Muhammad Dian Firdausy
Departemen Biomaterial, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Medali Jurnal : Media Dental Intelektual

PERBEDAAN KONSUMSI AIR SUMUR DAN AIR SUNGAI TERHADAP KARIES PADA ANAK USIA 6-8 TAHUN Zulfi Fawziana Risqi; R.Rama Putranto; Muhammad Dian Firdausy
Jurnal Medali Vol 2, No 1 (2015): Media Dental Intelektual
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/medali.v2i1.457

Abstract

Air minum merupakan salah satu komponen yang berperan dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat. Kandungan fluor dalam air minum dapat mencegah terjadinya karies gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan konsumsi air sumur dan air sungai terhadap karies pada anak usia 6-8 tahun di Desa Kacangan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora.Metode penelitian ini berjenis observasional analitik dengan rancangan cross sectional yang dilakukan pada 20 anak yang mengonsumsi air sungai dan 49 anak yang mengonsumsi air sumur. Kandungan fluor dalam air di ukur dengan menggunakan spektrofotometri. Sedangkan tingkat status karies gigi di ukur dengan menggunakan indeks DMF-T. Teknik analisa data uji beda karies gigi menggunakan uji chi-square.Berdasarkan uji chi-square yang telah dilakukan maka didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna sehingga hipotesis dapat diterima yaitu terdapat perbedaan konsumsi air sumur dan air sungai terhadap karies gigi. Disimpulkan bahwa konsumsi air sumur dan air sungai mempunyai perbedaan terhadap terjadinya karies gigi. Anak-anak yang mengonsumsi air sungai status kariesnya lebih tinggi dibandingkan air sumur dikarenakan kandungan fluor dalam air sungai yang lebih rendah.
PERBEDAAN EFEKTIFITAS ANTARA KEJU CHEDDAR DAN YOGHURT PLAIN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS SECARA IN VITRO Lita Paramita; Farichah Hanum; Muhammad Dian Firdausy
Jurnal Medali Vol 2, No 1 (2015): Media Dental Intelektual
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/medali.2.1.59-63

Abstract

Karies merupakan penyakit multifaktorial yang diawali dengan proses demineralisasi jaringan keras gigi. Bakteri Streptococcus mutans merupakan mikroorganisme yang berperan sebagai faktor utama penyebab karies gigi. Senyawa antimikroba dari keju cheddar yaitu lactoferin, lisozim dan laktoperoksidase, sedangkan senyawa  antimikroba dari yoghurt plain adalah hydrogen peroksida, reuterin dan bakteriosin.Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas antimikroba dari keju cheddar dan  yoghurt plain terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratoris dengan rancangan penelitian post test only group design, yang membandingkan ekstrak keju cheddar dan yoghurt plain dengan berbagai macam konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75% dan 100%. Penelitian dilakukan dengan cara merendam kertas cakram dalam berbagai konsentrasi tersebut selama ±15 menit. Kemudian kertas cakram diletakkan pada permukaan MHA Plate yang telah diberi bakteri Streptococcus mutans standart Mac Farland III lalu inkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C. Hasil diameter zona hambat yang  terbentuk diukur lalu diuji menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney. Rerata dan simpang baku dari diameter zona hambat keju cheddar 100% sebesar 6,750 ± 0,1378 mm, keju cheddar 75% sebesar 5,767 ± 0,6055 mm, sedangkan keju cheddar 50% dan 25% tidak terbentuk zona hambat. Pada yoghurt plain rerata dan simpang baku dengan konsentrasi 100% sebesar 5,667 ± 0,0816 mm, konsentrasi 75% sebesar 5,650 ± 0,0548 mm, sedangkan konsentrasi 50% dan 25% tidak terbentuk zona hambat. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis untuk menguji hipotesa yang membandingkan rerata > 2 kelompok perlakuan, didapatkan nilai signifikan 0.00(p<0.05), sehingga ada perbedaan efektifitas antimikroba antara keju cheddar dan yoghurt plain terhadap pertumbuhan S.mutans. Uji Mann-Whitney untuk mengetahui kelompok yang memiliki mean yang berbeda secara siginifikan,   menunjukkan hanya sebagian kecil kelompok perlakuan saja yang mempunyai nilai p>0,05 atau tidak signifikan, sebagian besar kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai p<0,005. Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat  perbedaan efektifitas antimikroba antara keju cheddar dan yoghurt plain terhadap pertumbuhan bakteri S.mutans dimana keju cheddar memiliki efektifitas antimikroba yang lebih baik terhadap S.mutans jika dibandingkan dengan yoghurt plain. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan pada keju cheddar dan yoghurt plain, maka semakin besar pula zona hambat yang terbentuk. Keju cheddar dengan konsentrasi 100% memiliki efektifitas antimikroba yang lebih baik terhadap bakteri Streptococcus mutans, jika dibandingkan dengan yoghurt plain.
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DENGAN KONDISI ORAL HYGIENE ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH (Studi pada Anak Tunarungu Usia 7-12 tahun di SLB Kota Semarang) Maria Victa Agusta R; Ade Ismail AK; Muhammad Dian Firdausy
Jurnal Medali Vol 2, No 1 (2015): Media Dental Intelektual
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/medali.v2i1.453

