Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Model Transportasi Multimoda Distribusi Garam: Studi Kasus Pulau Madura Nur, Hasan Iqbal; Achmadi, Tri; Fahmi, Ali
Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan Vol 8, No 1 (2017): September
Publisher : Program Diploma Pelayaran Universitas Hang Tuah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.806 KB)

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor garam, meskipun sebagian besar wilayahnya merupakan lautan. Pola distribusi garam saat ini perlu ditinjau ulang, karena pada kenyataannya produksi dari petani garam cukup melimpah tetapi belum dapat terserap sepenuhnya oleh perusahaan produsen pengolahan garam. Selain itu terjadi disparitas harga garam yang cukup tinggi antara daerah produsen dan daerah konsumen. Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan analisis pada dua kondisi yaitu dari hulu sampai hilir. Dimana wilayah hulu adalah dari daerah produsen garam di Madura, yakni dari Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, danSumenep ke Pabrik Pengolahan Garam (PPG). Sedangkan wilayah hilir adalah dari Pabrik Pengolahan Garam (PPG) kewilayah konsumen yang berasa di Jakarta dan Denpasar. Dengan menggunakan pola distribusi dan angkutan garam terpilih, didapatkan penurunan biaya pengiriman per tahun untuk masing–masing PPG apabila dibandingkan kondisi saat ini. Dari PPG Gresik penurunan biaya sebesar 26,57% atau sebesar 7,9 Milyar setiap tahun, dari PPG Surabaya penurunan sebesar 24,33% atau sebesar 7,8 Milyar per tahun dan dari PPG Sidoarjo penurunan sebesar 17,20% atau sebesar 10,2 Milyar per tahun. Dengan demikian harga garam di Jakarta dapat turun sebesar 12% dan di Denpasar dapat turun sebesar 8%.
Model Analisis Kapasitas Pasar Pelayaran Petikemas: Studi Kasus Rute Surabaya - Sampit Kumalasari, Silvia Dewi; Achmadi, Tri
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.984 KB) | DOI: 10.29122/jurnalwave.v11i2.2714

Abstract

Pelayaran petikemas rute Surabaya ? Sampit  terjadi oversupply sejak tahun 2011 hingga saat ini, yakni selisih antara demand dan jumlah supply yang melayani rute tersebut mencapai hampir dua kali lipat, menyebabkan kapasitas kapal kosong mencapai 44% per tahun. Hal tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah demand yang drastis, sehingga perusahaan pelayaran yang beroperasi pada rute tersebut dapat mengalami kerugian operasional. Berdasarkan kondisi tersebut, sehingga perlu dilakukan analisis kapasitas pasar pelayaran petikemas, agar tidak terjadinya oversupply pada rute Surabaya ? Sampit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode optimasi untuk mendapatkan kapasitas pasar yang sesuai untuk rute Surabaya ? Sampit. Hasil yang didapatkan untuk kapasitas pasar yang ideal yakni disesuaikan dengan jumlah demand agar tidak terjadi oversupply, sehingga pada tahun 2017 ? 2021 dibutuhkan 1 ? 2 armada kapal dengan ukuran 300 - 385 Teus, dan required freight rate sebesar Rp  5.103.273 ? Rp  5.797.403 per Teus, dengan jumlah 1 ? 2 perusahaan pelayaran yang disesuaikan dengan jumlah kapal. Kondisi pasar yang menguntungkan perusahaan pelayaran pada rute Surabaya ? Sampit adalah kondisi pasar konsentrasi tinggi dengan indeks konsentrasi pasar 0,50 ? 1 yang dikuasai oleh 1 atau 2 perusahaan pelayaran. Pada kasus rute Surabaya ? Sampit ini dapat dibuktikan bahwa tidak selalu kondisi pasar yang kompetitif adalah kondisi pasar yang ideal yang dapat memberikan perusahaan pelayaran keuntungan.
MODEL ANALISIS KAPASITAS PASAR PELAYARAN PETIKEMAS: STUDI KASUS RUTE SURABAYA - SAMPIT Kumalasari, Silvia Dewi; Achmadi, Tri
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.984 KB) | DOI: 10.29122/jurnalwave.v11i2.2714

