Dwi Nur Rachmah
Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS KEYAKINAN DIRI DAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL DARAT DAN PASAR TERAPUNG LOK BAINTAN SUNGAI TABUK MARTAPURA Budiarti, Lia Yulia; Akbar, Sukma Noor; Rachmah, Dwi Nur
Sosio Konsepsia Vol 4, No 2 (2015): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keyakinan diri dan kesejahteraan psikologispada pedagang di pasar tradisional darat dan pasar terapung. Selain itu penelitian ini juga ingin mengetahuiperbedaan keyakinan diri dan kesejahteraan psikologis pada pedagang pasar tradisonal darat dan pedagangpasar terapung. Metode penelitian pada penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif. Analisisdata yang digunakan adalah analisis korelasi product moment Pearson’s dan analisis independent samplet-test. Subjek penelitian ini adalah 30 orang pedagang di pasar tradisional darat dan 30 orang pedagang dipasar terapung Lok Baintan Sungai Tabuk Martapura Kalimantan Selatan dengan menggunakan tekhnikpurposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara keyakinan diri dankesejahteraan psikologis pada pedagang di pasar tradisional darat dan pedagang di pasar terapung, sertaterdapat perbedaan kesejahteraan psikologis pada pedagang di pasar tradisional darat dan pedagang di pasarterapung, tetapi tidak ada perbedaan keyakinan diri pada pedagang di pasar tradisional darat dan pedagangdi pasar terapung.Kata kunci: keyakinan diri, kesejahteraan psikologis, pedagang pasar tradisional darat, pedagang pasarterapung.
Regulasi Diri dalam Belajar pada Mahasiswa yang Memiliki Peran Banyak Rachmah, Dwi Nur
Jurnal Psikologi Vol 42, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.166 KB) | DOI: 10.22146/jpsi.6943

Abstract

This study aimed at identifying and understanding more deeply the self-regulated learning of students with a high GPA, who had multiple roles (as housewives and workers also). The approach employed in this study was the qualitative-phenomenological approach. The subjects of the study were selected by purposive sampling technique and the data were collected using techniques of observations and in-depth interviews. The results indicated that the four subjects conducted self-regulation in learning through regulating cognition, motivation, behavior, and emotion. Moreover, the subjects performed context regulation in order to achieve certain learning objectives. Self-regulated learning performed by the subjects was influenced by specific precipitating situations and the characteristics of each related individual. It was also strengthened by social support given to them.
HUBUNGAN PEER ATTACHMENT DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA BOARDING SCHOOL Mahmudi, Faisal; Mayangsari, Marina Dwi; Rachmah, Dwi Nur
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Ecopsy : Jurnal Ilmu Psikologi
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.31 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i1.515

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peer attachment dengan self regulated learning pada siswa Boarding School. Subjek penelitian yaitu siswa/siswi kelas XI SMAN Banua Kalimantan Selatan Bilingual Boarding School berjumlah 62 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan teknik purposive random sampling. Instrument yang digunakan adalah skala peer attachment dan skala self regulated Learning. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara peer attachment dengan self regulated learning pada Siswa SMAN Banua Kalimantan Selatan Bilingual Boarding School. Sumbangan efektif yang diberikan variabel peer attachment terhadap self regulated learning adalah sebesar 9,8%. Semakin tinggi peer attachment maka akan semakin tinggi self regulated learning pada siswa Boarding School. Kata Kunci: Peer Attachment, Self Regulated Learning, Boarding School The purpose of this study was to find out the relationship between peer attachment and self-regulated learning in students of SMA Boarding School. The subjects were 62 students of class XI at SMAN BANUA Bilingual Boarding School South Kalimantan. A quantitative study method with purposive random sampling technique was used in this study. The instruments were Peer Attachment Scale and Self-Regulated Learning Scale. The result indicating that there was a significant relationship between peer attachment and self-regulated learning in students of SMAN BANUA Bilingual Boarding School South Kalimantan. The effective contribution of peer attachment to self-regulated learning variable was 9.8%. so that the higher the peer attachment, the higher the self-regulated learning in students of SMA Boarding School. Keywords: Peer Attachment, Self Regulated Learning, Boarding School
PERBEDAAN INTENSITAS ATENSI SISWA PADA SUHU DINGIN, IDEAL, DAN PANAS DI SMK TELKOM SANDHY PUTRA BANJARBARU Salehah, Amelia; Anward, Hemy Heryati; Rachmah, Dwi Nur
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Ecopsy : Jurnal Ilmu Psikologi
Publisher : Psychology Study Program, Medical Faculty, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i2.544