Abstract

Anak tunarungu merupakan anak dengan keterbatasan fisik dalam mendengar dan biasanya diikuti oleh gangguan bicara, sehingga tunarungu sering disebut sebagai tunawicara. Keterbatasan ini menjadi salah satu hambatan bagi penyandang tunarungu untuk memperoleh pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut yang nantinya akan menentukan sikap dan tindakan anak dalam menjaga kebersihan  rongga mulutnya. Hal tersebut terjadi akibat adanya gangguan pemrosesan informasi kognitif sehingga membuat mereka hanya dapat memaksimalkan fungsi indera penglihatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dengan kondisi Oral Hygiene anak tunarungu usia sekolah di SLB Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah  observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Subyek penelitian dipilih dengan metode consecutive sampling yaitu anak tunarungu usia sekolah sebanyak 50 anak sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner secara langsung, selanjutnya melakukan pemeriksaan kondisi oral hygiene dengan menggunakan pengukuran Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) sebagai indikator penilaian kebersihan gigi dan mulut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan anak tunarungu rata-rata cukup baik dengan kondisi oral hygiene menunjukkan kriteria moderat. Nilai signifikansi yang diperoleh berdasarkan uji Spearman`s Rank mengenai hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dengan kondisi oral hygieneanak tunarungu usia sekolah adalah 0,001 (p<0,05) dengan hasil hubungan sebesar 0,465. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa hubungan pengetahuan kesehatan gigi dengan kondisi oral hygiene anak tunarungu usia sekolah menunjukkan arah hubungan positif, yaitu semakin baik pengetahuan yang dimiliki semakin baik pula kondisi oral hygiene anak. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapathubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dengan kondisi oral hygiene anak tunarungu usia sekolah.
NON-DENTAL GLASS FIBER IMPACT ON TENSILE STRENGTH OF FIBER REINFORCED ACRYLIC RESIN IN DENTURE BASE eko Hadianto; Muhammad Dian Firdausy
Jurnal Medali Vol 4, No 1 (2022): Media Dental Intelektual March 2022
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/medali.4.1.91-96

Abstract

Background: Acrylic resin is a dental material that is often used because it is easy to apply and has good aesthetics. One type of acrylic resin used for denture base materials in dentistry is Heat Cured Acrylic Resin (HCAR). HCAR as base for dentures also has disadvantages including low tensile strength. Therefore, fiber can be added to heat cured acrylic resin as a reinforcing material (FRAR). This study aims to determine the effect of the addition of non-dental glass fiber on the tensile strength of HCAR.Method: This is a true experimental research using posttest only control group design. Divided into two groups, the first one is HCAR without the addition of non-dental glass fiber, the second group is HCAR with the addition of non-dental glass fiber. The data are tested using the Independent T-Test parametric test.Result: The average tensile strength of the HCAR without Non Dental Glass Fiber was 46.5169 MPa, while the average tensile strength of HCAR with the addition of Non Dental Glass Fiber was 60.3269 MPa. The independent test results show p value of = 0.000Conclusion: It was found that heat cured acrylic resin with the addition of non-dental glass fiber has a higher tensile strength than heat cured acrylic resin without the addition of non-dental glass fiber which could be used as an alternative choice in applications in dentistry.
THE EFFECT OF NON-DENTAL GLASS FIBER COMBINATION ON FLEXURAL STRENGTH OF PREPOLYMERIZED FIBER-REINFORCED COMPOSITE Muhammad Dian Firdausy; Eko Hadianto; Arina Zuhaila Amna
Jurnal Medali Vol 4: Special Issue 1. Desember 2022
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/medali.4.3.41-44

Abstract

Background: Fiber reinforced composite is a combination of composite resin and fiber. Fiber in FRC serves as a reinforcement to be resistant to fractures. One of the fibers used in FRC is dental glass fiber because it can increase mechanical strength. Dental glass fiber is very limited and expensive while glass fiber which available in the market is non dental glass. This material has mechanical properties almost same as dental e-glass fiber used in dentistry, so it can be used as an alternative material FRC. The aim of this study was to identify the effect of flexural strength of non dental glass fiber to prepolymerized fiber reinforced composites.Method: This study used true experimental design with 16 samples. The samples were divided into two groups according to prepolymerized composite resin groups without fiber and prepolymerized composite resins with the addition of non dental glass fiber. Data analysis in this study used the normality test with the Sapiro-Wilk test, levene test and independent t-test. Result: The results were statistically analyzed, the average flexural strength of prepolymerized composite resin without fiber is 36.60 MPa and prepolymerized composite resin with the addition of non dental glass fiber which is 54.26 MPa. Based on the normality test and the levene test values (p> 0.05) and independent t-test values (p <0.05) were obtained.Conclusion: The conclusion obtained that there is an effect of the addition of non dental glass fiber to the flexural strength of prepolymerized fiber reinforced composite.