Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMAKNAAN PRODUKTIF DARI PERKEMBANGAN ORIENTASI TEORETIS SAIN KIMIA GUST MADE SANJAYA, I; NOVITA, DIAN; , SUYONO
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 1 (2012): Vol. 19, No. 1, Juni 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Telah dilakukan pemaknaan produktif yang menyangkut kolaborasi praktis, teoritis dan komputasi dalam meningkatkan kinerja pembelajaran sains kimia, khususnya Kimia Fisika I: Struktur dan Ikatan. Kajian dilakukan melalui penelitian kinerja individu yang dilihat dari produktivitas mahasiswa dalam menerjemahkan buku wajib dan dalam mengembangkan media pembelajaran. Aktivitas pembelajaran dan respon mahasiswa dianalisis berdasarkan hasil observasi dan angket. Hasilnya menunjukkan bahwa produktivitas mahasiswa sangat tinggi dalam menghasilkan terjemahan buku wajib berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia (1 terjemahan lengkap/mahasiswa) dan dalam menghasilkan media pembelajaran berbasis powerpoit (32-40 file) yang dilengkapi virtualisasi gambar, animasi, dan video yang diperoleh dengan mengunduh dari internet. Dari hasil observasi dan angket diketahui bahwa mahasiswa yang menyatakan bahwa Kimia Fisika I: Struktur dan Ikatan Kimia sebagai materi yang sangat sulit, ternyata menjadi cukup bersemangat dalam belajar (60%) karena pendekatan cukup menarik (73%) dan merangsang kreativitas produktif dikalangan mahasiswa. Secara umum mahasiswa cukup tinggi semangat belajarnya (60%) dan cukup senang dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan (60%). Kata kunci:  pemaknaan produktif, sains kimia Abstract. Has done purport productive involving its practical, collaboration theoretical and computing in improving performance learning of chemical science especially chemical physics I: structure and bonding. The study was important through research performance individual viewed from productivity college student in translating book obliged and in developing media learning. Activity learning and response college student analyzed based on the observation and poll. The results show that a very high student productivity in producing translations of the book required language of United Kingdom into the language of Indonesia (1 complete translation/college student) and media-based learning in generating powerpoit (32-40 files) that include virtualization images, animations, and videos obtained by downloading from the internet. From the results of observation and the now well known that students who stated that chemical physics I: structure and chemical bonds as a very difficult matter, turned out to be quite interested in learning (60%) because it is quite an interesting approach (73%) and stimulates creativity productive among college students. In general students of their learning spirit is quite high (60%) and quite happy with the approach of learning done (60%). Key words: purport productive, chemical science
KETERAMPILAN METAKOGNITIF MAHASISWA DALAM MENERAPKAN TEORI VSEPR PADA PENYELESAIAN MASALAH BENTUK MOLEKUL DAN SUDUT IKATAN SUGIARTO, BAMBANG; , PRABOWO; , SUYONO
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 1 (2012): Vol. 19, No. 1, Juni 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan metakognitif mahasiswa dalam menerapkan Teori VSEPR (valence shell electron pair repulsion) pada penyelesaian masalah bentuk molekul dan sudut ikatan berdasarkan dimensi planning, monitoring, dan  reflection. Sebagai subyek adalah mahasiswa yang memprogram mata kuliah ikatan kimia dengan instrumen utama adalah peneliti sendiri (human instrument) yang didukung alat bantu audio recorder, handycam, dan buku catatan lapangan. Untuk mengetahui keterampilan metakognitif digunakan teknik analisis dokumen mahasiswa berupa jawaban tertulis dan wawancara mendalam. Uji kredibilitas terhadap data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber.  Temuan penelitian menunjukkan, bahwa keterampilan metakognitif pada dimensi  1) planning, tidak hanya dilakukan pada tahap analisis masalah dan rencana saja, tetapi juga dilakukan pada tahap penyelesaian masalah. Aktivitas pada tahap penyelesaian masalah ini hanya dilakukan oleh kelompok atas berupa menetapkan hasil antara yang dapat dicapai, 2) monitoring, dilakukan oleh kelompok atas, tengah, dan bawah pada tahap penyelesaian masalah. dan 3) reflection dilakukan oleh kelompok atas dan tengah pada tahap penilaian, sedang kelompok bawah tidak melakukan refleksi. Pada setiap tahap penyelesaian masalah, keterampilan metakognitif yang dilakukan oleh subyek kelompok atas lebih mendasar, lebih cermat, dan lebih teliti.                                               Kata kunci: Keterampilan Metakognitif, Penyelesaian Masalah, Teori VSEPR Abstract. The purpose of this study was to determine the students’ metacognitive skills in problem solving by using VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) Theory based on planning, monitoring, and reflection dimensions. The subjects were students who followed the course of chemical bonds with the main instrument was the researchers (as human instrument). with supported by audio recorders, camcorders, and field notebooks. To check the validity of the data, this research used triangulation of method and sources. The results showed that in dimension 1) planning, not only performed at the phase of problem analysis and plan, but also performed on the phase of problem solving. Activity at problem solving phase is only done by the upper group in the form of the temporary result that can be achieved, 2) monitoring, performed by upper, middle, and lower groups in the problem-solving phase. and 3) reflection, performed by the upper and middle groups in the assessment phase. At each phase of problem solving,  metacognitive skills  that performed by upper group subjects more basicaly, more accurately, and more thoroughly. Key words: Metacognitive Skills, Problem Solving, VSEPR Theory   
APAKAH GURU SEBAGAI PENCIPTA MISKONSEPSI PADA SISWA? , SUYONO; YUANITA, LENY; ROHMAWATI, LAILY
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini sengaja dikemas dalam judul kalimat tanya karena hasil akhir dari penelitian yang dilakukan belum sampai kepada jawaban atas pertanyaan itu. Penelitian yang telah dilakukan adalah mengidentifikasi miskonsepsi kimia yang terjadi baik pada siswa maupun pada guru kimia di SMA. Untuk mendekatkan temuan penelitian kepada pertanyaan pada judul, maka identifikasi miskonsepsi dilakukan pada substansi kimia yang sama yaitu asam basa. Pengelompokan siswa maupun guru kimia ke dalam tiga status yaitu tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi menggunakan metode CRI (Certainty of Response Index). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini: (1) masih didapati sejumlah siswa (rerata 11,5% dari sampel penelitian) yang berada pada status miskonsepsi pada asam basa dan (2) masih didapati sejumlah guru kimia (22,7% dari sampel penelitian) yang berada pada status miskonsepsi pada asam basa. Terdapat perbedaan sebaran dan intensitas miskonsepsi sub-sub konsep asam basa antara siswa SMA dan guru kimia. Telah diperoleh data awal untuk melakukan riset lanjutan untuk menjawab pertanyaan yang dijadikan judul artikel saat ini. Kata Kunci: asam basa, metode CRI, miskonsepsi This article deliberately packaged in the question sentence title because the final results of the research carried out has not come to an answer this question. This  Research has been done is to identify the chemical misconceptions that occur both on the students and the chemistry teachers in senior high school. To bring the  research findings to the question in the title, so the identification of misconceptions performed on the same chemical substance that is acid-base. Grouping students and chemistry teachers into three groups, namely matering   concept,  unknowing  the concept, and misconceptions using CRI (Certainty of Response Index). The results obtained from this study: (1) was found to be a number of students (mean 11.5% of the study sample) who are on misconceptions on acid-base status and (2) was found to be a chemistry teacher (22.7% of the study sample) misconceptions that are on the acid-base status. There are differences in the distribution and intensity of misconceptions sub-acid-base concepts among high school students and chemistry teachers. Preliminary data have been obtained to conduct further research to answer questions that used the title of the current article. Key words: acid-base, CRI method, misconceptions
TUNJANGAN PROFESI GURU SEBAGAI MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU AGAMA HINDU Admin JPA; SUYONO
JURNAL PENDIDIKAN AGAMA Vol. 7 No. 1 (2016): Jurnal Pendidikan Agama
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.924 KB)

