Hemy Heryati Anward
Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Univ. Lambung Mangkurat

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERANAN KELEKATAN PADA JAMBAN TERHADAP PEMBENTUKAN IDENTITAS MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI DI KELURAHAN KUIN SELATAN KOTA BANJARMASIN Jannati, Rizky Amalia; Anward, Hemy Heryati; Erlyani, Neka
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Ecopsy : Jurnal Ilmu Psikologi
Publisher : Psychology Study Program, Medical Faculty, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.013 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i1.514

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peranan kelekatan terhadap jamban pada pembentukan identitas masyarakat pinggiran sungai. Subjek pada penelitian ini berjumlah 40 orang terdiri dari 20 orang subjek berjenis kelamin perempuan dan 20 orang subjek laki-laki. Metode pengambilan subjek dilakukan dengan metode purposive sampling, yakni pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Penelitian kuantitatif ini dilaksukan dengan cara membagi kuisioner penelitian kepada subjek yang menggunakan jamban, serta bertempat tinggal di sepanjang pinggiran sungai Kelurahan Kuin Selatan RT 17 dan RT 18. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peranan kelekatan pada jamban sebesar 60,6% terhadap pembentukan identitas masyarakat pinggiran sungai di Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan ada peranan kelekatan terhadap jamban pada pembentukan identitas masyarakat pinggiran sungai di Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin. Kata Kunci: kelekatan tempat, proses identitas, jamban, pinggiran sungai Insanitary toilets by the river which are commonly used by riverside community have always been the task of the government as the policy maker in an effort to improve the quality of people’s lives, especially the citizens of Banjarmasin. The purpose of this study was to find out if there was a role of attachment to toilet towards the identity formation of riverside community. The hypothesis proposed in this study was that there was a role of the attachment to toilet towards the identity formation of riverside community in Kuin Selatan Urban Village of Banjarmasin City. The samples in this study were 40 people, selected using purposive sampling. Data were collected using a questionnaire, consisting of identity formation scale and attachment to toilet scale. The result of this study is there was a role of attachment to the toilet towards the identity formation with the effective contribution of 60.6%. It can be concluded that there was a role of attachment to toilet towards the identity formation of riverside community in Kuin Selatan Urban Village of Banjarmasin City.  Keywords: place attachment, identity formation, toilet, riverside
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KONFORMITAS PADA REMAJA Madya Putri, Dwi Utami; Anward, Hemy Heryati; Erlyani, Neka
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 2 (2016): JURNAL ECOPSY : JURNAL ILMU PSIKOLOGI
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i2.2651

Abstract

ABSTRAK Kepercayaan diri memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi konformitas. Adanya kepercayaan diri dalam diri seseorang membuatnya tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dengan konformitas pada remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Banjarmasin sebanyak 196 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kepercayaan diri dan skala konformitas. Berdasarkan hasil korelasi pearson product moment diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan konformitas pada remaja. Kata Kunci: kepercayaan diri, konformitas, remaja ABSTRACT Self-confidence has a relevant influence in conformity. Self-confidence in a person will make the person not easily influenced by others. The purpose of this study was to find out the relationship between self-confidence and conformity in adolescents. The method used in the study were quantitative reasearch method. The subjects were 196 eighth grade students of SMPNegeri 1 Banjarmasin, and the instruments used in the study were the scales of self-confidence and conformity. The results of pearson product moment correlation indicated that there was a significant relationship between self-confidence and conformity in adolescents. Keywords: self-confidence, conformity, adolescents
PERBEDAAN INTENSITAS ATENSI SISWA PADA SUHU DINGIN, IDEAL, DAN PANAS DI SMK TELKOM SANDHY PUTRA BANJARBARU Salehah, Amelia; Anward, Hemy Heryati; Rachmah, Dwi Nur
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Ecopsy : Jurnal Ilmu Psikologi
Publisher : Psychology Study Program, Medical Faculty, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i2.544

