah bermanfaat menurunkan demam yang dirasakan oleh anak mereka. Pembahasan. Pemberian bawang merah pada anak yang mengalami demam dapat dilakukan oleh orang tua. Melalui pemberian bawang merah ini, maka akan mampu menurunkan komplikasi akibat demam. Orang tua juga harus mampu mengidentifikasi derajat demam anak sehingga dapat memutuskan dengan tepat kapan waktunya anak harus dibawa ke pelayanan kesehatan. Simpulan. Pemberian bawang merah mampu menurunkan demam yang dirasakan oleh anakKata kunci : pengalaman orang tua, pemberian bawang merah, anak demam. ABSTRACT. Background. Parents' experience is important to be investigated to identify the benefits of shallot in particular to reduce a child's fever become clearer. So that it can prevent further complications in children who have a fever. Research methods. This research is a qualitative research with a phenomenological approach carried out at the Health Center I of South Denpasar. This research explores the experiences of parents especially about how to give shallot to their children. The type of data in this study are primary and secondary data using semi-structured interview guidelines with in-depth interview techniques. The results of data collection were analyzed using qualitative data analysis. Research result. All informants in this study stated that giving shallot was useful in reducing the fever felt by their children. Discussion. Giving shallot to children who have a fever can be done by parents. By giving shallot, it will be able to reduce complications due to fever. Parents also need to be able to identify the degree of a child's fever so that they can decide exactly when the child should be taken to health services. Conclusions. Giving shallot can reduce the fever felt by children.Keywords: parental experience, giving shallots, fever children.
DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN UMUM (KPU) PADA SISWA PAUD DI KOTA DENPASAR Rismawan, Made; Negara, Kusuma; Kasmini, Kadek Parsi
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.425 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v2i1.100

Abstract

ABSTRAK.Latar Belakang. Masalah pertumbuhan dan perkembangan pada anak khususnya keterlambatan perkembangan umum masih terjadi. Diagnosis awal dan pengenalan tanda-tanda gangguan pertumbuhan dan perkembangan sangatlah penting dilaksanakan. Keterlambatan perkembangan umum (KPU) atau global developmental delay (GDD) adalah bagian dari ketidakmampuan mencapai perkembangan sesuai usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran deteksi dini KPU pada siswa PAUD di Kota Denpasar. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di empat PAUD di Kota Denpasar yaitu TK Kumara Loka, TK Mas Kumara, TK Widya Kumara dan TK Negeri Pembina Denpasar. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa PAUD yang berjumlah 131 siswa yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Summary of Diabetes Self Care Activities. Instrumen penelitian adalah alat timbang berat badan, alat ukur tinggi badan dan instrumen Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Hasil Penelitian. Hasil analisa data menunjukkan bahwa 116 (88%) responden memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan umurnya, 5 (4%) meragukan, dan 10 (8%) responden menyimpang. Frekuensi gambaran keterlambatan perkembangan pada siswa PAUD di Kota Denpasar 15 responden yang mengalami keterlambatan perkembangan, seluruhnya (100%) mengalami keterlambatan. Pembahasan. Masalah keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat akibat pola asuh orangtua, pengasuh ataupun suatu penyakit. Keterlambatan motorik pada anak bisa disebabkan oleh sedikitnya rangsangan yang diterima si kecil baik oleh pengasuh, orangtua ataupun mainanya.Hal ini menunjukkan bahwa keterlambatan ini sangat kompleks dan perlu upaya pencegahan agar dampaknya tidak merugikan anak. Simpulan. Oleh sebab itu, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam setiap tahap perkembangan anak. Kata kunci : keterlambatan perkembangan umum, siswa PAUD ABSTRACT.Background. Problems of growth and development in children, especially delay in general development still occur. Early diagnosis and introduction of signs of growth and developmental disorders. General development delays (KPUs) or the development of global delay (GDD) are part of the inability to reach the age of development. This study aims to determine early detection of PAUD students in Denpasar City. Research methods. The research design used is descriptive quantitative with cross-sectional approach. The research was conducted in four PAUD in Denpasar City namely Kumara Loka TK, TK Mas Kumara, TK Widya Kumara and TK Negeri Pembina Denpasar. The sample in this study were PAUD students who used 131 students selected using random sampling technique. The research instrument used questionnaires Summary of Diabetes Self-Care Activity. Instrument of Pre-Screening Questionnaire (KPSP). Research result. The result of data analysis showed 116 (88%) respondents had growth and development according to their age, 5 (4%) were dubious, and 10 (8%) respondents deviated. The frequency of aging in PAUD students in Denpasar City 15 respondents experiencing developmental delay, training (100%) experienced delays. Discussion. The problem of delayed growth and development of children can be caused by child care, caregiver or a disease. Motor delays in children can be demanded by the victim of stimulation received by the child either by the caregiver, old or playanya.Hal this shows the existence of this delay is very complex and need preventive efforts in order not to harm the child. Conclusion. Therefore, parents have a very important role in every stage of child development. Keywords: general development delay, PAUD students
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Orang Tua tentang Otitis Media Supuratif Kronik di Poliklinik THT RSUD Kabupaten Klungkung suarningsih, komang; Suyasa, I Gede Putu Darma; Rismawan, Made
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.937 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v1i1.31

