p-Index From 2019 - 2024
1.827
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Avatara
ARTONO
Unknown Affiliation

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

KERAJINAN LOGAM DI TROWULAN MOJOKERTO PADA TAHUN 1980-2000 NURUL HUDA, LIS; , ARTONO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerajinan logam termasuk ke dalam karya seni tiga dimensi yang dapat di gunakan dan dinikmati keindahannya. Kerajinan logam yang mampu bertahan melewati hempasan waktu membuat banyak orang menjadikan sebagai lahan bisnis yang menguntungkan termasuk di salah satu desa di Trowulan yaitu Bejijong. Latar belakang munculnya kerajinan logam berawal dari salah satu seseorang yang ingin memperbaiki ekonomi agar lebih baik lagi serta dalam bisnis kerajinan logam ini bisa dijadikan warisan budaya secara turun temurun kepada keluarganya.Penelitian ini mengambil rumusan masalah tentang 1) Latar belakang munculnya kerajinan logam, 2) Perkembangan kerajinan logam pada tahun 1980-2000, 3) Kontribusi yang di berikan oleh pengrajin logam terhadap masyarakat sekitar pada tahun 1980-2000. Sehingga dari rumusan masalah tersebut mempunyai tujuan untuk menganalisis dari semua rumusan masalah yang di bahas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang memiliki 4 unsur yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif karena menggunakan sumber dari data hasil survei, wawancara dan observasi.Kata kunci : Kerajinan logam, Perkembangan, Kontribusi
DINAMIKA KEHIDUPAN PRIYAYI JAWA ABAD 19-20 DALAM NOVEL TETROLOGI PULAU BURU KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER : SEBUAH STUDI KOMPARASI REALITAS HISTORIS WAHYUDI, SINUNG; , ARTONO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehidupan priyayi merupakan suatu bentuk dinamika kehidupan yang merupakan bagian dari potret kehidupan masyakat Jawa disekitar abad 19-20. Penelitian ini membahas mengenai komparasi kehidupan priyayi jawadalam novel Tetralogi Pulau Buru karya pengarang ternama Pramoedya Ananta Toer dengan realitas sejarah yang berlaku menurut zamannya. Latar waktu pada penelitian ini adalah pada abad 19-20. Latar masalah yang mejadi fokus penelitian aadalah bagaimana kondisi masyarakat Jawa menjelang akhir abad 19, bagaimankah bentuk dari unsur-unsur kehidupan priyayi yang terdapat dalam novel Tetralogi Pulau Buru, bagaimanakah relevansi antara unsur-unsur tersebut dalam kaitannya dengan realitas sejarah yang berlaku. Untuk dapat mengetahui bagaimana kondisi masyarakat Jawa menjelang akhir abad 19 Untuk dapat mengetahui bagaimana bentuk dari unsur-unsur kepriyayian Jawa yang terdapat dalam novel Trilogi Bumi Manusia. Untuk dapat mengetahui bagaimana unsur-unsur budaya kepriyayian Jawa yang terdapat dalam novel Tetralogi Pulau Buru dalam korelasinya dengan realitas sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah Louis Gotschalk yang terdiri atas heuristic, krik, interpretasi dan historiografi. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori wacana Norman Fairclough . Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan kecocokan yang akurat antara unsur-unsur kepriyayian dalam novel Tetralogi Pulau Buru dengan fakta sejarah yang berlaku. Kecocokan tersebut dapat ditelusuri dari Koran Medan Prijaji.Kata Kunci : Priyayi Jawa, Tetralogi Pulau Buru, Medan Prijaji
KEBIJAKAN PENGHAPUSAN IKLAN DI TVRI PADA TAHUN 1981-2002 LEO ANUGRAH, MEMO; , ARTONO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

