Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVEDI KABUPATEN MUNA Rahman Rahman; Dewi Yanuarita; Nardiati Nurdin
Torani Journal of Fisheries and Marine Science Vol. 24 No. 2 (2014)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.149 KB) | DOI: 10.35911/torani.v24i2.226

Abstract

Mangrove ecosystem in Muna Regency,includingKembarMaminasa village, has been started to be exploited bythe local community. Unfortunately information about mangrove status and their condition are still negligible.The result of this study is useful to provide basic information for sustainable management of mangroveecosystems. A study of mangrove community structure was conducted at the Tembe River inKembar Maminasavillage, from September to November 2013. Mangrove community structure was analyzed using non-metricmultidimensional scaling technique and Bray-Curtis cluster analysis, while the most contributed species todifference of fish community structure was analyzed using SIMPER (similarity of percentages) procedure. Thedifference between the community structure in three different substrates(muddy, mud-sandy, sand-muddy) wasanalyzed using ANOSIM. All the statistics analysis were carried out using PRIMER v6 software.The results ofthe study showed that there were seven species found in the Desa Kembar Maminasa and they tended todistribute differently among three different substrate, creating three slightly different zones of mangrove fromseaward to landward. The community structure of the mangrove trees were different among the three differentsubstrates. Similar results were found in community structure of mangrove saplings and mangrove seedlings. Key words: District Muna, community structure of mangrove, mangrove tree, mangrove saplings, mangroveseedlings. 
THE EFFECT OF TEMPERATURE ON ZOOXANTHELLAE OF ISOPORA PALIFERA AND ACROPORA HYACINTHUS FROM KARANRANG ISLAND, INDONESIA Alinda N Hasanah; Nita Rukminasari; Budiman Yunus; Dewi Yanuarita; Jamaluddin Jompa; Suharto Suharto; Dwi Fajriati Inaku
Jurnal Ilmu Kelautan SPERMONDE VOLUME 4 NOMOR 1, 2018
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jiks.v4i1.3798

Abstract

Climate change and global warming cause massive damage to the environment. One of the major events that arethreatening the marine ecosystem is coral bleaching. Coral bleaching occurs when corals are exposed to above or belownormal temperatures. The aims of this study are to compare the resistance of Isopora palifera and Acropora hyacinthusfrom Karanrang Island to temperature stress. Four treatment temperatures (28ºC, 30ºC, 32ºC, and 34ºC) were tested toassess the role of temperature stress and bleaching to Isopora palifera and Acropora hyacinthus for 48-hours. Theabundance of zooxanthellae counted as the temperature stress variable. The results showed that there was a difference ofcoral response tothe treatment based on the time of experiment, after 48-hours experimentexposed at temperaturetreatment of 34°C the abundance of zooxanthellae from Isopora paliferawas 0,06 x105 cm-2 and the abundance ofzooxanthellae from Acropora hyacinthus is 0,18 x105cm-2. In comparison between species, Isoporapalifera taken fromKaranrang Island was more resistant to temperature stress thanAcroporahyacinthus.
TRANSFORMASI HAMA RUMPUT LAUT MENJADI PRODUK PERIKANAN Khusnul Yaqin; Liestiaty Fachruddin; Dewi Yanuarita; Suwarni Suwarni; Sri Wahyuni Rahim; Joeharnani Tresnaty; Muh. Tauhid Umar; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2017): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2017
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.564 KB) | DOI: 10.20956/pa.v1i2.2415

Abstract

Desa Mandalle adalah salah satu desa di Sulawesi Selatan yang memproduksi rumput laut. Salah satu hama budidaya rumut laut di perairan Desa Mandalle adalah kerang hijau.  Program pengabdian masyarakat yang didanai BOPTN Universitas Hasanuddin bertujuan untuk memanfaatkan hama rumput menjadi barang yang bernilai ekonmis penting. Di samping itu program ini juga bertujuan untuk memanfaatkan sumberdaya kerang yang lainnya seperti kerang simping, Placuna placenta.  Hasil yang dicapai pada program pengabdian ini adalah bagan tancap kerang hijau, keterampiran masyarakat dalam pengolah sumberdaya kerang menjadi bahan olahan seperti sate kerang dan grinting (kripik) simping dan mobile outlet (gerobak) sebagai wahana penjualan sate kerang, grinting simping dan jus rumput laut. Mobile outlet dimaksudkan untuk menciptakan pasar lokal produk olahan hasil laut Desa Mandalle dan menstimulasi masyarakat lokal untuk berbisnis hasil-hasil laut dari wilayah pesisir. Diharapkan program pengabdian ini menjadi inisiasi terbentuknya marine eco-techno-park. Hal ini didasarkan pada keeksotikan perairan Desa Mandalle dan banyaknya bahan aktif atau bioaktif hasil-hasil laut perairan Mandalle yang dapat diproses melalui pendekatan bioteknologi.
Upaya Menghindarkan Penyu dari Tangkapan Pukat Bawal dengan Menggunakan Lampu Hijau di Perairan Pulau Bunyu Andi Assir Marimba; Dewi Yanuarita; Muhammad Rijal Idrus
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 5 (2018): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL V KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.661 KB)

Abstract

Perairan Provinsi Kalimantan Utara merupakan alur lintas penyu hijau dan penyu sisik dari perairan pulau Derawan ke Perairan Samudera Pasifik di kepulauan Filipina. Hal ini menjadi masalah karena mereka sering tertangkap oleh jaring nelayan yang beroperasi di perairan tersebut. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh pakar perikanan didapatkan bahwa lampu hijau dapat mengusir penyu sehingga dilakukan ujicoba penggunaan lampu hijau yang diletakkan pada tali ris atas sebuah pukat bawal yang dioperasikan selama tiga hari empat malam pada bulan Mei 2017 yang dioperasikan mulai dari perairan Pulau Sebatik hingga perairan Pulau Tarakan. Selama pengoperasian 40 pieces pukat bawal yang sebagian (10 pieces) diberi lampu hijau tidak ditemukan penyu yang tersangkut pada jaring. Kemudian dilakukan ujicoba pemasangan lampu hijau pada tiga dari duabelas unit pukat bawal yang beroperasi di perairan sebelah timur Pulau Bunyu pada bulan Juni 2017. Dari ujicoba tersebut diperoleh hasil tangkapan seekor penyu yang ditangkap oleh salah satu dari pukat bawal yang tidak menggunakan lampu hijau. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sehingga walaupun belum bisa dibuktikan dengan analisis statistika kemampuan lampu hijau dalam mengusir penyu karena selam percobaan tersebut pukat bawal hanya sekali menangkap penyu tetapi dapat dibuktikan bahwa walaupun penyu tertangkap oleh pukat bawal tetapi masih mampu untuk tetap hidup karena mereka mampu naik kepermukaan laut untuk mengambil nafas walaupun dalam kondisi terjerat oleh jaring. Kata Kunci: pukat bawal, lampu hijau, penyu, Pulau Bunyu, Kalimantan Utara.