Herman -
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau, Kampus Bina Widya, Jl. HR Soebrantas, Panam, Pekanbaru 28293, Riau, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Respon Kecambah Padi (Oryza sativa L.) Asal Bengkalis, Riau Terhadap Cekaman Garam Roslim, Dewi Indriyani; Anandia, Rahmi; -, Herman
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 7, No 1 (2015): March 2015
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v7i1.3539

Abstract

Varietas padi yang tahan terhadap cekaman garam sangat diperlukan untuk mengatasi masalah cekaman garam di wilayah pesisir pantai. Penelitian ini bertujuan menganalisis respon pertumbuhan akar dan tajuk serta pertambahan biomassa akar dan tajuk dari enam varietas padi pada fase kecambah. Varietas padi lokal yang digunakan berasal dari Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, yaitu Amat Candu, Sadani, Solok, dan Yamin. Dua varietas pembanding yang digunakan adalah IR64 yang tidak tahan dan Indragiri yang tahan terhadap cekaman garam. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi NaCl, yaitu 0 mM, 15 mM, 30 mM, dan 45 mM. Faktor kedua adalah varietas padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara empat varietas lokal yang diuji, varietas Amat Candu memberikan respon pertumbuhan dan biomassa akar paling baik sehingga dapat digolongkan ke dalam varietas padi yang moderat terhadap cekaman garam; sedangkan tiga varietas padi lainnya, yakni Solok, Sadani, dan Yamin tergolong tidak tahan cekaman garam. Pertumbuhan akar kecambah padi pada perlakuan cekaman garam 30 mM merupakan karakter yang dapat membedakan ketahanan terhadap cekaman garam. Oleh karena itu pertumbuhan akar kecambah pada cekaman garam 30mM disarankan untuk digunakan dalam penapisan varietas padi untuk ketahanan terhadap cekaman garam.Salt tolerant rice varieties is needed to overcome the problem of salt stress on coastal areas. This study aimed to analyze the roots and canopy growth of six rice varieties at germination stage. Four local rice varieties used derived from District of Bantan, Bengkalis, i.e. Amat Candu, Sadani, Solok, and Yamin. Two control varieties, IR64 and Indragiri, were used as salt sensitive and salt tolerance, respectively. The study was conducted using a randomized block design with two factors and three replications. The first factor was concentration of NaCl, i.e. 0 mM, 15 mM, 30 mM, and 45 mM. The second factor was the rice variety. The results showed that among four local varieties tested, Amat Candu varieties had best root growth and biomass; therefore it can be classified into a moderate tolerance to salt stress; while three others, i.e. Solok, Sadani, and Yamin classified as salt sensitive varieties. Seedling root growth at 30 mM salt stress treatment could differentiate the salt resistance salt. Hence, the growth of seedling root on salt stress 30 mM is recommended for use in rice varieties screening for resistance to salt stress.
Pengetahuan Tumbuhan Obat Dukun Sakai Desa Sebangar Duri Tiga Belas dan Desa Kesumbo Ampai Duri Kabupaten Bengkalis Irawan, Yulisa Resti; -, Fitmawati; -, Herman
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 5, No 1 (2013): March 2013
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v5i1.2571