Abstract

Background: Chronic Suppurative Otitis Media is one of the health problems that can lead to ear hearing loss to be deaf, even life-threatening. Extension of Omsk can influence the understanding or the person's cognitive abilities, curiosity and want to learn about how to prevent complications Omsk. Problems are often encountered in is ignorance of parents on the prevention of complications and recurrence of OMSK Clinic Hospital in KlungkungObjective: the purpose of this study was to determine the effect of health education using the media leaflet to the knowledge of parents about Omsk Methods: This study uses an experimental approach to design pre One group pre test-posttest design. The sampling technique used is Non-Probability Sampling with saturated sampling technique. The population in this study were all parents who drove their children suffering from Omsk. Total sample of 60 respondents, gathering data using questionnaires.Results: parental knowledge about Omsk before being given health education most of which 37 (61.7%) less, parental knowledge about Omsk after being given health education most of which 35 (58.3%) good, Wilcoxon statistical test results signed rank test obtained P = 0.001 <? 0,05 showed no effect of health education using the media leaflet to the knowledge of parents about OMSKConclusion: prior knowledge of health education mostly less, after health education was mostly good analysis showed no effect of health education using leaflets media against parental knowledge about OMSK. Suggestion : Keywords: Health Education, Leaflet, Knowledge, Omsk
PELAKSANAAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SDN DI KOTA DENPASAR Rismawan, Made; Anggaraeni, Rosa Tri; Kasmini, Kadek Parsi
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.046 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v2i1.99

Abstract

ABSTRAK.Latar Belakang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada SDN di Kota Denpasar. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive crosssectional. Penelitian dilakukan di empat SDN di Kota Denpasar yaitu Denpasar Selatan, Denpasar Utara, Denpasar Timur dan Denpasar Barat. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SDN yang berjumlah 262 siswa yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Instrumen penelitian menggunakan Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2269/MenKes/Per/XI/2011 dan Pedoman PHBS Tatanan Sekolah (DepKes RI, 2007). Hasil Penelitian. Sebagian besar komponen PHBS sudah mulai diterapkan di tatanan institusi pendidikan khususnya pada Sekolah Dasar. Namun, konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah pada saat siswa berbelanja di kantin sekolah masih kurang, namun dengan sebagian besar dari siswa mau berbelanja di kantin sekolah dapat dijadikan motivasi untuk membuat siswa lebih banyak mengonsumsi jajanan sehat daripada fast food. Pembahasan. Sekolah memiliki peran penting sebagai pendistribusian informasi ke siswa tentang pelaksanaan PHBS di sekolah atau di lingkungan. Sehingga, target 70% warga Indonesia mampu melaksanakan PHBS dapat tercapai. Simpulan. Pendekatan PHBS melalui tatanan institusi pendidikan meliputi kegiatan PHBS yang bias dilaksanakanpada institusi pendidikan yaitu cuci tangan, konsumsi jajanan sehat, jamban sehat, olahraga, pemberantasan jentik nyamuk, tidak merokok, membuang sampah dan pengukuran pertumbuhan. Kata kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), siswa sekolah dasar ABSTRACT.Backgorund. This study aims to determine the description of the implementation of Clean and Healthy Behavior program at Elemantary School in Denpasar City. Method. The research design used is descriptive crosssectional. The study was conducted in four Elemantary School in Denpasar City namely South Denpasar, North Denpasar, East Denpasar and West Denpasar. The sample in this study were 262 students of Elemantary School selected using random sampling technique. The research instrument used the research instrument using questionnaires developed by the researcher by referring to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 2269 / Menkes / Per / XI / 2011 and Guidelines of PHBS School Order (DepKes RI, 2007). Result. Most of the Behavior Clean and Healthy components have already begun to be implemented in the educational institutions, especially in elementary schools. However, the consumption of healthy foods such as vegetables and fruits when students shop in the school cafeteria is still lacking, but with most of the students want to shop in the school canteen can be a motivation to make students eat more healthy snacks than fast food. Discussion. Schools have an important role as the distribution of information to students about the implementation of Behavior Clean and Healthy in school or in the environment. Thus, the target of 70% of Indonesian citizens able to implement Behavior Clean and Healthy can be achieved. Conclusion. The Behavior Clean and Healthy approach through the educational institution arrangement includes Behavior Clean and Healthy activities that can be implemented in educational institutions such as hand washing, healthy snack consumption, healthy latrines, exercise, eradication of mosquito larvae, no smoking, waste disposal and growth measurement.Keywords: Behavior Clean and Healthy, elementary school, students
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI Rismawan, Made -; Negara, IGNM Kusuma
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.133 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v3i1.144