Abstract

Salah satu aspek penentu dalam keberhasilan proses belajar adalah kemampuan memfokuskan atensi. Salah satu bentuk stimulus yang dapat mempengaruhi atensi adalah suhu lingkungan. Kondisi suhu ruang kelas yang tidak nyaman dapat menyebabkan siswa tidak dapat memfokuskan atensi. Atensi juga memainkan peran dalam intelegensi, sehingga intelegensi dimasukan sebagai kovariabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan intensitas atensi siswa pada suhu dingin, ideal, dan panas di SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru, dan untuk mengetahui perbedaan kemampuan atensi siswa dilihat dari tingkat intelegensinya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan rancangan The One-Group Posttest Only. Subjek pada penelitian ini terdiri dari tiga kelompok penelitian yang masing-masing berjumlah 23 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan alat tes CFIT skala 3A untuk mengukur intelegensi dan TIKI-M subtes 6 untuk mengukur intensitas atensi. Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis kovarian (anakova). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan intensitas atensi siswa kelas suhu dingin, ideal, dan pans. Siswa pada kelas panas lebih baik dari pada intensitas atensi siswa pada kelas suhu dingin dan ideal, serta intensitas atensi siswa pada suhu dingin lebih baik dari pada intenistas atensi siswa pada kelas suhu ideal. Hal ini dapat terjadi karena pada suhu panas atau dingin terjadi peningkatan kewaspadaan, sehingga kemampuan untuk mempertahankan atensi pun meningkat. Sementara pada kelas ideal siswa berada pada suhu nyaman dan sudah terbiasa dengan kondisi suhu tersebut, sehingga peningkatan intensitas atensi kurang terlihat. Intelegensi juga berperan sebesar 20,1% terhadap atensi.Kata kunci: Intensitas atensi, siswa, suhu ruang kelas, intelegensi One of the key aspects in the success of learning process is the ability to pay attention. One form of stimulus that can affect attention is the ambient temperature. The uncomfortable temperature in classrooms can cause students unable to pay attention and focus. Since attention also plays a role in intelligence, intelligence is included as the covariance. The objectives of this study was to find out whether there was difference in attention intensity at cold, ideal, and hot temperatures at SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru, and to find out the differences in students’ attentional abilities seen from the level of intelligence. The method use in this study was a quasi-experimental method with the design of The One-Group Posttest Only. The subjects divided into three groups, each of which consisted of 23 people selected using a purposive sampling technique. Data were collected using CFIT scale 3A for measuring the intelligence and TIKI-M subtest 6 for measuring the intensity of attention. The data were then analyzed using covariance analysis techniques (Ancova). The results showed that there are differences in the attention intensity of students between classes with cold, ideal, and hot temperatures. The attention of the students in the classroom with hot temperature was better than that of the students in the classes with ideal and cold temperatures, and the attention intensity of students in the classroom with cold temperature was better than that of students in the classroom with ideal temperature. It could happen because hot or cold temperatures increased alertness that the ability to sustain attention also increased while in the ideal classroom the students were at a comfortable temperature and got accustomed to that temperature condition so an increase in the intensity of attention was less visible. Intelligence also contributes 20.1% to the attention. Keywords: intensity of attention, student, classroom temperature, intelligence
Emosi Dibalik Kepuasan Penumpang: Studi Survei Pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Shadiqi, Muhammad Abdan; Rachmah, Dwi Nur; Anward, Hemy Heryati; Rahayu, Devy Sry; Putri, Nabila Wulandari Ananda; Hermawan, Dody
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.33083

Abstract

Pada daerah perkotaan, transportasi publik memegang peran penting pada mobilitas efektif masyarakat. Sebagai salah satu bentuk transportasi publik modern, Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula di Kalimantan Selatan beroperasi sejak tahun 2019. Adanya BRT ini membutuhkan evaluasi pada kepuasan penumpang untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor emosional yang berhubungan dengan kepuasan menggunakan transportasi publik. Kami juga menguji peranan faktor demografi dan kualitas layanan pada kepuasan. Melalui pendekatan penelitian kuantitatif, kami melakukan survei korelasional. Kami mengumpulkan 151 orang pengguna BRT Banjarbakula menggunakan purposive sampling. Analisis dilakukan menggunakan regresi hierarki, pada step 1 menguji faktor demografi, step 2 menguji faktor kualitas layanan, dan step 3 menguji faktor emosi. Hasil analisis regresi hierarki menunjukkan bahwa pada step 1 tidak ada faktor demografi (jenis kelamin, usia, daerah tempat tinggal, dan penghasilan keluarga per-bulan) yang berhubungan dengan kepuasan penggunaan BRT. Pada step 2, kami menemukan bahwa hanya faktor kenyamanan yang signifikan berperan pada kepuasan penumpang. Hasil analisis pada step 3 menegaskan hasil step 2, yakni afeksi positif berperan positif sementara afeksi negatif berperan negatif pada kepuasan penumpang. Hasil temuan ini menjelaskan bahwa faktor emosional pada penumpang transportasi publik perlu diperhatikan untuk meningkat penilaian kepuasan penggunaan transportasi publik.In urban areas, public transportation plays an important role in the effective mobility of people. As a kind of modern public transportations, the Bus Rapid Transit (BRT) of 'Banjarbakula' in South Kalimantan has been operating since 2019. The existence of this BRT requires an evaluation of passenger satisfaction to enhance the quality of service. This study aims to explain the emotional factors associated with satisfaction using public transportation. We also examine the role of demographic and service quality factors on satisfaction. Through a quantitative research approach, we conducted a correlational survey. We collected 151 Banjarbakula BRT users through purposive sampling. We use hierarchical regression in step 1 to examine the demographic, step 2-the service quality, and step 3-the emotional factors. The results of the hierarchical regression analysis showed that in step 1, demographic factors (gender, age, area of residence, and monthly family income) did not associate with satisfaction with using BRT. In step 2, we found that only the comfortable has a significant effect on passenger satisfaction. The analysis results in step 3 confirm the results of step 2. The positive affect has a positive association while the negative affect has a negative association with passenger satisfaction. These findings explain that the emotional factors of public transportation passengers need to be considered to increase the satisfaction level of using public transportation.