Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Tema Cerita Rakyat Jombang melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) dan Bermedia Padlet Fahmi Syahab; Anas Ahmadi; Nailul Mazidah
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v12i1.5841

Abstract

Menulis merupakan satu dari empat keterampilan dasar bahasa Indonesia, elemen lainnya berupa menyimak, membaca, dan berbicara. Keterampilan menulis setiap individu pembelajar dapat dilatih dan dikembangkan dengan cara banyak membaca referensi dan berlatih menulis. Penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan menulis puisi bertema cerita rakyat Jombang; Besut-Rusmini, Damarwulan, dan Kebokicak pada siswa kelas X2 SMAN 2 Jombang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) berbantuan aplikasi Padlet sebagai media pembelajaran. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang meliputi tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II, setiap siklus terdiri atas empat tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, angket/kuesioner, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, dapat dilihat dari data kuantitatif rata-rata skor menulis puisi pada kondisi awal adalah 62,5, pada siklus I meningkat menjadi 70,29, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 77,79. Ketuntasan belajar kondisi awal adalah 10 siswa sebesar 29,41%, pada siklus I meningkat menjadi 14 siswa sebesar 41,17%, dan pada siklus II meningkat menjadi 24 siswa sebesar 70,58%. Hal ini dapat dimaknai bahwa Padlet bermanfaat pada peningkatan keterampilan menulis siwa dan menghalau kesulitan pada proses menulis.
Creative Writing Among Chinese Teachers: An Overview of Phenomenological Psychology Anas Ahmadi
Jurnal Disastri (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Disastri: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.281 KB) | DOI: 10.33752/disastri.v3i2.1786

Abstract

This research is a descriptive study that wants to explore creative writing among Chinese teachers through the perspective of phenomenological psychology. The method used in this research is qualitative. The respondents of this study were 19 teachers who came from formal school teachers and LBB teachers. Data collection techniques were carried out by means of questionnaires, documentation, and interviews. Data analysis technique is done by identification, classification, and reduction. The researcher also carried out data validity so that the data was maintained scientifically. The results of the study show the following. First, most Chinese teachers do not write creatively because they are more concerned with the field of Mandarin. Second, from the aspect of the cause of the lack of creative writing in Chinese teachers who occupy the highest position is the environment because in the opinion of respondents, the environment is very influential because in their daily life they live in an environment.
Ethnosemiotics: A Literature Review Prihatin, Yulianah; Haris Supratno; Mintowati; Anas Ahmadi
Jurnal Disastri (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 5 No 3 (2023): Jurnal Disastri: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/disastri.v5i3.5622

Abstract

Ethnosemiotics studies how meaning is interpreted within a culture. The purpose of this study is to characterise the use of ethnosemiotic theories and identify their problematic elements. A review of the literature is part of this research process. This study examines five publications that address ethnoemiotics. Reputable publications, national journals, international seminar proceedings, and dissertation research have all published the five chosen articles. The findings demonstrate that ethnosemiotics is not only regarded as a single, cohesive theory but also that some people employ it as a methodology. In addition, a number of studies view ethnosemiotics as a theory that emerges from the fusion of semiotic theory with other theories including ethnolinguistics, ethnography, and ethnology.
Cross-Cultural Language Impoliteness: A Literature Review Muhammad Yusi Kamhar; Anas Ahmadi; Erma Lestari; Karlina Karadila Yustisia
Jurnal Disastri (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Disastri: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/disastri.v6i1.5873

Abstract

This literature review study is based on empirical phenomena that show that the phenomenon of language impoliteness across cultures is increasingly worrying. The implications of the phenomenon of language impoliteness often trigger various social problems among cross-cultural communities. Various forms of language impoliteness are often found, including violating the maxims of politeness and engaging in verbal violence, which, of course, can cause fatal problems. This literature review research aims to describe how much previous research in the last three years discussing language impoliteness was searched through electronic databases, namely Google Scholar, Taylor & Francis Online, and ScienceDirect. Meanwhile, the second research aims to find out how much the issue of language impoliteness is of concern to researchers from various circles so that a conclusion can be reached about the urgency of this research topic. This research method is to search various articles published between 2021 and 2023. The search results found 44 articles on the topic of impoliteness, but in the discussion, we will discuss eight articles that are considered the most representative of the 44 articles. These eight articles can represent all the issues that are the topic of discussion of language impoliteness in cross-cultural societies. Thus, it can be concluded that the topic of language impoliteness is still an important issue that requires further study to find various solutions to this problem
Pemberontakan Perempuan dalam Novel LebihPutih Dariku Karya Dido Michielsen: Perspektif Subaltern ardi satritama; Anas Ahmadi
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Vol 23 No 3 (2023): Didaktis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/didaktis.v23i3.19127

Abstract

Studi yang berkaitan dengan perempuan dalam kajian poskolonial menjadi topik yang menarik diperbincangkan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah membahas mengenaiperempuan yang berusaha untuk mendapatkan hak berbicara dan bersuara di dalam lingkup masyarakat di era dunia ketiga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan; (1) penindasan, (2) dampak, dan (3) upaya pemberontakan yang dilakukan melalui tokoh Isah pada novel Lebih Putih Dariku karya Dido Michielsen. Tiga muatan aspek ini dideskripsikan untuk menganalisis novel Lebih Putih Dariku karya Dido Michielsen menggunakan teori subaltern Gayatri Spivak. Penelitian ini menerapkan pendekatan pragmatik dalam menganalisis novel Lebih Putih Dariku karya Dido Michielsen. Temuan penelitian ini yakni: pertama, bentuk penindasan yang merupakan bagian dari praktik subaltern yang terjadi pada tokoh Isah. Kedua, dampak yang terjadi akibat penindasan yang dilakukan oleh bangsa Eropa terhadap kaum pribumi terutama pada tokoh Isah yang menjadi objek penindasan. Ketiga, upaya pemberontakan yang dilakukan tokoh Isah terhadap bangsa Eropa atas penindasan yang mereka lakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan praktik subaltern yang dilakukan oleh bangsa penjajah dilatarbelakangi upaya pembungkaman terhadap kaum-kaum pribumi untuk menyuarakan hak berbicara dan bersuara mereka untuk mendapatkan hak dan tempat yang setara. Hal ini terjadi pada tokoh Isah yang dikisahkan dalam novel Lebih Putih Dariku karya Dido Michielsen.