Abstract

Pelayaran petikemas rute Surabaya ? Sampit  terjadi oversupply sejak tahun 2011 hingga saat ini, yakni selisih antara demand dan jumlah supply yang melayani rute tersebut mencapai hampir dua kali lipat, menyebabkan kapasitas kapal kosong mencapai 44% per tahun. Hal tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah demand yang drastis, sehingga perusahaan pelayaran yang beroperasi pada rute tersebut dapat mengalami kerugian operasional. Berdasarkan kondisi tersebut, sehingga perlu dilakukan analisis kapasitas pasar pelayaran petikemas, agar tidak terjadinya oversupply pada rute Surabaya ? Sampit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode optimasi untuk mendapatkan kapasitas pasar yang sesuai untuk rute Surabaya ? Sampit. Hasil yang didapatkan untuk kapasitas pasar yang ideal yakni disesuaikan dengan jumlah demand agar tidak terjadi oversupply, sehingga pada tahun 2017 ? 2021 dibutuhkan 1 ? 2 armada kapal dengan ukuran 300 - 385 Teus, dan required freight rate sebesar Rp  5.103.273 ? Rp  5.797.403 per Teus, dengan jumlah 1 ? 2 perusahaan pelayaran yang disesuaikan dengan jumlah kapal. Kondisi pasar yang menguntungkan perusahaan pelayaran pada rute Surabaya ? Sampit adalah kondisi pasar konsentrasi tinggi dengan indeks konsentrasi pasar 0,50 ? 1 yang dikuasai oleh 1 atau 2 perusahaan pelayaran. Pada kasus rute Surabaya ? Sampit ini dapat dibuktikan bahwa tidak selalu kondisi pasar yang kompetitif adalah kondisi pasar yang ideal yang dapat memberikan perusahaan pelayaran keuntungan.
Modelling Ports Investment and Island Economic Growth Tukan, Marcus; Achmadi, Tri; Wijaya, Sjarief; Ciptomulyono, Udisubakti
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 23, No 3 (2012)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v23i3.6

Abstract

The port is a gateway region's economy. Investment performance is important that an effective and efficient port to ensure smooth supply chain needs of the region and promote economic growth. This study aims to model the port investment relationship with economic growth. Quantitative analysis and econometric modeling is used in statistical testing, studies typically classified in two areas, namely: the north and south islands of Maluku. The northern and southern regions and the increase in the loading dock term investment to drive economic growth, but the number of visits relation ship with economic growth negative influence.
Analisis dan Model Standard Angkutan Laut: Studi Kasus Muatan Petikemas Achmadi, Tri; Abdan Hanif, Mohammad; Sina Khaqiqi, Alwi
Rekayasa Vol 14, No 1: April 2021
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v14i1.10044

Abstract

The increase in container rates, which tends to be unstable, has an impact on the price of cargo per unit to increase. The uncertainty of the amount of cargo carried makes the tariffs imposed also unstable. The purpose of this research is to make a standard model of the cost of each unit and the size of the capacity of container transport services based on changes in cargo and distance of shipping routes. In addition, it analyzes the relationship between load factor and frequency on the gross income of a shipping company. The optimization method is used to get the size and cost per unit under certain conditions. The results of the analysis explain that the current tariff is not yet optimal, proven by the current cost equation y=2E+06x(-0,342) (R2= 0,238). Then to create a standard model of transportation, the equation for the cost line per container ship freight unit y=1E+09x(-0,759) (R2= 0,8634) while SPCB y=6E+07x(-0,59) (R2 = 0,8234). This study also produces an equation model for the size of the container ship transport capacity y=3E-05x+57,662 (R2=0,943) while SPCB y=2E-05x+94,446  (R2=0,997). The conclusion is using a sensitivity analysis of the carrying capacity with the current condition of ship operation patterns for the minimum load factor for the Surabaya-Ambon route 76% and Surabaya-Serui 48%. For a 100% load factor condition, it can reduce the cost per unit for the Surabaya-Ambon route by 50% and for the Surabaya-Serui route by 63%.
Dampak Penerapan Protokol Covid-19 Terhadap Kinerja di Pelabuhan Hub Internasional: Studi Kasus Pelabuhan Tanjung Perak Muhammad Al Hazman; Tri Achmadi
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 23, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v23i1.1737

