This Author published in this journals
All Journal MAGISTRA
Luwiyanto .
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KETERBATASAN HERMENEUTIK DALAM STUDI SASTRA ., Luwiyanto
MAGISTRA Vol 25, No 86 (2013): Magistra Edisi Desember
Publisher : MAGISTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.153 KB)

Abstract

Meskipun ada beberapa model, hermeneutik dalam rangka studi sastra dihadapkan sejumlah kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut terdapat pada tahap verstehen. Adapun yang menyebabkan kesulitan itu semata-mata karena dalam beberapa model hermeneutik tersebut tak satu pun dapat melepaskan peran subjek dalam verstehen sehingga masih terkesan adanya pengaruh subjektivitas. Di sini timbul kesulitan hermeneutik dalam membawa sastra menjadi sebuah bentuk ilmu pengetahuan yang ilmiah. Kata kunci: hermeneutik, verstehen, sastra
PRASASTI, PRASASTI LONTAR, DAN FILOLOGI ., Luwiyanto
MAGISTRA Vol 23, No 78 (2011): Magistra Edisi Desember
Publisher : MAGISTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.153 KB)

Abstract

Pada umumnya prasati ditulis pada batu atau logam, dan isinya biasanya tentang pemberian hak istimewa atau peringatan tentang suatu hal. Prasasti jenis ini adalah objek penelitian Arkeologi. Di Bali dijumpai jenis prasasti yang ditulis pada daun lontar, isinya sama dengan teks babadnya yaitu silsilah keluarga dan upacara pada upacara ngaben yang berlaku pada keluarga pemilik prasasti tersebut. Perbedaan babad dengan prasasti lontar terletak pada kesakralannya. Prasasti lontar disakralkan melalui upacara pasupati sedangkan babad tidak demikian. Melihat kondisi prasasti lontar ini menjadi menarik untuk kajian secara filologi. Prasasti lontar dipandang sebagai naskah yang menjadi objek kajian filologi.
BABAD JALASUTRA : ANALISIS SEMIOTIK ., Luwiyanto
MAGISTRA Vol 25, No 85 (2013): Magistra September
Publisher : MAGISTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.153 KB)

Abstract

Teks Babad Jalasutra (BJ) yang dijadikan objek penelitian ini diterbitkan oleh penerbit Sumodidjojo Mahadewa Yogyakarta tahun 1956, cetakan kedua. BJ ditulis dalam bentuk prosa dan menggunakan ragam bahasa Jawa krama. Teks BJ berisi riwayat hidup Pangeran Panggung atau Kyai Ageng Jalasutra dalam rangka mewariskan ilmu chak kepada Sultan Agung hingga pertentangannya dengan Sunan Giri. Secara semiotis di balik cerita pertentangan Sunan Panggung dengan Sunan Giri ini merupakan transposisi dari pertentangan ilmu chak dengan ilmu syareat atau gambaran peristiwa masa lalu yang terus berlangsung yakni adanya pertentangan antara daerah pedalaman dengan daerah pesisiran. Secara tekstual BJ dapat dikenali adanya kesinambungan penulisan dengan teks Wirid Cablaka (WC) dan Babad Bedhah Giri (BBG). Dalam hubungan interteks dapat dijelaskan bahwa teks WC merupakan hipogram teks BJ. Teks BJ menjadi hipogram teks BBG dan ketiga teks hipogram tersebut merupakan hipogram teks Babad Tjakradjaja. Kata kunci: BJ, semiotik, intertekstual
BABAD SERENAN SEBAGAI BUKTI INOVASI PENULISAN BABAD DI JAWA ., Luwiyanto
MAGISTRA Vol 22, No 73 (2010): Magistra Edisi September
Publisher : MAGISTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.153 KB)

Abstract

n/a
UPACARA PASUPATI PRASASTI-LONTAR DI BALI Tinjauan Semiotik dalam Rangka Fungsi ., Luwiyanto
MAGISTRA Vol 26, No 90 (2014): Magistra Edisi Desember
Publisher : MAGISTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.153 KB)

Abstract

Upacara Pasupati yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Bali mempunyai peran yang penting dalam kaitannya dengan penyakralan lontar. Naskah (lontar) atau suatu benda baru dianggap suci bila sudah diupacarai dengan upacara Pasupati. Prasasti-lontar yang banyak dijumpai di Bali biasanya keberadaannya dikeramatkan serta disucikan. Secara semiotik pelaksanaan upacara Pasupati mengacu pada proses kelahiran. Apabila kelahiran ini dikaitkan dengan keterangan pada mantra-mantra yang dibacakan bahwa Dewa Pasupati sama dengan Dewa Paramawisesa yang berbadan sakti yang memberi hidup kepada semua makhluk hidup di dunia.Kelahiran yang dimaksudkan di sini adalah kelahiran jiwa yang menyebabkan prasasti-lontar itu menjadi “hidup” atau “berjiwa”. Kata kunci: prasasti lontar, Dewa Pasupati, “hidup”, dan sakral
ANALISIS NILAI FILOSOFIS MITOS MAKUKUHAN DALAM SERAT PURWAKANDHA BRANTAKUSUMAN ., Luwiyanto
MAGISTRA Vol 26, No 92 (2015): Magistra Edisi Juni
Publisher : MAGISTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.153 KB)

Abstract

Abstrak : Mitos Makukuhan yang terdapat dalam teks Purwakandha Brantakusuman ini merupakan gambaran kisah wayang yang semula bersifat mitis dalam perkembangan berikutnya menembus dan berubah wujud menjadi epik.Adanya bentuk-bentuk cerita yang memola.Pola cerita tersebut bergerak dan berulang secara periodik.Perulangan cerita itu terlihat bergerak dengan variasi bentuk cerita.Gerakan bentuk cerita itu telah membawa pengertian dari alam mitik ke alam epik.Apa yang terlukis dalam kisah Makukuhan sebenarnya merupakan perulangan dan kelanjutan masalah yang pernah ada sebelumnya (continuity problem), yaitu dari kejadian di alam kahyangan ke alam dunia manusia.
ANALISIS NILAI FILOSOFIS MITOS MAKUKUHAN DALAM SERAT PURWAKANDHA BRANTAKUSUMAN ., Luwiyanto
MAGISTRA Vol 27, No 92 (2015): Magistra Juni
Publisher : MAGISTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.24 KB)

Abstract

Mitos Makukuhan yang terdapat dalam teks Purwakandha Brantakusuman ini merupakangambaran kisah wayang yang semula bersifat mitis dalam perkembangan berikutnya menembus dan berubahwujud menjadi epik.Adanya bentuk-bentuk cerita yang memola.Pola cerita tersebut bergerak dan berulangsecara periodik.Perulangan cerita itu terlihat bergerak dengan variasi bentuk cerita.Gerakan bentuk cerita itutelah membawa pengertian dari alam mitik ke alam epik.Apa yang terlukis dalam kisah Makukuhan sebenarnyamerupakan perulangan dan kelanjutan masalah yang pernah ada sebelumnya (continuity problem), yaitu darikejadian di alam kahyangan ke alam dunia manusia.