Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Isolasi Jamur Endofit Dari Akar Tumbuhan Seluang Belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) Nashrul Wathan; Witiyasti Imaningsih
Jurnal Pharmascience Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v6i1.6077

Abstract

Abstrak             Endofit merupakan mikroorganisme yang sebagian atau seluruh hidupnya berada di dalam jaringan hidup tumbuhan inang, salah satunya dalam akar seluang belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.). Jamur endofit menyimpan potensi ekonomi tak terbatas terutama dalam bidang farmasi dan pertanian sebagai sumber bahan baku obat, enzim dan senyawa aktif biologis. Jamur endofit yang berada dalam akar seluang belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) telah berhasil diisolasi menggunakan media PDA, hasilnya didapatkan 16 isolat jamur yang perlu diidentifikasi lebih lanjut.  Kata kunci: Saluang belum, Luvunga sarmentosa, jamur endofit, isolat  Abstract Endophytes are microorganisms that part or all of their lives resides in the living plant tissue, one of which is in the roots of seluang belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.). Endophytic fungi have unlimited economic potential especially in the fields of pharmaceuticals and agriculture as a source of medicinal raw materials, enzymes and biologically active compounds. Endophytic fungi that live in the root of seluang belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) have been successfully isolated using PDA media, the results obtained 16 fungi isolates that need to be identified further. Keywords: Saluang belum, Luvunga sarmentosa, endophytic fungi, isolates
Characteristics Study and Total Flavonoids Quantification of Kareho Leaves (Callicarpa longifolia Lam) Nashrul Wathan; Fadlilaturrahmah Fadlilaturrahmah; Saufy Arishandi; Akhmad Rezeki Firdaus
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i2.10682

Abstract

The Callicarpa longifolia Lam. known as ‘kareho’ is one of the plants used by several Dayak tribes for traditional medicine such as antiacne, swelling, wounds, diarrhea, diabetes, and lowering cholesterol levels. This study has obtained scientific data on the characteristics of dried leaves and determined the flavonoids levels of methanol extract of C. longifolia leaves. Characterization includes both qualitative and quantitative examination on the dried leaves of C. longifolia leaves, while the determination of total flavonoid content was determined by the aluminium chloride method and calculated as quercetin equivalent (QE). The results of characteristics observations obtained organoleptic in the form of powder, dark green, bitter taste and have a distinctive smell. Microscopic test of leaves had an actinositic stomata type, ethanol soluble extract content of 17.50 ± 0.10% and water soluble extract content of 16.53 ± 0.37%. Drying loss 8.16 ± 0.25%, total ash content of 5.52 ± 0.06%, and acid insoluble ash content of 0.07 ± 0.01%. The results of phytochemical screening confirmed the presence of saponins, flavonoids, steroids, tannins, glycosides, and phenols. TLC observasions using 254 nm UV light obtained 6 spots and 7 spots appearance on sulphuric acid. It has total flavonoid levels obtained at 7.995 ± 0.050% w/w QE.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Teratai (Nymphaea pubescens Willd) Amalia Khairunnisa; Nashrul Wathan; Mia Fitriana; Fadlilaturrahmah Fadlilaturrahmah; Nisriyati Fiddina
Jurnal Pharmascience Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v7i2.8486