Abstract

Kegiatan bongkar muat barang merupakan faktor penting penentuan kinerja pelayanan kapal di pelabuhan. Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap pergerakan aktifitas di Pelabuhan. Protokol kesehatan yang sudah ditetapkan WHO untuk meminimalisir dampak covid 19 dengan menggunkan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dengan menggunakan metode regresi linier polinomial didapatkan hasil penerapan protokol kesehatan pada operator sebesar 85% menggunakan masker, 49% menghindari jabat tangan, 39% mencuci tangan, 39% menjaga jarak, 25% menghindari kerumunan dan 10% melakukan penyemprotan disinfektan. Pada kunjungan kapal berdampak pada turunnya kapal bermuatan curah cair mengalami kontraksi -30% pada triwulan I, Curah kering -48% Triwulan III, dan General Cargo -16% pada triwulan III. Sedangkan volume muatan mengalami penurunan yaitu curah cair -14% pada triwulan I, Curah kering -12% Triwulan II, dan General Cargo -54% pada triwulan III. Model persamaan regresi polinomial didapatkan Y= 320 - 9 X1+ 71 X2 - 54 X3 -13 X4 -63 X5 + 6 X6. Dampak pandemi covid-19 berpengaruh secara signifikan terhadap angkutan penumpang, sementara untuk angkutan barang sempat mengalami kontraksi saat awal pandemi dan selanjutnya mengalami peningkatan mendekati normal seperti kondisi pra pandemi.AbstractThe loading and unloading of goods are an important factor in determining the performance of ship services at the Port. The Covid-19 pandemic has had a significant impact on the movement of activities at the Port. The health protocol that has been set by WHO is to minimize the impact of COVID-19 by wearing masks, washing hands, and maintaining distance. Using the polynomial linear regression method, the results of implementing health protocols for operators were 85% using masks, 49% avoiding handshakes, 39% washing hands, 39% keeping distance, 25% avoiding crowds and 10% spraying disinfectants. On ship visits, the impact on ships carrying liquid bulk contracted -30% in the first quarter, dry bulk -48% in the third quarter, and General Cargo -16% in the third quarter. Meanwhile, cargo volume decreased, namely liquid bulk -14% in the first quarter, dry bulk -12% in the second quarter, and general cargo -54% in the third quarter. The polynomial regression equation model obtained Y= 320 - 9 X1+ 71 X2 - 54 X3 -13 X4 -63 X5 + 6 X6. The impact of the COVID-19 pandemic had a significant effect on passenger transportation. In contrast, freight transportation had experienced a contraction at the beginning of the pandemic and subsequently increased to near normal as in pre-pandemic conditions
Model Penerapan Konsesi Pelabuhan di Indonesia: Studi Kasus Terminal Teluk Lamong Alwi Sina Khaqiqi; Tri Achmadi
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v22i2.1664

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang pembanguanan pelabuhan merupakan salah satu cara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia. Selain itu pelabuhan berfungsi sebagai infrastruktur konektivitas logistik yang dapat menunjang arus pergerakan barang. Syarat untuk dapat melakukan kegiatan kepelabuhanan dengan melakukan konsesi telah diatur Undang-Undang. Menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk saat ini kinerja pengelolaan konsesi pelabuhan belum efektif. Selain itu, juga terbit Peraturan Menteri tentang hasil pemeriksaan kinerja atas efektivitas pengelolaan konsesi pelabuhan di Terminal Teluk Lamong. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan lama dan tarif konsesi yang efektif dan saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat. Analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode IRR, NPV, BCR kemudian menggunakan analisis sensitivitas. Dari penelitian ini didapatkan hasil IRR sebesar 13,2%, NPV Rp 577.402.711.679,-, nilai BCR diatas 1 ketika pada tahun ke 32. Untuk lama konsesi Terminal Teluk Lamong selama 32 tahun dan tarif konsesi sebesar 3 % dari pendapatan Terminal Teluk Lamong.Model for Port Concession Implementation in Indonesia: Case Study in Teluk Lamong Terminal; Indonesia is an archipelago country where port development is one way to support economic growth in Indonesia's territory. In addition, the port serves as a logistics connectivity infrastructure that can support the flow of goods movement. The requirements to be able to carry out port activities by conducting concessions have been regulated. According to the Supreme Audit Agency (BPK), the performance of port concession management is not yet effective. In addition, a Ministerial Regulation was issued regarding the results of performance checks on the effectiveness of port concession management at the Teluk Lamong Terminal. This study aims to provide effective and mutually beneficial concession rates between the parties involved. The analysis used is by using the IRR, NPV, BCR methods then using sensitivity analysis. From this research, the IRR results were 13.2%, NPV Rp. 577,402,711,679, -, the BCR value was above 1 when in the 32nd year. Then for the duration of the concession period of the Lamong Bay Terminal is 32 years and the concession rate is 3% of Teluk Terminal revenue Lamong.
Optimalisasi Program Tol Laut Terhadap Penurunan Disparitas Harga: Suatu Tinjauan Analisis Hasan Iqbal Nur; Tri Achmadi; Aditya Verdifauzi
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 22, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v22i1.1315

