Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Periode Perkembangan Darulfunun El-Abbasiyah 1854-2020 Afifi, Abdullah A; Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.5

Abstract

Darulfunun's long journey in the world of education, especially in Islamic education in Indonesia nearly entered two centuries. From it starts, Darulfunun already persevered through varieties of circumstances in serving education for benefiting the society. Darulfunun concern in developing Islamic education already tested in their long journey and innovations that they share with Indonesia modern Islamic education today. Darulfunun established the moderated education concept that combines sciences and religion as one integrated knowledge. In addition, Darulfunun reformed the non-curriculum halaqah education into the classroom education curriculum. In its transformation, the thought and methods promoted by Darulfunun are genuinely become a treasure for education society and Islamic thought in Indonesia. This article aims to outline the development periods of Darulfunun with the specific characteristics of each period. Each period is explored by the important events and changes that make it different from other periods. From the observations, it can be presumed that innovation and development carried out by Darulfunun is a significant effort to adjust to the global challenges and participate in solving problems in society.
Pemikiran Neo-modernisme dalam Hubungan Agama dan Negara di Indonesia: Studi Komparatif Pemikiran Nurcholish Madjid Dan Abdurrahman Wahid Fitri, Donna Ramadhan; Afifi, Abdullah A; Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 3 (2022)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2022.3.9

Abstract

Neo-modernism emerged when the term post-modernism began when the term began to become a common discourse when many experts began to get displeased with the negative effects that modernity, either from the aspect of sociocultural structure or scientific aspects. Neo-modernism, if traced to its existence, is in the thoughts of Fazlur Rahman (1970). While in Indonesia itself has Neo-modernism figures namely Nurcholish Madjid and Abdurrahman Wahid. As moralists and democrats, they have a complete, comprehensive, inclusive, and even free understanding of Islam. Therefore, their ideological and political actions often cause controversy. Even if they differ in practice, they have a paradigm of Islamic thought. Since Cak Nur put forward the jargon "Islam yes" and "Partai Islam no" in the 1970s, the integration of Islam and national opinion began to surface. Since then, the struggle for Islam through cultural channels has continued, and Muslims have also begun to participate in nation-building. In 1984, when NU under the leadership of Gus Dur approved Pancasila as the only precept, the relationship between Islam and the State grew stronger.
Moderate Way Implementing Rukyah and Hisab to Determine A New Moon in Ramadan Afifi, Abdullah A; Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 3 (2022)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2022.3.12

Abstract

Rukyah and hisab have already become critical discussions in Islamic knowledge. Controversy arose, and the debate continues today. Some scholars prefer to use one method over another, while some scholars today try to offer moderate approaches for better solutions and understanding. Scholars claim both rukyah and hisab using the prophet Muhammad's hadith references. In comparison, a modest society is accessible to apply rukyah as their way to determine the new Ramadhan, and some complex cultures are multicultural, multi sects, or have a wide coverage area. This complexity will affect the observation process's difficulty, accuracy, and potential differences. This situation needs sensible solutions to determine the new Ramadhan. This paper tries to elaborate on each approach used by scholars and authorities, its preconditions, and how the approaches should be moderated to determine the new moon optimally by developing a strategy that gives mutual feedback to each method.
Pengembangan Kurikulum Moderasi Islam (Wasathiyyah) dan Karakter Muslim Moderat yang Bertakwa di dalam Lingkungan Muhammadiyah Abbas, Afifi Fauzi; Afifi, Abdullah A
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 2 (2021)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2021.2.13

Abstract

The development of the Islamic moderation (wasathiyyah) concept is the backbone of forming a progressive Islam in Indonesia. Improving education within the Muhammadiyah is one of the significant contributions to developing Indonesian construct and education in Indonesia. The educational curriculum developed by Muhammadiyah responds to the sociocultural changes and challenges faced by education at Muhammadiyah and Indonesia in general. The developed curricula will continuously evaluate and improve to provide moderate (wasathiyyah ) and progressive (islah wa maslahah) human outcomes. In the end, the effort of developing education is to expect students to have a balanced faith and science; finally, it can be a solution for humankind. This paper reviews the author's experience in developing education in Muhammadiyah.
Sumatera Thawalib Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.16

Abstract

Reformasi Pendidikan Islam di Tanah Melayu, Sumatera hingga semenanjung Melayu (Malaysia), Brunei dan Bugis, tidak bisa dipisahkan dari peranan institusi pendidikan Sumatera Thawalib, peranannya mereformasi pendidikan islam dari sistem halaqah (surau) ke sistem kelas (klasikal) membawa perubahan signifikan dalam pengembangan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia pada saat itu. Surau Jembatan Besi, Surau Parabek, Surau Padang Japang, Surau Sungayang dan Surau Maninjau adalah lima perguruan yang diasuh dan dikelola oleh kaum muda.
Sanksi Hukum Korupsi dalam Islam Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.17

