Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Hubungan Posisi Duduk Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Petugas Administrasi Di Rumah Sakit Perkebunan Jember Klinik Anang Bekti Yulianto; Sartoyo Sartoyo; Puspo Wardoyo; Ahmad Fariz
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah EDISI KHUSUS 2023
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v0i0.16604

Abstract

Nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal akibat dari ergonomi yang salah. Secara umum nyeri ini disebabkan karena peregangan otot dan bertambahnya usia yang akan menyebabkan intensitas olahraga dan gerak semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan otot-otot punggung dan perut akan menjadi lemah. sikap tubuh serta aktivitas tertentu terhadap alat kerja, berpotensi menimbulkan suatu gangguan kesehatan, bahkan penyakit. Sikap tubuh saat bekerja yang salah juga dapat menjadi penyebab timbulnya masalah kesehatan antara lain nyeri, kelelahan, bahkan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah petugas administrasi. Penelitian ini mempunyai 40 responden dengan survei analitik. Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan Kruskal Wallis. Hasil penelitian ini adalah Rerata nyeri keluhan nyeri punggung bawah pada posisi dusuk condong ke depan adalah 1,875, Rerata nyeri keluhan nyeri punggung bawah pada posisi duduk tegap adalah 1,2, Rerata nyeri keluhan nyeri punggung bawah pada posisi duduk bersandar adalah 0,575, dan Ada perbedaan perbandingan keluhan nyeri punggung bawah terhadap posisi duduk petugas administrasi di Rumah Sakit Perkebunan Jember Klinik tahun 2022 dengan nilai signifikasi Kruskal Wallis adalah 0,0000<α (α=0,05). Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam melakukan pekerjaan bagi pekerja yang mempunyai waktu bekerja lama dalam posisi duduk, masyarakat dapat melakukan tindakan peregangan disela-sela posisi duduk pada waktu tertentu.  
Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Pengurangan Nyeri Punggung Bawah Miogenik Di Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya Kavita Yunanda Saphna; Sartoyo Sartoyo; Puspo Wardoyo; Achmad Fariz
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah EDISI KHUSUS 2023
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v0i0.16344

Abstract

Objective:  Lack of interest doing exercise is one of the cause of myogenic low back pain caused by decreased stamina and fitness levels following muscle spasms thus resulting myogenic low back pain. One way to reduce pain  is with aerobic exercise. Methods:  This study is a pre-experimental design to determine whether there is an reduce pain by providing aerobic exercise to myogenic low back pain sufferer. The research design used in this study was a one group pretest – posttest design. This re- search was conducted on patient aged 26-45 years at Islamic Hospital of A Yani Surabaya. Aerobic Exercise was given 6 times, and pain was measured using VAS (Visual Analog Scale) test. Measurement of pain with VAS (Visual Analog Scale) test is measured when the first time patients join the riset,. The aerobic exercises given are warming up include of breathing exercise, hip movement, arm swing, flexi trunk and run in place. Second is workout include of squad, lunge variation and run in place. Third is cooling down include of stretch of the sky, squad stretch, hamstring stretch, hip flexor and breathing exercise. The frequency of exercise given is 2 times a week for three weeks with an intensity of 6 repetitions per set, and held for 8 seconds. Posttest data retrieval was carried out again for all patients after undergoing aerobic exercise 6 times using VAS (Visual Analog Scale) test.Results:   The composite value of VAS (Visual Analog Scale) test on posttest results after giving 6 times of aerobic exercise is quite significant compared to the results of pretest before giving aerobic exercise. The data was tested for normality using the Chi-squared test with the results obtained were P <0.05, which means there is a statistically significant relationship between the two variables.Conclusion:  The results obtained in the study showed pain reduction from patient with myogenic low back pain after being given aerobic exercise.
Pengaruh Myofascial Release Terhadap Nyeri Spasme Otot Upper Trapezius Pada Ibu Rumah Tangga Di Rt.03 BringinBendo, Kec. Taman Sidoarjo Cesario Prima Rahmadani; Angria Pradita; Rachma Putri Kasimbara; Sartoyo Sartoyo
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah EDISI KHUSUS 2023
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v0i0.16350