TVRI sebagai media penyiar pada awal tahun 1962 dengan tayangan perdana yaitu Asian Games di Indonesia, peran Indonesia sebagai tuan rumah menjadi prioritas utama dalam penyiaran. Peran TVRI di masa kepemimpinan Soeharto terdapat beberapa kebijkan untuk TVRI terutama penutupan iklan. Dalam Skripsi ini penulis mencoba menganalisis tentang politik yang diterapkan oleh Soeharto pada TVRI. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang digunakan untuk menyusun fakta, mendesikripsikan, dan menarik kesimpulan tentang masa lampau. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam metode sejarah yaitu memilih topik, heuristic, kritik,interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penutupan iklan di TVRI pada tahun 1981, penghapusan tersebut disebabkan karena tidak adanya siaran iklan untuk membantu program pembangunan dalam arti iklan pada saat itu kurang mendidik, dari dampak pelarangan tersebut berkurangnya dana bagi TVRI, kurangnya tantangan bagi warga negara asing untuk bekerja di Indonesia. Alasan lain ditutupnya iklan di TVRI yaitu agar terdapat pemerataan iklan terutama di media cetak atau media lain. TVRI berusaha bertahan dari politik yang dibuat Soeharto dengan pengumpulan dana dari masyarakat setempat dan pendanaan dari pemerintah yang minim. Kata Kunci: TVRI, Kebijakan Politik, Iklan
TRADISI SEDEKAH LAUT MASYARAKAT DESA LABUHAN KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 1990-2015 IHFAN YAHYA, MUHAMAD; , ARTONO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ritual sedekah laut adalah salah satu ritual yang dilakukan satu kali dalam setahun oleh masyarakat nelayan di desa labuhan, kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan yang merupakan bentuk budaya yang memberikan sedekah ke laut yang dilakukan masyarakat untuk menjaga kesimbangan lingkungan pesisir pantai serta melestarikan warisan nenek moyang. Tradisi ritual sedekah laut di desa labuhan merupakan bagian dari tradisi yang juga dilakukan oleh masyarakat nelayan di sepanjang pesisir utara laut jawa.Rumusan masalah penelitian ini yaitu 1) Bagaimana proses perubahan tradisi upacara sedekah laut pada masyarakat desa Labuhan Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan tahun 1990-2015? 2) Mengapa terjadi perubahan tradisi upacara sedekah laut masyarakat desa labuhan Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan tahun 1990-2015? Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadinya perubahan tradisi upacara sedekah laut masyarakat Desa Labuhan. Penelitan ini juga bermanfaat untuk mengetahui perubahan-perubahan apa saja yang terjadi dalam sedekah laut di desa labuhan dan untuk memberikan pengetahuan terhadap etika lingkungan bagi masyarakat LabuhanMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, dengan beberapa tahap yaitu : Heuristik (mencari dan mengumpulkan jejak-jejak peristiwa Tradisi Sedekah Laut). Kritik sumber yaitu dengan kritik ekstern dan kritik intern. Interpretasi (menghubungkan satu fakta dengan fakta lain). Historiografi (penulisan cerita sejarah), sedangkan yang menjadi sumber dalam penelitian ini adalah kepustakaan dan wawancara terhadap nelayan Labuhan.Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa : (1) Masyarakat nelayan di Desa Labuhan mempunyai tradisi yaitu Sedekah Laut.. (2) Tradisi Sedekah Laut masih berlangsung meskipun masyarakat telah mengalami perubahan tradisi karena masyarakat nelayan labuhan beranggapan pelaksanaan Tradisi Sedekah Laut merupakan suatu kewajiban dan yang harus dilakukan, adanya perasaan takut apabila tidak dilaksanakan tradisi tersebut maka akan dikhawatirkan terjadi bencana dan hasil ikan pun berkurang, (3) Pengaruh Tradisi Sedekah Laut terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat Labuhan yaitu kehidupan sosial masyarakat menjadi erat ditandai dengan adanya gotong royong dan saling membantu antar nelayan, adanya solidaritas yang tinggi, dalam kehidupan budaya masyarakat labuhan telah mematuhi norma-norma sosial budaya yang ada dalam masyarakat.Kata Kunci : Tradisi Sedekah Laut Desa Labuhan Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan.