Abstract

Nymphaea pubescens Willd telah diketahui mempunyai efek antibakteri, terutama pada biji dan daunnya. Tetapi sampai saat ini bagian bunga dari tanaman tersebut belum dilakukan pengujian aktivitas antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan skrining fitokimia, uji aktivitas antibakteri dan penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM) dari ekstrak metanol bunga N. pubescens terhadap S. aureus dan E. coli. Proses ekstraksi bunga N. pubescens dimaserasi menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan 1: 4 b/v. Metode pengujian yang digunakan ada dua yaitu metode difusi untuk pengujian aktivitas antibakteri dan metode dilusi untuk pengukuran konsentrasi hambat minimum (KHM). Hasil skrining fitokimia didapatkan bahwa ekstrak metanol bunga N. pubescens mengandung senyawa golongan fenolik, saponin dan flavonoid. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak metanol bunga N.pubescens mampu menghambat S. aureus (diameter hambat 10 ± 0,29 mm) dan E.coli (diameter hambat 10,2 ± 0,50 mm). Konsentrasi hambat minimum dari ekstrak metanol bunga N. pubescens terhadap S.aureus sebesar 12,5% dan terhadap E.coli sebesar 25%. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol bunga N. pubescens memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Nymphaea pubescens Willd has known to have antibacterial effects, especially on the seeds and leaves. However, until now the flower of the plant has not been tested for antibacterial activity. The purpose of this study was to perform phytochemical screening, antibacterial activity test and determine the minimum inhibitory concentration (MIC) of the methanol extract of N. pubescens flowers against S. aureus and E. coli. The process of extracting N. pubescens flowers is macerated using methanol as a solvent with a ratio of 1: 4 w / v. There are two test methods used, namely the diffusion method for testing antibacterial activity and the dilution method for measuring the minimum inhibitory concentration (MIC). The results of phytochemical screening showed that the methanol extract of N. pubescens flowers contained phenolic compounds, saponins, and flavonoids. The results of the antibacterial activity test showed that the methanol extract of N.pubescens flowers was able to inhibit S. aureus (inhibition diameter 10 ± 0.29 mm) and E. coli (inhibitory diameter 10.2 ± 0.50 mm). The minimum inhibitory concentration of the methanol extract of N. pubescens flowers against S.aureus was 12.5% and against E. coli was 25%. It can be concluded that the methanol extract of N. pubescens flowers has antibacterial activityKeywords: Nymphaea pubescens, lotus flower, methanol extract, antibacterial
Kajian Farmakognostik Tumbuhan Sugi-Sugi (Breynia cernua Muel. Arg.) Asal Amuntai Kalimantan Selatan Fitriyanti Fitriyanti; Nashrul Wathan; Gunawan Gunawan
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i2.5737

Abstract

Sugi-sugi (Breynia cernua Muel. Arg.) merupakan tumbuhan yang digunakan turun temurun sebagai obat luka luar dan cacar bagi masyarakat Amuntai, Kalimantan Selatan. Dilihat dari prospek yang sangat potensial maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan memberikan dasar ilmiah mengenai gambaran farmakognostik dengan metode kualitatif. Tujuan Penelitian ini adalah memperoleh data parameter kualitatif meliputi hasil dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, dan organoleptik melakukan uji pendahuluan senyawa kimia terhadap serbuk daun sugi-sugi. Uji organoleptik hasilnya berupa daun dengan rasa pahit menusuk dan aroma yang khas, buah tidak berbau dan berasa kelat, akar tidak berbau dan tidak berasa, batang tidak berbau dan berasa pahit. Hasil pengamatan mikroskopik ditemukan bentuk sel epidermis, berkas pembuluh, tipe stomata anisositik dan sel penanda berupa kalsium oksalat yang dapat dijadikan sebagai identitas atau pengenal simplisia yang bersangkutan. Hasil uji pendahuluan senyawa kimia diperoleh hasil bahwa sampel positif terhadap uji saponin, flavonoid, dan kuinon. Kata kunci : Sugi-sugi, Breynia cernua Muel. Arg.,farmakognostik,
Evaluasi ketersediaan obat di beberapa puskesmas wilayah kabupaten X tahun 2019 Andini Rezeki; Bella Na Fhory; Muhamad Saif Roies Yasa; Syahriah Syahriah; Nashrul Wathan
Sasambo Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2021): September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.919 KB) | DOI: 10.29303/sjp.v2i2.120