Abstract

Objective: The goal is to release the restrictions that create obstructions in the deeper layers of the fascia. This is achieved by stretching the elastic components of the fascia muscles, together with cross ties and changing the basic substance of the fasciaa (Shah et al., 2012) in housewives' complaints when working for a long time such as sewing, cooking in a long crouching position Musculoskeletal disorders like this  If left untreated, it can cause the strength of the neck muscles to decrease so that it has an impact on decreasing productivity, increasing the risk of work-related diseases and losing time (Wahyono, Saloko, 2014).Methods: This study used a pre-experiment with one group of pre- and post-test respondents, totaling 15 people woman. with purposive sampling technique, data collection using the NRS test. Normality test using Univariate and bivariate tests followed by data analysis using.Results: measurement using the NRS pain meter on patient complaints of upper trapezius muscle spasm pain and interventions giving myofascial release. examination was taken during the post-test examination after that there was a change in the decrease in spasm pain of the upper trapezius muscle and the results of test the hypothesis by showing the distribution of data on the normality value of significance p< 0.05Conclusion: Giving myofascial release has proven to be effective in reducing muscle spasms and restoring the elasticity of the fascia muscles
PENGARUH KOMBINASI BALANCE EXERCISE DAN STRENGTHENING TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA KASUS PASCA ANKLE SPRAIN DI LAPANGAN FUTSAL 169 BULAKSARI SURABAYA: Effects of the Combination of Ballance Exercise and Strengthening with Dynamic Stranges in the Post Ankle Sprain Case in Futsal Center 169 Bulaksari Surabaya Candra, Kristian Ady; Nurul Halimah; Angria Pradita; Sartoyo
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 1 (2024): JIKep | Februari 2024
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i1.1886

Abstract

Pendahuluan: Keseimbangan tubuh, baik statis maupun dinamis, adalah komponen penting dari kebugaran fisik selama berolahraga. Keseimbangan dapat ditingkatkan dengan berbagai jenis latihan seperti balance training, core stability exercise, penambahan close kinetic chain pada wobble board exercise pada latihan star excursion balance test. Tujuan: penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kombinasi balance exercise dan strengthening terhadap keseimbangan dinamis pada kasus pasca Ankle Sprain. Metode: Penelitian ini adalah studi pre eksperimental. Dengan desain pretest-posttes kelompok tunggal. Subyek : Sampel sebanyak 16 orang pernah mengalami Ankle Sprain. Pelatihan dilakukan dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 4 minggu. Keseimbangan dinamis diukur dengan menggunakan Balance Error Scoring System (BESS). Analisis menggunakan menggunakan metode purposif sampling dan Wilcoxon Signed Rank Test . Hasil: Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05), dengan nilai pre test 43,00 dan post test sebesar 22,33 (skala 0-60). Kesimpulan: semakin sedikit kesalahan berarti keseimbangan semakin baik artinya pemberian kombinasi balance exercise dan strengthening memiliki pengaruh yang bermakna terhadap keseimbangan dinamis pada kasus pasca Ankle Sprain.
PENGARUH ULTRASOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS LOW BACK PAIN MYOGENIC DI RUMAH SAKIT NAHDLATUL ULAMA TUBAN: The Influence of Ultrasound and William Flexion Exercise on Decrease Pain in Patient with Low Back Pain Myiogenc at Nahdlatul Ulama Tuban Halimah, Nurul; Kasimbara, Rachma Putri; Widyaningtyas, Erlina; Sartoyo
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 1 (2024): JIKep | Februari 2024
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i1.1889

