Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

NYERI NEUROPATIK PADA PENDERITA MYASTENIA GRAVIS Fendy Dwimartyono
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.156 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.25

Abstract

Miastenia gravis (MG) adalah suatu bentuk kelainan pada transmisi neuromuskular yang paling sering terjadi.  Kelainan pada transmisi neuromuskular yang dimaksud adalah penyakit pada neuromuscular junction (NMJ). MG adalah suatu penyakit autoimun dimana tubuh secara salah memproduksi antibodi terhadap reseptor asetilkolin (AChR) sehingga jumlah AchR di NMJ berkurang. MG menyebabkan permasalahan transmisi yang mana terjadi pemblokiran AchR di serat otot (post synaptic) mengakibatkan tidak sampainya impuls dari serat saraf ke serat otot sehingga menyebabkan tidak terjadinya kontraksi otot. MG ditandai oleh kelemahan otot yang kembali memulih setelah istirahat. Otot yang paling sering terkena adalah ekstraokular, tungkai, wajah dan otot leher. Miastenia dalam bahasa latin artinya kelemahan otot dan gravis artinya parah
Isolation and Identification of Bacteria in the Mouth Before and After Ablution fitriah, Fitriah; Rachman, Mochammad Erwin; Gayatri, Sri Wahyuni; Dwimartyono, Fendy; Idrus, Hasta Handayani
Green Medical Journal Vol 3 No 3 December (2021): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/gmj.v3i3.89

Abstract

Background: The oral is the gateway for the entry of various kinds of microorganisms into the body, with the prevalence of people having dental and oral problems in Indonesia increasing every year. The normal flora of the oral acts as a body defense, but it can cause disease due to predisposing factors, namely oral hygiene. Therefore, it is necessary to find an alternative in maintaining oral health. Islam is a religion that emphasizes personal hygiene, such as performing ablution. Content: The types of bacteria found in the oral before ablution was 33.33% Pseudomonas sp., 6.67% Lactobacillus sp., 3.33% Streptococcus sp. and 0.14% Staphylococcus sp. while the types of bacteria found in the oral after ablution were 26,8% Pseudomonas sp., 20% Lactobacillus sp., 5% Streptococcus sp. and 2% Staphylococcus sp. Conclusion: There was a change in the number of bacteria, namely an increase in gram-positive bacteria in the oral after ablution.
Efektivitas Inotropik Dan Vasopresor Dalam Terapi Pada Pasien Syok Kardiogenik : Literature Review Oktaviani, Wira Pratiwi; Dwimartyono, Fendy; Rio, Purwati Pole
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 8 (2024): Volume 11 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i8.15334

Abstract

Kematian akibat syok kardiogenik masih mencapai 50%. Pengobatan syok kardiogenik bergantung pada pemberian resusitasi cairan yang adekuat dan pemberian inotropik dan vasopresor memiliki peranan penting dalam mendukung kondisi hemodinamik pada syok kardiogenik, penelitian terkini telah merekomendasikan penggunaan vasokonstriktor sebagai pilihan farmakologis lini pertama untuk kasus syok kardiogenik. Penelitian ini menggunakan metode review article. Sumber data penelitian ini berasal dari literatur yang diperoleh melalui internet berupa hasil penelitian dari publikasi jurnal. Berdasarkan hasil dari article review yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tatalaksana utama syok kardiogenik adalah mengatasi penyebab utamanya seperti revaskularisasi. Inotropik dan vasopresor digunakan sebagai terapi awal untuk membantu stabilisasi hemodinamik atau hanya sebagai bridging therapy.
WAKTU PULIH SADAR PADA PASIEN OPERASI DENGAN MENGGUNAKAN ANASTESI UMUM PROPOFOL DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR Wardana, Riqah Nefiyanti Putri; Sommeng, Faisal; Ikram, Dzul; Dwimartyono, Fendy; Purnamasari, Reeny
Wal'afiat Hospital Journal Vol 1 No 1 (2020): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2782.868 KB) | DOI: 10.33096/whj.v1i1.9