Abstract

Drug management in public health centers (Puskesmas) needs to be solve properly to ensure continuing availability and affordability medical services that efficient, effective and rational. The aims of this study are to describe and evaluate drug management in four Puskesmas on Kabupaten X, especially in planning, demanding, receiving, distribution, and storage. This study is a descriptive-evaluative study, with quantitative and qualitative methods, using retrospective data in 2019. The results show that suitability of the types of drugs available with the district drug formulary : 93.46-98.57%; accuracy of drug demand 114-416%; receiving accuracy 76-128%; dead stock  1.3-31.57%; prescriptioning generic drugs 94.72-100%; and the value of damaged drugs 0-17,37%. Results of this study can be concluded that the drug management in four Puskesmas still not optimal because not in accordance with the standard.
Upaya Penyehatan Lingkungan di Jabal Diamond Horse Riding Banjarbaru Lenie Marlinae; Nita Pujianti; Ayu Riana Sari.Azwari; Muhammad Saidi Hidayat; Yasmine Puspita Sari
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i1.4407

Abstract

Abstract Community service is one of the Tridharma of Higher Education as an effort to implement academic knowledge to the community. This year, one of the PSKM FK ULM community service teams in collaboration with the Banjarbaru Food, Agriculture and Fisheries Security Service (DKP3), and Cempaka Agricultural Extension UPT participated in implementing the Tridharma of Higher Education through the 2021 Community Partnership Program. The provision of education carrying the theme of environmental health as an effort to environmental conditions are clean, healthy, comfortable and safe and avoid being disturbed by various diseases has been carried out at Jabal Diamond Horse Riding Banjarbaru in early September 2021. The material presented was about the importance of environmental health, processing organic fertilizers, animal health, and promotion of family medicinal plants with natural fertilizers. All of these materials are made relevant to the output targets to move workers at the farm to process and sell organic fertilizer from horse manure on a regular basis at the farm and to cultivate verticulture of vegetable crops and family medicinal plants using fertilizer from horse manure that has been previously produced. The implementation of the program is published through local print media, Kalimantan Post along with processing the publication in service journals and reference books for optimizing the use of livestock waste into environmentally friendly fertilizer.Keywords: environmental health, horse, organic fertilizer, family medicinal plants (TOGA) AbstrakPengabdian masyarakat merupakan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi sebagai upaya implementasi keilmuan akademisi kepada masyarakat. Tahun ini salah satu tim pengabdian masyarakat PSKM FK ULM bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarbaru serta UPT Penyuluh Pertanian Cempaka turut melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi melalui Program Kemitraan Masyarakat 2021. Pemberian edukasi dengan tema penyehatan lingkungan sebagai salah satu upaya agar kondisi lingkungan bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari gangguan berbagai macam penyakit telah dilaksanakan di sebuah peternakan kuda bernama Jabal Diamond Horse Riding Banjarbaru pada awal September 2021. Materi yang disampaikan mengenai pentingnya kesehatan lingkungan, pengolahan pupuk organik, kesehatan hewan, dan penggalakan tanaman obat keluarga dengan pupuk alami. Seluruh materi dibuat relevan dengan target luaran sehingga diharapkan dapat menggerakkan para pekerja di peternakan untuk mengolah dan menjual pupuk organik dari kotoran kuda di tempat peternakan tersebut secara berkala serta membudidayakan vertikultur tanaman sayur dan tanaman obat keluarga menggunakan pupuk kotoran kuda yang telah diproduksi sebelumnya. Pelaksanaan program dipublikasikan melalui media cetak lokal, Kalimantan Post seiring dengan proses publikasi di jurnal pengabdian dan buku referensi optimalisasi pemanfaatan limbah hewan ternak menjadi pupuk ramah lingkungan.Kata kunci:  kesehatan lingkungan, kuda, pupuk organik, tanaman obat keluarga (TOGA)
PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KADAR FLAVONOID DAUN KAREHO (Callicarpa Longifolia Lam) Fadlilaturrahmah Fadlilaturrahmah; Nashrul Wathan; Akhmad Rezeki Firdaus; Saufy Arishandi
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 5 No 1 (2020): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v5i1.977