Abstract

Abstrak: Program sertifikasi guru diharapkan pemerintah dapat mengatasi permasalahan kualitas pendidikan. Melalui program sertifikasi diharapkan kinerja guru akan meningkat. Tunjangan Profesi Guru (TPG) merupakan bentuk tunjangan yang diberikan kepada guru agar dapat meningkatkan kinerja profesinya. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah apakah pemberian tunjangan profesi guru berpengaruh terhadap kinerja guru Agama Hindu. Serta mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi guru Agama Hindu yang sudah mendapat tunjangan profesi dalam meningkatkan kinerjanya. Peneliti memilih Kabupaten Way Kanan tepatnya di pendidikan formal yaitu sekolah-sekolah yang terdapat guru Agama Hindu yang sudah mendapat tunjangan profesi. Metode dan intrumen yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa daftar wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian Tunjangan Profesi Guru Sebagai Motivasi Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Agama Hindu di Kabupaten Way Kanan secara umum dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah yaitu ketaatan guru dalam menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya yang dilihat dari kedisiplinan dan tepat waktu dalam mengajar, membuat dan mengumpul perangkat pembelajaran secara rutin, berusaha untuk meningkatkan kinerja dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan berupa work shop serta mengembangkan pengetahuan dengan cara mengikuti organisasi-organisasi baik itu di sekolah maupun di masyarakat. Guru Agama Hindu yang sudah mendapat tunjangan profesi di Kabupaten Way Kanan sudah memiliki Surat Keputusan (SK) dari masing-masing kepala sekolah bahwa guru yang bersangkutan benar-benar memiliki beban mengajar selama 24 jam bahkan lebih, dalam seminggu. Jadi kebijakan pemerintah dengan memberi tunjangan kepada guru-guru tidak akan menjadi sia-sia serta kebijakan ini dapat berdampak positif terhadap kualitas pendidikan yang ada di Indonesia karena guru merupakan ujung tombak berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan. Untuk itu maka Dinas Pendidikan perlu melakukan sosialisasi yang optimal dan rutin mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru dalam meningkatkan kinerja dengan memberdayakan para kepala sekolah serta pengawas guru yang sudah sertifikasi Kata Kunci: Tunjangan Profesi Guru, Kinerja Guru
Implementasi Nilai-Nilai Agama Hindu Dalam Keluarga Untuk Mewujudkan Budi Pekerti Pemuda Di Desa Balinuraga Suyono
JURNAL PENDIDIKAN AGAMA Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Pendidikan Agama
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1362.736 KB)

