Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

EFEKTIFITAS BLADDER TRAINING SEJAK DINI DAN SEBELUM PELEPASAN KATETER URIN TERHADAP TERJADINYA INKONTINENSIA URINE PADA PASIEN PASKA OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO Shabrini, Lucky Angelia; -, Ismonah; Arif, Syamsul
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 3 (2015): Desember 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasien yang dilakukan kateter urine pada paska operasi dapat mengalami kesulitan untuk berkemih baik terjadi inkontinensia ataupun retensi urine. Tujuan bladder training adalah untuk memperpanjang interval antara urinasi klien, menstabilkan kandung kemih dan menghilangkan urgensi. Umumnya bladder training dilakukan dengan cara kateter diklem selama dua jam dan dilepas setelah satu jam dan bladder training tersebut dilakukan sebelum kateter urin dilepas. Penelitian ini mengukur tingkat efektivitas bladder training sejak dini dan sebelum pelepasan kateter urin terhadap terjadinya inkontinensia urine. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah pasien paska operasi yang terpasang kateter urine di SMC RS. Telogorejo sebanyak 30 responden. Berdasarkan hasil uji beda dengan Mann Whitney pada table diatas dapat dilihat nilai p= 0.004, karena nilai p≤ 0.05, maka terdapat perbedaan yang antara bladder training sejak dini dengan bladder training sebelum pelepasan. Dapat dilihat juga pada perbandingan nilai rerata, pada nilai rerata bladder training sejak dini 10.93 dengan bladder training sebelum pelepasan 20.07 terbukti bahwa latihan bladder training sejak dini lebih baik daripada dengan bladder training sebelum pelepasan. Saran dalam penelitian ini diharapkan agar rumah sakit dapat memasukkan tindakan bladder training kedalam Standar Operasional Prosedur untuk mencegah terjadinya inkontinensia urine pada pasien paska operasi.   Kata kunci: bladder training, kateter urin, inkontinensia
EFEKTIFITAS BLADDER TRAINING SEJAK DINI DAN SEBELUM PELEPASAN KATETER URIN TERHADAP TERJADINYA INKONTINENSIA URINE PADA PASIEN PASKA OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO Lucky Angelia Shabrini; Ismonah -; Syamsul Arif
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 3 (2015): Desember 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.409 KB)

Abstract

Pasien yang dilakukan kateter urine pada paska operasi dapat mengalami kesulitan untuk berkemih baik terjadi inkontinensia ataupun retensi urine. Tujuan bladder training adalah untuk memperpanjang interval antara urinasi klien, menstabilkan kandung kemih dan menghilangkan urgensi. Umumnya bladder training dilakukan dengan cara kateter diklem selama dua jam dan dilepas setelah satu jam dan bladder training tersebut dilakukan sebelum kateter urin dilepas. Penelitian ini mengukur tingkat efektivitas bladder training sejak dini dan sebelum pelepasan kateter urin terhadap terjadinya inkontinensia urine. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah pasien paska operasi yang terpasang kateter urine di SMC RS. Telogorejo sebanyak 30 responden. Berdasarkan hasil uji beda dengan Mann Whitney pada table diatas dapat dilihat nilai p= 0.004, karena nilai p≤ 0.05, maka terdapat perbedaan yang antara bladder training sejak dini dengan bladder training sebelum pelepasan. Dapat dilihat juga pada perbandingan nilai rerata, pada nilai rerata bladder training sejak dini 10.93 dengan bladder training sebelum pelepasan 20.07 terbukti bahwa latihan bladder training sejak dini lebih baik daripada dengan bladder training sebelum pelepasan. Saran dalam penelitian ini diharapkan agar rumah sakit dapat memasukkan tindakan bladder training kedalam Standar Operasional Prosedur untuk mencegah terjadinya inkontinensia urine pada pasien paska operasi.   Kata kunci: bladder training, kateter urin, inkontinensia
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG Ismonah -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 1 (2009): Desember 2009
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.482 KB)

Abstract

Dewasa ini Indonesia menempati urutan keempat terbesar pasien DM. Kejadian komplikasi akibat DM adalah 57,9% atau dari lima orang yang menderita DM terdapat tiga orang yang mengalami komplikasi. Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut perlu dilaksanakan self care management DM dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan self care management pasien DM di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Desain penelitian adalah cross sectional, jumlah sampel 135 responder dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan DM, keyakinan tentang kemampuan diri, dukungan keluarga dan lama sakit DM dengan self care management DM (p < 0,05). Faktor-faktor yang mempunyai hubungan paling signifikan adalah keyakinan tentang kemampuan diri dan dukungan keluarga dengan self care management DM. Responden yang mempunyai keyakinan tentang kemampuan diri berpeluang 20 kali untuk melaksanakan self care management DM baik dibanding dengan yang kurang mempunyai keyakinan tentang kemampuan diri (OR=20,12). Sedangkan responden yang mendapat dukungan keluarga baik berpeluang 10 kali untuk melaksanakan self care management DM baik dibanding yang tidak mendapat dukungun keluarga (OR=10,30). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar selalu meningkatkan pengetahuan DM, meningkatkan keyakinan tentang kemampuan diri dan pentingnya dukungan keluarga sehingga pasien mampu melakukan self care management DM dengan baik.Kata kunci : diabetes mellitus. self care management, pengetahuan, keyakinan tentang kemampuan diri, dukungan keluarga
PENGARUH LATIHANSLOW DEEP BREATHING TERHADAP KONTROL KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE II DI SMC RS TELOGOREJO Sukesi -; Ismonah -; M. Syamsul Arif
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.616 KB)

