Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The assessment of landslides disaster mitigation in Java Island, Indonesia: a review Akhmad Zamroni; Ayu Candra Kurniati; Haris Nur Eka Prasetya
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 5 No. 3 (2020): JGEET Vol 05 No 03 : September (2020)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2020.5.3.4676

Abstract

The frequency of landslides and the fact that a large number of people live in the landslides-prone areas lead to a high death toll in Java Island, Indonesia – over 1,112 people in the period between 1999 and 2005. Indonesian National Disaster Management Agency (Badan Nasional Penanggulangan Bencana [BNPB]) reported 2,766 landslides that occurred in Java from 2014 to 2019, with 662 deaths. From its state, it looks as if Indonesia 's disaster mitigation is still weak. It is very essential to a deep understanding of landslides disaster mitigation weakness in Indonesia with the approach of governments, researchers, and local communities action. This research is a review of landslides disaster mitigation in Java Island with the approach of governments, researchers, and local communities action. Furthermore, the purpose of this study is to highlight the driving forces of landslides disaster mitigation in Java Island, Indonesia. From the assessment of each stakeholder (government, researchers, and local communities), the driving forces of landslides disaster mitigation in Java Island are the central government has commanding disaster management activities to local governments. However, the implementation of landslides disaster mitigation at the regional level has some obstacles such as the lack of residential development planning.Many landslide research results have only become scientific papers but the landslides-prone areas have not been fully paid attention by the local government such as the absence of landslide danger warning signs.In addition, the level of preparedness and awareness among local communities is not constant at any given time. Usually, community preparedness levels can be high following a disaster. It is likely, however, to diminish over time.
Kategorisasi Karakteristik Ruang Terbuka Hijau Publik untuk Menunjang Kenyamanan Kota Yogyakarta Ayu Candra Kurniati; Akhmad Zamroni
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 19, No 1 (2021): April 2021
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.19.1.127-139

Abstract

Pentingnya ketersediaan RTH bukan hanya secara kualitatif namun juga kualitas bagi sebuah Kota diharapkan mampu untuk menunjang tingkat kenyamanan Kota. Kondisi lingkungan yang buruk dapat meningkatkan stres masyarakat karena terbatasnya ketersediaan ruang terbuka untuk berinteraksi sosial. Kenyamanan Kota Yogyakarta memiliki nilai terendah pada ketersediaan fasilitas ruang terbuka hijau. Terdapat beberapa RTHP di Kota Yogyakarta yang kurang ramah terhadap lansia, anak dan disabiltas karena kurangnya fasilitas dan kontur tanah lokasi RTHP yang dekat dengan sungai. Selain itu, terdapat 14 RTHP atau sebesar 29,79% yang memiliki kualitas kenyamanan tertinggi/sangat nyaman, 26 RTHP atau sebesar 55,32% yang memiliki kualitas kenyamanan sedang/nyaman dan 7 RTHP atau sebesar 14,89% yang memiliki kualitas kurang nyaman di Kota Yogyakarta. Berangkat dari pemikiran-pemikiran tersebut tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik RTHP dalam menunjang kenyamanan Kota Yogyakarta. Hasil perbedaan karakteristik RTHP akan diklasifikasikan berdasarkan tujuh variabel kenyamanan Kota, yaitu variabel sirkulasi, kebersihan, keamanan, keindahan, bentuk, kebisingan dan penerangan.  Metode yang dipergunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan peta kategori RTHP masing-masing variabel. Kategori yang memiliki nilai kesamaan karakteristik dominan adalah kategori yang hanya terdiri dari dua-tiga kode kategori, seperti pada variabel keamanan, penerangan dan sirkulasi. Hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga variabel tersebut pemerintah memiliki konsep yang matang dan pemahaman mengenai kenyamanan RTHP. Kategori yang memiliki variasi karakteristik yang cukup luas (banyak memiliki perbedaan karakteristik) yaitu pada variabel keindahan dengan 12 kode kategori. Selanjutnya,  kategori prioritas untuk meningkatkan kenyamanan pada variabel sirkulasi adalah kategori A, variabel kebersihan adalah kategori G, variabel keamanan adalah kategori A, variabel keindahan adalah kategori D, variabel bentuk adalah kategori E, kebisingan adalah kategori D dan penerangan adalah kategori A. Untuk perencanaan dan pembangunan RTHP selanjutnya, diharapkan pemerintah memiliki standar dalam mengidentifikasi variabel kenyamanan, sehiggga baik pengunjung maupun masyarakat sekitar dapat lebih nyaman beraktivitas di RTHP yang juga dapat menunjang kenyamanan Kota Yogyakarta.
Dinamika Urban Heat Island di Kawasan Perkotaan Yogyakarta Septiana Fathurrohmah; Ayu Candra Kurniati
Retii 2022: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-17
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Kota Yogyakarta mengalami tekanan ruang yang tinggi sehingga memicu terbentuknyan aglomerasi perkotaan yang dikenal dengan Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Dominasi lahan terbangun sebagai ciri utama perkotaan terus mengalami perluasan pada wilayah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta. Peningkatan area terbangun yang diikuti oleh ketidakseimbangan lingkungan dapat memicu berbagai masalah sosial dan lingkungan perkotaan. Salah satu permasalahan tersebut adalah pada aspek kenyamanan termal berupa pemanasan perkotaan yang dapat dikaitkan dengan fenomena Urban Heat Island. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran dinamika fenomena Urban Heat Island di Kawasan perkotaan Yogyakarta melalui analisis SIG terhadap data citra Satelit Landsat-8 Tahun 2015 dan 2020. Hasil analisis yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa telah terjadi fenomena Urban Heat Island di Kawasan Perkotaan Yogyakarta dan mengalami peningkatan pada kurun waktu amatan, baik nilainya maupun luasannya. Secara spasial, angka Urban Heat Island yang relatif lebih tinggi terdapat di pusat kota dan melebar ke arah sisi timur laut perkotaan. Area-area tersebut dapat dijadikan sebagai rujukan prioritas pengelolaan untuk mewujudkan kenyamanan termal lingkungan perkotaan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Kota Yogyakarta Menurut Persepsi Masyarakat Fahril Fanani; Ayu Candra Kurniati
TATALOKA Vol 24, No 2 (2022): Volume 24 No. 2, May 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.24.2.156-166