Abstract

Tumbuhan Kareho (Callicarpa longifolia Lam. merupakan salah satu tanaman herbal yang mengandung senyawa flavonoid. Penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menilai kadar flavonoid tertinggi berdasarkan variasi pelarut, tetapi belum ada penelitian mengenai metode ekstraksi yang optimal untuk penentuan aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid. Tujuan dari penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengevaluasi metode ekstraksi terbaik jika dilihat dari aktivitas antioksidan kadar flavonoid dan dari daun C.longifolia. Metode ekstraksi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah maserasi, soxhlet dan perkolasi. Total kandungan flavonoid ditentukan dengan menggunakan metode aluminium klorida dan dihitung sebagai setara kuersetin (EK). Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro dengan metode DPPH. Hasil menunjukkan bahwa semua ekstrak yang diperoleh dari metode ekstraksi yang berbeda menunjukkan antioksidan kuat, di mana aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh dari metode ekstraksi perkolasi (IC50 = 20,82 ppm). Total kandungan flavonoid tertinggi diperoleh dari metode soxhlet (12,37 ± 0,03% b/b). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan metode ekstraksi menghasilkan perbedaan yang signifikan (sig <0,05) pada aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid dari daun C. longifolia. Kata kunci : Callicarpa longifolia Lam, Ekstraksi, Antioksidan, Flavononid
Identification of Massoia Lactone and its Hydroxy-derivative from Kabatiella caulivora, an Endophyte of the Terrestrial Plant Alyxia reinwardtii Laili, Izzatul; Gunarso, Sri; Wathan, Nashrul; Sugijanto, Noor Erma; Indrayanto, Gunawan
Makara Journal of Science
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Massoia lactone (1) and its derivative, 3,5-dihydroxydecanoic acid-d-lactone (2), were identified from an ethyl acetate extract of the endophytic fungus Kabatiella caulivora, isolated from its host Alyxia reinwardtii. The compounds were identified by GC-MS. To the best of our knowledge, this is the first report of the identification of massoia lactone and its derivative from the endophytic K. caulivora fungus.
Profil FTIR dan GC/MS Ekstrak Jamur Endofit dari Akar Seluang Belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) Asal Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan Pratika Viogenta; Nashrul Wathan; Sunardi Sunardi; Jehan Azizah
Jurnal Pharmascience Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i2.14221

Abstract

Akar seluang belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) merupakan tumbuhan asal Kalimantan yang biasa dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai afrodisiaka karena memiliki metabolit sekunder yang bervariasi. Endofit adalah mikroba yang hidup didalam jaringan tumbuhan dan mampu menghasilkan metabolit sekunder yang serupa dengan inangnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis jamur endofit yang dapat diisolasi dari akar seluang belum asal Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan dan menentukan profil senyawa metabolit sekunder dari jamur endofit akar seluang belum. Identifikasi isolate jamur endofit dilakukan secara mikroskopik dan makroskopik dan isolate jamur endofit dibiakkan selama 14 hari. Profil senyawa sekunder dianalisis dengan GC-MS dan FTIR. Hasil isolasi jamur endofit akar seluang belum didapat 6 isolat yang berbeda. Hasil identifikasi tiga isolate jamur endofit dari 6 spesies jamur endofit yaitu Rhizoctonia solani, Arthrobotrys oligospora Fresenius, dan Phytophthora capsici. Profil GC-MS ekstrak jamur endofit Corynespora citrocola diperoleh 10 senyawa yang berhasil diidentifikasi dan memiliki 15 panjang gelombang dengan 9 macam gugus fungsi yang berbeda. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beragam jenis jamur endofit yang tumbuh pada akar seluang belum yang memiliki potensi sebagai bahan obat. Kata Kunci: Seluang Belum, Isolasi, Identifikasi, Jamur Endofit, Kromatografi, FTIR, GCMS Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz. is a plant from Kalimantan which is commonly believed by local people as an aphrodisiac because it has various secondary metabolites. Endophytes are microbes that live in plant tissues and are able to produce secondary metabolites similar to their host. The purpose of this study was to determine the type of endophytic fungi that could be isolated from the roots of seluang belum yet from Tabalong Regency, South Kalimantan and to determine the profile of secondary metabolites from seluang root endophytic fungi. Identification of endophytic fungal isolates was carried out microscopically and macroscopically and endophytic fungal isolates were cultured for 14 days. Secondary compound profiles were analyzed by GC-MS and FTIR. The results of the identification of three isolates of endophytic fungi from 6 species of endophytic fungi, namely Rhizoctonia solani, Arthrobotrys oligospora Fresenius, and Phytophthora capsici. The GC-MS profile of the endophytic fungus Corynespora citrocola extract obtained 10 compounds that were identified and had 15 peaks with 9 different functional groups. Based on this research, it can be concluded that there are various types of endophytic fungi that grow on seluang belum root which have potential as medicinal ingredients.
Identifikasi Fitokimia dan Uji Aktivitas Antiinflamasi In vitro Fraksi n- heksana Kapur Naga (Calophyllum soulattri Burm F) Dengan Metode Uji Penghambatan Denaturasi Protein Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis Fadlilaturrahmah Fadlilaturrahmah; Jariyah Amilia; Yuana Sukmawaty; Nashrul Wathan
Jurnal Pharmascience Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i2.14372