Abstract

SDB (slow deep breathing) adalah bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapasan abdomen (diafragma)danpurse lips breathing. SDB (slow deep breathing) merupakan tindakan untuk mengurangi stres,karena dalam kondisi stres akan terjadi peningkatan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan slow deep breathing terhadap kontrol kadar gula darah pada pasien DM Tipe II. Desain penelitian ini adalah kuasi-eksperimen pretest- posttest control group. Jumlah sampel 15 responden pada kelompok intervensi dan 15 responden pada kelompok kontrol, dengan teknik sampling accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkanada pengaruh yang signifikan latihan slow deep breathing terhadap kontrol kadar gula darah pada pasien DM Tipe II, setelah dilakukan uji independent t test dengan nilai p =0.000 (α <0.05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa SDB (slow deep breathing) dapat menurunkan kadar gula darah pada pasien DM Tipe II. Latihan SDB (slow deep breathing) dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan dalam menurunkan kadar gula darah pada pasien DM Tipe II dan dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan. Kata kunci: Slow deep breathing, kadar gula darah, DM Tipe II
EFEKTIFITAS KONSELING DIET CAIRAN TERHADAP PENGONTROLAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PASIEN HEMODIALISIS DI RS TELOGOREJO SEMARANG Bagus Ananta Tanujiarso; Ismonah -; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 10 (2014): Juni 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1835.991 KB)

Abstract

Di Indonesia, angka kejadian CKD pada tahun 2010 sebanyak 2 juta kasus. Sedangkan pasien CKD yang menjalani hemodialisis baru sekitar 100.000 orang. Masalah yang sering terjadi pada pasien hemodialisis adalah peningkatan IDWG yang dapat dipengaruhi oleh ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan. Upaya untuk mencegah peningkatan IDWG dapat dilakukan dengan pemberian konseling diet cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konseling diet cairan terhadap pengontrolan IDWG pasien hemodialisis di RS Telogorejo Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian pre-test and post-test with control. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 52 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Friedman dan dilanjutkan dengan analisis post hoc menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling diet cairan terbukti efektif terhadap pengontrolan IDWG dengan p value 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat menerapkan konseling diet cairan pada setiap pasien hemodialisis supaya mencegah peningkatan IDWG yang berlebihan.Kata Kunci: CKD, hemodialisis, IDWG, konseling diet cairan
PENGARUH MOBILISASI DINI ROM PASIF TERHADAP PEMULIHAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN PASKA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI UMUM DI SMC RS TELOGOREJO Daru Eko Sriharyanti; Ismonah -; Syamsul Arif
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 5 (2016): Desember 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.078 KB)

Abstract

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dengan membuat sayatan dan dalam pembedahan serta memerlukan tindakan anestesi. Salah satu pengaruh dari agens anestesi adalah dapat menghambat impuls saraf parasimpatis ke otot usus, sehingga memperlambat atau menghentikan gelombang peristaltik.Upaya untuk membantu memulihkan peristaltik usus dapat dilakukan tindakan mobilisasi dini ROM pasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini ROM  pasif terhadap pemulihan peristaltik usus pada pasien paska pembedahan dengan anestesi umum di SMC RS Telogorejo. Rancangan penelitian menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian pretest- posttest design with control dan tehnik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Uji statistik yang digunakan menggunakan Mann-whitney. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh mobilisasi dini ROM pasif terhadap pemulihan peristaltik usus pada pasien paska pembedahan dengan anestesi umum di SMC RS Telogorejo dengan nilai p = 0,000. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih besar dan menghomogenkan jenis pembedahan sehingga didapatkan hasil lebih baik.
PENGARUH AMBULASI DINI TERHADAP PENINGKATAN PEMENUHAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RSUD AMBARAWA Ni Made Ayu Wulansari; Ismonah -; Shobirun -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.342 KB)

Abstract

Pasien post operasi khususnya post operasi fraktur ekstremitas mengalami peningkatan ketergantungan pemenuhan Activity of Daily Living (ADL). Ambulasi dini adalah salah satu cara untuk membantumengurangi ketergantungan dalam pemenuhan ADL. Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang danditentukan sesuai jenis dan luasnya. Operasi tulang untuk menyambung dua bagian tulang atau lebih denganmenggunakan alat-alat fiksasi dalam seperti plate, screw, nail plate, wire/K-wire. Ambulasi dini adalahtindakan keperawatan yang paling signifikan untuk mengurangi komplikasi post operasi. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui Pengaruh Ambulasi Dini terhadap Peningkatan Pemenuhan Activity of DailyLiving (ADL) pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas Di RSUD Ambarawa. Desain penelitian iniadalah one group pre dan post test design. Teknik sampling penelitian ini adalah purposive samplingdengan jumlah sampel 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh ambulasi diniterhadap peningkatan pemenuhan Activity of Daily Living (ADL) pada pasien post operasi frakturekstremitas dengan nilai P sebesar 0,00 (<0.05). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukanpeneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian dengan memperhatikan faktor dukungan sosial (keluarga) yang mempengaruhi keinginan untuk ambulasi dini.
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DAN BOOKLET TERHADAP KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Icha Violet Rahmatika; Ismonah -; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.004 KB)

Abstract

Hemodialisa merupakan suatu tindakan pada pasien GGK yang dilakukan untuk membersihkan darah dari akumulasi sampah sisa-sisa metabolisme. Ketergantungan pasien terhadap terapi hemodilisa yang dijalani seumur hidup memunculkan permasalahan fisik dan psikis, salah satunya adalah kecemasan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan dan booklet terhadap kecemasan pasien GGK yang menajlani hemodialisa di RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Penelitian ini menggunakan desainpenelitian pra experiment dengan rancangan two group pre-post test. Jumlah sample pada penelitian ini sebanyak 26 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi pendidikan kesehatan dan kelompok pemberian booklet dengan masing-masing kelompok sebanyak 13 responden dengan teknik pengambilan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji dependent t-tes dengan hasil p-value sebesar 0,000 pada masing-masing kelompok, yang berarti ada pengaruh pendidikan kesehatanmaupun booklet terhadap kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Dilanjutkan uji independent t-test diperoleh hasil selisih mean kelompok pendidikan kesehatan lebih besar daripada selisih mean kelompok booklet sebesar 11.3846 yang berarti pendidikan kesehatan lebih efektif dibanding dengan booklet terhadap tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.
PENGARUH COGNITIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT ANSIETAS PADA PASIEN YANG AKAN MENJALANI HEMODIALISA DI RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG Theodora Rosaria Geglorian; Ismonah -; M. Syamsul Arief
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 3 (2018): Juni 2018
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.471 KB)

Abstract

Gagal ginjal kronik merupakan hilangnya fungsi ginjal yang berlangsung dalam kurun waktu lama. Pada pasien yang menderita gagal ginjal kronik kualitas dari nefron mengalami penurunan. Sehingga diperlukan tindakan untuk mengeluarkan zat-zat yang berlebih di dalam tubuh pasien. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah hemodialisa. Di Indonesia data dari PERNEFRI tahun 2012 jumlah pasien GGK dengan hemodialisa baru dan pasien hemodialisa aktif dari tahun 2007-2012 mengalami peningkatan. Masalah yang sering dialami oleh pasien yang akan menjalani hemodialisa adalah ansietas. Upaya untuk mencegah ansietas dapat dilakukan cognitive therapy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cognitive therapy terhadap tingkat ansietas pada pasien yang akan menjalani hemodialisa di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Rancangan pada penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan desain penelitian one groups pre-post test design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian cognitive therapy terbukti memberi pengaruh terhadap penurunan tingkat ansietas dengan p value = 0.000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat menerapkan cognitive therapy kepada pasien hemodialisa yang mengalami ansietas sebelum dilaksanakan hemodialisa.
PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP INTENSITAS NYERI PASIEN POST ORIF DI RS TELOGOREJO SEMARANG Ismonah -; Dian Ayu Cahyaningrum; M. Syamsul Arif. SN
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 4 (2016): Juni 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.918 KB)

Abstract

Pembedahan atau operasi adalah semua tindak invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan yang dapat menyebabkan trauma bagi penderitanya, sehingga dapat menimbulkan keluhan nyeri. Keluhan yang dirasakan pada pasien post ORIF adalah nyeri terutama saat pasien bergerak. Nyeri dirasakan paling hebat pada 12 sampai 36 jam setelah pembedahan dan menurun setelah hari kedua atau ketiga. Prevalensi yang didapatkan bahwa keluhan nyeri sedang atau berat ditemukan pada hari pertama sampai keempat pada kelompok bedah ekstremitas sebesar 20%-71% sedangkan pada kelompok bedah tulang belakang sebesar 30%-64%. Tehnik relaksasi nafas dalam (slow deep breathing) merupakan salah satu penatalaksanaan non farmakologis yang dapat bermanfaat untuk menurunkan intensitas nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh slow deep breathing terhadap intensitas nyeri pada pasien post ORIF di SMC RS Telogorejo. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan rancangan one group pretest-posttest. Populasi berjumlah 24 responden dengan tehnik teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Hasil analisis uji Wilcoxon didapatkan p value 0,000, maka kesimpulannya ada pengaruh slow deep breathing terhadap intensitas nyeri pada pasien post ORIF di SMC RS Telogorejo. Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai salah satu alternatif terapi non farmakologis bagi penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi ORIF   Kata Kunci: Slow deep breathing, intensitas nyeri, pasien post ORIF