Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia

PERBEDAAN BATUK EFEKTIF METODE PURSED LIP BREATHING TERHADAP KUALITAS SPUTUM Haryanto -; Praba Ginanjar; M. Arie Wuryanto
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 2. No. 2. Tahun 2005
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6955.649 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.2.2.2005.%p

Abstract

Latarbelakang: Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis atau disebut basil tahan asam (BTA). Diagnosis TB paru ditegakkan dengan menemukan BTA dalam pemeriksaan sputum. Husil pemeriksaan sputum sangat ditentukan oleh kualitas sputum. Sputum yang dihasilkan dapat berkualitas baik jika penderita melakukan batuk yang efektif, antara lain dengan metode pursed lip breathing.Tajuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan cara batuk efektif menggunakan metode pursed lip breathing dengan kualitas sputum. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan post test only with control group design. Subyek penelitian adalah suspek TB paru yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Suspek TB paru dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan yang diberi perlakuan cara batuk efektif menggunakan metode pursed lip breathing dan kelompok kontrol. Jumlah suspek TB paru seluruhnya 120 orang, dibagi 60 orang pada masing-masing kelompok. Hasil penelitian menunjuklcan terdapat 11,7% kasus BTA positif dari 120 suspek yang diperiksa. Proporsi sputum berkualitas baik pada kelompok kontrol (41,7%) jauh lebih rendah dari kelompok perlakuan (83,3%). Analisis dengan chi-square membuktikan ada perbedaan antara carabatuk efekttf metode pursed lip breathing terhadap kualitas sputum yang dihasilkan (p<0,0001). Pada kelompok kontrol tidak ada kasus BTA positif yang berhasil ditemukan pada pemeriksaan sputum pertama (0,00'%,).Sebaliknya, seluruh kasus dengan BTA positif pada kelompok perlakuan (100,0%) dapat ditemukan pada pemeriksaan sputum pertama. Simpulan: cara batuk efektif menggunakan metode pursed lip breathittg berhubungan erat dengan kualitas sputum yang dihasilkan pada pemeriksaan sputum sewaktu I. Disarankan agur metode tersebutdigunakan untuk meningkatkan efektivitas pemeriksaan sputum suspek TB paru.Kata kunci: tuberkulosis, batuk, sputunt
EFIKASI BERBAGAI DOSIS METHOPRENE SEBAGAI INSECT GROWTH REGULATOR TERHADAP PERTUMBUHAN LARVA Aedes aegypti Margo Utomo; Sayono -; Haryanto -
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 4. No. 1. Tahun 2007
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.028 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.4.1.2007.%p

Abstract

Latar Belakang : Untuk memutus mata rantai penularan maka pengendalian vektor DBD dapat dilakukan baik terhadap jentiknya maupun terhadap nyamuk dewasa. Pengendalian terhadap jentik ada beberapa macam cara salah satunya dengan pengendalian kimiawi (pemberian larvasida di kontainer). Methoprene merupakanInsect Growth Regulator (IGR) yaitu sejenis larvasida yang bekerja dengan cara memotong pemenuhan siklus hidup nyamuk. Tujuan : Untuk mengetahui efikasi berbagai dosis methoprene terhadap pertumbuhan larva Aedes aegypti di laboratorium. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni, dengan rancangan post test only with control group design, menggunakan 6 dosis perlakuan dan satu kontrol dengan pengulangan sebanyak 4 kali jadi jumlah subyek penelitian sebanyak 28 perlakuan. subyek penelitian menggunakan larva Aedes aegypti instar III dan teknik pengambilan sampel secara random/acak. Variabel Dependen pertumbuhan larva Aedes aegypti, Variabel Independent larvasida berbahan aktif Methoprenesebagai IGR, yaitu Altosid. masing-masing kelompok eksperimen diuji menggunakan varians satu jalan (One Way Anova). Hasil : dosis Methoprene 1,75 ppm mencapai kematian larva secara tidak langsung lebih dari 70%.dengan rata-rata sebesar 14,25 (7 1,25 %) dalam waktu 48 jam, dosis Methoprene 0,7 ppm yaitu sebesar 28,75 % dengan rata-rata kematian 5,75, dosis Methoprene 0,8 dengan rata-rata kematian 7 (35%), dosis Methoprene 0,9 dengan rata-rata kematian 8,5 (42,5%), dosis Methoprene 1,25 ppm dengan rata-rata kematian10 (50%), dosis Methoprene 1,25 dengan rata-rata kematian 11,5 (57,5%). dari uji one way Anova diperoleh nilai p:0,000 (p<0,05) yang artinya ada perbedaan yang bermakna pada konsentrasi berbagai dosismethoprene terhadap pertumbuhan larva Aedes aegepti. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna pada konsentrasi berbagai dosis methoprene terltadap pertumbuhan larva Aedes aegepti.Kata Kunci : IGR, Methoprene, larva, Aedes aegypti