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan 13.466 pulau yang termasuk kedalam 33 provinsi dengan berbagai suku dan budaya. Keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, berpadu dengan budaya etnik yang ada menghasilkan sistem pengetahuan dan budaya yang terkait dengan pemanfaatan tumbuhan yang ada. Budaya pengobatan dan penggunaan tumbuhan obat sudah berkembang lama dan diwariskan secara turun-temurun. Modernisasi menggerus tradisi dan pengetahuan pengobatan tradisional dan penggunaan tumbuhan obat di Suku Sakai Duri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan tumbuhan obat secara tradisional di Suku Sakai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, wawancara dan survey langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan ada 250 jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh suku Sakai yang berasal dari Desa Sebangar dan Desa Kesumbo Ampai. Berdasarkan familinya kelompok Zingiberaceae lebih banyak digunakan di Sebagar, sedangkan Famili Annonaceae lebih banyak digunakan di Desa Kesumbo Ampai. Berdasarkan bagian tanaman yang digunakan daun merupakan organ yang paling bayak digunakan di kedua tempat, sedangkan berdasarkan habitus tumbuhan berhabitus pohon lebih umum digunakan di kedua tempat.Indonesia have the high natural resources and biodiversity with 13.466 islands in 33 provinces with various of ethnics and cultures. The high plant diversity combined with the variety of ethnics might result in the diversity of knowledge system of relationship between the society cultures and their plants cultures. The traditional treatment cultures and use the medicinal plants have been evolving for centuries that have been conserved from generation to generation. The presence of culture modernization has caused erosion of traditional knowledge of the society especially in the medicinal plants knowledge of Sakai Duri and Duri 13 ethnics. The aim of this study was to collect the information about the medicinal plant knowledge in Sakai ethnic. This study used descriptive method to collect all informations about the medicinal plant knowledge. The study has found 250 species of medicinal plants used by Sakai ethnic in Sebangsar Village and Kesumbo Ampai Village. Based on the family, the plants from Zingiberaceae family have been used more intensively by the society of Sebangar village, whereas the plants from Annonaceae family have been used more intensively by the people in Kesumbo Ampai village. The organ or part of the plants that is mostly used in both village was leave organ/part. Based on the habitus, the trees are mostly used in both sites and there were 35 tree species used in Sebangsar village compared to 42 species in Kesumbo Ampai village.
Karakter Morfologi dan Pertumbuhan Tiga Jenis Cacing Tanah Lokal Pekanbaru pada Dua Macam Media Pertumbuhan Roslim, Dewi Indriyani; Nastiti, Dini Septya; -, Herman
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 5, No 1 (2013): March 2013
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v5i1.2567

Abstract

Limbah organik dari limbah rumah tangga, pertanian, perkebunan, dan peternakan sering menimbulkan masalah, karena mencemari lingkungan. Cacing tanah dapat menggunakan limbah organik tersebut sebagai media pertumbuhannya dan juga merombaknya menjadi pupuk kasting. Penelitian ini bertujuan menganalisis pertumbuhan tiga jenis cacing tanah yang ditemui di kota Pekanbaru pada dua media pertumbuhan. Tiga jenis cacing tanah yang diteliti adalah Amynthas aspergillum (Cacing Gila Bodoh), Perionyx sp1 (Cacing Merah), dan Perionyx sp2 (Cacing Susu). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Faktorial Lengkap. Masing-masing cacing tanah ditumbuhkan pada dua media, yaitu serasah dan campuran kotoran sapi+tanah, di dalam pot plastik. Medium tanpa cacing tanah digunakan sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan cacing tanah Amynthas aspergillum (Cacing Gila Bodoh), Perionyx sp1 (Cacing Merah), dan Perionyx sp2 (Cacing Susu) memiliki perbedaan karakter morfologi pada panjang tubuh, warna kulit, jumlah segmen, tipe prostomium, jumlah seta per segmen, warna dan posisi klitellum, posisi dan jumlah lubang jantan. Medium campuran kotoran sapi+tanah lebih cocok untuk pertumbuhan Perionyx sp2 (Cacing Susu), media serasah untuk pertumbuhan Amynthas aspergillum (Cacing Gila Bodoh), dan media kotoran sapi saja tanpa penambahan tanah untuk Perionyx sp1 (Cacing Merah).Organic waste produced from household, agriculture, plantation, and animal husbandry may cause environmental pollution. Earthworms can utilize this organic waste for their growth medium and decompose them to produce casting fertilizer. The objective of this study was to analyze the growth of three earthworm species from Pekanbaru using two types of media, i.e. Perionyx sp1 (Cacing Merah), Perionyx sp2 (Cacing Susu), and Amynthas aspergillum (Cacing Gila Bodoh). All these earthworms were grown in litter media and manure-soil mixture. Media without the earthworms were used as control. The experiment design used in this study was Full Factorial Random Design. The results showed Amynthas aspergillum (Cacing Gila Bodoh), Perionyx sp1 (Cacing Merah), dan Perionyx sp2 (Cacing Susu) had distinct morphological characters such as the body length, skin colour, segment number, prostomium type, setae number per segment, clitellum colour and position, and also the number and position of male genital hole. The most suitable medium for each Amynthas aspergillum (Cacing Gila Bodoh), Perionyx sp1 (Cacing Merah), and Perionyx sp2 (Cacing Susu) were litter, cow manure, and cow manure+soil mixture media, respectively.
Analisis Sebagian Sekuen Gen Ferritin2 pada Padi (Oryza sativa L.) Indragiri Hilir, Riau Nugraha, Fadel; Indriyani Roslim, Dewi; Putri Ardilla, Yolla; -, Herman
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 6, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v6i2.3102

