Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Karakter disiplin, penghargaan, dan tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler Andi Tenri Faradiba; Lucia R.M. Royanto
Jurnal Sains Psikologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.972 KB) | DOI: 10.17977/um023v7i12018p93-98

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran karakter disiplin, penghargaan, dan tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa SMA. Karakter adalah aspek-aspek kepribadian yang dipelajari melalui pengalaman, latihan, dan proses sosialisasi. Kegiatan ekstrakurikuler terbagi dalam lima kategori, yaitu kegiatan prososial, olahraga, seni, keterlibatan sekolah, dan kelompok akademik. Jumlah partisipan sebanyak 95 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara karakter disiplin dalam lima kategori kegiatan ekstrakurikuler. Olahraga memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk karakter disiplin dan penghargaan sedangkan kelompok akadamik memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk karakter tanggung jawab.  
HUBUNGAN FAKTOR KEPRIBADIAN EXTRAVERSION DAN PRESTASI AKADEMIK Luthfiyatul Badriyah; Andi Tenri Faradiba
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1685

Abstract

Prestasi akademik seorang mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah kepribadian. Big five Personality merupakan salah satu teori kepribadian yang paling sering digunakan dalam menjelaskan prestasi akademik pada mahasiswa. Big Five terdiri dari 5 dimensi yaitu, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness to Experience. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kepribadian extraversion terhadap prestasi akademik.. Sampel dari penelitian ini adalah 640 mahasiswa. NEO-FFI digunakan untuk mengukur kepribadian mahasiswa sedangkan nilai IPK digunakan untuk mengukur prestasi akademik. Analisis korelasional menunjukan hasil bahwa extraversion dengan prestasi akademik memiliki nilai signifikansi sebesar (0,09>0,05) sehingga extraversion ditemukan tidak memiliki korelasi secara signifikan dengan prestasi akademik mahasiswa.
HUBUNGAN KESEPIAN DAN DELIBERATE SELF-HARM PADA REMAJA : RELATIONSHIP BETWEEN LONELINESS AND DELIBERATE SELF-HARM AMONG ADOLESCENCES Damara Agustin; Tenri Faradiba; Anindya Dewi Paramita
PROSIDING SERINA Vol. 2 No. 1 (2022): PROSIDING SERINA IV 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.518 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v2i1.18513

Abstract

Masa remaja merupakan masa individu mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan keinginan untuk mencoba hal baru, serta munculnya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas, dan membentuk hubungan baru. Banyaknya perubahan yang terjadi pada masa remaja dapat meningkatkan stres dan mempengaruhi kehidupan remaja di masa sekarang dan masa depan. Salah satu tanda stres pada remaja yang sering ditemui adalah melukai diri sendiri atau deliberate self-harm. Penelitian ini ingin melihat apakah ada hubungan antara kesepian dan perilaku deliberate self-harm. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah UCLA Loneliness Scale Revised 3 (Russel, 1996) untuk mengukur kesepian dan Deliberate Self-Harm Inventory (Gratz, 2001) untuk mengukur perilaku deliberate self-harm. Jumlah partisipan penelitian ini adalah 174 dengan rentang usia 14-20 tahun dengan metode pengambilan sampel berbasis internet self-selected polls. Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kesepian dan deliberate self-harm dengan nilan r = .221, p = < .05. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kesepian semakin tinggi pula deliberate self-harm pada remaja.