Abstract

ABSTRACT. Background. One of the causes of the low hand washing behavior in public elementary school students is due to the limited learning media used. The Educational Game Tool (EGT), specifically the snake ladder game, can be used as an alternative learning media about hand washing behavior in public elementary school students. This study aims to determine the effect of using EGT on hand washing behavior of public elementary school students in Denpasar City. Methods. This pre-experimental study used the design of the One Group Pre-Post Test Only and was carried out at SDN 3 Tonja. The sample in this study were 30 first grade students who were selected using a simple random sampling technique. The research instrument uses the Hand Washing Questioner and a snake ladder game developed by researchers. Result. The test results of data analysis using the Wilcoxon Sign Rank test showed that the handwashing behavior of all participants significantly increased after treatment (M = 15.5, p <0.001). Discussion. A pleasant EGT makes it easy for children to understand the positive behavior they want to instill. While carrying out this game, children begin to accept and be ready to carry out proper hand washing behavior in their daily lives. Through the games given, information about proper hand washing behavior is acceptable. Conclusion. EGT has an effect on increasing handwashing behavior in elementary school students.Keywords: educational game tool, hand washing behavior, elementary school students
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENERIMAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Kusuma Negara, S.Kep., M.N.S, I Gusti Ngurah Made; Rismawan, Made
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v4i2.247

Abstract

Pendahuluan : Orang tua tentu mengharapkan memiliki anak yang sehat dan dapat berkembang dengan baik. Akan tetapi terkadang tidak semua anak dapat lahir dengan kondisi sehat. Kelahiran seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya dapat menjadi beban bagi keluarga itu sendiri sehingga dapat mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anak itu sendiri. Permasalahannya adalah kebanyakan penelitian yang dilakukan terkait factor yang mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus masih terfokus pada salah satu factor dan belum menjelaskan factor dominannya. Metodologi : Metode yang digunakan pada penelitian adalah korelasi analitik. Responden pada penelitian ini adalah orang tua anak berkebutuhan khusus di 3 SLB wilayah Propinsi Bali dengan jumlah sampel sebanyak 76 responden. Variable diukur menggunakan kuesioner. Pengujian hipotesa dilakukan dengan Spearman Rho.Hasil : Hasil analisa hubungan didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan penerimaan orang tua terhadap anak retardasi mental dengan nilai signifikan P= 0,000, nilai r = 0,612 dan arah korelasi kedua variabel bersifat positif (+).Diskusi :  Kurangnya pengetahuan dan informasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada penerimaan anak retardasi mental dimana tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih  mudah mencari informasi dan memahami masalah yang dialami oleh anak dan mencari penyembuhan. Penerimaan orang tua adalah perasaan atau perilaku orang tua yang dapat menerima keberadaan anaknya tanpa syarat seperti rasa sayang, kelekatan, kepedulian, dukungan dan pengasuhan. faktor penyebab keluarga tidak menerima anak mereka disebabkan karena keluarga tidak memiliki informasi, pengetahuan dan kesiapan dalam menerima anak mereka. Hal ini yang menyebabkan saat anak mereka lahir dan mengalami tumbuh kembang yang tidak normal, keluarga menganggap mereka adalah anak yang merepotkan dan aib dalam keluarga. Selain itu sikap tidak menerima kehadiran anak dengan retardasi mental juga dipengaruhi oleh penolakan dari lingkungan sosial yang beranggapan bahwa mereka adalah hambatan dalam masyarakat
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG ANAK RSUD BANGLI BALI Purniti, Ni Nengah; Rismawan, S.Kep., M.N.S, Made; Adianta, I Ketut
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v5i1.316

