Kedelai merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai konsumsi tinggi di Indonesia, tetapi memiliki nilai produktivitas yang rendah. Beberapa bulan lalu, disinyalir sempat terjadi kenaikan harga kedelai impor yang berdampak pada terjadinya fluktuasi harga kedelai di domestik dan hasil produk olahannya seperti tahu dan tempe. Maka, perlu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya adalah dengan dilakukannya percobaan yang diprediksi dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman kacang kedelai yaitu dengan pemberian tambahan nutrisi yang terdapat pada air cucian beras merah dan putih. Air cucian beras merupakan salah satu limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis dan seringkali dibuang tanpa dimanfaatkan kembali. Dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas kedelai di Indonesia sekaligus dalam rangka memanfaatkan limbah air cucian beras, penelitian mengenai pengaruh pemberian air cucian beras terhadap laju imbibisi serta perkecambahan biji kedelai ini pun dilakukan. Penelitian dilakukan dengan membuat air cucian beras putih dan beras merah dalam konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Perendaman dan perhitungan berat biji kedelai dilakukan pada interval waktu 2, 4, 8, 16, dan 24 jam untuk menelusuri pengaruh dari air cucian beras terhadap laju imbibisi dan membandingkan antara pengaruh larutan cucian beras putih, beras merah, dan juga kontrol terhadap perkecambahan sebagai output keberhasilan imbibisi. Setelah diuji secara statistik ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan antara berbagai konsentrasi air cucian beras putih dan beras merah terhadap laju imbibisi. Adapun untuk perkecambahan, kontrol diketahui memiliki rata-rata jumlah biji yang berkecambah lebih banyak dibanding perlakuan lainnya dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontrol dengan perlakuan-perlakuan lainnya.