Abstract

Pendahuluan: : Low back pain (LBP) myogenic adalah ganguan nyeri pada otot dan termasuk pada kasus  muskuloskeletal. Low back pain myogenic diartikan sebagai nyeri yang bersumber pada punggung bawah, yang merupakan ganguan rasa tidak nyaman atau disebut juga nyeri, ataupun nyeri yang berasal dari akar syaraf tulang pungung. (Ravindra, 2018).  Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pengaruh ultrasound dan William flexion exercise terhadap pengurangan nyeri LBP myogenic. Metode: Rancangan penelitian ini adalah one group pretest dan posttest yang terdiri dari 20 responden yang dipilih dari purposive sampling. Intervensi yang diberikan pada penelitian ini adalah modalitas ultrasound dan William flexion exercise selama 1 bulan. Nilai nyeri mengunakan pengukuran Visual Analouge Scale (VAS). Pengukuran pada skala nyeri diukur menggunakan visual analogue scale (VAS) dan diukur sebelum dan sesudah 8 kali fisioterapi selama kurun waktu 1 bulan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan uji Wilcoxon test. Hasil: Nilai VAS median pra intervensi adalah 6,5 dan pasca intervensi adalah 1,00 dengan nilai p 0,00. Kesimpulan: pengaruh intervensi ultrasound dan william flexion exercise dapat menurunkan angka nyeri pada kasus low back pain miogenic
HUBUNGAN OVERWEIGHT DAN OBESITAS BERDASARKAN JENIS KELAMIN DENGAN KESEIMBANGAN DINAMIS DI POSYANDU LANSIA PESONA DESA KARANGREJO KEDIRI: The Relationship of Overweight and Obesity Based on Gender with Dynamic Balance in Posyandu Elderly Pesona Karangrejo Kediri Sartoyo; Ansyori, Anis; Pratiwi, Paulla Roro; Hargiani, Fransisca Xaveria
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 2 (2024): JIKep | Juni 2024
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i2.1890

Abstract

Pendahuluan: Gaya hidup merupakan faktor yang memiliki peran terhadap peristiwa beberapa penyakit kronik. Obesitas adalah salah stu kondisi pada tubuh terjadinya peristiwa kenaikan berat badan berlebihan atau melebihi batas normal. Kondisi obesitas dapat mempengaruhi pada kondisi postur tubuh. Lanjut usia memiliki penurunan fungsi secara fisiologis berupa gangguan metabolisme atau obesitas dan perubahan postur dapat menimbulkan keseimbangan tubuh yang buruk yang beresiko aktivitas terganggu dan resiko jatuh pada lansia. Proses penuaan pada lansia adalah terjadi turunnya kekuatan otot dan massa tubuh meningkat yang berdampak masalah pada keseimbangan dalam berjalan maupun berdiri. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan overweight dan obesitas berdasarkan jenis kelamin dengan keseimbangan dinamis di Posyandu Lansia Pesona Desa Karangrejo Kediri. Metode: Menggunakan uji chi square dengan populasi dan sampel 50 klien lansia. Variabel independen pada penelitian overweight dan obesitas sedangkan variabel dependen keseimbangan dinamis. Hasil: Klien dengan kategori IMT obesitas baik laki-laki maupun perempuan berjumlah 21 klien dengan hasil IMT resiko jatuh sedangkan dengan kategori overweight berjumlah 29 klien dengan hasil IMT baik. Skor Asymp. Sig 0,000 < 0,05 maka “Ada hubungan” signifikan diantara IMT dan Time Up and Go Test (TUGT). Kesimpulan: Ada hubungan signifikan baik laki-laki maupun perempuan overweight dan obesitas terhadap keseimbangan dinamis pada lanjut usia. Hal ini menunjukkan bahwa berat badan yang berlebih dapat mempengaruhi penurunan keseimbangan terhadap lanjut usia
PENGARUH DEEP MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE TERHADAP MYOFASCIAL TRIGGER POINT SYNDROME PADA PUNGGUNG DI KLINIK BLOSSOM MAGELANG: The Effect of Deep Myofascial Release Technique on Myofascial Trigger Point Syndrome on The Back at Blossom Magelang Clinic Endaryanto, Agung Hadi; Sartoyo; Ernayanti, Tasiya Bella; Fariz, Achmad
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 2 (2024): JIKep | Juni 2024
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i2.1901