Abstract

Kota Yogyakarta sebagai lingkungan kehidupan manusia dengan kompleksitas yang terjadi karena perkembangannya yang dipengaruhi oleh aktivitas perkotaan seperti permasalahan yang dilematis dengan semakin banyaknya keberadaan hotel dan mall yang berada di seluruh Kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi kenyamanan Kota Yogyakarta. Metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menilai kriteria-kriteria kenyamanan dengan indikator-indikator dari studi literatur sehingga dapat diperoleh variabel yang digunakan dalam penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan Kota Yogyakarta antara lain keamanan, kebersihan, fasilitas Penunjang, dan ruang terbuka hijau dengan rata-rata nilai rating lebih dari atau sama dengan tiga koma lima dengan kategori seluruh faktor tersebut adalah nyaman.
Promoting Environmental Education for Elementary School Students Around Limestone Mining Area, Gunungkidul Regency, Indonesia Ayu Candra Kurniati; Wahyu Endah Christiani Putri; Akhmad Zamroni; Yeni Rachmawati; Saurina Tua Sagala
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol 8, No 1 (2023): June 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/educative.v8i1.6243

Abstract

Indonesia has many environmental problems, especially those related to mining. It becomes essential to provide environmental education to the younger generation. However, the environmental education curriculum has not been explicitly found in the body of formal education in Indonesia. The study area is in Gunungkidul Regency, Indonesia where the limestone mining industry has expanded in almost all areas. The purpose of this study is to assess the environmental impacts of limestone mining activities and align the possible integration of environmental education in the study area. To gather data about the environmental impacts of limestone mining activities, a desktop study, field investigation, and interviews with local communities were conducted. Analysis of the Indonesian curriculum and interviews with elementary school teachers were conducted to align the possible integration of environmental education. The environmental impacts of limestone mining activities in the study area include air pollution, water contamination, drought, soil erosion, and road damage. We provide some suggestions for learning materials including an Introduction to environmentally friendly mining activities (Science subjects, grade 4, thematic 3), an Introduction to air pollution impacts in the mining area on human breathing (Science subjects, grade 5, thematic 2), and Introduction about mining activities impacts on the air, water, and soil (Science subjects, grade 5, thematic 8). It is recommended that teachers not only teach theory but also practice and environmental observation.
Focus Group Discussion Pembuatan Peta Batas Wilayah Padukuhan di Kalurahan Kebonharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo: Focus Group Discussion on Hamlet Boundary Mapping of Kebonharjo Village, Samigaluh District, Kulon Progo Regency Septiana Fathurrohmah; Ayu Candra Kurniati
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 3 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i3.5949

Abstract

Geospatial information has expanded widely, including development and regional aspects. Kebonharjo sub-district, which is in the Kapanewon Girimulyo administrative area, Kulon Progo Regency, is committed to participating in regional development by trying to optimize its various potentials. However, the database and profile of potentials (and problems) are still limited, need better documented, and are still limited to tabular data. The database and profile will have added value if presented with a spatial approach like a map. Community service programs were carried out to make a map as a basis for developing spatial data and profiles. In the preparation step, the agendas include discussion with the village official to scope the activities and products, downloading satellite image data as a basis for mapping, and collecting maps for initial reference for area boundaries. Next, the technical activities for making the map were started by carrying out the Focus Group Discussion with village officials and community representatives from all of the hamlets to obtain agreement on the boundaries of the hamlet and Rukun Tetangga (RT) areas. The results of the Focus Group Discussion were digitized and processed in the laboratory to obtain map products and an overview of public understanding regarding mapping. The output achieved from the community service was the Padukuhan and Rukun Tetangga Area Boundary Map products, both in printed and soft file versions.