Ganjar Herdiansyah
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Taksa Tanah di Situs Megalitik Gunung Padang Kabupaten Cianjur Mahfud Arifin; Ridha Hudaya; Apong Sandrawati; Muhammad Amir Solihin; Ganjar Herdiansyah
Soilrens Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.28 KB) | DOI: 10.24198/soilrens.v14i2.11128

Abstract

Mount Padang was famous megalith sites placed in Cianjur District. Mani discipline of science studied Mount Padang sites in order to find out the truth of histories. Based on geological studies, Mount Padang sites constructed by andesitic rock, this argument need more fact for get the real data. This research aimed to analysis pedological proses in Mount Padang sites. The result of study was soil classification which description by soil profile. Based on result of reseach the soil in Mount Padang formed in Qv rock formation. The result of soil profile analized with 2 meters depth, there was 10 layer formed e.g Ap, AB, Bw1, Bw2, BC1, BC2, CB1, CB2, C1, and C1. The genesis of Mount Padang soil was in viril levels, due to molic epipedon and cambic that found as below horizon diagnostics. Based on soil taxonomy, this pedon were classified as Typic Dystrudepts.Key words: megalith sites, andesitics rock, soil profile, viril, cambic
ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN PANGAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG Fahmi Rizal; Ganjar Herdiansyah
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 1 (2016): TEKNOTAN, Agustus 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.203 KB)

Abstract

Program ketahanan pangan di Kota Bandung saat ini dihadapkan pada semakin berkurangnya ketersediaan lahan petanian akibat tingginya laju konversi lahan ke non pertanian akibat pembangunan permukiman dan industri. Walaupun konsep pertanian kota mensyaratkan praktek berbasis teknologi, namun ketersediaan lahan juga tetap tidak bisa diabaikan keberadaannya. Tulisan ini mencoba untuk mengkaji potensi lahan pertanian, yaitu lahan yang sesuai peruntukannya bagi komoditas tanaman pangan di Kota Bandung. Metode penelitian menggunakan teknik analisis deskiptif melalui prosedur penilaian evaluasi kesesuaian lahan dengan aplikasi pemetaan yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menemukan bahwa dibandingkan dengan kota-kota di Jawa Barat, luas lahan pertanian Kota Bandung masih cukup luas, namun laju konversi cukup tinggi mencapai 577.2 Ha per tahun selama periode Tahun 2010-2015. Potensi lahan yang sesuai peruntukannya untuk sawah dengan kategori S1 (sangat sesuai) mencapai 804.18 Ha, sedangkan untuk tanaman pangan (ubi jalar, ubi kayu, jagung, kacang tanah) termasuk kelas kesesuaian lahan S2 (sesuai) dan S3 (sesuai maginal) masing-masing seluas 37 Ha dan 3.95 Ha. Dengan demikian, ketersediaan lahan potensial untuk pertanian di Kota Bandung tidak mencukupi untuk menyokong ketahanan pangan. Hal ini terbukti hingga saat ini kebutuhan pangan masyarakat Kota Bandung 80% tergantung pasokan dari luar Kota Bandung.Kata Kunci: Ketahanan Pangan, Pertanian Kota, Kesesuaian Lahan, Ketersediaan Lahan
Evaluasi Masa Tanam Berdasarkan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Indeks Kecukupan Air (IKA) untuk Pengembangan Produksi Jagung di Giritontro, Indonesia Ganjar Herdiansyah; Ummi Nur Fitriana; Sumani Sumani; Mujiyo Mujiyo; Aktavia Herawati
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 5, No 2 (2023): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 5 Nomor 2 Februari 2023
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.5.2.2023.9979.152-162

Abstract

Berubahnya durasi musim menjadikan pergantian musim kemarau dan musim hujan tidak menentu. Tanaman pangan yang dibudidayakan pada lahan sawah tadah hujan dan tegalan seperti jagung mudah mengalami cekaman karena ketersediaan air dipengaruhi oleh iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui SPI (Standardized Precipitation Index) dan Indeks Kecukupan Air (IKA) guna menentukan masa tanam yang tepat untuk tanaman jagung di Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri. Pelaksanaan penelitian dengan metode deskriptif eksploratif, data curah hujan rata-rata Kecamatan Giritontro 1.750-2.250 mm per tahun. Metode yang digunakan adalah Standardized Precipitation Index dan Indeks Kebutuhan Air, dengan alat analisa berupa aplikasi Rstudio dan Cropwat 8.0 yang mengolah data curah hujan dalam 9 tahun terakhir (tahun 2012 sampai 2020). Titik pengamatan dan pengambilan sampel tanah ditentukan menggunakan data spasial (curah hujan, penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan jenis tanah) wilayah penelitian. Parameter kondisi aktual tanah yang diamati diantaranya kadar lengkap, struktur tanah, tekstur tanah, dan bahan organik. Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan uji ANOVA dan Pearson correlation. Penghitungan indeks kekeringan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) dengan aplikasi Rstudio dan Indeks Kecukupan Air (IKA) dengan aplikasi Cropwat 8.0 berdasarkan data curah hujan pos BBWS di Giriwoyo. Kondisi tanah aktual diamati diantaranya kadar lengas, struktur tanah, tekstur tanah, bahan organik, data curah hujan 9 tahun terakhir (2012-2020), data spasial Kecamatan Giritontro untuk peta pengamatan dan pengambilan sampel. Analisis data yang dilakukan ialah uji korelasi antara indeks kekeringan dengan indikator pengamatan. Hasil indeks kekeringan rata–rata wilayah penelitian pada tahun 2012–2020 termasuk kategori mendekati normal berkisar antara -0,94-0,87. Indeks kekeringan berhubungan dengan tesktur tanah dan dipengaruhi oleh kemiringan lereng. Indeks kecukupan air tanaman jagung antara 0,47–0,91 dari bulan Januari sampai Desember. Penentuan awal masa tanam paling efektif pada bulan November. Alternatif pencadangan air tanah dapat melalui pembuatan dam parit yang berfungsi sebagai penampung aliran air permukaan.