Wagiyo -
Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes Semarang, Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI RESUSIALISASI ARGOREJO SEMARANG Niawati, Arga; -, Wagiyo; Arif SN, M. Syamsul
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 8, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.087 KB)

Abstract

Di Indonesia WPS keseluruhan mencapai 56.000 orang. WPS juga kurang mengetahui tentang pengetahuan bahaya penyakit menular seksual (PMS) dilihat dari WPS  saat melayani pelanggan sering tidak memakai kondom saat berubungan seks sehingga menyebabkan WPS terkena PMS. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Semarang, Puskesmas Lebdosari tahun 2015 mencatat dari hasil pemeriksaan skrining klinik IMS pada bulan Juli terdapat 111(74%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang tingkat pengetahuan WPS, sebagai bahan informasi untuk meningkatkan pengetahuan WPS tentang alat kontrasepsi kondom sehingga diharapkan dapat mengubah angka PMS di Resosialisasi Argorejo Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan anlitik korelasional dengan menggunakan desaincross sectional. jumlah sample pada penelitian ini sebanyak 80 responden dengan teknik pengambilan sampel sekaligus pada suatu waktu. Uji statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank (Rho). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan alat kontrasepsi kondom dengan kejadian PMS dengan P value sebesar 0,03. Rekomendasi penelitian ini adalah agar pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas untuk lebih meningkatkan penyuluhan bahaya PMS melalui promosi kesehatan, konseling bagi yang berkesinambungan  kepada WPS yang bekerja dilokalisasi supaya mencegah peningkatan angka PMS yang berlebihan.
HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN KALA I Primasnia, Pevi; -, Wagiyo; -, Elisa
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 5, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehamilan merupakan periode krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress dan kecemasan. Perasaan cemas yang seringkali menyertai kehamilan akan mencapai puncaknya pada saat persalinan. Pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, dan yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 orang. Aspek psikologis ibu dapat dipengaruhi oleh dukungan yang diterima di lingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya. Ibu yang bersalin harus ditemani oleh orang yang ia percaya dan membuatnya merasa nyaman, namun tidak semua rumah sakit mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya menemani ibu di ruang bersalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendampingan suami dengan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi proses persalinan kala I. Janis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah rancangan Analitik (Observasional) dengan metode pendekatan Case Control Design yang menggunakan teknik sampling jenuh dengan populasi dalam waktu satu bulan yaitu bulan November 2012 adalah sebanyak 43 orang, dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 46 responden. Pengambilan data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis dengan menggunakan Chi-Square test. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendampingan suami dengan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi proses persalinan kala 1 dengan nilai p= 0,007. Dilihat dan Odds Ratio(OR) dapat disimpulkan bahwa ibu primigravida yang menghadapi proses persalinan kala 1 tanpa didampingi oleh suami mempunyai peluang 6,750 kali untuk terjadi kecemasan dibanding ibu primigravida yang menghadapi proses persalinan kala I dengan didampingi oleh suami.Kata Kunci: Ibu primigravida, pendampingan suami, tingkat kecemasan kala I
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI RESUSIALISASI ARGOREJO SEMARANG Niawati, Arga; -, Wagiyo; Arif SN, M. Syamsul
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 8, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia WPS keseluruhan mencapai 56.000 orang. WPS juga kurang mengetahui tentang pengetahuan bahaya penyakit menular seksual (PMS) dilihat dari WPS  saat melayani pelanggan sering tidak memakai kondom saat berubungan seks sehingga menyebabkan WPS terkena PMS. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Semarang, Puskesmas Lebdosari tahun 2015 mencatat dari hasil pemeriksaan skrining klinik IMS pada bulan Juli terdapat 111(74%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang tingkat pengetahuan WPS, sebagai bahan informasi untuk meningkatkan pengetahuan WPS tentang alat kontrasepsi kondom sehingga diharapkan dapat mengubah angka PMS di Resosialisasi Argorejo Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan anlitik korelasional dengan menggunakan desaincross sectional. jumlah sample pada penelitian ini sebanyak 80 responden dengan teknik pengambilan sampel sekaligus pada suatu waktu. Uji statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank (Rho). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan alat kontrasepsi kondom dengan kejadian PMS dengan P value sebesar 0,03. Rekomendasi penelitian ini adalah agar pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas untuk lebih meningkatkan penyuluhan bahaya PMS melalui promosi kesehatan, konseling bagi yang berkesinambungan  kepada WPS yang bekerja dilokalisasi supaya mencegah peningkatan angka PMS yang berlebihan.
HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI Putri Lestari, Indah; -, Wagiyo; -, Elisa
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan metode kontrasepsi hormonal di Provinsi Jawa Tengah paling banyak di bandingkan dengan metode kontrasepsi yang lainnya yang mencapai 914.544 jiwa. Kekhawatiran utama pemakaian metode kontrasepsi hormonal adalah peningkatan resiko penyakit sistem kardiovaskuler terutama kejadian hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang lama penggunaan metode kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi di RW 02 Kelurahan Ngaliyan Semarang.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB yang berdomisili di RW 02 Kelurahan Ngaliyan Semarang dengan jumlah populasi 134 dan sampel yang diperoleh adalah 100 responden. Teknik sampling menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data dengan wawancara secara langsung dan pengukuran tekanan darah. Analisa data bivariat dengan uji Chi Square.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lama penggunaan metode kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi di RW 02 Kelurahan Ngaliyan Semarang (p=0,034) dan ibu yang lama menggunakan metode kontrasepsi hormonal 2,954 kali beresiko terkena hipertensi dibandingkan dengan ibu yang tidak lama menggunakan metode kontrasepsi hormonal (OR=2,954). Saran kepada petugas kesehatan setempat untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang metode kontrasepsi hormonal dengan cara mensosialisasikan kepada PUS yang mengikuti program KB tentang keuntungan dan kerugian serta efek sampingnya setelah lama pemakaian dan menyarankan agar PUS menderita hipertensi tidak menggunakan KB hormonal sebagai kontrasepsi.Kata Kunci: Metode Kontrasepsi Hormonal, Hipertensi, Pasangan Usia Subur.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BBLR DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013 Adisty Handayani, Prita; -, Wagiyo; -, Elisa
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya angka kematian bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 banyak disebabkan oleh bayi lahir dengan BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif dengan jumlah populasi pada tiga bulan terakhir tahun 2012 sebesar 53 bayi BBLR. Penelitian ini menggunakan responden berjumlah 24 ibu dengan bayi BBLR pada tahun 2013 yang ditarik menggunakan teknik total sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan bayi BBLR memiliki status gizi baik sebesar 62.5%, status ekonomi rendah sebesar 70.8%, umur ibu pada usia reproduksi ideal sebesar 83.3%, dan paritas ibu multipara sebesar 62.5%. Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan ibu hamil hams memperhatikan kecukupan gizi dengan banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti makanan yang banyak mengandung asam folat, kalsium dan protein. Bagi setnua petugas kesehatan yang melaksanakan program ANC untuk memperhatikan status ekonomi sebagai tolak ukur status gizi ibu selama kehamilan dengan cara screening atau dengan pemeriksaan antopometri, dan mempertimbangkan umur ibu pada saat kehamilan karena umur ibu dapat mempengaruhi fungsi dari organ reproduksi. Selain itu bagi petugas ANC harus memperhatikan jumlah paritas ibu dengan memberikan penkes kepada ibu dengan paritas yang tinggi agar teratur dalam memeriksakan kandungannya dan banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi agar janin mendapatkan nutrisi yang adekuat.Kata kunci : BBLR, status gizi, status ekonomi, umur, paritas