Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

BERKAH BUMI BLEMBEM SEBAGAI SALAH SATU MODEL GERAKAN EKOLOGI MERAWAT BUMI Himawan Sulaksono; Carolus Borromeus Mulyatno; V. Indra Sanjaya
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 1 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i1.2023.310-319

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang bentuk-bentuk gerakan ekologi merawat bumi yang ada di Edu Camp Berkah Bumi Blembem, Yogyakarta. Gerakan ekologi merupakan wujud dari tindakan konkret merawat dan memelihara bumi. Saat ini, bumi sedang mengalami berbagai persoalan ekologi yang disebabkan oleh dominasi dan eksploitasi manusia atas bumi ini. Manusia menempatkan dirinya sebagai subyek yang mendominasi bumi, sedangkan bumi dipandang sebagai objek yang dapat dieksploitasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia yang tak terbatas. Akibatnya, bumi menjadi rusak karena ulah manusia yang melakukan dominasi dan eksploitasi atas bumi ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara sebagai sarana untuk mengumpulkan data dan metode pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) sebagai kerangka analisis data. Berdasarkan hasil penelitian ini, Edu Camp Berkah Bumi Blembem memiliki berbagai bentuk gerakan ekologi merawat bumi dan fokus utamanya adalah pertanian dan perkebunan organik. Nama Berkah Bumi mengandung harapan agar tempat tersebut dapat menjadi berkah bagi banyak orang. Penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi banyak orang agar tergerak melakukan berbagai gerakan ekologi untuk merawat dan memelihara bumi.
Pengalaman Bermedia Sosial Kaum Religius di Era Digital David Juliawan Ndruru; Carolus Borromeus Mulyatno; Yohanes Subali; Rian Antony
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i1.4757

Abstract

Abstak Saat ini, tren penggunaan media sosial sudah menjadi kebutuhan setiap orang untuk mendukung berbagai aktivitasnya seperti tugas, pekerjaan dan pelayanan. Kaum religius pun tidak lepas dari penggunaan media sosial. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mendalami pengalaman kaum religius dalam bermedia sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Studi fenomenologi ini menerapkan Interpretative Phenomenological Analysis dan menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kaum religius sudah memiliki kecakapan bermedia sosial dengan kritis terhadap informasi, pemanfaatannya untuk menunjang pembelajaran dan pewartaan iman serta selalu memperhatikan etika berkomunikasi. Kata Kunci: Media Sosial, Ajaran Gereja, Kaum Religius Abstract Currently, the trend of using social media has become a necessity for everyone to support various activities such as tasks, work and services. Religious people can not be separated from the use of social media. The purpose of writing this article is to explore the experience of religious people in social media. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach. This phenomenological study specifically applies Interpretative Phenomenological Analysis and uses the interview method to obtain data. The results in this study indicate that religious people already have social media skills critically to information, its use to support learning and proclamation of faith and always pay attention to communication ethics. Keywords: Social Media, Church Teaching, Religious
MANFAAT KEBEBASAN BERPENDAPAT MAHASISWA NTT DI MEDIA SOSIAL MENURUT KARL THEODOR JASPERS Yohanes Belbang Beoang; Carolus Borromeus Mulyatno; Rian Antony
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 3 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i3.2023.1086-1095

Abstract

Tujuan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara ini adalah untuk mendapatkan data tentang kebebasan berpendapat mahasiswa NTT di media sosial dalam kerangka berpikir Karl Theodor Jaspers. Wawancara dengan empat responden ini berfokus pada tiga hal pokok. Pertama, pengertian kebebasan berpendapat di media sosial. Kedua, pengaruh kebebasan berpendapat di media sosial. Ketiga, nilai-nilai yang dapat dihidupi berkaitan dengan kebebasan berpendapat di media sosial. Dari ketiga data pokok ini dapat disimpulkan bahwa kebebasan berpendapat mahasiswa NTT di media sosial dalam karangka pemikiran Jaspers merupakan suatu peluang dan sarana yang baik dalam menumbuhkan dan memberikan nilai-nilai kemanusian. Bentuk konkret kebebasan berpendapat untuk kehidupan bersama adalah mengupload berita-berita, video, foto, dan poster yang mengandung informasi yang valid untuk kehidupan bersama. Oleh sebab itu, kebebasan berpendapat mahasiswa NTT di media sosial menurut pemikiran Karl Jaspers ini perlu dipublikasikan secara luas sebagai bentuk apresiasi yang menginspirasi banyak orang untuk menggunakan media sosial secara baik dan benar.
KECAKAPAN LITERASI MEDIA RELIGIUS MUDA DI KONGREGASI OBLAT MARIA IMAKULATA YOGYAKARTA B. Agus Rukmono; Carolus Borromeus Mulyatno; Y. Subali
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 4 (2023): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i4.2023.1676-1686