Abstract

Program Tol Laut merupakan upaya mengurangi perbedaan harga Kawasan Barat dengan Kawasan Timur Indonesia dengan penjaminan ketersediaan bahan penting dengan pengoperasian kapal secara rutin dan terjadwal untuk mendistribusikan logistik ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan. Seiring berjalan, perlu dilakukan evaluasi dampak tol laut terhadap disparitas harga dengan menganalisis fungsi dari variabel transportasi laut. Disparitas Harga adalah pengaruh dari jarak, sehingga penambahan jarak menyebabkan perbedaan harga di tiap tiap daerah. Perbedaan harga antara Kota Surabaya dan Kota Kalabahi yang berjarak 733 Nm, dimana harga komoditas beras di kota Surabaya Rp. 9.442/Kg, sementara faktor jarak ditambah margin keuntungan, harga Beras di Kota Kalabahi Rp. 10.662/Kg, sementara di kota Rote sebesar Rp. 10.679, dan di kota Moa sebesar Rp. 10.689/Kg. Pelaksanaannya dilakukan dengan membandingkan harga kebutuhan pokok sebelum tol laut dan saat berjalannya Program, serta mengevaluasi rute. Dampak positif dalam penurunan harga kebutuhan pokok di daerah tujuan tol laut, dari hasil penelitian terjadi penurunan harga 11% sampai 20%. Rekomendasi kebijakan perubahan pola operasi menjadi multiport dengan memperhitungkan muatan naik dan turun dengan rute Surabaya-Kalabahi-Moa-Rote-Sabu-Surabaya dengan jarak 2.050 NM dan kecepatan 1,62 Knot sehingga biaya tiap voyage menjadi 1.344,80 Juta rupiah/Round Trip dan berdampak terhadap jumlah frekuensi dalam satu tahun menjadi 23 frekuensi/Tahun.
Model Pengembangan Wilayah Untuk Pembangunan Pelabuhan: Studi Kasus Pantai Selatan Jawa Timur Wahyu Putra Gantara; Tri Achmadi
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.897 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.376

Abstract

Pelabuhan merupakan pintu gerbang dalam terjadinya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat tercipta apabila didukung oleh beberapa faktor yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia masing – masing daerah. Sumber daya alam dapat berupa sektor poyensial suatu daerah yang dapat  dikembangkan sehingga dapat di ekspor ke luar daerah. Untuk mencari sektor yang potensial di tiap daerah Jawa Timur Selatan, maka digunakanlah beberapa metode analisis diantaranya yaitu Location Quotient dan Shift Share. Metode Shift Share memiliki tiga komponen yaitu Differential Shift, Proportional Shift dan Regional Share. Dari hasil perhitungan analisis yaitu LQ dan Shift Share, maka dapat dilihat bahwa Sektor Pertanian, Pertambangan, Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa merupakan sektor potensial. Biaya transportasi distribusi muatan ekspor dari Pelabuhan Tanjung Wangi ke Benoa yang paling minimum adalah Rp 16.350.021 dengan DWT 1050 ton dan biaya angkut per ton sebesar Rp 15.571. Dengan BOR pelabuhan sebesar 85.57%, maka panjang dermaga yang dibutuhkan sebesar 573 meter.
Analisis Penanganan Limbah Minyak Di Kawasan Pelabuhan: Tinjauan Dari Segi Transportasi Laut Evan Eryanto; Tri Achmadi
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.138 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.378

Abstract

Dalam IMO (International Maritime Organization) yang dimandatkan dalam konvensi MARPOL 73/78, bahwa setiap pelabuhan harus memiliki fasilitas penanganan limbah (Port Reception Facilities) di setiap pelabuhan dengan tujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat buangan limbah dari kapal. Sedangkan Indonesia yang telah meratifikasi peraturan MARPOL 73/78 Annex I, tidak sepenuhnya mematuhi peraturan tersebut yaitu membangun fasilitas penanganan limbah. Ketiadaan fasilitas limbah di pelabuhan tersebut dikarenakan tidak ada dukungan secara finansial dari pengelolah pelabuhan. Dalam penelitian ini diberikan solusi penanganan limbah, khususnya limbah minyak dengan konsep transportasi laut. Penanganan tersebut dengan mengangkut limbah minyakmenggunakan kapal pengangkut limbah yaitu tongkang minyak propulsi mandiri (Self Propelled Oil Barge). Dan membangun tangki penampungan di setiap pelabuhan yang akan dilayani, serta membangun fasillitas penanganan limbah di pelabuhan utama/pelabuhan penumpukan akhir limbah minyak. Perencanaan rute operasi kapal menggunakan konsep Travellling Salesman Problem(TSP). Setelah itu, proses optimasi perencanaan tongkang minyak propulsi mandiri ini bertujuan untuk mengetahui ukuran utama tongkang, kecepatan tongkang, dan kecepatan bongkar muat yang optimum (unit biaya terkecil). Dalam proses optimasi dilakukan secara berulang –ulang dengan mengubah collecting time (lama waktu penumpukan) limbah minyak. Sehingga didapatkan collecting time yang memilki unit biaya terkecil.