THE CONCEPT OF DEATH IN THE SRI TANJUNG TEXT (STUDY OF THE COMPARISON OF THE SRI TANJUNG DEATH DEVOTION IN SRI TANJUNGS RELIEF AND RELIEF IN THE 13-15TH CENTURY TEMPLE MASEHI) TAWAKAL RAMADHAN, IQBAL; , ARTONO
Avatara Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kidung Sri Tanjung merupakan salah satu cerita yang terkenal pada masa Jawa Kuna, tepatnya di Provinsi Jawa Timur dan Bali. Periode munculnya cerita ini tepat pada saat Majapahit berkuasa pada abad ke 13-15 Masehi, di daerah tersebut. Cerita Sri Tanjung sendiri berbentuk kidung yaitu tembang yang dinyanyikan. Cerita Sri Tanjung kemungkinan sudah ada sebelum naskah kidung nya diciptakan, hal ini dapat dilihat dari adanya relief mengenai cerita Sri Tanjung pada candi-candi Majapahit yang ada di jawa Timur, candi-candi yang memuat cerita ini adalah Candi Jabung, Candi Penataran, Candi Surowono, dan Gapura Banjang Ratu yang dibangun sekitaran abad ke 14-15 Masehi, sementara naskahnya baru dikenal pada abad ke 16-17 Masehi di daerah Banyuwangi, yang biasa disebut Naskah Sri Tanjung Banyuwangi. dan versi naskah kedua adalah Naskah Sri Tanjung Prijono (naskah babon) yang isinya dirasa sesuai dengan kultur budaya masyarakat pada masa Majapahit. Dalam naskah maupun relief Sri Tanjung terdapat adegan perjalanan roh Sri Tanjung di alam kematian, bahkan pada panil relief tampaknya adegan tersebut menjadi inti cerita dalam kisah Sri Tanjung. Berdasarkan Latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Menganalisis Naskah Sri Tanjung dan Adegan Kematian dalam Naskah Sri Tanjung 2) Menganalisi Relief Kematian Sri Tanjung di Candi masa Majapahit. 3) Menganalisis Perbandingan Adegan Kematian dalam Naskah Sri Tanjung Prijono dan Naskah Sri Tanjung Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi empat tahap. Tahap pertama adalah heuristik yang digunakan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Tahap kedua adalah kritik, yaitu kegiatan pemilihan sumber sejarah yang didapat agar memperoleh sumber sejarah yang valid. Tahap ketiga adalah interpretasi, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menafsirkan fakta sejarah melalui analisis dan sintesa. Tahap keempat adalah historiografi, yaitu penyajian keseluruhan hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang berbentuk skripsi Berdasarkan hasil analisis sumber menunjukkan 1) Dari perbandingan dan rekonstruksi Naskah-naskah Sri Tanjung yang berasal dari Bali, telah disusun naskah babon atau archetypus-nya oleh Prijono. Setelah pembandingan naskah babon Sri Tanjung Prijono dengan naskah Sri Tanjung yang dijumpai tim peneliti di Banyuwangi , jelaslah bahwa Sri Tanjung Banyuwangi yang terakhir ini tidak termasuk dalam versi Bali. Tanpa membandingkan beberapa naskah yang ada. Adegan kematian Sri Tanjung juga menempati porsi yang cukup banyak dalam naskah Sri Tanjung terdapat di pupuh 5 bait ke 110 sampai dengan pupuh 6 bait ke 10. 2) Adegan kematian Sri Tanjung yang diabadikan pada relief candi-candi pada masa Majapahit, bukan hanya melukiskan bentuk-bentuk figur manusia, namun terdapat berbagai simbol-simbol visual dalam penggambaranya tentang kematian, yang tentu memiliki makna atau mengandung suatu arti khusus didalamnya. Keberadaan naskah Sri Tanjung dalam relief dapat diasumsikan bahwa manusia pada masa itu telah mengenal konsep Ketuhanan dan kepercayaan akan kehidupan setelah kematian, bagaimana manusia pada waktu itu telah bisa menuangkan tentang gagasan konsep kepercayaan akan perjalanan kematian ke dalam karya berbentuk relief. Adegan kematian dalam cerita Sri Tanjung ini pun seolah menghasilkan wujud relief candi yang megah dengan ribuan ajaran hidup yang diabadikan dalam bentuk visual relief. 