Abstract

Latar Belakang : Myofascial Trigger Point Syndrome adalah kumpulan titik picu nyeri yang terdapat pada otot muskuloskeletal. Faktor yang memperkuat dan pemicu munculnya MTPS adalah adanya kontraksi otot yang berlangsung secara berkelanjutan, sikap tubuh yang kurang baik, posisi atau gerakan tubuh yang salah dan penataan peralatan kerja yang kurang sesuai yang berakibat pada pola kerja yang tidak ergonomis. Keluhan yang sering ditimbulkan, antara lain: nyeri otot, pegal di sekitar leher dan bahu, kaku, kesemutan pada lengan, sehingga gerak dan fungsinya menjadi terbatas. Keluhan itu juga dapat menyebar ke punggung atas, punggung bawah dan ekstremitas sehingga diperlukan Deep Myofascial Release. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Deep Myofascial Release Technique terhadap Myofascial Trigger Point Syndrome pada Punggung. Metode :Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan jenis penelitian pre and post test one group design dan 20 partisipan yang merupakan pasien Myofascial Trigger Point Syndrome dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dilakukan 2 kali setiap minggunya selama 1 bulan. Hasil : Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan Shapiro Wilk Test untuk pre test ( p = 0.17 ) dan post test ( p = 0.15 ), uji hipotesa menggunakan Paired T-Test 0,000 < ? (?= 0.05) terdapat pengaruh tindakan Deep Myofascial Release Technique terhadap Myofascial Trigger Point Syndrome pada pasien di Klinik Blossom Magelang. Kesimpulan : Terdapat pengaruh pada pemberian Deep Myofascial Release Technique pada pasien Myofascial Trigger Point Syndrome
HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN RESIKO TERJADINYA LOW BACK PAIN MYOGENIC PADA PEMANEN TEMBAKAU DI DESA KENDUNG RT. 005 RW. 002 KECAMATAN KEDUNGADEM KABUPATEN BOJONEGORO: The Relationship of Working Position and The Risk of Occurring Myogenic Low Back Pain in Tobacco Harvesters in Kendung Village Rt.005 Rw.002 Kedungadem District, Bojonegoro Regency Kurniawan, Dedi K; Sartoyo; Kasimbara, Rachma Putri; Hargiani, Fransisca Xaveria
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 2 (2024): JIKep | Juni 2024
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i2.1944

Abstract

Latar Belakang: Manusia saat ini dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu manusia dituntut untuk berusaha atau berkerja. Bertani merupakan salah satu jenis pekerjaan yang memiliki resiko yang tinggi bagi para pekerjanya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuhi hubungan posisi kerja dengan resiko terjadinya low back pain myogenic pada pemanen tembakau di Desa Kendung RT. 005 RW. 002 Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Metode: Penelitian menggunakan observasional analitik menggunakan desain cross-sectional. Populasi dari penelitian ini yaitu sebanyak 136 orang dengan jumlah sampel sebanyak 83 para pemanen tembakau yang tinggal di Desa Kendung RT. 005 RW. 002 Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hasil: Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 42 orang dan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang dengan usia diketahui bahwa rata-rata usia responden yang menjadi sampel penelitian ini adalah dari usia 30-65 tahun. Sebagian besar berusia 65 tahun sebanyak 9 orang (10.8%) responden. Para pemanen tembakau di Desa Kendung RT. 005 RW. 002 Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro yang memiliki posisi kerja kurang ergonomis sebesar 11 orang (13.3%) responden dengan level resiko rendah, 25 orang (30.1%) responden dengan level resiko sedang, 23 orang (27.7%) responden dengan level resiko tinggi dan responden dengan level resiko sangat tinggi sebanyak 24 orang (28.9%). Terjadinya low back pain myogenic pada para pemanen tembakau di Desa Kendung RT. 005 RW. 002 Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro sebanyak 83 orang dengan 39 orang (47.0%) responden dengan keluhan low back pain myogenic berat dan 33 orang (39.8%) responden dengan keluhan low back pain myogenic ringan serta 11 orang (13.3%) responden dengan tanpa keluhan low back pain myogenic. Kesimpulan: Terdapat hubungan posisi kerja dengan terjadinya low back pain myogenic di Desa Kendung RT. 005 RW. 002 Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Hal ini berdasarkan hasil uji Fisher Exact Test yang telah digunakan dan diperoleh nilai signifikansi (p-value) 0.000 (p-value ? 0.05
Laporan Kasus: Pengobatan Fisioterapi pada Kasus Bahu Beku untuk Meningkatkan Ruang Lingkup Gerak Sendi dan Kemampuan Aktivitas Sehari-hari Hargiani, Fransisca Xaveria; Sartoyo, Sartoyo
NUCLEUS Vol 4 No 2 (2023): NUCLEUS
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/nuc.v4i2.1367

