Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS LIMBAH BATUBARA (FLY ASH) SEBAGAI ALTERNATIF SEMEN UNTUK BETON PADA PERISAI SINAR PENGION COBALT – 60 DITINJAU DARI SEGI BIAYA ., Hudhiyantoro; ., Hariyadi
EXTRAPOLASI: Jurnal Teknik Sipil Vol 5, No 02 (2012)
Publisher : EXTRAPOLASI: Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.942 KB)

Abstract

Berbagai penelitian dan percobaan dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkankualitas beton, teknologi bahan dan teknik-teknik pelaksanaan.Penelitian dan percobaan tersebutdimaksudkan untuk menjawab tuntutan yang semakin tinggi terhadap pemakaian beton serta mengatasikendala-kendala yang sering terjadi pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Khususnya beton yangberfungsi sebagai perisai terhadap sinar pengion. National Council on radiation and Measurement ( NCRPno.49 ) mensyaratkan densitas beton minimal 2,35 gr / cm3. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatanbeton dan densitas adalah meningkatkan pemadatannya, yaitu meminimumkan pori atau rongga yangterbentuk di dalam beton. Penggunaan bahan tambah (admixture) dapat membantu memecahkanpermasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat tekan dan densitas padabeton normal dan beton berbahan fly ash 10 % ( sebagai pengganti semen) , serta untuk mengetahui adakahperbedaan ketebalan pada dua varian beton terhadap sinar pengion Cobalt – 60 berenergi 1, 25 Megaelectron Volt ( MeV ) sebagai proteksi pada radiasi. Penghematan biaya yang dihasilkan dengan komposisipenggantian semen dengan abu terbang (Fly Ash) sebanyak 10% dari berat semen, penambahanSuperplasticizer Sika Viscocrete sebanyak 1% dan faktor air semen ditentukan sama pada semua variasicampuran. Sampel yang digunakan adalah berbentuk silinder (diametr 15 cm x tinggi 30 cm), mutu betonyang direncanakan 40 MPa pada umur 28 hari. Sampel diuji pada umur 28 hari, dengan terlebih dahuludilakukan perawatan sebelum pengujian. Jumlah sampel sebanyak 24 sampel, terdiri dari 2 variasi danmasing-masing variasi sebanyak 12 sampel. Hasil penelitian membuktikan bahwa beton dengan fly ash 10 %mempunai kuat tekan sebesar 42,83 MPa serta densitas sebesar 2,42 kg / m3 . Pada Uji sinar pengionCobalt-60 berenergi 1,25 Mev, beton dengan fly ash 10 % pada ketebalan 60 cm mampu menahan sinarpengion tersebut dan menghasilkan penghematan biaya Rp 9.571.725,-.Kata Kunci : Beton, kuat tekan, densitas , superplasticizer, .fly ash. dan sinar pengion Cobalt - 60
ANALISIS LIMBAH BATUBARA (FLY ASH) SEBAGAI ALTERNATIF SEMEN UNTUK BETON PADA PERISAI SINAR PENGION COBALT – 60 DITINJAU DARI SEGI BIAYA ., Hudhiyantoro; ., Hariyadi
EXTRAPOLASI Vol 5 No 02 (2012)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/exp.v5i02.822

Abstract

Berbagai penelitian dan percobaan dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkankualitas beton, teknologi bahan dan teknik-teknik pelaksanaan.Penelitian dan percobaan tersebutdimaksudkan untuk menjawab tuntutan yang semakin tinggi terhadap pemakaian beton serta mengatasikendala-kendala yang sering terjadi pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Khususnya beton yangberfungsi sebagai perisai terhadap sinar pengion. National Council on radiation and Measurement ( NCRPno.49 ) mensyaratkan densitas beton minimal 2,35 gr / cm3. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatanbeton dan densitas adalah meningkatkan pemadatannya, yaitu meminimumkan pori atau rongga yangterbentuk di dalam beton. Penggunaan bahan tambah (admixture) dapat membantu memecahkanpermasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat tekan dan densitas padabeton normal dan beton berbahan fly ash 10 % ( sebagai pengganti semen) , serta untuk mengetahui adakahperbedaan ketebalan pada dua varian beton terhadap sinar pengion Cobalt – 60 berenergi 1, 25 Megaelectron Volt ( MeV ) sebagai proteksi pada radiasi. Penghematan biaya yang dihasilkan dengan komposisipenggantian semen dengan abu terbang (Fly Ash) sebanyak 10% dari berat semen, penambahanSuperplasticizer Sika Viscocrete sebanyak 1% dan faktor air semen ditentukan sama pada semua variasicampuran. Sampel yang digunakan adalah berbentuk silinder (diametr 15 cm x tinggi 30 cm), mutu betonyang direncanakan 40 MPa pada umur 28 hari. Sampel diuji pada umur 28 hari, dengan terlebih dahuludilakukan perawatan sebelum pengujian. Jumlah sampel sebanyak 24 sampel, terdiri dari 2 variasi danmasing-masing variasi sebanyak 12 sampel. Hasil penelitian membuktikan bahwa beton dengan fly ash 10 %mempunai kuat tekan sebesar 42,83 MPa serta densitas sebesar 2,42 kg / m3 . Pada Uji sinar pengionCobalt-60 berenergi 1,25 Mev, beton dengan fly ash 10 % pada ketebalan 60 cm mampu menahan sinarpengion tersebut dan menghasilkan penghematan biaya Rp 9.571.725,-.Kata Kunci : Beton, kuat tekan, densitas , superplasticizer, .fly ash. dan sinar pengion Cobalt - 60
PENENTUAN SWELLING FACTOR DAN TEKANAN TERCAMPUR MINIMUM UNTUK PENERAPAN INJEKSI GAS KARBONDIOKSIDA DI LAPANGAN MINYAK Kristanto, Dedy; ., Hariyadi; ., Wibowo; Paradhita, Windyanesha
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 53, No 3 (2019)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.663 KB) | DOI: 10.29017/LPMGB.53.3.435

