Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Gema Kampus IISIP YAPIS Biak

ANALISIS HERMENEUTIK NILAI-NILAI KOMUNIKASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS AL-QUR’AN Nahria, Nahria; Laili, Izzatul; Nuryanti, Tatik
Gema Kampus IISIP YAPIS Biak Vol 18 No 1 (2023): "Gema Kampus" IISIP YAPIS Biak
Publisher : IISIP YAPIS BIak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52049/gemakampus.v18i1.293

Abstract

Pendidikan pada umumnya adalah proses pembelajaran, komunikasi merupakan faktor utama menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain, komunikasi Sebagai sarana atau media tercapainya tujuan pendidikan. Komunikasi yang efektif antara guru (komunikator) dan siswa (komunikator) diperlukan untuk tercapainya interaksi belajar mengajar. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam memerintahkan pendidik untuk berkomunikasi secara efektif dengan peserta didiknya. Penelitian ini untuk menginterpretasikan teks dalam Al-Qur’an dan penafsirannya yang mengandung Konsep Komunikasi Pembelajaran yang mencakup istilah komunikasi, unsur-unsur komunikasi dan nilai-nilai komunikasi efektif dalam pembelajaran. Al-Qur’an memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat sentral dalam pengembangan ilmu pengetahuan termasuk pendidikan Islam. Al-Qur’an dalam perspektif merupakan sebuah teks yang baku dan tetap (fixed text)adanya jarak antara transmisi dan pembacanya. Penelitian ini dilakukan dengan metode Hermeneutika Paul Ricoeur yang menawarkan sudut pandang dan model pembacaan baru yang menempatkan pembaca atau audiens dalam lingkaran makna teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Al-Qur’an terdapat sejumlah istilah yang menunjukkan denotasi komunikasi seperti: al bayan, al qaul, al kalam. Terdapat sejumlah ciri komunikasi yang efektif menurut Al-Qur’an yaitu mengajak kepada Tauhid, metode menarik, mengembangkan kemampuan mental dan fisik, dan suasana demokratis. Ada beberapa pesan akhlaki Al-Qur’an dalam berkomunikasi secara umum termasuk di dalamnya proses pembelajaran berbasis Al-Qur’an, diungkapkan dengan istilah qaulan sadiidan, qaulan ma’ruufan, qaulan maesuuran, qaulan layyinan, dan qaulan kariiman.
Komunikasi Harmoni Masyarakat Multikultural di Lingkungan Youtefa Abepura Kota Jayapura Nahria, Nahria; Laili, Izzatul; Dirgantari, Annisagita Sungga
Gema Kampus IISIP YAPIS Biak Vol 18 No 2 (2023): "Gema Kampus" IISIP YAPIS Biak
Publisher : IISIP YAPIS BIak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52049/gemakampus.v18i2.335

Abstract

Multikultural dalam suatu masyarakat dapat dimaknai dari dua aspek yang berbeda. Multikultural dari aspek positif merupakan kekayaan yang unik dan berharga karena merepresentasikan dinamika hidup yang diwarnai oleh keberagaman suku, agama dan budaya. Namun sebaliknya, kondisi multikultural ini jika tidak dikelola dengan baik maka berpotensi menimbulkan konflik karena masyarakat terbagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan perbedaan identitas kultural masing-masing. Kondisi yang sama tercermin pada masyarakat Youtefa Abepura Kota Jayapura yang masyarakatnya berasal dari berbagai suku di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan praktik dan teknik-teknik komunikasi harmoni yang efektif dan menjunjung tinggi kesetaraan tanpa ada tindakan-tindakan dikriminatif. Namun tentu saja upaya-upaya membangun komunikasi harmoni in tidak terlepas dari berbagai hambatan akibat dari beberapa faktor yang berperan di dalamnya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi harmoni yang dipraktekkan dan mengetahui faktor-faktor yang berperan dan menghambat terbangunnya komunikasi harmoni pada masyarakat Youtefa. Metode penelitiannya adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Data dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi harmoni dipraktekkan dalam dua bentuk yaitu kooperatif dan akomodatif melalui teknik komunikasi informatif dan persuasif merupakan bentuk komunikasi yang paling sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari masyarakat multikultural di Youtefa. Hubungan pribadi seperti kurangnya konsep diri, persepsi negatif, perbedaan kebiasaan mendengarkan, serta perbedaan komunikasi verbal maupun non verbal berperan dalam menghambat terbangunnya komunikasi harmoni.