Abstract

Latar Belakang : Perhatian utama pada anestesi umum adalah keamanan dan keselamatan pasien. Efek fisiologis yang ditimbulkan tubuh seseorang dalam menjalani operasi berbeda-beda, tergantung dari kondisi fisik pasien, jenis bedah yang dilakukan, jenis anestesi yang dipakai, jenis obat yang diberikan, dan juga banyaknya dosis obat yang diberikan. Semua hal itu dapat berpengaruh terhadap waktu pulih sadar pasien post operasi. Beberapa obat anestesi diberikan secara intravena, baik tersendiri maupun dalam bentuk kombinasi dengan anestetik lainnya, untuk mempercepat tercapainya stadium anestesi ataupun obat penenang pasien. Obat-obat ini termasuk barbiturat, benzodiazepin, propofol, ketamin, analgesik opioid, dan berbagai hipnotik-sedatif. Propofol sering digunakan karena memiliki onset cepat, durasi pendek dan waktu pemulihan kesadaran cepat dengan resiko terjadinya mual muntah lebih kecil dari obat induksi lainnya. Propofol digunakan baik untuk anestesi induksi maupun pemeliharaan sebagai bagian dari teknik anestesi intravena total atau anestesi berimbang, dan merupakan anestetik terpilih untuk bedah rawat jalan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu pulih sadar pada pasien operasi dengan menggunakan anastesi umum propofol di rumah sakit ibnu sina makassar. Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif numerik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien operasi dengan menggunakan anastesi umum propofol di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar sebanyak 26 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Dimana data diperoleh dari hasil observasi secara langsung kepada sampel. Hasil : Dari 26 sampel menunjukkan bahwa distribusi waktu pulih sadar pada pasien operasi menggunakan anastesi umum propofol di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar didapatkan waktu pulih sadar yaitu 7 menit dengan jumlah 11 orang (42,3%), kemudian diikuti dengan waktu pulih sadar 8 menit sebanyak 6 orang (23%), waktu pulih sadar 9 menit sebanyak 5 orang (19,2%), waktu pulih sadar 10 menit sebanyak 2 orang (7,7%), dan waktu pulih sadar 11 menit dan 12 menit masing-masing sebanyak 1 orang (3,9%). Nilai rata-rata dari waktu pulih sadar pasien dengan menggunakan anastesi umum propofol 8,19±1,38 menit. Dengan nilai minimum 7 menit dan nilai maksimum 12 menit. Kesimpulan : Rata-rata waktu pulih sadar pada pasien operasi menggunakan anastesi umum propofol di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar didapatkan 8,19±1,38 menit dan memiliki rentang waktu antara 7 menit sampai 12 menit.
Perbandingan antara Ibuprofen dengan Ketorolak Intravena terhadap Kadar Neutrofil Pascabedah Laparotomi Ginekologi Harahap, Muhammad Wirawan; Dwimartyono, Fendy; Susilo, Wawan; Mulyadi, Farah Ekawati
UMI Medical Journal Vol 8 No 2 (2023): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v8i2.270

