Muhammad Abdan Shadiqi
Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

EVEN THOUGH WE HAD MANY TRIBES, BUT I AM INDONESIA: VALIDATION OF DUAL IDENTITY SCALE Shadiqi, Muhammad Abdan; Ulum, Wildan Rusdaul; Milla, Mirra Noor; Muluk, Hamdi
Jurnal Psikologi Vol 19, No 2 (2020): June 2020
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.19.2.122-134

Abstract

Dual identity has an assumption that subordinate group identity (e.g., ethnic and tribe identity) and superordinate group identity (e.g., national identity) can be simultaneously activated. The dual identity concept is important to examine in Indonesia as the country of thousands of tribes. As an initial step, we should adapt and evaluate a dual identity scale so that later it will become a catalyst for future study on the exploration of the association of dual identity and other factors. This study aims to adapt and evaluate the dual identity scale on the Indonesian sample. We tested the measurement through two collecting data, with 775 of total participants (data 1= 338 participants and data 2= 473 participants). The data were analyzed using exploratory factor analysis (EFA) and confirmatory factor analysis (CFA). We found that the dual identity scale had a good fit model and had satisfactory validity and reliability. The validity and reliability of data 2 are better than data 1. In the data 2, each item of items used ‘tribe’ as a form of subordinate identity to replace ‘ethnic’ in the measurement of the data 1. In data 1, this scale had a significant correlation with ethnic and national identity. The result of EFA and CFA proved that the scale is unidimensional (having one factor) and robust to use in the Indonesian sample. The study also found that the use of ‘tribe’ can explain subordinate identity better than "ethnic" on the scale. This study contributes to a practical implication for using the dual identity scale in Indonesia.
Emosi Dibalik Kepuasan Penumpang: Studi Survei Pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Shadiqi, Muhammad Abdan; Rachmah, Dwi Nur; Anward, Hemy Heryati; Rahayu, Devy Sry; Putri, Nabila Wulandari Ananda; Hermawan, Dody
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.33083

Abstract

Pada daerah perkotaan, transportasi publik memegang peran penting pada mobilitas efektif masyarakat. Sebagai salah satu bentuk transportasi publik modern, Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula di Kalimantan Selatan beroperasi sejak tahun 2019. Adanya BRT ini membutuhkan evaluasi pada kepuasan penumpang untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor emosional yang berhubungan dengan kepuasan menggunakan transportasi publik. Kami juga menguji peranan faktor demografi dan kualitas layanan pada kepuasan. Melalui pendekatan penelitian kuantitatif, kami melakukan survei korelasional. Kami mengumpulkan 151 orang pengguna BRT Banjarbakula menggunakan purposive sampling. Analisis dilakukan menggunakan regresi hierarki, pada step 1 menguji faktor demografi, step 2 menguji faktor kualitas layanan, dan step 3 menguji faktor emosi. Hasil analisis regresi hierarki menunjukkan bahwa pada step 1 tidak ada faktor demografi (jenis kelamin, usia, daerah tempat tinggal, dan penghasilan keluarga per-bulan) yang berhubungan dengan kepuasan penggunaan BRT. Pada step 2, kami menemukan bahwa hanya faktor kenyamanan yang signifikan berperan pada kepuasan penumpang. Hasil analisis pada step 3 menegaskan hasil step 2, yakni afeksi positif berperan positif sementara afeksi negatif berperan negatif pada kepuasan penumpang. Hasil temuan ini menjelaskan bahwa faktor emosional pada penumpang transportasi publik perlu diperhatikan untuk meningkat penilaian kepuasan penggunaan transportasi publik.In urban areas, public transportation plays an important role in the effective mobility of people. As a kind of modern public transportations, the Bus Rapid Transit (BRT) of 'Banjarbakula' in South Kalimantan has been operating since 2019. The existence of this BRT requires an evaluation of passenger satisfaction to enhance the quality of service. This study aims to explain the emotional factors associated with satisfaction using public transportation. We also examine the role of demographic and service quality factors on satisfaction. Through a quantitative research approach, we conducted a correlational survey. We collected 151 Banjarbakula BRT users through purposive sampling. We use hierarchical regression in step 1 to examine the demographic, step 2-the service quality, and step 3-the emotional factors. The results of the hierarchical regression analysis showed that in step 1, demographic factors (gender, age, area of residence, and monthly family income) did not associate with satisfaction with using BRT. In step 2, we found that only the comfortable has a significant effect on passenger satisfaction. The analysis results in step 3 confirm the results of step 2. The positive affect has a positive association while the negative affect has a negative association with passenger satisfaction. These findings explain that the emotional factors of public transportation passengers need to be considered to increase the satisfaction level of using public transportation.
Experiment Replication: A Proposed Solution for Developing Psychological Research in Indonesia Muhammad Abdan Shadiqi; Hamdi Muluk; Mirra Noor Milla
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 33 No. 4 (2018): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 33, No. 4, 2018)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.585 KB) | DOI: 10.24123/aipj.v33i4.1795

