Khairun Nisa
FKIP Universitas Mataram

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR BERDIMENSI KARAKTER LOKAL PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA KEWARGANEGARAAN DI SD Khairun Nisa; Yusman Mansyur; Ropii Rifai
Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Tahun 25 Nomor 1 Mei 2016
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.274 KB) | DOI: 10.17977/um009v25i12016p037

Abstract

Abstract: Developing learning material with a local dimension in citizenship and Pancasila education at elementary school. The purpose of the research was to develop a learning material model based on character education and local dimension elementary school in citizenship and Pancasila education. The development research method used 4 phases: (1) pre-elementary study, (2) developing a draft of the model, (3) tryout of an original product, (4) socialization and implementation of a final product and recommendations. Results: Teachers’ competency in developing learning material based on local character education, almost teachers had developed syllabus and learning program plan, while the problem that was emerged: largely teachers were not developing basic competency consistent with students’ need and environment, (2) almost teachers had not included learning method with character base.Keyword: Learning material, local dimension, elementary school, and Pancasila and citizenship education.Abstrak: Penelitian ini bertujuan memperoleh model bahan ajar berbasis pendidikan karakter dan berdimensi lokal mata pelajaran PKn SD. Metode penelitian dan pengembangan ini menggunakan tahapan: (1) studi pendahuluan , (2) penyusunan draft model, (3) uji coba produk awal, (4) desiminasi dan implementasi. Pada tahap studi pendahuluan digunakan disain penelitian kualitatif. Hasil penelitian pada tahap ini menunjukkan: (1) hampir semua guru SD di kota Mataram belum pernah menyusun bahan ajar yang berbasis pendidikan karakter berdimensi lokal, (2) permasalahan yang dihadapi guru dalam mengembangkan bahan ajar berdimensi karakter adalah, beban mengajar guru yang lebih, dan kurangnya penghargaan terhadap guru yang mau mengembangkan diri dan berprestasi, (3) faktor pendorong dalam mengembangkan bahan ajar adalah manajemen sekolahnya mendukung, adanya dana BOS, iklim sekolah yang kondusif, dan ketersediaan literature. Sedangkan faktor peluangnya adalah adanya kebijakan dan dukungan pemerintah pusat, Pemda, dan LPMP dalam peningkatan kapasitas guru.Kata Kunci: bahan ajar, pendidikan karakter, dimensi lokal, PKn
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) BERBASIS CERITA RAKYAT DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI SEKOLAH DASAR Khairun Nisa; Elizabeth Prima; I Nengah Suastika
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 3 (2021): September, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v9i3.38547

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) berbasis cerita rakyat dalam pembelajaran PPKn di Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan dengan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall dengan pembatasan. Instrumen penelitian ini terdiri dari angket validator ahli materi, ahli pembelajaran, dan uji terbatas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu skala likert dengan skor penilaian 1-4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) hasil ahli materi mendapatkan adanya kesesuaian RPP dengan SK/KD sebesar 3,83 atau 95,83% dengan kategori sangat layak. Ditinjau dari materi dan desain RPP yang terintegrasi dengan cerita model VCT berbasis cerita rakyat sebesar 3,62 atau 90,62% sehingga materi dengan model VCT sangat layak. Sedangkan ditinjau dari indikator instrument penilaian sebesar 3,57 atau 89,28% sehingga dikatakan sangat layak digunakan. 2) Uji validasi dari ahli pembelajaran pada indikator kompetensi peserta didik, potensi yang ingin dikembangkan, dan kesesuaian dengan kebutuhan murid, lingkungan, dan masyarakat diperoleh skor 3,75 atau sebesar 93,75% berarti pembelajaran model VCT berbasis cerita rakyat ini dapat dinyatakan sangat layak. 3) Uji coba kelompok kecil memperoleh rata-rata persentase sebesar 90% dengan kategori sangat layak. Sehinhga dapat disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran (VCT) berbasis cerita rakyat telah layak dan valid.