Abstract

Pengembangan (swelling) minyak dan tekanan tercampur minimum (TTM) merupakan dua faktor yang penting dari mekanisme pendesakan gas karbondioksida (CO2 ) yang terjadi di reservoir untuk penerapan injeksi CO2 di lapangan dalam upaya meningkatkan perolehan minyak tahap lanjut. Dalam paper ini penentuan swelling factor dilakukan menggunakan PVT cell, dimana fluida rekombinasi diinjeksikan dan dikondisikan pada temperatur reservoir. Sedangkan penentuan TTM antara sampel minyak dengan gas CO2 dilakukan menggunakan tiga cara, yaitu persamaan empiris, secara korelasi dan percobaan laboratorium menggunakan Slimtube. Berdasarkan hasil analisa swelling test selama proses injeksi gas CO2 sampai 46,82% mol, tekanan gelembung meningkat secara bertahap dari 410 psig sampai 2200 psig dan faktor swelling meningkat dari 1.0 sampai 1.442. Penentuan TTM menggunakan persamaan empiris (2807 Psig) dan korelasi Holm Yosendal (2750 Psig) adalah yang paling mendekati dengan hasil penentuan dari analisa laboratorium (2800 Psig). Didasarkan pada besarnya tekanan rekah formasi di Lapisan F sebesar 2200 Psig dan TTM sebesar 2800 Psig, maka dalam penerapannya di lapangan injeksi gas CO2 hanya dapat dilakukan secara pendesakan tak tercampur.
The Estimation of Oil Palm Carbon Stock in Sembilang Dangku Landscape, South Sumatra Azar Rachdian; Hariyadi .; Yudi Setiawan
Media Konservasi Vol 23 No 2 (2018): Media Konservasi Vol.23 No. 2 Agustus 2018
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.56 KB) | DOI: 10.29244/medkon.23.2.153-161

Abstract

Oil palm has the ability to sequester carbon dioxide stored as carbon stock. This study aimed to estimate carbon stock  in some age classes, to determine the relationship between Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and carbon stock, and to estimate the distribution of oil palm carbon stock in Landscape Sembilang Dangku. Estimation of carbon stock  were carried out at the non productive age plant phase namely <2 years, 2-3 years, and the productive plant age  phase namely 4-10 years and> 10 years. The carbon stock estimation used allometric equations. Landsat 8 Operational Land Imager (OLI) /Thermal Infrared Sensor (TIRS)  was analyzed to determine NDVI.  Making a map of the classification of carbon stock distribution using Software QGIS Las Palmas 2.18.0. The results showed that the carbon stock in the age class <2 years was 9.50 ton C/ ha, the age class of 2-3 was 9.62 ton C/ha, the age of 4-10 was 28.23 ton C/ha and in the age class> 10 was 79.83 ton C/ha. The relation between NDVI with carbon stock had a strong correlation (r = 0.9972) with regression equation Y = 638.13x - 242.65.  Carbon stock distribution  was  based on percentage of area as follows: <15 ton C/ha covering an area of 26.52%, 15-25 ton C/ha covering an area of 5.29%, 26-70 ton C ha covering an area of 35.41%, and > 70 ton C/ha 32.78%. Keywords: age class, carbon stock, landscape, NDVI
THE ABUNDANCE OF ZOOPLANKTON AS SECONDARY PRODUCER AT AWUR BAY IN THE NORTHERN CENTRAL JAVA SEA Hadi Endrawati; Muhammad Zainuri; Hariyadi .
JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT Vol 4, No 1 (2000): Volume 4, Number 1, 2000
Publisher : JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3615.184 KB)

Abstract

The diversity of zooplankton {as Secondary Producer) were observed at seagrass, mangrove and coral reef area at Awur Bay, in Jepara Waters. The observation were made fom August, 13 to September, 10, 2000, atfour daibr intervals : at 09.00 A.M., 12.00 noon ,3.00 P.M. and 6,00 PM. The zooplankton abundance at the seagrass area are 33 73—6497 individuals/ml with an average of 5329 individuals/ml , at the mangrove area 4132»5970 individuals/mg with an average of 5177 individuals/mj , and at the coral reef area 3061-4079 with average of 3599 individuals/ml. The zooplankton di\}ersity at the seagrass area are 2,1594»2,2917, with an average of 2,2289, at the mangrove area 2, 0925»2,4962 with an average cf 2,5130 and at the coral reefarea 1,9227- 2,1181 with an average of 2,0306 On the basis of the zooplankton abundance and diversity at seagrasr, mangrove and coral reef area of the Awur Bay, the averages at the Jepara Waters can be regarded as an indicator of marine productivity. The three locations observed displays a direct interre lation as the habitat of zooplankton.