Abstract

Is it possible that psychology can be a strong as natural science? Having replication studies could be the answer to this question. Philosophically, a replication is ‘the heart of any science,’ however it receives a little attention from social science. In Indonesia, there are three major problems: (1) only few number of researchers implement replication studies; (2) only few replication studies present strong evidence; and (3) only a small number of replication studies have been published. This might occur because the knowledge on how to conduct a replication study is inaccessible to most psychology researchers in Indonesia. This article explains a definition of a replication study, types of replications, and strategies to conduct replication experiments. I will explain how to conduct a replication study, starting from determining and reviewing reference articles to designing a replication study.
Panic buying pada pandemi COVID-19: Telaah literatur dari perspektif psikologi Muhammad Abdan Shadiqi; Rima Hariati; Khaerullah Fadhli Arasy Hasan; Noor I’anah; Wita Al Istiqomah
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 2 (2021): Special Issue COVID-19
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.15

Abstract

Pandemik COVID-19 memiliki berdampak pada kesehatan, sosial, ekonomi, hingga psikologis. Salah satu dampak dari COVID-19 adalah panic buying. Artikel ini bertujuan mengulas panic buying melalui perspektif psikologi. Kami melakukan telaah literatur panic buying pada riset-riset terkini baik pada kasus pandemik COVID-19 hingga pandemik serupa yang terjadi pada puluhan tahun silam. Pada bagian awal, artikel ini membandingkan definisi panic buying dengan istilah serupa, seperti buying frenzies, impulsive buying, dan compulsive buying. Kemudian, kami mengulas penjelasan psikologis di balik panic buying melalui perilaku konsumen, ketakutan dan kecemasan, stres, ketidakpastian, dan paparan media. Pada bagian terakhir, kami mengajukan beberapa solusi yang dapat dijadikan panduan kebijakan untuk mengatasi panic buying saat wabah pandemik terjadi.
Efek mediasi totalisme Islam pada hubungan antara Social Dominance Orientation dan Right-Wing Authoritarianism terhadap sikap politik konservatisme Islam Istiqomah Istiqomah; Muhammad Abdan Shadiqi; Bagus Takwin; Hamdi Muluk
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 3 (2021): August
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.21

Abstract

Islam di Indonesia tidak hanya menjadi dasar aktivitas ritual agama, tetapi mulai menjadi dasar untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Studi ini berusaha menunjukkan peran dari totalisme Islam sebagai mediator dari hubungan antara Social Dominance Orientation (SDO) dan Right Wing Authoritarianism (RWA) terhadap sikap politik konservatif Muslim. Studi ini menggunakan pendekatan cross-sectional melalui survei non-eksperimental terhadap 528 mahasiswa Muslim di Jabodetabek (Mean Usia= 21,4 tahun, SD = 3,36). Kami menggunakan 4 alat ukur self-reported dengan skala likert 1-7. Teknik analisis yang digunakan adalah melalui regresi model mediasi PROCESS Macro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDO dan RWA tidak dapat memprediksi sikap politik konservatif Muslim secara langsung (direct effect). Kami menemukan totalisme Islam secara signifikan memediasi secara penuh (fully mediation) hubungan antara SDO dan RWA terhadap sikap politik. Hasil ini menggambarkan bahwa pada mahasiswa Muslim Indonesia, sikap politik mereka cenderung dipengaruhi oleh faktor terkait agama. Dengan kata lain, agama tidak dapat dipisahkan dari ideologi politik konservatif Muslim Indonesia.
Catatan editor: Psikologi lingkungan sebagai fokus kajian dan perubahan baru di Jurnal Ecopsy Muhammad Abdan Shadiqi
Jurnal Ecopsy Vol 8, No 1 (2021): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.2021.04.010