Abstract

Frozen shoulder is a very common condition in clinical practice, affecting 2–5% of  the general population. Frozen shoulder (FS) rarely occurs before  age  40  and typically affects ages 50 to 70. Women are more commonly affected  than men. Frozen shoulder is classified into primary and secondary, where primary frozen shoulder is due to the presence of attachments around the joint capsule and secondary frozen shoulder is due to sprains, strains, tendinopathy, tendon tear or bursitis. This study, conducted at Mutiara Sukma Mental Hospital NTB in September-October 2022, aimed to evaluate the effectiveness of physiotherapy interventions on a 64-year-old patient with frozen shoulder, mental disorders, and diabetes, using a case study approach. Interventions included Infrared therapy and TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) for pain reduction and muscle relaxation, as well as Neuromuscular Taping (NMT) for enhanced lymphatic drainage and pain relief. Assisted active movements and free active movements were also applied to maintain and improve joint range of motion and muscle strength. The results showed significant improvements in pain reduction and increased range of motion and shoulder function, with pain evaluation using the Numerical Rating Scale (NRS) and Shoulder Pain and Disability Index (SPADI) indicating positive progress during therapy sessions. This underscores the benefits of combined physiotherapy interventions in treating frozen shoulder, especially in patients with comorbid mental disorders.
Ankle strategy exercise dapat meningkatkan keseimbangan dinamis lansia di kelurahan Menteng kecamatan Jekan Raya kota Palangka Raya Endaryanto, Agung Hadi; Hermawan, Candra; Sartoyo, Sartoyo; Halimah, Nurul
Jurnal Sport Science Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um057v13i2p57-64

Abstract

Ankle Strategy Exercise merupakan sebuah intervensi latihan berupa gerakan yang terkontrol dan bersifat berpusat pada pergelangan kaki sehingga otot postural tubuh  akan aktifkan secara optimal. Gangguan keseimbangan pada lansia adalah suatu keadaan yang dimana sorang lansia tidak mampu lagi untuk mempertahankan posisi tubuhnya  dalam posisi tegak  jika keseimbangan postural lansia tidak terkontrol secara baik maka akan mengakibatkan gangguan keseimbangan dan resiko jatuh yang tinggi. Ankle Strategy Exercise diharapkan dapat berefek untuk peningkatan keseimbangan pada tubuh lansia dengan cara meningkatkan kekuatan anggota gerak bawah secara aktif dan tepat. Penelitian ini menggunakan One group pre dan post test design dengan jumlah sampel 30 orang responden berusia 60-70 tahun, terdiri atas jeis kelamin  laki-laki sebanyak 10 orang dan jenis kelamin perempuan sebanyak 20 orang. Pemberian latihan dengan dosis repetisi 10 hitungan sebanyak 5 kali ( 1 set ) sebanyak 3 set , waktu 5 menit, tiap set istirahat 1 menit dan frekuensi 3X seminggu selama 1 bulan., latihan ini menggunakan alat ukur keseimbangan yang bernama  Timed Up and Go Test.. Hasil uji t berpasangan menunjukkan signifikansi = 0,000 < 0,05 maka terlihat adanya pengaruh pemberian latihan ankle Strategy Exercise terhadap keseimbangan pada lansia di Kelurahan Menteng Kecamatan Jekanraya Kota Palangka Raya, sedangkan rata-rata yang dihasilkan setelah melaksanakan latihan adalah adalah 25,83 < 32,80 sehingga dari nilai yang didapat tersebut dapat diartikan adanya perbedaan tingkat keseimbangan sebelum dan setelah diberikan latihan.