Daun pisang sering menjadi limbah dari aktivitas manusia. Meskipun demikian, daun pisang memiliki kandungan karbon yang membuatnya berpotensi sebagai bahan bakar. Namun, kendalanya adalah kadar air yang tinggi dalam daun pisang, yang dapat menghambat efektivitasnya sebagai sumber energi. Untuk mengatasi hal ini, diperkenalkan proses Biodrying. Melalui Biodrying, mikroorganisme digunakan untuk mengurangi kadar air dalam limbah organik, seperti daun pisang, sehingga meningkatkan potensinya sebagai bahan bakar. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa seberapa efektif Biodrying dalam meningkatkan nilai kalor daun pisang. Selama proses Biodrying, terjadi pengurangan massa dan kadar air pada daun pisang. Sejak hari pertama, suhu dalam tumpukan sampah daun pisang meningkat, menandakan aktivitas mikroorganisme, dengan pH yang tetap normal. Hasil akhir menunjukkan bahwa kadar air daun pisang berkurang sekitar 45,3% hingga 50,49%, dan nilai kalor yang dihasilkan mencapai standar pellet biomassa, yaitu antara 19.9 MJ/kg hingga 21.4 MJ/kg. Ini menunjukkan bahwa daun pisang, setelah melalui proses Biodrying, memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi yang efisien.