Abstract

Psikologi lingkungan menurut Steg et al. (2019) adalah disiplin ilmu dari cabang psikologi yang mempelajari keterkaitan antara manusia dan lingkungan (buatan dan alamiah). Ini artinya psikologi lingkungan berusaha menjelaskan pengaruh lingkungan buatan dan alamiah pada aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Berbagai topik yang diteliti pada bidang ini seperti perubahan iklim dan perilaku, bencana dan kondisi psikologis, perilaku pada setting lingkungan kerja, perilaku pro-lingkungan, perilaku manusia pada lingkungan urban, perilaku pada setting lingkungan sekolah, dan lain-lain. Bidang kajian dan topik-topik riset inilah yang saat ini menjadi fokus kajian di Jurnal Ecopsy. Pada catatan editorial ini, saya sebagai ketua editor baru di Jurnal Ecopsy akan menyampaikan perkembangan psikologi lingkungan di Indonesia, penegasan Jurnal Ecopsy sebagai jurnal pelopor di psikologi lingkungan, dan perubahan baru pada jurnal.
PENGUMUMAN KETUA EDITOR: PENARIKAN DUA NASKAH DI VOL. 5 NO. 1, APRIL 2018 Dwi Nur Rachmah; Muhammad Abdan Shadiqi
Jurnal Ecopsy Vol 5, No 2 (2018): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v5i2.5411

Abstract

Penarikan Naskah. Setelah melakukan berbagai pertimbangan dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait. Ketua Editor Jurnal Ecopsy menyatakan naskah berjudul "Hubungan antara Dimensi Big Five Personality dan Religiusitas dengan Subjective Well-Being Karyawan" yang ditulis oleh Sukri Karim kami TARIK dari publikasi di Volume 5 Nomor 1, April 2018. Alasan utama penarikan naskah tersebut adalah adanya bukti bahwa naskah telah dipublikasikan secara bersamaan (redundant atau duplicate publication) di tiga jurnal lain terhitung hingga pengumuman ini dibuat. Hak publikasi penulis yang bersangkutan atas naskah tersebut telah kami cabut. Jurnal Ecopsy telah melakukan komunikasi dengan penulis dan hingga saat keputusan ini dibuat tidak ada kepastian mengenai naskahnya di jurnal lain atau kepastian tentang keputusan penulis untuk mempublikasikan di salah satu jurnal. Jurnal Ecopsy juga menyatakan bahwa tidak ada permasalahan yang muncul dengan pengelola tiga jurnal lainnya, Jurnal Ecopsy sangat menghormati keputusan pengelola jurnal lain dan menghargai setiap proses publikasi di tiap pengelolaan jurnal. Jurnal Ecopsy berharap keputusan penarikan naskah ini dapat diterima dan dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi lengkap mengenai penarikan naskah dapat dilihat pada file terlampir di link pengumuman ini. Terima kasih.
Strong Alone, Stronger Together: The Role of Collectivism, Individualism, Egoism, and Self-Efficacy in the Prosocial Behavior of Flood Volunteers: [Strong Alone, Stronger Together: Peran Kolektivisme, Individualisme, Egoisme, dan Efikasi Diri Pada Perilaku Prososial Relawan Banjir] Muhammad Abdan Shadiqi; Sri Lestari Handayani; Aulia Nur Azizah; Laras Aliffya Aziza; Marina Dwi Mayangsari
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 37 No. 2 (2022): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 37, No. 2, 2022)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v37i2.5030

