Pipit Festy
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL KEPERAWATAN BERBASIS BUDAYA (ETNONURSING) PADA KELUARGA ETNIS MADURA DENGAN MASALAH BALITA GIZI KURANG DI KABUPETAN SUMENEP A.Azis Alimul Hidayat; Dede Nasrullah; Pipit Festy
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2013: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya angka kejadian gizi kurang dan buruk di Indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2010 menurut indikator berat badan per umur (BB/U)  sebesar 18,4%, dan di Jawa Timur gizi buruk sebesar 4,8%, gizi kurang sebesar 12,3 %, tersebut menunjukkan pelayanan kesehatan pada bayi dan anak balita khususnya masalah gizi perlu mendapatkan perhatian. Hal tersebut terjadi pula pada kabupaten Sumenep pada etnis Madura, yakni 8,6 % kejadian gizi buruk dan 20,9 % gizi kurang,. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi budaya penatalaksanaan kesehatan keluarga dalam merawat anak dengan gizi kurang di kabupaten Sumenep, 2) menganalisis asuhan keperawatan  berbasis budaya yang diberikan pada keluarga dengan anak gizi kurang di kabupaten Sumenep, dan 3) Menghasilkan model asuhan keperawatan berbasis budaya yang diberikan pada keluarga dengan anak gizi kurang di kabupaten Sumenep  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian survey, dengan subyek penelitian 230 responden keluarga ibu balita dengan anak gizi kurang dan 45 perawat yang bekerja di Puskesmas, dengan teknik pengambilan sample simple random sampling. Hasil sementara penelitian tahun pertama ini adalah Budaya perawatan anak dengan gizi kurang yang dilakukan pada keluarga di kabupaten Sumenep, yang meliputi1) pemanfaatan teknologi kesehatan dalam perawatan didapatkan 50% responden menyataan kaang-kadang sampai tidak pernah untuk memanfaatkan teknologi kesehatan, 90% kurang memahami cara pengobatan, 60 % memiliki persepsi yang negatf, 20% memiliki kebiasaan mendahulukan makan orang tua, 90% masih mempertahankan budaya dan 60% kadang-kadang sampai tidak pernah merubah budaya yang ada karena bertentangan dengan kesehatan. Sedangkan hasil analisis tentang pelaksanaan asuhan keperawatan padakeluarga. Dalam pengkajian berbasis budaya, sebagian besar perawat masih belum banyak yang mengkaji tentang pemanfaatan teknologi kesehatan, masalah agama dan filosofi yang berhubungan dengan perawatan anak, dan masih ada 40% perawat yang jarang bahkan tidak pernah mengkaji masalah nilai-nilai budaya dan gaya hidup. Pada implementasi keperawatan berbasis budaya sebagain (44,4%) perawat jarang bahkan tidak pernah masih mempertahankan budaya yang ada apabila tidak bertentangan dengan kesehatan, selain itu hampir77,7% perawat kadang-kadang bahkan tidak pernah membantu klien untuk beradaptasi dengan budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan, dan 66.6%  perawat kadang-kadang bahkan tidak pernah melakukan restrukturisasi budaya karena bertentangan dengan kesehatan dan tidak berupaya memahami budaya klien baikpersamaan maupun perbedaan. Pada tahap evaluasi keperawatan berbasis budaya hampir 60% kadang-kadang bahkan tidak pernah melakukan evaluasi keberhasilan klien dalam mempertahankan budaya yang ada apabila tidak bertentangan dengan kesehatan, hampir 70% perawat juga kadang-kadang bahkan tidak pernah melakukanevaluasi terhadap kemampuan klien untuk beradaptasi dengan budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan, dan kemampuan merestrukturisasi budaya klien karena bertentangan dengan budaya kesehatan.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah telah teridentifikasinya budaya dan perilaku perawatan oleh keluarga dengan anak gizi kurang dan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga oleh perawat yang bekerja di Puskesmas kabupaten Sumenep. Sudah dihasilkan draf awal dari penelitian dengan model keperawatan berbasis budaya, namun belum dilakukan Fokus group discusion untuk menyusunan draf II atau uji coba dari perangkat model salah satu adalah perangkat pengkajian keperawatan berupa form/lembar pengkajian keperawatanberbasis budaya, lembar analisis diagnosis berbasis budaya, materi intervensi keperawatan berbasis budaya, lembar observasi (catatan perawatan/perkembangan). Kata Kunci : Model keperawatan, budaya, gizi kurang
AN ANALYSIS ON KNOWLEDGE, PERCEPTION AND SOCIOCULTURAL FACTORS AFFECTING MOTHER’S BEHAVIOR IN GIVING BREASTFEED-SUPPLEMENT MEAL Yulianto Yulianto; Yufi Aris Lestari; Nur Chasanah; Pipit Festy; Nasrul Hadi
INTERNATIONAL JOURNAL OF NURSING AND MIDWIFERY SCIENCE (IJNMS) Vol 2 No 01 (2018): IJNMS Volume 2 Issue 1, April 2018
Publisher : Bina Sehat Press. Departement Research and Community Engagement Bina Sehat PPNI Institute of Health Science, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.29082/IJNMS/2018/Vol2/Iss01/95

Abstract

The administration of breastfeed-supplement meal to less than 6-month age baby occurs because mother considers that breastfeed-supplement meal is better than breastfeed. The objective of research is to analyze knowledge, perception and sociocultural factors affecting mother’s behavior in giving breastfeed-supplement meal in less than 6-month age baby. The research design used was correlational analytical one with crosssectional approach. The population of research included all mothers of 7-12 month age baby, consisting of 40 mothers. The sample consisted of 37 respondents, taken using simple random sampling technique. Data was collected using questionnaire and tested using linear regression, as well as presented in the form of frequency distribution frequency. From the result of regression test, it could be found R value = 0.717, indicating that there is a fairly strong relationship between independent and dependent variables, while coefficient of determinacy or R square value was 0.514 or 51.4%, meaning that independent variable contributed to dependent variable by 51.4%. Mothers’ good knowledge on breastfeed-supplement meal can affect their behavior in giving breastfeed-supplement meal because through such knowledge, mothers can recognize and understand how to give breastfeed-supplement meal appropriately to babies. Similarly, perception and socio-cultural factors developing in family or community environment can affect mothers’ behavior