3) Dalam Jalinan cerita, Sri Tanjung Banyuwangi dan Sri Tanjung Prijono itu pada dasarnya serupa, perbedaan hanya terletak pada aspek kebahasaan nya dan latar cerita nya saja, hal dikarenakan Sri Tanjung versi Prijono berlatar agama Hindu yang kuat dan Sri Tanjung Banyuwangi telah mengalami akulturasi ke masa Islam, akan tetapi terdapat perbedaan penulisan cerita pada tahap kematian Sri Tanjung dan perjalanannya di alam kematian, yang meliputi watak tokoh dan latar cerita.Kata Kunci : Konsep kematian dalam naskah Sri Tanjung, Relief Sri Tanjung
PERANAN SUNGAI KALIMAS SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI SUNGAI KOTA SURABAYA TAHUN (1900-1952) KARTIKO ADI, NUGROHO; , ARTONO
Avatara Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampung-kampung pribumi di kota dibangun di sekitar sungai, seperti daerah pedesaan. Air sungai digunakan untuk mandi dan minum, serta toilet dan pembuangan sampah. Kanal-kanal buatan pemerintah kolonial Belanda yang mengalir di sepanjang jalan mempunyai peran yang sama. Pemukiman di tepi sungai merupakan salah satu ciri khas Kota Surabaya. Sungai Kalimas menjadi sarana transportasi air yang ramai digunakan. Hilir mudik sampan dan perahu kecil mengangkut barang komoditi berupa rempah-rempah dan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan. Mereka membawa masuk komoditi tersebut ke daerah dalam kota Surabaya, yang sekarang dikenal sebagai Kembang Jepun sampai ke daerah kayoon. Adapun rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana peranan sungai Kalimas sebagai sarana transportasi sungai di kota Surabaya. (2) Bagaimana pelabuhan kota Surabaya dan pembentukan zona industri baru di kota Surabaya. (3) Bagaimana normalisasi sungai Kalimas dan pola umum pengelolaan sungai Kalimas kota Surabaya. Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.Hasil penelitian menunjukan bahwa Sungai Kalimas yang tepat membelah tengah kota Surabaya ditetapkan sebagai pelabuhan utama dari berkumpulnya hasil bumi di pulau Jawa, yang kemudian disiapkan guna kebutuhan ekspor ke berbagai daerah di Hindia Belanda dan ke benua Eropa. Surabaya sebagai salah satu kota pelabuhan sekaligus kota industri yang menjadi penunjang bagi kebutuhan industri primer di pedalaman pulau Jawa bagian timur. Kota surabaya merupakan kota komersil yang merupakan salah satu kota pelabuhan terbesar, dengan kondisi perdagangan yang mengalami peningkatan. sungai Kalimas kota Surabaya mempunyai peran sentral dalam perekonomian kota Surabaya di awal abad 20 itu terbukti dengan nilai ekspor impor kota Surabaya, jumlah perahu dan kapal yang bersandar di sungai Kalimas, serta pendapatan bea cukai pelabuhan tradisional sungai Kalimas.Kata kunci: Sungai Kalimas, Kota Surabaya, Perekonomian
PELESTARIAN KESENIAN LUDRUK: STUDI KASUS GRUP MARSUDI LARAS DI SURABAYA TAHUN 2003-2017 DWI SETYAWATI, REGITA; , ARTONO