Abstract

Today, media literacy skills are important to support the tasks, work and services carried out by a religious person. This literacy skill among religious people is important because digital technology can support the works they do, especially those related to evangelism. The purpose of writing this article is to determine the digital media literacy skills of young religious Oblate Maria Immaculate (OMI) Yogyakarta. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach. This phenomenological study specifically applies Interpretative Phenomenological Analysis and uses the interview method to obtain data. The results of the research show that young religious in the Congregation of the Oblates of Mary Immaculate already have good digital media skills, especially those related to criticality in filtering information, using the internet to support learning, and using the internet in communicating and networking. This research recommends there is a need for in-depth training so that young religious are not only connoisseurs of the media but are actively involved in contributing various positive activities in the digital world for pastoral purposes. Training is also needed to further strengthen the religious character of young people so they don't easily get immersed in the world of entertainment so that they forget the main things that are their duties and obligations, especially their commitment as a religious.
TEACHING FACTORY LEARNING MANAGEMENT IN DEVELOPING ENTREPRENEURIAL SPIRIT IN STUDENTS: THE STUDY OF SMK MUHAMMADIYAH GAMPING YOGYAKARTA Rian Antony; Adrianus Junaidi Subari; Carolus Borromeus Mulyatno
Jurnal Inovasi Pendidikan dan Teknologi Informasi (JIPTI) Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Inovasi Pendidikan dan Teknologi Informasi (JIPTI)
Publisher : Program Studi Teknologi Informasi, Universitas Muhammadiyah Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52060/pti.v4i2.1409

Abstract

Teaching factory learning plays a significant role in fostering an entrepreneurial spirit, which is the process of developing and implementing creativity and innovations to improve the economy. This research aims to determine the management of teaching factory learning in developing the students' entrepreneurial spirit at SMK Muhammadiyah Gamping. This research is descriptive qualitative research. The research method applied is a case study method with data collection through in-depth interviews. The research results show that the teaching factory learning management has been running well—as can be seen from the optimal functioning of each management function. However, it is necessary to develop more specific teaching factory learning to be competent to provide a more tangible picture for each student, especially in developing an entrepreneurial spirit. With this research, an overview of implementing the teaching factory learning practice that is appropriate, correct, and effective can be discovered in more depth.
Prinsip-Prinsip Teori John Locke dan John Stuart Mill Terhadap Penyelesaian Kasus Korupsi di Indonesia Gregorius Rupang; Carolus Borromeus Mulyatno
Proceedings of The National Conference on Indonesian Philosophy and Theology Vol 2, No 2 (2024): Proceedings of The National Conference on Indonesian Philosophy and Theology
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/snf.v2i2.8503

Abstract

Since birth, humans have human rights that cannot be challenged by anyone. Even when a state is formed with such a system of power, it cannot take away human rights. The rights to life, liberty and property are rights that have been inherent in humans since birth. When humans form a country and use their freedom to elect a few people to be their leaders, these leaders automatically hold the people's mandate to create justice and social prosperity. However, citizens are also free to dismiss a government that acts arbitrarily, for example because it has committed corruption. Corruption is the same as taking away human rights, where funds used for the welfare of the people are taken by the authorities for their personal or group welfare. In this paper the author tries to help minimize social injustice, through the principles of authority and freedom put forward by John Locke and John Stuart Mill. The author will describe several cases of corruption committed by government officials and then help readers on how to take a stance on this corruption phenomenon based on the thoughts of John Locke and John Stuart Mill.AbstrakManusia sejak lahir telah memiliki hak sasi yang tidak boleh digugat oleh siapapun. Bahkan ketika negara terbentuk dengan sistem kekuasaan yang sedemikian rupa, tidak boleh merenggut hak asasi manusia. Hak atas hidup, kebebasan, dan milik merupakan hak yang telah melekat pada manusia sejak lahir. Ketika manusia membentuk negara dan menggunakan kebebasannya untuk memilih segelintir orang menjadi pemimpinnya, maka secara otomatis para pemimpin tersebut memegang amanah rakyat untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial. Akan tetapi, warga juga bebas memberhentikan pemerintah yang bertindak sewenang-wenang, misalnya karena telah melakukan korupsi. Korupsi sama saja merenggut hak asasi manusia, di mana dana yang digunakan untuk kesejahteraan rakyat justru diambil oleh penguasa untuk kesejahteraan pribadi atau kelompoknya. Dalam paper ini penulis mencoba membantu meminimalisir ketidakadilan sosial, melalui prinsip-prinsip otoritas dan kebebasan yang dikemukakan oleh John Locke dan John Stuart Mill. Penulis akan memaparkan beberapa kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan lalu membantu pembaca bagaimana mengambil sikap terhadap fenomena korupsi ini berdasarkan pemikiran John Locke dan John Stuart Mill.