Abstract

Ion Fe bebas sangat beracun bagi tanaman, karena dapat membentuk radikal bebas di dalam sel. Walaupun demikian, tanaman memiliki mekanisme untuk mempertahankan homeostasis Fe di dalam sel yang melibatkan protein ferritin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan sekuen nukleotida gen ferritin2 dari dua genotipe padi lokal (Bakung dan Serei) dari Indragiri Hilir, Riau dengan varietas padi rawa unggul tahan cekaman kelebihan Fe (Siam Sintanur), padi unggul tidak tahan cekaman kelebihan Fe (IR64), dan data sekuen nukleotida kultivar Nipponbare. Metode penelitian meliputi isolasi DNA toal dari daun segar tanaman padi menggunakan metode CTAB dan amplifikasi DNA (PCR) menggunakan primer OsFer_F3 (forward) dan Gross_R (reverse). Produk PCR kemudian disekuensing dan disejajarkan. Pada penelitian ini telah diperoleh fragmen dari gen ferritin2 dari kelima genotype atau varietas padi yang diuji, yang berukuran sekitar 1200 pb. Analisis pensejajaran menunjukkan terdapat 56 SNP (single nucleotide polymorphism) pada sekuen nukleotida gen ferritin2 tersebut. Bakung menunjukkan kedekatan yang tinggi dengan Nipponbare, diikuti dengan IR64, Siam Sintanur, dan Serei. Kemungkinan Bakung merupakan genotipe padi lokal dari Indragiri Hilir, Riau yang tahan cekaman kelebihan Fe.Free Fe ions are highly toxic to plants, because it can form free radicals in the cells. However, plants have mechanisms to maintain Fe homeostasis in the cells involving ferritin proteins. This study was aimed to analyze and to compare the nucleotide sequence of ferritin2 gene in two local rice genotypes (namely Bakung and Serei) from Indragiri Hilir, Riau and in Fe overload-tolerant rice variety (Siam Sintanur), Fe overload-sensitive rice variety (IR64), as well as the nucleotide sequence of Nipponbare rice cultivar. The research methods consisted of DNA isolation from fresh leaves of rice plants using CTAB method and DNA amplification (PCR) using a couple of primers, OsFer_F3 (forward) and Gross_R (reverse). The PCR products were then sequenced and aligned. DNA fragments of ferritin2 gene with length of approx. 1200 bp were obtained from those four rice varieties or genotypes tested. Alignment revealed 56 SNPs (single nucleotide polymorphisms) in the ferritin2 gene sequences. Bakung showed close distance with Nipponbare, followed by IR64, Siam Sintanur, and Serei. It wa suggested that Bakung was Fe overload-tolerant local rice genotype from Indragiri Hilir, Riau.
Analisis Keanekaragaman Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) pada Tiga Tipe Habitat di Pulau Padang Kepulauan Meranti Rahayu, Yeni; -, Fitmawati; -, Herman
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 5, No 1 (2013): March 2013
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v5i1.2569