Abstract

Tumbuhan kapur naga (Calophyllum soulattri Burm F) merupakan salah satu spesies dari  keluarga Calophyllum yang terdapat di hutan Kalimantan khususnya daerah lahan basah. Secara empiris dimasyarakat memanfaatkan kulit batang C. soulattri untuk mengobati penyakit kulit yang salah satu mekanisme proses penyembuhan melawati tahap inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penulusuran kandungan fitokimia dari fraksi n-heksana kulit batang C. soulattri dan melakukan uji aktivitas antiinflamasi in vitro dengan metode uji penghambatan denaturasi protein menggunakan spektrofotometer uv-vis. Metode penelitian diawali dengan tahapan pembuatan simplisia, ekstraksi dengan etanol 96%, dan difraksinasi menggunakan n-heksana.  Setelah itu dilakukan  uji penelusuran kandungan fitokimia menggunakan uji tabung dan pengujian antiinflamasi menggunakan spektrofotometri uv-vis menggunakan metode penghambatan denaturasi protein secara kuantitatif dengan natrium diklofenak sebagai kontrol positif. Hasil dari identifikasi fitokimia diperoleh bahwa fraksi n-heksana mengandung alkaloid, fenol, tanin, flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Uji aktivitas antiinflamasi fraksi n-heksana kulit batang C. soulattri menghasilkan nilai IC50 sebesar 27,43±0,74 ppm dan natrium diklofenak dengan nilai  IC50 sebesar 39,17±0,86 ppm. Berdasaran uji t-test diperoleh hasil yang menunjukkan berbeda bermakna  dengan IC50 Natrium diklofenak (sig = 0,00). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu fraksi n-heksana kulit batang C. soulattri memiliki aktivitas antiinflamasi yang lebih baik dari natrium diklofenak. Kata Kunci: Bovine Serum Albumin, IC50, Natrium Diklofenak, Kuantitatif Kapur naga (Calophyllum soulattri Burm F) is a species of the Calophyllum family that found in the forests of Kalimantan, especially in wetland areas. Empirically, the community uses the bark of C. soulattri to treat skin diseases, which is one of the mechanisms of the healing process through the inflammatory stage. The purpose of this study was to investigate the phytochemical content of the n-hexane fraction of the stem bark of C. soulattri and to test its anti-inflammatory activity in vitro with the protein denaturation inhibition test method using uv-vis spectrophotometer. The research method begins with the steps of making simplicia, extraction with 96% ethanol, and fractionation using n-hexane. After that, a test for tracing the phytochemical content was carried out using a tube test and an anti-inflammatory test using uv-vis spectrophotometry using a quantitative protein denaturation inhibition method with diclofenac sodium as a positive control. The results of the phytochemical identification showed that the n-hexane fraction contained alkaloids, triterpenoids, phenols, tannins, flavonoids, and saponins. The anti-inflammatory activity test of the n-hexane fraction of C. soulattri stem bark produced an IC50 value of 27.43±0.74 ppm and diclofenac sodium with an IC50 value of 39.17±0.86 ppm. Based on the t-test, the results showed that it was significantly different from the IC50 of diclofenac sodium (sig = 0.00). The conclusion of this study is that the n-hexane fraction of the stem bark of C. soulattri has better anti-inflammatory activity than diclofenac sodium.