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Perawat anak harus mampu melakukan pendekatan khusus pada pasien. Kondisi ini akan menimbulkan stres kerja yang berdampak pada kinerja perawat anak.Metode: Penelitian korelasi dengan pendekatan crossectional ini dilaksanakan pada Agustus – September 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di Ruang Anak RSUD Bangli dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden yang dipilih secara total sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument berupa kuisioner stres kerja dan kinerja perawat dan dianalisa menggunakan uji Spearman Rank Test.Hasil: Uji statistic menunjukkan p < 0,05 yang berarti ada hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat di ruang anak RSUD Bangli (r=0,50). Stress kerja perawat terbesar pada kategori sedang yaitu 19 responden (57,5%) dan kinerja perawat terbesar pada kategoricukup yaitu 23 responden (69,7%).Kesimpulan: Ada hubungan signifikan positif sedang antara stres kerja dengan kinerja perawat di Ruang Anak RSUD Bangli. Perlu dilaksanakan penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi faktor penyebab stres perawat di ruang anak sehingga dapat menjaga kinerja perawat khususnya di RSUD Bangli Bali.Kata kunci: Stres Kerja, Kinerja Perawat, Perawat Anak, RSUD Bangli ABSTRACTBackground: Pediatric nurses must be able to make a special approach to patients. This condition will lead to work stress that has an impact on the performance of child nurses.Methods: This correlation study with a cross-sectional approach was conducted in August - September 2020. The population in this study were nurses in the children's ward at Bangli Hospital with a total sample of 33 respondents who were selected by total sampling. Collecting data using  a job stress and nurse performance questionnaires and analyzed using the Spearman Rank Test.Results: The statistical test shows p <0.05, which means that there is a relationship between job stress and the performance of nurses in the children's ward at Bangli Hospital (r = -0.50). The biggest work stress of nurses and nurse’s performance were in the medium category, 19 respondents (57.5%) and 23 respondents (69.7%) respectively.Conclusion: There is a medium positive significant relationship between work stress and the performance of nurses in the Children's Room at Bangli Hospital. It is necessary to carry out further research to identify factors that cause stress for nurses in the children's room so that they can maintain the performance of nurses, especially at Bangli Bali Hospital. Keywords: Job Stress, Nurse Performance, Pediatric Nurses, Bangli Hospital
STUDI DESKRIPTIF FAKTOR HAMBATAN REMAJA DALAM MELAKUKAN VAKSINASI HUMAN PAPILLOMVIRUS (HPV) DI SMA NEGERI 1 KEDIRI Purwahyuni, Ni Made; Rismawan, Made; Wulansari, Nadya Treesna
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v4i2.246

Abstract

Latar Belakang : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor penghambat remaja untuk melakukan vaksinasi human papilloma virus (HPV) di SMA Negeri 1 Kediri. Metode : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross–sectional dan dilakukan tanggal 28 Februari – 28 Maret 2019. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X SMA Negeri 1 Kediri dengan jumlah sampel sebanyak 125 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah self-completed questionnaire dan alat pengumpulan data adalah kuesioner. Analisa yang digunakan yaitu analisa univariate dalam frekuensi dan persentase.Hasil : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebanyak 45,6% responden memiliki hambatan biaya kesehatan yang tinggi untuk melakukan vaksinasi HPV, sementara itu fasilitas dan informasi kesehatan menjadi hambatan yang sedang untuk melakukan vaksinasi HPV (66,4% dan 60,8%).Kesimpulan : Responden memiliki hambatan yang tinggi terhadap biaya yang diperlukan untuk melakukan vaksinasi HPV karena harga vaksin yang cukup mahal. Diharapkan pemerintah melalui puskesmas dapat memberikan vaksinasi gratis terhadap remaja putri sebagai upaya pencegahan kanker servik sejak dini Kata kunci: Faktor Penghambat, Remaja, Vaksinasi HVP