Abstract

Hukum Islam dalam suatu masyarakat manapun dan dimanapun, adalah bertujuan untuk mengendalikan, mengatur, dan sebagai alat kontrol masyarakat, ia adalah sebuah system yang ditegakan, terutama untuk melindungi individu maupun hak-hak masyarakat. Dengan demikian, segala perbuatan atau tindakan yang bisa mengancam keselamatan salah satu dari kelima hal pokok teersebut, maka patut dianggap sebagai tindak kejahatan (delik) yang dilarang, dan untuk melindungi dan memelihara kelima hal pokok tersebut dan kemaslahatan manusia pada umumnya, Islam menetapkan dan menegaskan sejumlah peraturan-peraturan, baik berupa perintah maupun larangan, dan dalam hal tertentu aturan-aturan tersebut disertai dengan ancaman hukuman atau sanksi duniawi dan/atau ukhrawi, jika peraturan tersebut dilanggar.
Prioritas Fakir Miskin dalam Pembagian Zakat Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.18

Abstract

Zakat merupakan ibadah maliyah Ijmaiyah (ibadah) yang berkaitan dengan ekonomi, keuangan dan kemasyarakatan) dan merupakan salah satu dari rukun Islam yang mempunyai status dan fungsi yang amat vital dalam syari'at Islam. Oleh karena Al-Quran menegaskan kewajiban zakat bersama dengan kewajiban sholat. Zakat itu sebenarnya adalah: mengeluarkan sebahagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syari'at. Zakat dipungut dari orang-orang yang mampu, dan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Jadi tempat menarik zakat itu, dari orang-orang kaya yang memiliki nishab.
Hamka dan Fatwa Natal 1981 Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.19

Abstract

Membicarakan masalah kehidupan sosial keagamaan di Indonesia memang tidak ada habis-habisnya, apalagi kita semua menyadari bahwa kita bangsa Indonesia hidup di tengah-tengan masyarakat yang plural dan majemuk yang meyakini berbagai agama, terdiri dari berbagai etnis, kultur dan budaya yang beragam. Perayaan natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati nabi Isa AS, akan tetapi natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas, bahwa perayaan Natal bagi umat Kristen adalah merupakan ibadah. Pluralisme termasuk gagasan yang sedang aktual diperbincangkan. Para pakar dari berbagai disiplin ilmu dan para pemerhati berusaha menyumbanghkan pemikiran mengenai bagaimana menata kehidupan bangsa Indonesia yang pluralistis. Hal yang sama dilakukan pula oleh sejumlah praktisi. Mereka menuturkan pengalamannya yang patut untuk dicermati dalam membina kehidupan masyarakat secara langsung. Tujuannya adalah untuk memelihara keharmonisan dan kesatuan bangsa. Tulisan dipersiapkan pada tahun 2006 untuk diskusi panel HAMKA dan Fatwa Natal MUI 1981 oleh UHAMKA, dan belum pernah dipublikasi sebelumnya.
Bid’ah dan Khilafiyah dalam Perspektif Tarjih Muhammadiyah Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 2 (2021)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2021.2.22

Abstract

The development of schools, universities and other social communities followed the dynamic progress of Islam. This development has provided patterns and variations of religious perspectives. Tarjih, as a process of understanding religious texts that have strong references to the Al-Quran and as-Sunnah is also understood by Muhammadiyah as a process of renewal (tajdid) or improvement (islah). Developments in culture and language that have changed over time have made some religious perspectives challenging to understand. The progress of time and technology has provided a new dimension to the misinterpretation of religious views regarding halal and haram in the name of modernization. Diversity and misinterpretation are also very much related to our understanding of bid'ah and khilafiyah. Khilafiyah is a diversity of perspectives that is not bid'ah. Tarjih and tajdid are dynamic and will always reject bid'ah and superstition because they are not based on the al-Quran and as-Sunnah. This article intends to discuss this matter.
Manhaj Tarjih dan Perkembangan Pemikiran Keislaman Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.23

Abstract

Banyaknya tipologi pemikiran Islam tidak lain adalah sebagai gambaran tentang betapa kayanya respon intelektual keagamaan Islam dalam merespon dan menyikapi berbagai budaya modernitas, yakni budaya yang sangat menggaris bawahi peran ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang jelas berbagai tipologi pemikiran itu tidaklah akan mereda atau surut, akan tetapi akan berkembang terus tanpa henti mengikuti perubahan zaman. Budaya modernitas tersebut tidak saja merubah keberadaan dunia lingkungan fisik material, tetapi sekaligus juga merubah mentalitas, cara berfikir dan way of life sekaligus. Makalah disampaikan pada acara Temu Karya Tarjih, Perkembangan Pemikiran Keislaman antara Purifikasi dan Dinamisasi,yang dilaksanakan oleh PSIK UMJ dan Majlis Tarjih PWM DKI Jakarta, Sabtu 15 Juni 1996 di Kampus UMJ Jakarta.