Abstract

Pulau Padang memiliki areal penanaman sagu (Metroxylon sagu Rottb.). Menurut pengetahuan masyarakat lokal terdapat tiga tipe habitat kebun sagu di Pulau Padang, yaitu Gambut, Kilang Manis, dan habitat bertanah liat. Produktifitas sagu berkorelasi dengan ketiga tipe habitat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap keanekaragaman sagu pada tiga tipe habitat di Pulau Padang dan menentukan tipe habitat yang mendukung produktifitas sagu yang tinggi, sebagai informasi dasar bagi upaya konservasi habitat sagu. Sebanyak 19 individu sagu telah dikoleksi dari tiga tipe habitat dan diamati karakter morfologi dan agronominya. Hasil karakterisasi ditemukan tiga tipe variasi sagu yaitu sagu duri, sagu sengke, dan sagu bemban. Analisis kluster menunjukan bahwa tanaman sagu mengelompok pada tiga kelompok utama berdasarkan asal habitat dan keberadaan durinya pada tingkat kesamaan 31-88%. Berdasarkan analisis komponen utama membagi tanaman sagu menjadi 5 kelompok, cenderung mengelompok juga berdasarkan asal habitat dan keberadaan duri dengan nilai akumulasi keragaman dua komponen utama 58%. Tipe habitat kilang manis direkomendasikan sebagai habitat sagu yang perlu dikonservasi di pulau Padang.Padang Island has a large sago plantation areas. Indigeneous people recognize three habitat types of sago in Padang island, i.e. peat, kilang manis and clay soil. The productivity of sago is closely correlated to the habitat types. The aims of this research were to reveal the diversity of Sago palms in three habitat types in Padang Island and to determine the habitat types which support high productivity of sago as the information base for conservation of sago habitats. The nineteen sago individuals were collected from three habitats and their morphological and agronomic characters were observed. The result of sago characterization obtained three variations of sago in Padang Island, namely Duri, Sengke and Bemban. The cluster analysis showed that sago dendrograms, which was grouped into three main groups based on similarities of origin and the presence of spines with 31-88% similarity coefficient. The principal component analysis classified the diversity of sago into five groups with 58% accumulated value of diversity. Furthermore, Kilang manis, which in recent study is known as a part of Peat habitat, needs to be conserved for sago plantation area.
PENGARUH GAMBAR IKLAN PERINGATAN MEROKOK PADA BUNGKUS ROKOK TERHADAP SIKAP BERHENTI MEROKOK BAGI PELANGGAN MEREK SAMPOERNA A MILD DI DESA KEPENUHAN BARAT MULYA -, Herman
Jurnal Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT This study aims to determine the respondents to the ad images on cigarette packs warning against the attitude of quitting smoking for customer brand Sampoerna A Mild West Fullness In the village Mulya. Based on Survey Data From 5 Shop In The Fullness District of Rokan Hulu in October 2015 as many as 106 people. Samples will be taken by 51 respondents. Furthermore, the method of sampling used acidental Sampling. Analysis of the data using a questionnaire with Likert scale measurement and testing using simple linear regression. Based on the results of the study that the influence of advertising images of smoking warning (X) amounted to 0,746 this means that there is positive and if the level or effected by one unit then the attitude of quitting smoking increased by 0,746 units. The influence of advertising images of smoking warning against the attitude of quitting from the value t count by 13,765 to 0.00 significantly smaller than 0.05 this means that the influence attitudes towards smoking cessation quit smoking is a significant gesture. Suggested ad image warning smoke should be encouraged frequency through private television (cable TV) in the village Fullness of West Mulya Central City specifically or Rokan Hulu is often watched by adult smokers, so the image ads warning smoke are more effective and can improve attitudes to quit smoking adult smokers. Keywords: Image advertising and customer attitudes.1 2
Sekuen Penyandi 18S Ribosomal RNA dan Ubiquitin pada Pandanus sp. Asal Riau (Sequences Encoding 18S Ribosomal RNA and Ubiquitin on Pandanus sp. from Riau) Dewi Indriyani Roslim; Nurin Nuryani; Herman Herman
JURNAL BIOS LOGOS Vol 8, No 1 (2018): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.8.1.2018.20590

