Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KELAYAKAN BUKU SAKU MATERI FUNGI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA BERDASARKAN HASIL VALIDITAS Fajrul Falah; Isnawati Isnawati
Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu) Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran biologi adalah pembelajaran yang mempelajari tentang makhluk hidup salah satunya adalah materi Fungi. Fungi memiliki berbagai jenis yang tersebar di lingkungan sehingga memerlukan sumber belajar yang prakti,s mampu dibawa kemana-mana yang dapat membantu siswa untuk belajar mengidentifikasi Fungi tersebut. Sumber belajar sebagai pendukung kegiatan pengamatan lapangan atau belajar di kelas salah satunya adalah buku saku. Buku saku merupakan buku yang berukuran kecil, mudah dibawa kemana saja karena dapat diletakkan di dalam saku kemudian buku saku juga berukuran kecil serta memuat informasi-informasi yang ringkas. Penelitian ini adalah mendeskripsikan validitas buku saku materi Fungi sebagai media pembelajaran biologi kelas X SMA ditinjau dari kelayakan isi, bahasa, dan tampilan. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan Research and Development (R&D). Validitas buku saku yang dikembangkan dinilai berdasarkan kelayakan isi, bahasa, dan tampilan. Telaah buku saku oleh pakar, pakar yang dimaksud adalah dua orang dosen yang meliputi dosen ahli materi dan dosen ahli media. Teknik analsis data secara deskriptif kuantitatif. Hasil validasi buku saku materi Fungi yang dikembangkan mendapat skor 90% dengan kategori sangat baik dan layak. Berdasarkan seluruh analisis dari hasil validasi, dapat dinyatakan bahwa buku saku materi fungi memenuhi syarat nilai kelayakan dan sangat valid apabila digunakan sebagai media pembelajaran terutama dalam identifikasi Fungi Basidiomycota. Kata kunci: buku saku, materi Fungi, validitas
EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN ARTICULATE STORYLINE DALAM PEMBELAJARAN FIQIH Fajrul Falah; Evi Fatimatur Rusydiyah
Akademika : Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 11 No 01 (2022): Akademika : Jurnal Teknologi Pendidikan
Publisher : Akademika : Jurnal Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/akademika.v11i01.1683

Abstract

Articulate Storyline learning media is a soft application that can be used for presentations. Articulate Storyline has the same advantages as Microsoft PowerPoint, also has various advantages can also create a very comprehensive and interesting presentation. This research aims to evaluate the use of Articulate Storyline Learning media, to identify the quality of Articulate Storyline media in fiqh learning. Research using a formative evaluation model, evaluation is carried out through 2 stages, namely: 1) review by media experts, and 2) review by material experts. Data collection techniques in the form of questionnaires, as well as data analysis techniques, are carried out through descriptive statistics with Likert scale measurement scales. The consequences of the review showed that the evaluation of Articulate Storyline learning media in fiqh learning is fitting to be utilized as a learning medium. Media excellence is evident from the results of its media experts = 80,43%, including the level of “ very good”. The overall research results of Articulate Storyline learning media are appropriate for use as a learning mechanism of fiqh learning.
Sistem Klasifikasi Kualitas Batu Boulder Berdasarkan Tekstur Berbasis Pengolahan Citra Digital Fajrul Falah; Bangkit Indarmawan Nugroho; Nugroho Adhi Santoso
Jurnal Sistem Informasi dan Teknologi Peradaban Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Sistem Informasi dan Teknologi Peradaban
Publisher : Prodi Sistem Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.71 KB)

Abstract

Batu boulder (batu gajah) menjadi salah satu bahan yang telah banyak digunakan dalam segala bahan pengecoran dan pembangunan. batu boulder sendiri terbagi menjadi tiga tekstur yaitu batu kasar, batu halus dan batu burik. Dalam penentuan kualitas batu boulder (batu gajah) apabila dilakukan dengan mengunakan pengamatan manual akan menghasilkan kualitas produk yang tidak merata karena keterbatasan visual, kelelahan, dan perbedaan pendapat dari masing-masing pengamat. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan batu boulder bedasarkan tekstur dengan mengunakan pemerosesan citra digital. Ekstraksi fitur yang digunakan awalnya adalah Hue, Saturation, Value (HSV) adalah Hue dapat merepresentasikan warna yang sebenarnya, Saturation dapat menyatakan tingkat keaslian warna dan Value dinyatakan sebagai perubahan warna putih menuju abu-abu kemudian dilanjutkan dengan Grayscale untuk menetukan titik gelap terangnya suatu objek, dilanjutkan ke Contrast Stretching untuk memperjelas atau mempertajam citra. Sedangkan untuk mendapatkan citra tekstur adalah menggunakan Gray Level co-occurrence Matrik (GLCM) yaitu Contrast, Correlation, Energy dan Homogenity, pada tahap terakhir menggunakan algoritma Naïve Bayes untuk pengklasifikasian jenis tekstur. Hasil akhir penelitian adalah output klasifikasi batu boulder (batu gajah) berdasarkan tekstur sample citra batu. Sehingga memudahkan pegawai dalam menentukan kualitas batu yang dihasilkan dari lokasi tambang.
NASE Astronomy Training for Teachers and Amateur Astronomer with Physics Approach and Cultural Tourism Yudhiakto Pramudya; Nur Rifai Akhsan; M Khairul Ardi; Fajrul Falah; Nurul Miftakhul Jannah; Ratnawati Ratnawati; Cintha Ayu Wandira; Elvi Nurridho Khasanah; Rosa M Ros
BEMAS: Jurnal Bermasyarakat Vol 4 No 2 (2024): BEMAS: Jurnal Bermasyarakat
Publisher : LPPMPK-Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Cileungsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37373/bemas.v4i2.598

Abstract

Physics teachers often face obstacles in training their students in the Astronomy Olympiad. Amateur astronomers also need some knowledge of astronomy. Astronomy knowledge which is the basis for studying astronomy has begun to be abandoned by the younger generation. These problems can be overcome by astronomical training with a physics and cultural approach to physics teachers and amateur astronomers from various provinces in Indonesia. The Network for Astronomy School Education (NASE) regularly holds astronomy training in various countries. The training is carried out for 4 days virtually using simple equipment and can be obtained easily and inexpensively. The equipment is to help the understanding of astronomy and astrophysics. In addition, a virtual visit to the Muhammadiyah Museum was conducted to introduce Muhammadiyah's contribution to the development of Islamic astronomy in Indonesia. The average increase in Pre-Test and Post-Test results was 24.3% of the 25 participants who submitted the test. The high increase was in the field of physics while in the field of culture there was a decrease. This is due to the disproportionate composition of training material between the fields of physics and cultural tourism. The implementation of online training also causes participants to lack understanding of cultural aspects in astronomy learning. Participants also provided feedback that more time was needed for observation activities