Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH RESILIENSI TERHADAP DISTRES PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA Azzahra, Fatimah
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (966.917 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v5i1.3883

Abstract

Distres psikologis merupakan keadaan negatif kesehatan mental yang mempengaruhi individu baik secara langsung maupun tidak langsung dan berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan mental lainnya. Distres psikologis yang dialami mahasiswa tersebut tidak sedikit yang berdampak pada kesehatan fisik maupun mental dan bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh resiliensi terhadap distres psikologis mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan Kessler Psychological Distress Scale (K10) dan Connor Davidson Resilience Scale (CDRISC 25) yang diberikan kepada 342 mahasiswa. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi memberikan pengaruh negatif sebesar 3.6% yang artinya semakin tinggi resiliensi maka semakin rendah distres psikologis, dan semakin rendah resiliensi maka semakin tinggi distres psikologis.Kata Kunci: Resiliensi, Distres Psikologis, Mahasiswa.Psychological distress is a negative situation  that affects the mental health of individuals either directly or indirectly and relates to the physical and mental health conditions among others. Psychological distress experienced by these students have an impact on their physical health as well as mental and even death. This research aims to discover the influence of resilience against psychological distress at students. Data collection using the Kessler Psychological Distress Scale (K10) and Connor Davidson  Resilience  Scale  (CDRISC  25) given to 342 students. Data analysis using simple linear regression analysis techniques. The results showed that resilience gives 3.6% negative influence, meaning the higher the resilience, the lower the psychological distress, and the lower the resilience the higher the psychological distress.Key Words: Resilience, Psychological Distress, Student
KONTRIBUSI PENGUASAAN UNSUR INSTRINSIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 20 PADANG Azzahra, Fatimah; Zulfikarni, Zulfikarni
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.814 KB) | DOI: 10.24036/107467-019883

Abstract

ABSTRACT The purpose of this research is to description of the following. First, describe the mastery level of instrinsik element of grade IX SMP Negeri 20 Padang. Second, describing the skill level of writing short story students in class IX SMP Negeri 20 Padang. Thirdly, it describes the contribution of Instrinsik element mastery to the short story writing skills of class IX SMP Negeri 20 Padang. This type of research is quantitative using a descriptive method with a correlation approach. The population amounted to 285 people and was spread in nine classrooms. This research sample amounted to 57 people. The research Data is a result of the objective test of multiple-choice for an Instrinsik element mastery test consisting of 42 grains. Student short story writing skills Data is obtained by conducting a performance test. The collected Data is analyzed according to the indicators to get student scores and grades. Based on the results of the study, three sympultants were obtained. First, the skills of short story writing students IX SMP Negeri 20 Padang Panjang in general are on the qualification more than enough with an average value of 72.15.  Secondly, the mastery of instrinsik element of grade XI SMP Negeri 20 Padang is being qualified more than enough with the average value of 69.76 count. Thirdly, the mastery of language style contributes to the short story writing skills of class IX SMP Negeri 20 Padang by 32.49%, while the rest is influenced by other factors that are not researched in this study. Kata Kunci: Kontribusi, Unsur Instrinsik, Menulis Cerita Pendek
FAKTOR PENUNJANG DAN PENGHAMBAT UPAYA PEMBENTUKAN KELOMPOK PERTERNAK KAMBING Irwandi, Irwandi; Budiman, Novi; Candra, Mitria; Azzahra, Fatimah
Istinarah: Riset Keagamaan, Sosial dan Budaya Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.605 KB) | DOI: 10.31958/istinarah.v2i1.2072

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Pasie Laweh Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar dengan fokus penelitian adalah faktor-faktor penunjang dan penghambat upaya pembentukan kelompok  peternak kambing di Nagari Pasie Laweh, dengan subjek penelitian adalah peternak kambing di Nagari Pasie Laweh, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder,  informan penelitian adalah; wali nagari, ketua unsur pemuda, peternak kambing, tokoh masyarakat dan masyarakat. Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi lapangan, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa data teknik analis data model interaktif. Hasil penelitian sebagai berikut; Faktor-faktor yang menunjang pembentukan kelompok peternak kambing adalah; kebijakkan pemerintah sektor peternakan, keterlibatan lembaga keuangan bukan bank, serta badan usaha lainnya, letak geografis nagari dan pendidikan, sedangkan faktor penghambat dalam pembentukan kelompok ini adalah; faktor kepemilikan, perbedaan dalam tujuan, sektor ekonomi, pemahaman tentang kelompok dan pembinaan secara berkelanjutan. Keterwujudan kelompok ternak kambing ini perlu keterlibatan dari semua pihak Salah satu bentuk pebinan dimaksud adalah pendampingan mulai dari pra pembentukan, pembentukan kelompok, pelaksanaan tugas dan fungsi kelompok, monitoring, dan evaluasi  pelaksanaan kegiatan. Untuk melaksanakan hal tersebut pemerintah dapat membentuk tim khusus yang membina kelangsungan kelompok yang telah dibentuk tersebut.