Abstract

Salah satu aspek penentu dalam keberhasilan proses belajar adalah kemampuan memfokuskan atensi. Salah satu bentuk stimulus yang dapat mempengaruhi atensi adalah suhu lingkungan. Kondisi suhu ruang kelas yang tidak nyaman dapat menyebabkan siswa tidak dapat memfokuskan atensi. Atensi juga memainkan peran dalam intelegensi, sehingga intelegensi dimasukan sebagai kovariabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan intensitas atensi siswa pada suhu dingin, ideal, dan panas di SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru, dan untuk mengetahui perbedaan kemampuan atensi siswa dilihat dari tingkat intelegensinya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan rancangan The One-Group Posttest Only. Subjek pada penelitian ini terdiri dari tiga kelompok penelitian yang masing-masing berjumlah 23 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan alat tes CFIT skala 3A untuk mengukur intelegensi dan TIKI-M subtes 6 untuk mengukur intensitas atensi. Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis kovarian (anakova). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan intensitas atensi siswa kelas suhu dingin, ideal, dan pans. Siswa pada kelas panas lebih baik dari pada intensitas atensi siswa pada kelas suhu dingin dan ideal, serta intensitas atensi siswa pada suhu dingin lebih baik dari pada intenistas atensi siswa pada kelas suhu ideal. Hal ini dapat terjadi karena pada suhu panas atau dingin terjadi peningkatan kewaspadaan, sehingga kemampuan untuk mempertahankan atensi pun meningkat. Sementara pada kelas ideal siswa berada pada suhu nyaman dan sudah terbiasa dengan kondisi suhu tersebut, sehingga peningkatan intensitas atensi kurang terlihat. Intelegensi juga berperan sebesar 20,1% terhadap atensi.Kata kunci: Intensitas atensi, siswa, suhu ruang kelas, intelegensi One of the key aspects in the success of learning process is the ability to pay attention. One form of stimulus that can affect attention is the ambient temperature. The uncomfortable temperature in classrooms can cause students unable to pay attention and focus. Since attention also plays a role in intelligence, intelligence is included as the covariance. The objectives of this study was to find out whether there was difference in attention intensity at cold, ideal, and hot temperatures at SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru, and to find out the differences in students’ attentional abilities seen from the level of intelligence. The method use in this study was a quasi-experimental method with the design of The One-Group Posttest Only. The subjects divided into three groups, each of which consisted of 23 people selected using a purposive sampling technique. Data were collected using CFIT scale 3A for measuring the intelligence and TIKI-M subtest 6 for measuring the intensity of attention. The data were then analyzed using covariance analysis techniques (Ancova). The results showed that there are differences in the attention intensity of students between classes with cold, ideal, and hot temperatures. The attention of the students in the classroom with hot temperature was better than that of the students in the classes with ideal and cold temperatures, and the attention intensity of students in the classroom with cold temperature was better than that of students in the classroom with ideal temperature. It could happen because hot or cold temperatures increased alertness that the ability to sustain attention also increased while in the ideal classroom the students were at a comfortable temperature and got accustomed to that temperature condition so an increase in the intensity of attention was less visible. Intelligence also contributes 20.1% to the attention. Keywords: intensity of attention, student, classroom temperature, intelligence
Emosi Dibalik Kepuasan Penumpang: Studi Survei Pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Shadiqi, Muhammad Abdan; Rachmah, Dwi Nur; Anward, Hemy Heryati; Rahayu, Devy Sry; Putri, Nabila Wulandari Ananda; Hermawan, Dody
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.33083

Abstract

Pada daerah perkotaan, transportasi publik memegang peran penting pada mobilitas efektif masyarakat. Sebagai salah satu bentuk transportasi publik modern, Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula di Kalimantan Selatan beroperasi sejak tahun 2019. Adanya BRT ini membutuhkan evaluasi pada kepuasan penumpang untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor emosional yang berhubungan dengan kepuasan menggunakan transportasi publik. Kami juga menguji peranan faktor demografi dan kualitas layanan pada kepuasan. Melalui pendekatan penelitian kuantitatif, kami melakukan survei korelasional. Kami mengumpulkan 151 orang pengguna BRT Banjarbakula menggunakan purposive sampling. Analisis dilakukan menggunakan regresi hierarki, pada step 1 menguji faktor demografi, step 2 menguji faktor kualitas layanan, dan step 3 menguji faktor emosi. Hasil analisis regresi hierarki menunjukkan bahwa pada step 1 tidak ada faktor demografi (jenis kelamin, usia, daerah tempat tinggal, dan penghasilan keluarga per-bulan) yang berhubungan dengan kepuasan penggunaan BRT. Pada step 2, kami menemukan bahwa hanya faktor kenyamanan yang signifikan berperan pada kepuasan penumpang. Hasil analisis pada step 3 menegaskan hasil step 2, yakni afeksi positif berperan positif sementara afeksi negatif berperan negatif pada kepuasan penumpang. Hasil temuan ini menjelaskan bahwa faktor emosional pada penumpang transportasi publik perlu diperhatikan untuk meningkat penilaian kepuasan penggunaan transportasi publik.In urban areas, public transportation plays an important role in the effective mobility of people. As a kind of modern public transportations, the Bus Rapid Transit (BRT) of 'Banjarbakula' in South Kalimantan has been operating since 2019. The existence of this BRT requires an evaluation of passenger satisfaction to enhance the quality of service. This study aims to explain the emotional factors associated with satisfaction using public transportation. We also examine the role of demographic and service quality factors on satisfaction. Through a quantitative research approach, we conducted a correlational survey. We collected 151 Banjarbakula BRT users through purposive sampling. We use hierarchical regression in step 1 to examine the demographic, step 2-the service quality, and step 3-the emotional factors. The results of the hierarchical regression analysis showed that in step 1, demographic factors (gender, age, area of residence, and monthly family income) did not associate with satisfaction with using BRT. In step 2, we found that only the comfortable has a significant effect on passenger satisfaction. The analysis results in step 3 confirm the results of step 2. The positive affect has a positive association while the negative affect has a negative association with passenger satisfaction. These findings explain that the emotional factors of public transportation passengers need to be considered to increase the satisfaction level of using public transportation.