Herawati .
Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMERINTAHAN SULTAN HASSANAL BOLKIAH DAN PERBANKAN ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM (1984-2015M) Sari, Surti Nurpita; ., Herawati
THAQAFIYYAT: Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam Vol 19, No 1 (2018): Thaqãfiyyãt
Publisher : Fak. Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21.813 KB)

Abstract

Brunei Darussalam is one of the country in Southeast Asia that has a good stability in economic. Natural resources are managed effectively and supported by various government policies become the main factor in supporting the nations economic progress. By the nations foundation of the Malay Islamic Beraja Philosophy (Falsafah Melayu Islam Beraja or MIB, Sultan Hassanal Bolkiah issues various policies including economics policies. Therefore, it is not surprising if most of the policies in Brunei Darussalam are based on Islamic teachings. In the field of monetary for example, the Sultan establishes an Islamic bank named Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB) to prevent the public from interest or usury (riba). Sultan also sets a high tax and even prohibits the circulation of various commodities forbidden in Islam, such as khamr (kinds of alcoholic drinks forbidden in Islam as like wine and liquor), and others
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR PQ4R PADA PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA INDONESIA KELAS III ., Herawati; ., Rosnita; ., Rustiyarso
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The problem in this study is an effort to increase literacy learning Indonesian language and literature using learning strategies (PQ4R) in the third grade students of SDN 18 Sungai Pinyuh. Based on initial observations that have been made ??known that improved reading skills in learning Indonesian language and literature is still low cause learning strategies used in the monotony of the low learning Indonesian language and literature class III SDN 18 Pinyuh River. The studies research is descriptive nature of qualitative research and classroom action research conducted collaboratively with one of the class teachers. Subjects in the study were 27 students third grade students of SDN 18 Sungai Pinyuh as for the data collection techniques in the study done by observation and documentary were tools used observation sheets and sheets made ??directly test the research. The study was conducted by three research cycles menunujukan that physical activity at baseline 26.92%, 19.23% mental activity, emotional activity of 26.92%. In the first cycle of physical activity 57.69%, 34.62% mental activity, emotional activity of 46.15%. In the second cycle of physical activity 65.38%, 57.69% mental activity, emotional activity of 61.54%. The third cycle of physical activity 96.15% 80.77% mental activity and emotional activity of 76.92%. Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah upaya peningkatan kemampuan membaca pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan menggunakan strategi belajar (PQ4R) pada siswa kelas III SDN 18 Sungai Pinyuh. Berdasar observasi awal yang telah dilakukan diketahui bahwa peningkatan kemampuan membaca dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia masih rendah penyebab strategi yang dipakai dalam pembelajaran yang monoton menyebabkan rendahnya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dikelas III SDN 18 Sungai Pinyuh. Penelitian yang digunakan adalah penilitian deskriptif dengan sifat penelitian kualitatif dan jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan salah seorang guru dikelas tersebut. Subyek dalam penelitian tersebut adalah siswa 27 orang siswa kelas III SDN 18 Sungai Pinyuh adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan observasi dan documenter sedang alat yang digunakan lembar observasi dan lembaran test langsung buatan penelitian. Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus hasil penelitian menunujukan bahwa pada baseline aktivitas fisik 26,92%, aktivitas mental 19,23%, aktivitas emosional 26,92%. Pada siklus I aktivitas fisik 57,69%, aktivitas mental 34,62%, aktivitas emosional 46,15%. Pada siklus II aktivitas fisik 65,38%, aktivitas mental 57,69%, aktivitas emosional 61,54%. Siklus ketiga aktivitas fisik 96,15% aktivitas mental 80,77% dan aktivitas emosional 76,92%. Kata Kunci: Peningkatan kemampuan membaca, menggunakan strategi belajar PQ4R
PERAN AYAH MILLENIAL DALAM MEMBENTUK MENTAL SPIRITUAL ANAK DI PAUD INKLUSI KASYA KOTA BANDA ACEH ., Herawati; Suri, Murnia; Ihsan, Khairul
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 6, No 2 (2020): Vol. 6 No. 2 OKtober 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v6i2.1122

