Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Contraceptives Supply Chain and Management in Dayak Societies: A Case Study in Indonesia Lamia Diang Mahalia; Lutfi Agus Salim; Tika Indiraswari; Iswari Hariastuti
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.15840

Abstract

Contraceptive devices and medicine have a very strategic value in supporting family planning operations.This study therefore aims to determine the trend of contraceptive need and usein Dayak societies, andanalyze the supply chain as well as the management of contraceptives required to fullfill this need. Theresearch design used a case study, and qualitative data were obtained from in-depth interviews supported bysecondary data. Meanwhile, quantitative data were collected through questionnaire survey, and data analysiswas performed using the triangulation method. Subsequently, the results of qualitative data analysis werecombined with the results of quantitative data analysis to acquire final conclusions. In Dayak societies,injections are the contraceptive form most required and used by people in the local community (30.21%).Furthermore, there is a significant correlation between need and use of contraceptives (Sig. = 0.000). Thedemand for contraceptives is based on the remaining stock at the health center, as well as the community’srequest. During the acceptance process, the quality, quantity, and type of contraceptives are checked, andcounseling is provided, especially for new acceptors. Meanwhile, the suitability of the contraceptive storageconditions at the health center was discovered to be 61.46%, compared to the standard. Currently, supportingmanagement isnot run optimally, especially in terms of formulatingan operating standard procedure, aswell as monitoring, evaluating, and implementing training.Thus, the availability of contraceptives at thesupplier and local community’s need for contraceptives are taken into consideration and as a strategy formanaging contraceptives in the Primary Health Care of Dayak societies, in order to ensure the availabilityof contraceptives at Puskesmas and fullfill the contraceptive needs of Dayak societies.
Causes of Early Marriage on Socio-Ecological Levels Ucca Fajrin Wicitra Putri; Budi Prasetyo; Lutfi Agus Salim
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 5, No 3 (2022): Budapest International Research and Critics Institute August: In Progress
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i3.5884

Abstract

A quantityof child brides in the world is currently estimated at 650 million and UNICEF (2018) recommends that to end the practice of child marriage by 2030 according to the SDG's target, progress in reducing child marriage rates must be accelerated significantly, which is 12 times faster or more than 150 million additional girls will be married before their 18th birthday in 2030. Approaches from various socio-ecological levels can help understand a phenomenon in society and the impact of potential prevention strategies.  Methods: This study uses a review of international articles.  The articles used are sixteen articles published in the last ten years.  Result: Individual levels that impacts early marriage are education, internal factors, and Working female job status.  At the Relationship level that affects the level of education and religiosity of spouses and families, Parental roles and autonomy in decision-making, wealth, Relationships between 2 families, girls' high-risk sexual relationships.  At the Community level, the influencing factors are social stigma, agents of solicitations for early marriage proposals, and Disappointment with continuing education.  At the Societal level, the influences are geographic location, social culture, and legislation. Conclusion: The causes of early marriage are interrelated and influence each other at each level, both at the individual, relationship, community and societal levels.  For this reason, it is hoped that women and children observers as well as the government can carry out comprehensive interventions through a socio-ecological approach in an effort to reduce the number of early marriages so that the Millennium Development Goals are achieved.
Peta Potensi Pengentasan Stunting di Kota Surabaya Endang Retno Surjaningrum; Eldatia Utari Putri; Nur Ainy Fardana N.; Lucia Tri Suwanti; Lutfi Agus Salim; Esti Yunitasari; Bani Bacan Hacantya Yudanagara; Lantip Muhammad Dewabrata
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.97-103

Abstract

Penelitian ini bertujuan menunjukkan faktor protektif atau pendukung, dan faktor resiko atau penghambat program penanganan stunting yang ditemui di kelurahan lokus stunting dengan kasus stunting terbanyak di Kota Surabaya. Penduduk kota Surabaya memiliki latar belakang sosial-budaya dan ekonomi serta lingkungan yang beragam. Penelitian dilakukan menggunakan Focus Group Discussion yang dilaksanakan bersama tim kelurahan yang terdiri dari Kader, PLKB, PKK, tim Rumah Dataku, guru PAUD, serta TPK di sepuluh (10) kelurahan di bulan September-Oktober 2022 menggunakan panduan pertanyaan yang disusun oleh tim peneliti. Data dianalisis secara deskriptif dengan kategori faktor protektif dan faktor resiko. Hasil data menggambarkan keragaman situasi di masing-masing kelurahan. Hasil akan dikombinasikan dengan hasil data audit stunting sebagai rekomendasi strategi penanganan stunting kepada Dinas terkait di Surabaya.
Efektivitas Media Edutainment Sebagai Strategi Penguatan Program Genre Era Pandemi Covid-19 Di Kabupaten Malang Muthmainnah Muthmainnah; Lutfi Agus Salim; Yuli Puspita Devi; Imas Elva Khoiriyah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) Perguruan Tinggi Mengabdi: Berkarya dan Berinovasi Untuk Membangun Masyarakat Semakin Tangguh di Mas
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Pandemi Covid-19 di awal tahun 2020 meningkatkan permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kasus pernikahan dini yang disebabkan oleh premarital seks dan kehamilan tidak diinginkan remaja. Sekitar 49% dari 21 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun di negara berkembang mengalami kehamilan tidak diinginkan. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan untuk mencegah permasalahan remaja tersebut mulai dari praktisi, akademisi maupun LSM. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa hampir 100% remaja terpapar dengan edukasi kesehatan berupa penyuluhan. Namun sebagian besar remaja menyatakan bahwa metode ini kurang efektif dan belum sesuai dengan karakteristik remaja saat ini bahkan remaja cenderung bosan dengan metode ceramah.Tujuan : Menganalisis efektivitas metode edutainment sebagai metode pelatihan bagi peer educator Remaja remaja di era pandemi.Metode : Penelitian ini merupakan quasi eksperimental. Keterlibatan sasaran sangat berperan penting dalam keberhasilan kegiatan ini. Kegiatan ini diikuti oleh 50 siswa dari 2 sekolah SMP di Kabupaten Malang. Intervensi melalui aplikasi berbasis android, yaitu Aplikasi Konco SREGEP. Aplikasi ini dirancang dengan melibatkan remaja dan berbagai stakeholder. Aplikasi ini dapat diakses responden dan responden dapat mengakses 13 materi secara bertahap (narsumber dari berbagai stakeholder). Setiap level materi terdapat prepost test. Kegiatan akses materi diberikan waktu selama 1 bulan. Analisis yang digunakan adalah wilcoxon test.Hasil Penelitian : Semua remaja yang menjadi peserta pelatihan terlibat aktif dalam setiap aktivitas pelatihan edutainment yang dilakukan melalui blended learning. Hal ini dibuktikan dengan adanya diskusi dua arah dan peningkatan pengetahuan remaja tentang materi yang ada dalam fitur aplikasi yang berbasis android. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan tentang pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi, yaitu p=0,000 α=0.05.Kesimpulan : Edutainment merupakan salah satu strategi promosi kesehatan remaja yang efektif di era pandemi. Untuk menjaga efektifitas edutainment, remaja perlu dilibatkan dari awal sesuai kapasitasnya dalam merancang metode promosi kesehatan yang selaras dengan karakteristik, kebutuhan dan kapasitas remaja saat ini. Partisipasi remaja akan meningkat jika remaja merasa memiliki program dan mempunyai power untuk keberhasilan implementasi program.Keyword : Edutainment, Promkes, Remaja, Pandemi, Good Health, Well-being