Avatara Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surabaya merupakan kota yang memiliki sekumpulan para seniman lokal untuk mengekspresikan karya-karyanya sebagai potensi seni yang lebih menjunjung tinggi nilai budaya. Keunikan dari grup ludruk Marsudi Laras adalah dalam bentuk penyajian yang memodifikasi cerita kearah lebih kekinian dan menyesuaikan lelucon anak zaman sekarang. Dari fenomena tersebut mengalami permasalahan terkait dengan upaya pelestarian kesenian ludruk di tengah arus perkembangan budaya modern saat ini dan mulai mengalami kemunduran. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ?Pelestarian Kesenian Ludruk: Studi Kasus Grup Marsudi Laras Di Surabaya Tahun 2003-2017. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang (1) Bagaimana perkembangan grup ludruk Marsudi Laras Di Surabaya Tahun 2003-2017 (2) Bagaimana upaya pelestarian yang dilakukan grup ludruk Marsudi Laras dalam mempertahankan kesenian ludruk untuk tetap eksis ditengah arus perkembangan budaya modern. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa, munculnya grup-grup ludruk di Surabaya memberikan semangat baru untuk mengupayakan melestarikan, mempertahankan dan mengembangkan seni pertunjukan ludruk agar diminati kembali oleh masyarakat khususnya, generasi muda. Grup ludruk Marsudi Laras salah satu grup yang juga mengupayakan keberadaan kesenian ludruk mampu bertahan di tengah arus perkembangan budaya modern saat ini, sehingga grup ludruk Marsudi Laras memberikan suatu inovasi terbaru bagi pertunjukan ludruk dalam menyajikan bentuk pertunjukan lebih terkonsep ke arah kekinian. Kata Kunci: Pelestarian, Ludruk Marsudi Laras, Surabaya
KESENIAN JARANAN SAMBOYO PUTRO DI DUSUN NGETREP DESA KURUNGREJO KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN 1996-2013 CHOIRUN NISAK, DEWI; , ARTONO
Avatara Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Grup kesenian jaranan Samboyo Putro adalah grup kesenian yang ada di Kabupaten Nganjuk sejak tahun 1996.Grup kesenian jaranan ini berusia kurang lebih 17 tahun dan tetap eksis di dunia seni pertunjukan dengan ciri khas yangdimilikinya. Rumusan masalah penelitian ini adalah 1) Latar belakang berdirinya grup kesenian jaranan Samboyo Putrodi Dusun Ngetrep Desa Kurungrejo Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk pada tahun 1996, 2) Bagaimana eksistensigrup kesenian jaranan Samboyo Putro pada tahun 1996-2013. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa latar belakangberdirinya grup kesenian Samboyo Putro ini berawal dari pertemanan yang terjalin antara Bopo Sudiono dan BapakSukirman. Setelah kematian Bapak Sukirman tahun 1992, Bopo Sudiono meminta izin untuk melestarikan grup kesenianjaranan ini di Kabupaten Nganjuk dengan nama yang sama tahun 1996. Eksistensi grup kesenian jaranan Samboyo Putroberhasil dilakukan dengan strategi (1) penambahan sinden (2) pembaruan kostum (3) menjaga mutu alat jaranan (4)menjaga mutu seniman jaranan (5) menjaga pangsa pasar agar Samboyo Putro dapat terus diterima oleh masyarakatbanyak. Khususnya masyarakat Nganjuk yang mengenal grup kesenian jaranan ini dengan ciri khasnya.Kata kunci : Jaranan, Samboyo Putro, Eksistensi
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI SOAL-SOAL HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILLS) MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X-IPS SMAN 2 SIDOARJO FARIDAH, EMI; , ARTONO