Abstract

Abstrak Peran ayah tradisional Aceh, masih mendominasi pada aspek pemenuhan finansial anak semata. Namun pergeseran budaya di era modern ini, juga menuntut para ibu berkarir/bekerja di luar rumah, tentu berdampak signifikan terhadap peran para ayah dalam mendidik   mental   spiritual   anak.   Tujuan   penelitian   ini   adalah   untuk   mengetahui: pemahaman dan peran ayah dalam mendidik mental spiritual anak, serta upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas perannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan  melakukan tiga teknik  pengumpulan data, yaitu:  telaah dokumentasi, observasi langsung, dan wawancara mendalam yang dilakukan terhadap ayah millenial dan ibu. Analisis data melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil kajian menunjukkan bahwa:(1) para ayah memahami dengan baik bahwa tanggungjawab mendidik anak tidak hanya tanggung jawab seorang ibu; bahkan mendidik anak, tidak hanya untuk hal-hal yang bersifat duniawi semataa; akan tetapi mental dan spiritual anak juga menjadi pondasi dasar pendidikan yang harus dibina agar mereka dapat menjadi generasi bangsa yang religius. Dalam hal mendidik anak, para ayah menjadikan Lukmanul Hakim, Ibrahim, dan Rasulullah saw sebagai panutan untuk 3 aspek spiritual anak, yaitu: tauhid/iman, ibadah dan akhlak. (2) Para ayah millenial telah menjalankan perannya dengan baik, baik peran sebagai pendidik iman/tauhid, pendidik ibadah maupun pendidik akhlak anak dengan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari bersama anak, dan (3) Para ayah dengan:mengikuti berbagai kegiatan parenting,membersamai seluruh proses tumbuh kembang anak bersama ibu, membaca berbagai referensi terkait peran pengasuhan ayah   dalam   keluarga,   mengikuti   pengajian-pengajian   rutin   yang   sekiranya   dapat menambang  nilai-nilai  spiritual  diri  yang  nantinya  akan  bermanfaat  dalam  mendidik mental spiritual anak, berkonsultasi dengan pakar untuk menghadapi sesuatu hal yang sulit dikendalikan atau diperbaiki dari anak, terutama anak ABK, meningkatkan quality time dengan anak setiap hari dan berupaya menetapkan prinsip 60 minutes with father, dan mengurangi ego untuk mementingkan kesenangan/hobi pribadi untuk lebih banyak membersamai keluarga di rumah.   Kata Kunci: Peran, Ayah, Millenial, Mental Spiritual, Anak Usia Dini
NUANSA EDUKASI ISLAMI INTERAKSI SOSIAL DOSEN DAN MAHASISWA Rijal, Syamsul; ., Herawati; Bako, Arpaini
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 6, No 2 (2020): Vol. 6 No. 2 OKtober 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v6i2.1166

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui; bentuk-bentuk interaksi edukatif dan gambaran interaksi sosial dosen dan mahasiswa bernuansa edukatif  di UIN Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tiga teknik: telaah dokumentasi, observasi langsung, wawancara mendalam terhadap dosen dan mahasiswa Prodi PAI dan MPI Fakultas Tarbiyah UIN SU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: interaksi sosial yang terbentuk adalah interaksi asosiatif meliputi: kerjasama (cooperation) dan akomodasi (accommodation) yang terwujud melalui beberapa aktivitas formal maupun non formal, seperti: perkuliahan, bimbingan akademik (PA, KRS, skripsi, dsb), kegiatan-kegiatan kemahasiswaan lainnya (kegiatan himpunan mahasiswa, program studi maupun permasalahan personal/individu), serta aktivitas-aktivitas akademik di luar kampus, seperti: penggalangan dana untuk korban bencana alam, anak yatim/fakir miskin, dll. Namun demikian interaksi disosiatif juga berlaku di UIN SU; dengan adanya dosen yang sulit ditemui dan dihubungi mahasiswa, adanya perselisihan pendapat antara dosen dan mahasiswa dalam forum-forum diskusi, sikap mahasiswa yang kurang relevan dengan nilai-nilai pendidikan Islam di dalam beberapa kesempatan, seperti: tidak bertegur sapa saat bertemu dosen, kurang santun dalam berkomunikasi (baik dalam interaksi langsung maupun tidak langsung menggunakan telepon, SMS, WA, FB, dan sejenisnya), acuh terhadap kondisi sekitar atau kurang mempedulikan/mendahulukan orang lain termasuk dosen sebagai orangtua yang sepatutnya dihormati, dll. Berbagai upaya telah dilakukan dosen untuk mewujudkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam interaksi sosial dengan mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya perencanaan interaksi edukatif yang telah diformat sedemikian rupa dalam buku saku kode etik dosen dan mahasiswa; guna mewujudkan interaksi edukatif islami sesuai dengan visi misi UIN SU. Pelaksanaan interaksi edukatif juga dilakukan secara terpadu dalam seluruh aktivitas akademik, dimana setiap dosen senantisa berupaya mengendalikan interaksi sosial sesuai dengan prinsip nilai-nilai pendidikan Islam (akidah, akhlak, dan muamalah yang mengutamakan kemaslahatan umat). Selain itu, proses evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, baik secara personal maupun klasikal dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) bulan sekali dalam berbagai kegiatan/aktivitas dosen dan mahasiswa. Namun para dosen merasa prihatin terhadap kondisi dan etika/akhlak mahasiswa dalam interaksi sosial selama ini. Hal ini mengindikasi bahwa upaya-upaya dosen dalam mewujudkan interaksi edukatif berbanding terbalik dengan realita perilaku mahasiswa. Dengan kata lain, terjadinya reduksi antara keinginan dan realita. Fenomena ini disebabkan oleh empat faktor: (1) Latar belakang pendidikan mahasiswa sebelumnya; (2) pengaruh negatif (brokenhome, tidak berpendidikan, dsb); serta (4) Skop lingkungan kampus yang sempit. Kata Kunci: Epistemologi, Interaksi Edukatif, Dosen, Mahasiswa