Imas Elva Khoiriyah
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

How is the Effect of Health Services on Toddler Diarrhea?: Ecological Analysis in Indonesia Yuli Puspita Devi; Milla Herdayati; Muthmainnah; Mahdiyyah Husna Nihar; Imas Elva Khoiriyah; Az-Zahra Helmi Putri Rahayu
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 16 No. 1 (2022): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v16i1.17674

Abstract

Background: About 4 billion cases of toddler diarrhea occur worldwide each year. As many as 70% of toddler deaths in the world were caused by diarrheal infections. This study was intended to analyze the relationship of health services factors on the prevalence of diarrhea of infants in Indonesia.Methods: Ecological analysis was conducted using secondary data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia report in 2018. All provinces were taken as samples. Apart from prevalence of children under five with diarrhea, 4 other variables analyzed as independent variables were, the availability of health workers, the coverage of diarrhea services and the coverage of oralit services to the patients, the coverage of zinc services to the patients, and the poverty factors in each provinces. Data were analyzed using cross-tabulation and spearman test.Results: The results show from 34 provinces, the highest prevalence of toddlers is in the Papua Province. The results showed that the higher the percentage of poor people in the province, the higher the prevalence of diarrhea in toddlers (r=0.363). While the low availability of health resources, coverage of oralit use, and coverage of zinc use in patients were mostly occurring in provinces that had a high prevalence of toddler diarrhea. This means that there was an inverse relationship between the availability of health resources (r=-0.430), the coverage of oralit use (r=-0.149) and the coverage of zinc use in patients (r=-0.013) with the prevalence of diarrhea in toddlers.Conclusion: It was concluded that according to bivariate analysis on the prevalence of diarrhea of toddlers showed that increasing availability of health resources in the provinces can help to reduce the prevalence of toddlers by assuming other variables remain.
Efektivitas Media Edutainment Sebagai Strategi Penguatan Program Genre Era Pandemi Covid-19 Di Kabupaten Malang Muthmainnah Muthmainnah; Lutfi Agus Salim; Yuli Puspita Devi; Imas Elva Khoiriyah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) Perguruan Tinggi Mengabdi: Berkarya dan Berinovasi Untuk Membangun Masyarakat Semakin Tangguh di Mas
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Pandemi Covid-19 di awal tahun 2020 meningkatkan permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kasus pernikahan dini yang disebabkan oleh premarital seks dan kehamilan tidak diinginkan remaja. Sekitar 49% dari 21 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun di negara berkembang mengalami kehamilan tidak diinginkan. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan untuk mencegah permasalahan remaja tersebut mulai dari praktisi, akademisi maupun LSM. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa hampir 100% remaja terpapar dengan edukasi kesehatan berupa penyuluhan. Namun sebagian besar remaja menyatakan bahwa metode ini kurang efektif dan belum sesuai dengan karakteristik remaja saat ini bahkan remaja cenderung bosan dengan metode ceramah.Tujuan : Menganalisis efektivitas metode edutainment sebagai metode pelatihan bagi peer educator Remaja remaja di era pandemi.Metode : Penelitian ini merupakan quasi eksperimental. Keterlibatan sasaran sangat berperan penting dalam keberhasilan kegiatan ini. Kegiatan ini diikuti oleh 50 siswa dari 2 sekolah SMP di Kabupaten Malang. Intervensi melalui aplikasi berbasis android, yaitu Aplikasi Konco SREGEP. Aplikasi ini dirancang dengan melibatkan remaja dan berbagai stakeholder. Aplikasi ini dapat diakses responden dan responden dapat mengakses 13 materi secara bertahap (narsumber dari berbagai stakeholder). Setiap level materi terdapat prepost test. Kegiatan akses materi diberikan waktu selama 1 bulan. Analisis yang digunakan adalah wilcoxon test.Hasil Penelitian : Semua remaja yang menjadi peserta pelatihan terlibat aktif dalam setiap aktivitas pelatihan edutainment yang dilakukan melalui blended learning. Hal ini dibuktikan dengan adanya diskusi dua arah dan peningkatan pengetahuan remaja tentang materi yang ada dalam fitur aplikasi yang berbasis android. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan tentang pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi, yaitu p=0,000 α=0.05.Kesimpulan : Edutainment merupakan salah satu strategi promosi kesehatan remaja yang efektif di era pandemi. Untuk menjaga efektifitas edutainment, remaja perlu dilibatkan dari awal sesuai kapasitasnya dalam merancang metode promosi kesehatan yang selaras dengan karakteristik, kebutuhan dan kapasitas remaja saat ini. Partisipasi remaja akan meningkat jika remaja merasa memiliki program dan mempunyai power untuk keberhasilan implementasi program.Keyword : Edutainment, Promkes, Remaja, Pandemi, Good Health, Well-being
Persepsi Sikap dan Kemampuan Mahasiswa Sebagai Peer Educator Remaja di Era Pandemi Ira Nurmala; Muthmainnah Muthmainnah; Imas Elva Khoiriyah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) Perguruan Tinggi Mengabdi: Berkarya dan Berinovasi Untuk Membangun Masyarakat Semakin Tangguh di Mas
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak tahun 2020 pandemi COVID-19 memasuki Indonesia dan sampai saat ini masih belum hilang. Kondisi pandemi memaksa setiap individu untuk membatasi interaksi dapat membawa dampak pada kesehatan fisik maupun mental dan sosial. Remaja merupakan salah satu kelompok rentan yang terdampak terutama pada akses informasi yang mereka terima untuk menjaga kesehatannya. Program Health Educator for Youth (HEY) merupakan program inovatif yang dibentuk untuk menutup gap akses informasi ini melalui peningkatan kapasitas remaja sebagai peer educator. Data dari pelatihan HEY 2018 diketahui bahwa remaja SMA belum mengetahui tugasnya sebagai peer educator dan remaja berharap keterlibatannya tidak hanya untuk event kompetisi seperti lomba duta Kesehatan atau lomba sekolah sehat. Hasil diskusi dengan stakeholders di tahun 2020 mendapatkan hasil bahwa peer educator membutuhkan keahlian tertentu dan hal ini sudah difasilitasi melalui pelatihan HEY di tahun 2020 dengan menunjukkan hasil yang positif. Tantangannya adalah bahwa dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi peer educator membutuhkan sikap yang positif dan kemampuan yang optimal. Tujuan kegiatan adalah engidentifikasi sikap dan kemampuan mahasiswa sebelum diberikan intervensi pelatihan HEY. Desain penelitian adalah kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Pengumpulan data dilakukan secara online melalui survey monkey. Total 39 remaja mengisi kuesioner setelah mereka mendaftarkan diri dalam pelatihan HEY. Secara umum hasil menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai minat yang tinggi untuk menjadi peer educator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap yang positif dan persepsi yang baik tentang kemampuan yang mereka miliki sebagai peer educator (komunikasi interpersonal, ketrampilan mikro, konseling praktis). Hal ini menjadi modal utama bagi peer educator untuk menjalankan tugasnya. Pelatihan peer educator perlu mempertimbangkan metode yang telah dilakukan HEY dengan melakukan screening diawal sebelum memberikan materi secara bertahap melalui metode edutainment (modul dan website) dengan berbagai tema yang menyentuh isu kehidupan remaja. Penelitian ini akan dimonitor selama minimal 3 tahun melalui kajian kohort.Keyword : Pendidik Sebaya, HEY, Sikap, Skill, Good Health and Well-being