Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia

Respons Arsitektur Pos Ronda Sebagai Ruang Belajar di Masa Pandemi COVID-19 Dina Shafira Irawan; Ikaputra; Muhammad Sani Roychansyah
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 10 No. 2 (2021): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (978.84 KB) | DOI: 10.32315/jlbi.v10i02.35

Abstract

Di masa pandemi COVID-19, pos ronda mengalami perubahan peran sosial sebagai ruang belajar daring. Penelitian ini menganalisis respons spasial dan arsitektur pos ronda terhadap perubahan. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan data dilakukan melalui observasi perilaku pengguna dan layout furniture. Dari studi kasus empat pos ronda yang digunakan sebagai ruang belajar di masa pandemi COVID-19, peneliti menganalisis respons spasial pada variabel peletakan pos ronda, ukuran pos ronda, serta morfologi ruang terbukanya. Ditemukan tiga tipe ruang terbuka pada pos ronda yang digunakan sebagai ruang belajar, yaitu, pos ronda dengan satu ruang terbuka. ruang terbuka tipe selasar, serta ruang terbuka berbentuk lorong. Keterbatasan ruang menyebabkan pengguna ruang cenderung menggunakan furnitur yang mudah dipindahkan untuk mengatur tempat duduk saat melakukan kegiatan belajar. Penggunaan furnitur portable menyebabkan pola pengaturan tempat duduk cenderung mengikuti bentuk ruang pos ronda. Pos ronda merespon perubahan peran sosialnya sebagai ruang belajar daring semasa pandemi dengan menlakukan adaptasi spasial, dengan penambahan furnitur portable yang menyebabkan pola penyusunan tempat duduk pengguna ruang cenderung mengikuti bentuk ruang pos ronda.
Tipologi Bangunan Bekas Rumah Tinggal Tentara Kolonial Belanda di Kawasan Bintaran, Yogyakarta Siti Munawarah Panggabean; Sekar Ari Utari; Muhammad Sani Roychansyah
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 9 No. 1 (2020): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v9i1.96

Abstract

Yogyakarta adalah salah satu kota yang dikunjungi oleh Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia. Dengan kolonialisasi itu, pemukiman Belanda di Indonesia tidak hanya membawa perubahan sosial dan budaya tetapi juga membawa gaya arsitektur yang berbeda ke arsitektur rumah-rumah tinggal di Yogyakarta. Keunikan ini juga merupakan proses kombinasi konsep bangunan dan adaptasi dengan kenyamanan dan budaya lokal di Indonesia. Meskipun era kolonial telah berlalu lebih dari seabad, tetapi harus diperbaiki, warisan bangunan kolonial masih sangat penting khususnya untuk kota Yogyakarta. Terkait dengan pelestarian nilai dan identitas ini, kesepakatan mengenai bangunan kolonial penting untuk dieksplorasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tipologi dan karakteristik elemen fasad yang digunakan di Rumah Tinggal Tentara Kolonial di Bintaran, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Analisis dilakukan melalui kategorisasi elemen fasad, seperti jenis atap, kolom, jendela dan pintu. Hasil penelitian ini menunjukkan elemen fasade yang paling banyak digunakan adalah atap Limasan, kolom beton segi empat tanpa ornamen, pintu kayu krepyak dan jenis jendela kaca.
Perbandingan Tipologi Islamic Geometric Patterns Universitas Berideologi Islam di Yogyakarta Hendra Frisky; Muhammad Sani Roychansyah
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 3 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.6.3.170

Abstract

Islamic Geometric Patterns merupakan salah satu seni dengan tingkat kompleksitas tinggi dan tidak bisa dilepas-kan dari bidang ilmu arsitektur. Metode yang digunakan dalam perencanaan Islamic Geometric Patterns yaitu ruler/compass method, basic grid method, dan numerical method. Unsur pertamanya berupa lingkaran dan garis, membentuk dasar berupa four-fold, five-fold, dan six-fold. Lalu berkembang menjadi lebih kompleks berupa six-point, eight-point, dan ten-point. Kawasan yang menjadi objek merupakan universitas-universitas di Yogyakarta yang memiliki basis ideologi Islam, yaitu: Universitas Islam Indonesia, UIN Sunan Kalijaga, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tipologi dan ri-wayat pemaknaan Islamic Geometric Patterns. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi pemaknaan yang sebenarnya, karena Islamic Geometric Patterns sekarang mulai cenderung bergeser menjadi simbol Islam.
Tipologi Elemen Arsitektur pada Fasad Bangunan Shophouse Kampung Cina Bengkulu Izazaya Binta; Muhammad Sani Roychansyah
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.1.16

Abstract

Bangunan shophouse yaitu rumah toko pada kawasan pecinan atau Kampung Cina di Bengkulu memiliki berbagai bentukan fasad. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang dikonservasi karena merupakan bangunan kuno yang memiliki identitas. Terjadinya bencana gemba bumidan kebakaran berulang kali menyebabkan kawasan ini mulai kehilangan bentukan asli pada fasad bangunan. Tipologi bangunan shophouse ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengklasifikasikan bentukan elemen pembentuk fasad, (2) Mendapatkan bentukan dominan pada tiap elemen pembentuk fasad sehingga dapat ditemukan bangunan shophouse yang masih mempertahankan keasliannya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan yaitu dengan cara klasifikasi fasad pada elemen bangunan terkait dengan elemen warna, bentukan pintu, jendela dan profil fasad. Temuan penelitian ini adalah fasad bangunan shophouse di Kawasan Kampung Cina Bengkulu memiliki dominasi: (1) Warna hijau sebagai warna bangunan, (2) Bentukan pintu lipat menerus, (3) Bentukan jendela memanjang ke bawah dan tersusun secara horizontal, (4) Profil fasad yang berbentuk bangunan 2 lantai yang bagian lantai 1 menjorok ke dalam dan menggunakan atap pelana curam.