Abstract

In natural disaster conditions, such as floods, there are always disaster volunteers involved in assisting the people affected. Although this is the case, empirical information related to the prosocial behavior of disaster volunteers (such as during floods) is still limited. Several studies concerning prosocial behavior in Indonesia were more focused on this prosocial behavior using general samples, and those of social volunteers (not in the context of natural disasters). This study was aimed at testing the role of cultural values (collectivism and individualism), self-efficacy, and egoism (egoistic motives), regarding the prosocial behavior of flood volunteers. The authors conducted an online cross-sectional survey, of 150 volunteers involved at the time of the large-scale flood disaster in South Kalimantan, in 2021. In the study, the authors utilized measuring instruments which had already passed through a cross-cultural adaption process, and which have been proven to have satisfactory reliability and validity. The participants were chosen through purposive sampling technique, with the criteria being them having been flood volunteers in South Kalimantan and being 18 years or more of age. The results of bivariate correlation testing indicated that only the values of collectivism and self-efficacy were significantly correlated to prosocial behavior. Multiple regression testing found identical results, that partially, the values of collectivism and self-efficacy significantly predicted prosocial behavior, whilst the other variables (the values of individualism and egoistic motives) were not significant. The results of these findings illustrated that the high level of prosocial behavior by flood volunteers was explained by the presence of the value of the culture of collectivism found in Indonesian culture. Besides this, self-efficacy as flood volunteers was an influential factor in volunteer activities. The values of collectivism and self-efficacy simultaneously and significantly predicted prosocial behavior, with an effect size of R2 = .225. The results of this study have implications for the understanding of, and increasing of the level of, prosocial behavior amongst the public, via the values of a culture of collectivism and of self-efficacy. Pada kondisi bencana alam, seperti banjir, selalu ada relawan bencana yang terlibat menolong masyarakat yang terdampak. Walaupun demikian, penjelasan empiris sehubungan perilaku prososial relawan bencana (seperti saat banjir) masih terbatas. Beberapa studi mengenai perilaku prososial di Indonesia lebih fokus menjelaskan perilaku prososial tersebut pada sampel umum dan relawan sosial (bukan dalam konteks bencana alam). Studi ini bertujuan untuk menguji peran nilai budaya (kolektivisme dan individualisme), efikasi diri, dan egoisme (motif egoistik) terhadap perilaku prososial pada relawan banjir. Penulis melakukan survei cross-sectional secara daring terhadap 150 relawan yang terlibat membantu saat bencana banjir besar di Kalimantan Selatan pada tahun 2021. Dalam studi ini, penulis menggunakan instrumen alat ukur yang telah melewati proses adaptasi lintas budaya dan terbukti memiliki reliabilitas serta validitas yang memuaskan. Partisipan dipilih melalui teknik purposive sampling dengan kriteria pernah menjadi relawan banjir di Kalimantan Selatan dan berusia 18 tahun ke atas. Hasil uji korelasi bivariate menunjukkan bahwa hanya nilai kolektivisme dan efikasi diri yang signifikan berkorelasi dengan perilaku prososial. Uji regresi berganda menemukan hasil yang serupa, secara parsial, nilai kolektivisme dan efikasi diri signifikan memprediksi perilaku prososial, sementara variabel lain (nilai individualisme dan motif egoistik) tidak signifikan. Hasil temuan ini menggambarkan bahwa perilaku prososial para relawan banjir yang tinggi dijelaskan oleh adanya nilai budaya kolektivisme yang melekat pada budaya Indonesia. Selain itu, efikasi diri sebagai relawan banjir menjadi faktor yang berpengaruh pada aktivitas kerelawanan. Nilai kolektivisme dan efikasi diri secara simultan signifikan memprediksi perilaku prososial dengan effect size R2 = 0,225. Hasil studi ini memiliki implikasi untuk memahami dan meningkatkan perilaku prososial di masyarakat melalui nilai budaya kolektivisme dan efikasi diri.
Palestinian Solidarity Action: The Dynamics of Politicized and Religious Identity Patterns Among Student Activists Shadiqi, Muhammad Abdan; Muluk, Hamdi; Milla, Mirra Noor
Makara Human Behavior Studies in Asia Vol. 22, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study attempted to explain the factors that lead Muslim student activists to participate in Palestinian solidarity actions by testing the Social Identity Model Collective Action model (SIMCA, van Zomeren, Postmes, & Spears, 2008). A survey of 303 student members/administrators of Islamic organizations was conducted. The sample was obtained from more than seven Islamic-based student organizations. Collective solidarity actions were comprised of peaceful actions such as demonstrations, protests, and petition signings. The model involved two identities (politicized and religious) and two mediators (group efficacy and group-based anger). Results of the Structural Equation Modeling (SEM) analysis suggest that politicized identity, as indicated by strength of participants’ affiliations with Islamic movement organizations, predicts solidarity action intention more effectively than religious identity. Other study findings demonstrated that group efficacy is a significant partial mediator of the interaction between politicized and religious identities, and collective action. Religious identity has a stronger interaction with collective action than politicized identity within the partial mediating effect of group efficacy. Meanwhile group-based anger does not influence the desire to engage in collective action either directly or as a mediator.
A Note from Handling Editor. Shadiqi, Muhammad Abdan
Makara Human Behavior Studies in Asia Vol. 24, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract