Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pendidikan Lingkungan Sejak Usia Dini dalam Perspektif Teologi Pemerdekaan Y.B Mangunwijaya Carolus Borromeus Mulyatno
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 5 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i5.2570

Abstract

Di tengah berbagai persoalan kerusakan lingkungan yang sangat masif, tanggung jawab untuk merawat lingkungan perlu ditanamkan melalui pendidikan lingkungan hidup sejak usia dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pendidikan lingkungan hidup di Taman Kanak-kanak Eksperimental Mangunan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara untuk mengumpulkan data. Kerangka analisis data menggunakan gagasan Y.B. Mangunwijaya tentang teologi pemerdekaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan hidup melalui praktik merawat lingkungan dan membantu orang-orang miskin merupakan merupakan sarana efektif untuk pengembangan anak-anak secara integral sejak usia dini. Hal ini sejalan dengan gagasan Y.B. Mangunwijaya tentang teologi pemerdekaan sebagai gerakan pemekaran diri secara integral. Praktik pembelajaran lingkungan hidup membantu para siswa mengalami relasi kasih persaudaraan dengan sesama, alam, dan Tuhan. Pembelajaran ini mengembangkan karakter peduli, bela rasa dan empati.
Pengalaman Para Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Setelah Berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Carolus Borromeus Mulyatno
Jurnal Basicedu Vol 6, No 5 (2022): October Pages 7664-9236
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i5.3594

Abstract

Tujuan  penelitian ini adalah untuk  mengeksplorasi pengalaman para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah berakhirnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berkarya di bawah naungan Yayasan Dinamika Edukasi Dasar. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) atas data yang dihasilan melalui metode wawancara mendalam.  Penelitian menghasilkan tiga data penting. Pertama adalah pengalaman baru yang ditemukan dalam interaksi para guru dengan para siswa di Minggu pertama pertama dilaksanakannya pembelajaran luring atau tatap muka. Kedua adalah pengalamaan para guru dalam mengeksplorasi dan mengimplementasikan metode-metode belajar yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan para siswa untuk mengembangkan. Ketiga adalah pemaknaan terhadap pengalaman melaksanakan proses pembelajaran. Para guru mengalami kedekatan relasi dengan para siswa selama proses belajar.
Komunikasi Dialogis Guru dan Orangtua dalam Mendampingi Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19 Carlolus Borromeus Mulyatno; Antonius Wahyu Pradana
ijd-demos Volume 4 Issue 1 (2022)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v4i1.221

Abstract

AbstractDialogic communication is an important climate and experience in the learning process. The big obstacle in developing dialogic communication is the lack of focus, direction and goals that have been determined together from the start. Openness and cooperation of two parties in designing focus, direction and goals are very important. By using a qualitative approach and a focus group discussion (FGD) method, this study aims to describe the dialogic communication between teachers and parents of the Mangunan Experimental Junior High School (SMPE) in assisting children during the COVID-19 period. Paulo Freire's thoughts on dialogical communication became the analytical framework for the data found. There are three important points found in this study. First, the teachers designed a communication theme with parents that focused on the process of developing children's talents and finding a learning model that allows children to actively explore, be creative and develop themselves integrally. Second, in an intensive dialogical communication process, solutions were found to various problems faced by children. Third, the dialogue between teachers and parents resulted in many important findings related to child development and recommendations for future assistance.Keywords: creation, exploration, self development, talent AbstrakKomunikasi dialogis adalah iklim dan dan pengalaman yang penting dalam proses pembelajaran. Hambatan besar dalam membangun komunikasi dialogis adalah kurangnya fokus, arah dan tujuan yang sejak awal ditentukan bersama. Keterbukaan dan kerjasama dua pihak dalam merancang fokus, arah dan tujuan sangat penting. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode focus group discussion (FGD), penelitian ini bertujuan untuk memotret komunikasi dialogis guru dan orangtua murid Sekolah Menengan Pertama Eksperimental (SMPE) Mangunan dalam mendampingi anak pada masa covid-19.  Pemikiran Paulo Freire tentang komunikasi dialogis menjadi kerangka analisis terhadap data-data yang ditemukan.  Ada tiga poin penting yang ditemukan dalam penelitian ini. Pertama, para guru merancang tema komunikasi dengan orangtua yang berfokus pada proses pengembangan bakat-bakat anak dan menemukan model pembelajaran yang memungkinkan anak secara aktif bereksplorasi, berkreasi dengan mengembangkan diri secera integral. Kedua, dalam proses komunikasi dialogis yang intensif, ditemukan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi anak. Ketiga, komunikasi dialogis guru dan orangtua menghasilkan banyak temuan penting terkait perkembangan anak dan rekomendsi untuk pendampingan di masa mendatang.  Kata kunci: kreasi, eksplorasi, pengembangan diri, bakat
Religiosity and Socio-Ecological Spirituality of Indonesian Community According to Y. B. Mangunwijaya C. B. Mulyatno
International Journal of Science and Society Vol 2 No 2 (2020): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.38 KB) | DOI: 10.54783/ijsoc.v2i2.378

Abstract

This study aims to explore the thoughts of Y.B. Mangunwijaya on religiosity and socio-ecological spirituality. By using descriptive-inventive methods and character studies, this research focuses on exploring the ideas of Y.B. Mangunwijaya about religiosity and socio-ecological spirituality rooted in the context of Indonesian society. This study finds an important idea that religiosity is the thrill of every individual in living together in the midst of this universe. Meanwhile, spirituality is the driving force in each individual to work together in developing the quality of life in the midst of a sustainable nature. Religiosity and spirituality are at the core of the experience of religious life. Various groups and local communities of the pluralistic Indonesian society have inherited religiosity and spirituality which includes self-awareness as part of nature sensitivity to various natural problems, competence or skills to maintain the environment and social responsibility to cooperate in developing environmental conservation movements. These four things need to be developed as a point for parties to build unity and cooperation among community members. This idea is a contribution and inspiration to develop the ecoliteracy movement in the community and in the family.
Pengalaman Para Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Setelah Berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Carolus Borromeus Mulyatno
Jurnal Basicedu Vol 6, No 5 (2022): October Pages 7664-9236
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i5.3594

Abstract

Tujuan  penelitian ini adalah untuk  mengeksplorasi pengalaman para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah berakhirnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berkarya di bawah naungan Yayasan Dinamika Edukasi Dasar. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) atas data yang dihasilan melalui metode wawancara mendalam.  Penelitian menghasilkan tiga data penting. Pertama adalah pengalaman baru yang ditemukan dalam interaksi para guru dengan para siswa di Minggu pertama pertama dilaksanakannya pembelajaran luring atau tatap muka. Kedua adalah pengalamaan para guru dalam mengeksplorasi dan mengimplementasikan metode-metode belajar yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan para siswa untuk mengembangkan. Ketiga adalah pemaknaan terhadap pengalaman melaksanakan proses pembelajaran. Para guru mengalami kedekatan relasi dengan para siswa selama proses belajar.
Praktik Bergotong-Royong dalam Hidup Bermasyarakat Sebagai Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Carolus Borromeus Mulyatno; Yosafat Yosafat
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): September 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.152 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3998

Abstract

AbstractPenelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang praktik hidup bergotong-royong di tengah masyarakat. Wawancara dengan empat responden berfokus pada penelusuran data yang meliputi tiga hal penting. Pertama adalah praktik bergotong-royong dalam masyarakat menguatkan ikatan persaudaraan, kekeluargaan dan saling menolong dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat yang multi religius. Kedua, ada peran penting tokoh-tokoh yang menjadi inisiator atau motivator praktik gotong-royong di tengah masyarakat. Ketiga, praktik hidup bergotong-royong merupakan bentuk nyata penghayatan nilai-nilai Pancasila. Dari tiga data utama itu dapat disimpulkan bahwa praktik hidup bergotong-royong tetap lestari dan menyatu dengan tradisi kehidupan masyarakat. Pelestarian tradisi lokal menjadi wahana pelaksanaan hidup bergotong-royong dan sekaligus penghayatan nilai-nilai Pancasila. Para tokoh lokal menjadi penggerak atau motivator praktik bergotong-royong dan pelestarian tradisi masyarakat. Oleh karena itu, praktik hidup bergotong-royong yang terjadi dalam berbagai bentuk tradisi lokal perlu dipublikasikan secara luas sebagai bentuk apresiasi yang menginspirasi kehidupan komunitas, keluarga dan setiap warga Indonesia. Praktik gotong-royong menjadi wujud nyata penghayatan Pancasila untuk melestarikan kesatuan dalam kebhinekaan masyarakat Indonesia.Kata Kunci: Kekeluargaan, Kerjasama, Nilai-Nilai Pancasila, Persaudaraan, Tradisi Local AbstractThis qualitative research using the interview method aims to get an overview of the community's communal living together (gotong-royong). Interviews with four respondents focused on searching data which included three essential things. The first is the practice of working together in society to strengthen ties of brotherhood and kinship and helping each other in living together in a multi-religious society. Second, there is an essential role for figures who are the initiators or motivators of the practice of gotong royong in the community. Third, the course of communal living together (gotong-royong) is a basic form of appreciation of the values of Pancasila. From the three primary data, it can be concluded that the practice of communal living together (gotong-royong) is sustainable and integrated with the traditions of community life. Preservation of local rules is a vehicle for implementing cooperation and, at the same time, understanding the values of Pancasila. Local leaders become the driving force or motivator for the practice of cooperation and the preservation of community traditions. Therefore, the course of cooperation that occurs in various forms of local rules needs to be widely publicized as a form of appreciation that inspires the life of the community, family, and every citizen of Indonesia. The practice of communal living together or cooperation (gotong-royong) is a natural manifestation of the appreciation of Pancasila to preserve unity in the diversity of Indonesian society.Keywords: Brotherhood, Kinship, Local Traditions, Cooperation, Pancasila Values.
Persepsi Para Mahasiswa tentang Pentingnya Komunikasi Dialogis dalam Proses Penyelesaian Skripsi Carolus Borromeus Mulyatno
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 5 (2022): October Pages 6401-7346
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i5.3938

Abstract

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode focus group discussion (FGD), penelitian ini bertujuan untuk memotret persepsi para mahasiswa tentang komunikasi dialogis dengan dosen pembimbing dalam proses penulisan skripsi. Pemikiran Y.B. Mangunwijaya tentang seni berkomunikasi menjadi kerangka analisis terhadap data-data yang ditemukan. Ada tiga poin penting yang ditemukan dalam penelitian ini. Pertama, para mahasiswa melihat bahwa menyelesaikan skripsi merupakan tanggungjawab yang harus dilaksanakan. Kedua, dalam proses penulisan skripsi, para mahasiswa merindukan adanya komunikasi dialogis dengan teman-teman, dosen pembimbing dan pimpinan program studi untuk menyemangati dan menemukan solusi terhadap kesulitan yang dihadapi. Ketiga, komunikasi dialogis intensif selama proses penulisan skripsi merupakan kesempatan untuk menemukan jalan-jalan alternatif dalam mengurai persoalan, menemukan solusi dan saling mengembangkan diri.  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa memiliki semangat dan tanggungjawab untuk menyelesaikan skripsi.  Komunikasi dialogis  dengan  dosen pembimbing, teman-teman dan orangtua sangat membantu untuk menemukan dukungan dan solusi.
A TRADITION OF INTERFAITH NYADRAN AS A MODEL OF PERSERVING SOSIAL HARMONY Carolus Borromeus Mulyatno
Journal of Asian Orientation in Theology Vol 4, No 2 (2022): Journal of Asian Orientation in Theology
Publisher : P3TK, Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/jaot.v4i2.5079

Abstract

This qualitative research with a phenomenological approach aims to describe nyadran as a tradition that is a means for the community to preserve a harmonious life together. Used observation and interview methods to collect data related to the nyadran ceremony. Observations were carried out to get an idea of the process of the nyadran ceremony. Next, the researcher interviewed three respondents who had experience preparing and carrying out the nyadran tradition in the Sorowajan hamlet, Banguntapan sub-district, and Bantul district. The data are analyzed using the essential elements of harmony in studying Javanese philosophy. There are three critical findings from this study. First, the Sorowajan hamlet community holds a nyadran ceremony annually involving interfaith community members. Second, the nyadran ceremony is a means to maintain and preserve the harmony of the Sorowajan community through ritual ceremonies that unite adherents of different religions. Third, the nyadran ceremony in the Sorowajan hamlet is a local tradition that has developed into a celebration of togetherness that involves people from different religious backgrounds and beliefs. Members of the community of interfaith and theology work together and are responsible for the implementation of the nyadran ceremony in a solemn and lively manner for the realization of a harmonious life together in the unity of Indonesia, which has diversity in religion, belief, ethnicity, race, culture, and local wisdom.
Program Pembelajaran Merawat Bumi sebagai Implementasi Pendidikan Memerdekakan Carolus Borromeus Mulyatno
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.8014

Abstract

Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi para guru tentang pengertian merdeka dalam kaitan dengan program merawat lingkungan hidup. Metode focus group discussion (FGD) dipilih untuk mengumpulkan data. Subjek penelitian adalah para guru Sekolah Dasar Santo Antonius Cakranegara, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pemikiran Sallie McFague tentang merawat bumi digunakan sebagai kerangka teori untuk mengggali dan menganalisis data. Penelitian mengahasilkan data bahwa pembelajaran merawat bumi merupakan bentuk perwujudan pribadi merdeka yang mampu bersikap dan berperilaku bersaudara, peduli, bersetiakawan dalam hidup di lingkungan alam ini. Selain itu, melalui pembelajaran merawat bumi, para guru dan siswa terampil menjalani hidup bersama secara harmonis, memiliki pembiasaan menolong orang-orang miskin dan merawat lingkungan secara kontinu. Bersahabat dengan sesama, merawat lingkungan, dan kolaborasi untuk membantu orang-orang miskin merupakan bentuk-bentuk mmerawat bumi yang bisa dilaksanakan dalam hidup sehari-hari sebagai wujud nyata mencintai bumi. Para guru mampu menghubungkan pemahaman arti pemerdekaan dengan program-program pembelajaran mmerawat bumi secara integral. Kontribusi penelitian ini berupa penegasan bahwa program merawat bumi merupakan bentuk pendidikan yang memerdekakan secara integral.
EMPATI DALAM SERVANT LEADERSHIP PADA KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTAKASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS INDONESIA Margaretha Risti Zakarias; Carolus Borromeus Mulyatno
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 10 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v9i10.2022.3944-3952

Abstract

Kepemimpinan yang melayani adalah topik yang menarik untuk dipelajari karena, dalam gaya kepemimpinan ini, para pemimpin mengutamakan orang-orang yang dipimpinnya. Tinjauan bukti empiris mengungkapkan bahwa kepemimpinan yang melayani sangat efektif dalam menginspirasi anggota untuk melangkah lebih jauh dalam membantu mencapai tujuan organisasi.  Tujuan penelitian ini adalah untuk pengetahui karakteristik empati dalam model kepemimpinan servant leadership dalam Kongregasi Suster-suster Carolus Borromeus. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam untuk mengumpulkan data-data penting. Data-data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa empati merupakan kriteria yang mendasarkan dan dibutuhkan dalam kepemimpinan yang melayani. Karakteristik empati ini dapat dikaitkan dengan spiritualitas para suster CB yang memiliki kekhasan belarasa dan cinta tanpa syarat.  Penelitian juga menunjukkan bahwa  pemimpin yang melayani tidak berhenti pada suasana atau lingkungan positif yang salah satunya dilandasi oleh sikap empati.