Abstract

Abstrak Gen penyandi 18S ribosomal RNA (18S rRNA) dan ubiquitin merupakan anggota dari housekeeping genes yang sering digunakan sebagai kontrol internal pada analisis ekspresi.  Penelitian bertujuan mengisolasi kedua gen tersebut pada tanaman Pandanus sp asal Riau.  Metode penelitian meliputi isolasi DNA total, elektroforesis, PCR, purifikasi gel, sekuensing, dan analisis data sekuen DNA menggunakan program BioEdit version 7.0.0, BLASTn, dan MEGA6.  Sekuen DNA penyandi 18S rRNA (420 bp) dan ubiquitin (493 bp) telah diperoleh.  Sekuen 18S rRNA Pandanus sp memiliki kemiripan sebesar 99% dengan beberapa spesies Pandanus. Sekuen ubiquitin Pandanus sp memiliki kemiripan sebesar 87%-89% dengan sekuen ubiquitin dari beberapa tanaman dan alga hijau.  Dendrogram yang diturunkan dari kedua sekuen juga mendukung hasil tersebut bahwa sekuen 18S rRNA dari Pandanus sp. membentuk satu kelompok dengan sesama sekuen 18S rRNA, begitu pula dengan sekuen ubiquitin Pandanus sp. membentuk satu kelompok dengan sesama sekuen ubiquitin. Kedua gen berpotensi dijadikan kontrol internal setelah dilakukan validasi.Kata kunci: RNA ribosom 18S, housekeeping gene, Pandanus sp., Riau, ubiquitin. Abstrak This research aimed to isolate genes encoding 18S rRNA and ubiquitin in Pandanus sp. from Riau. The research method included total DNA extraction, polymerase chain reaction, electrophoresis, gel purification, sequencing, and DNA sequence analysis using BioEdit version 7.0.0, BLASTn, and MEGA6 programs. Sequences encoding 18S rRNA (420 bp) and ubiquitin (493 bp) had been obtained. The BLASTn analysis showed that 18S rRNA of Pandanus sp. had 99% similarity to some species of Pandanus. Ubiquitin sequence in Pandanus sp. had 87%-89% similarity to ubiquitin sequences of some plants and green algae.  Dendrograms generated from both sequences also supported the results that 18S rRNA sequence of Pandanus sp. was the same group as 18S rRNA on Pandanus genus. Similarly, ubiquitin sequence of Pandanus sp was the same cluster as other plants. Both genes were potentially used as internal control in gene expression studies after their validation.Keywords: 18S ribosomal RNA, housekeeping gene, Pandanus sp., Riau, ubiquitin.
Respon Kecambah Padi (Oryza sativa L.) Asal Bengkalis, Riau Terhadap Cekaman Garam Dewi Indriyani Roslim; Rahmi Anandia; Herman -
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 7, No 1 (2015): March 2015
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v7i1.3539

Abstract

Varietas padi yang tahan terhadap cekaman garam sangat diperlukan untuk mengatasi masalah cekaman garam di wilayah pesisir pantai. Penelitian ini bertujuan menganalisis respon pertumbuhan akar dan tajuk serta pertambahan biomassa akar dan tajuk dari enam varietas padi pada fase kecambah. Varietas padi lokal yang digunakan berasal dari Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, yaitu Amat Candu, Sadani, Solok, dan Yamin. Dua varietas pembanding yang digunakan adalah IR64 yang tidak tahan dan Indragiri yang tahan terhadap cekaman garam. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi NaCl, yaitu 0 mM, 15 mM, 30 mM, dan 45 mM. Faktor kedua adalah varietas padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara empat varietas lokal yang diuji, varietas Amat Candu memberikan respon pertumbuhan dan biomassa akar paling baik sehingga dapat digolongkan ke dalam varietas padi yang moderat terhadap cekaman garam; sedangkan tiga varietas padi lainnya, yakni Solok, Sadani, dan Yamin tergolong tidak tahan cekaman garam. Pertumbuhan akar kecambah padi pada perlakuan cekaman garam 30 mM merupakan karakter yang dapat membedakan ketahanan terhadap cekaman garam. Oleh karena itu pertumbuhan akar kecambah pada cekaman garam 30mM disarankan untuk digunakan dalam penapisan varietas padi untuk ketahanan terhadap cekaman garam.Salt tolerant rice varieties is needed to overcome the problem of salt stress on coastal areas. This study aimed to analyze the roots and canopy growth of six rice varieties at germination stage. Four local rice varieties used derived from District of Bantan, Bengkalis, i.e. Amat Candu, Sadani, Solok, and Yamin. Two control varieties, IR64 and Indragiri, were used as salt sensitive and salt tolerance, respectively. The study was conducted using a randomized block design with two factors and three replications. The first factor was concentration of NaCl, i.e. 0 mM, 15 mM, 30 mM, and 45 mM. The second factor was the rice variety. The results showed that among four local varieties tested, Amat Candu varieties had best root growth and biomass; therefore it can be classified into a moderate tolerance to salt stress; while three others, i.e. Solok, Sadani, and Yamin classified as salt sensitive varieties. Seedling root growth at 30 mM salt stress treatment could differentiate the salt resistance salt. Hence, the growth of seedling root on salt stress 30 mM is recommended for use in rice varieties screening for resistance to salt stress.