Avatara Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam pembelajaran abad 21,namun kemampuan berpikir siswa Indonesia masih rendah. Hal itu dibutkitan dengan hasil PISA 2015. Penelitian inibertujuan mengetahui bagaimana cara guru dalam menyusun soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) danmenganalisis tingkat kemampuan berpikir kritis siswa melalui soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skills). Penelitianini adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah hasil angket terkait penyusunansoal HOTS (Higher Order Thinking Skills), hasil uji soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) siswa kelas X SMAN2 Sidoarjo, dan hasil wawancara dengan siswa. Soal yang diujikan adalah soal sejarah peminatan dengan level kognitifC5 dan C6 pada dimensi kognitif konseptual dan metakognitif. Soal ini disusun berdasarkan indikator berpikir Ennis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru belum menyusun soal-soal berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) dansiswa belum mampu mencapai seluruh indikator berpikir kritis Ennis. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis,siswa perlu dibiasakan menggunakan soal berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills).Kata Kunci: kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)Abstract
PERJUANGAN KH. AHYAT CHALIMY DALAM LASKAR HIZBULLAH MOJOKERTO DALAM MEMPERJUANGKAN DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1942-1950 ROHMAN, MUJIBATUR; , ARTONO
Avatara Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resolusi Jihad upaya menyelamatkan Republik Indonesia adalah gema yang menggetarkan disaat Republik Indinesiaterancam musuh. Gema yang membakar semangat para prajurit Hizbullah Indonesia. Resolusi Jihad Fi Sabilillah,adalah ultimatum yang dikeluarkan para Ulama? menjadikan masyarakat semangat dalam perjuangan melawanpenjajah. K.H. Ahyat Chalimy sebagai tokoh pendiri Gerakan Pemuda Ansor Serbaguna di Mojokerto adalah yangmempelopori berdirinya Hizbullah di Mojokerto. Penelitian ini yang bertujuan mengetahui bagaimana proses dan peran?Perjuangan KH. Ahyat Chalimy dalam Laskar Hizbullah Mojokerto dalam Memperjuangkan dan MempertahankanKemerdekaan Republik Indonesia tahun 1942-1950?. Penelitian ini yang mana menegetahui sejarah berdirinya LaskarHizbullah di Mojokerto. Penelitian ini juga menjelaskan mengenai proses pertempuran Laskar Hisbullah dalammenghadapi Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II. Teknik pengumpulan data menggunakan teknikwawancara, kepustakaan, kearsipan, dan beberapa penelitian terdahulu. Sedangkan untuk menganalisis data penelitimenggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dalam penelitian ini adalah perjuanganKH. Ahyat Chalimy dalam Laskar Hizbullah Mojokerto dalam Memperjuangkan dan Mempertahankan KemerdekaanRepublik Indonesia tahun 1942-1950 meliputi tahapan persiapan dengan kegiatan membentuk Badan Perjuang LaskarHizbullah di Mojokerto. Mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dengan aksi mempertahankan Surabaya dariancaman penjajah yang mendarat di Tanjung Perak dengan tujuan untuk merebut kembali kekuasaan jajahannya dengantidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Setelah Proklamasi 1945, Belanda menyisakan satu permasalahan denganIndonesia untuk membangkitkan kembali pemerintahan Hindia-Belanda di Indonesia. Akibatnya terjadi pertempuranpertempuranantara Laskar Hizbullah dan Pasukan Belanda, adanya pertempuran tersebut yang menimbulkan adanyakesepakatan melakukan gencatan senjata dan melakukan perundingan antara Indonesia dan pihak Belanda. Perundinganini yang dijuluki perang diplomasi, melalui diplomasi ini juga Belanda membuat sebuah Negara Boneka (RIS) dengantujuan memecah belah Indonesia. Akhirnya bulan Mei 1950 RI melakukan perundingan dengan RIS dan berhasilmenyatukan kembali kedalam NKRI.