Abstract

Latar Belakang: Nyeri akibat pembedahan ditimbulkan oleh kerusakan jaringan dan respon inflamasi akibat trauma jaringan. Neutrofil merupakan salah satu penanda adanya inflamasi yang mudah diukur. Penelitian ini bertujuan membandingkan efek pemberian ibuprofen dan ketorolak intravena terhadap kadar neutrofil pascabedah laparotomi ginekologi. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan uji klinis acak tersamar ganda. Sampel terdiri atas 2 kelompok yakni K1 (kelompok yang mendapatkan ibuprofen 400 mg intravena 1 jam prabedah) dan K2 (kelompok yang mendapatkan ketorolak 30 mg intravena 1 jam prabedah) dengan jumlah sampel masing-masing 16 orang. Data dianalisis menggunakan uji statistic paired t-test dan Mann-whitney U test dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan bermakna peningkatan kadar neutrofil antara kelompok ibuprofen dengan kelompok ketorolak pascabedah (18,35 + 7,86 vs 32,94 + 16,03) dengan nilai p<0,05. Kesimpulan: Peningkatan kadar neutrofil lebih rendah pada pemberian ibuprofen dibandingkan ketorolak pascabedah laparotomi ginekologi.
Efektivitas Premedikasi Ibuprofen IV terhadap Skala Nyeri dan Efek Samping Pasca Bedah Tumor Mammae Rahadatul Aisy, Andi Ariqah; Dwimartyono, Fendy; Maharani, Ratih Natasha; Harahap, Muh. Wirawan; Fadhillah Khalid, Nur
UMI Medical Journal Vol 9 No 1 (2024): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v9i1.273

Abstract

Latar belakang: Tumor mammae adalah adanya pertumbuhan massa atau benjolan yang terjadi pada jaringan payudara. Salah satu penanganan dari tumor mammae adalah operasi pengangkatan tumor yang menimbulkan nyeri pasca bedah. Preemptive analgesia adalah pengobatan yang melindungi sistem nosiseptik untuk mengurangi rasa sakit pasca bedah dan mencegah berkembangnya rasa nyeri kronis. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pemberian premedikasi Ibuprofen 400 mg dan 800 mg Intravena terhadap skala nyeri dan efek samping pasca bedah eksisi tumor mammae. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Pengkajian dibahas mengaplikasikan berdesaian eksperimental melalui berpendekatan saintifik. Hasil: Berdasarkan hasil pengkajian Dari total 32 sampel ditemukan hasil perbedaan yang signifikan dari p* <0,05 ), dan tidak ditemukan perbedaan signifikan dari efek samping kedua kelompok (p* >0,05). Kesimpulan: Ibuprofen 800 mg IV lebih efektif dalam menurunkan skala nyeri paca bedah eksisi tumor mammae dan tidak ditemukan perbedaan signifikan pada efek samping kedua kelompok.
Analisis Aktivitas Antioksidan Buah Blueberry (Ganus Vaccinium) Menggunakan Metode DPPPH Royani, Ida; Rizqi, Ain Tajriani; Abdullah, Rezky Putri Indarwati; Dwimartyono, Fendy; Safitri, Asrini
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.25039

Abstract

Senyawa yang bisa menghentikan, mencegah, ataupun menghambat oksidasi zat yang dapat teroksidasi oleh radikal bebas serta meminimalisir stres oksidatif. Apabila terbentuk banyak radikal, tubuh manusia membutuhkan antioksidan eksogen dikarenakan tubuh manusia tidak punya cukup antioksidan. Antioksidan eksogen dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan di alam. Diantara tanaman yang memiliki kandungan senyawa antioksidan adalah buah blueberry . Demi mengetahui aktivitas kekuatan antioksidan dari buah blueberry memakai metode DPPH . Jenis penelitian ini dilakukan dengan desain analitik. Sampel dalam penelitian ini adalah buah blueberry yang teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan teknik kuota sampling sampai jumlah(kuota) yang diinginkan terpenuhi. Pengujian aktivitas antioksidan pada sampel dijalankan memakai metode DPPH (2,2Difenil-1 Pikrihidrazil). Analisis data dalam pengkajian ini menghitung dan menganalisa nilai IC50 yang didapatkan.dari persamaan regresi linear memakai perangkat lunak Microsoft Excel Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai IC50 buah blueberry adalah 827.287 ppm. Nilai tersebut menunjukan bahwa kekuatan aktivitas antioksidan dari buah blueberry mempunyai kekuatan aktivitas antioksidan yang lemah. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak metanol buah blueberry (Ganus vaccinium) dengan metode DPPH mengungkapkan bahwasanya ekstrak mempunyai aktivitas antioksidan lemah, bernilai IC50 sejumlah 827.287 ppm