Abstract

Kehidupan spiritual mulai dirasakan kurang diimplementasikan di Desa Balinuraga terutama dalam lingkungan keluarga, akibatnya adalah moral dan etika masyarakat khususnya generasi muda Hindu saat ini semakin mendangkal. Dalam Ajaran Agama Hindu terdapat nilai-nilai agama yang sangat mendalam bagi kehidupan manusia. Dengan nilai agama tersebut, manusia mampu hidup dan melaksanakan swadharmanya sebagai orang yang beragama Hindu sehingga dapat mencapai tujuan akhir yaitu Moksartam Jagadhita Ya Caiti Dharma. Permasalahannya sekarang bagaimanakah implementasi nilai-nilai Agama Hindu dalam keluarga dan budi pekerti pemuda di Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian adalah penelitian deskriptif selain itu juga disertai data dari hasil kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa umat Hindu di Desa Balinuraga belum mengimplementasikan nilai- nilai agama dengan baik dalam keluarganya dan generasi mudanya mencerminkan budi pekerti yang kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, saran yang dapat diberikan untuk umat Hindu khususnya di Desa Balinuraga lebih menerapkan nilai-nilai agama dalam keluarganya sehingga generasi mudanya mencerminkan generasi muda yang memiliki budi pekerti yang luhur.
DESKRIPSI DAN FUNGSI BANGUNAN PURA (CANDI GEDONG) UMAT HINDU ETNIS JAWA Suyono
JURNAL PENDIDIKAN AGAMA Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Pendidikan Agama
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.281 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketidak tahuan masyarakat tentang bentuk dan fungsi Bagunan Pura (Candi Gedong). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi Bagunan Pura (Candi Gedong) serta Sejarah Candi Gedong. Waktu penelitian dari bulan Juli sampai bulan September. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan deskriptif kualitatif non statistic, Proses analisis data menggunakan model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini adalah 1. Bentuk Arsitektur Candi Gedong berupa: a. Dimensi bagunan berupa bentuk dan ukuran candi gedong. Dimensi bangunan berupa bentuk yaitu bagian atas atap candi berisikan ukiran Stupa, karang mata satu, karang manuk dan karang rangda, bagian badan yang memiliki ukiran Arca, karam boma, karang bunga dan lis dan bagian kaki yang memiliki ukiran Karang Gajah, karang bunga dan lis. B. Bahan Bagunan yang digunakan dalam pembuatan candi. 2, fungsi Candi Gedong yaitu Tempat berstananya Tuhan yang berwujud (Arca). 3. Sejarah Candi Gedong yaitu mengadopsi dari candi Prambanan dan menurut sejarah Hindu di Nusantara. Candi merupakan sarana bagi umat Hindu untuk melaksanakan bakti (sembahyang). Candi prambanan memiliki berbagai macam arca dan yang utama adalah Tri Murti, begitu juga dengan Candi Gedong yang memiliki arca didalam bangunannya. Arca yang digunakan sesuai dengan wilayah masing-masing.
Analysis of patron-client political communication in building a network of political power in the village community Suyono; Nugroho, Kris; Windyastuti, Dwi
Jurnal Studi Komunikasi Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Faculty of Communications Science, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jsk.v5i1.3099

Abstract

This study aimed to explore political communication in the building of political power networks in Jenggrik Village, Kedunggalar District, Ngawi Regency during the village head elections (village head election) from 1998 to 2019 from patron-client relations perspective. Political communication occurs through village elites and village community leaders. Political communication happens between the village head and his community members. This study was a descriptive study using a qualitative research method. This study sought to understand the processes and facts about political communication that shapes community loyalty and the leaders in Jenggrik Village, Kedunggalar District who have economic and non-economic power. The findings and conclusions of this study supported Max Weber's notion on Charismatic Leadership as well as Sartono Kartodirjo’s research which stated that the loyalty of village communities (clients) is formed because of village heads (patrons) for material (economic) and non-material (non-economic) reasons, such as authority and charisma of the leader; distribution of benefits from individuals or groups in exchange for political support; the loyalty of village communities, according to Jonathan Hopkins; also material factors such as financial aid, village physical infrastructure development assistance, or other economic assistance, according to James C. Scott and Ahimsa.