Jamal Balfas
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu 5, Bogor. Telp. 0251-8633378

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

A NEW APPROACH TO OIL PALM WOOD UTILIZATION FOR WOODWORKING PRODUCTION (Part 2: Wood Modification with Organic Resin) Balfas, Jamal
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 5, No 2 (2008): Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IMPREGNASI EKSTRAK JATI DAN RESIN PADA KAYU JATI CEPAT TUMBUH DAN KARET Basri, Efrida; Balfas, Jamal
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 4 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian sebelumnya menunjukkan karakteristik fisis, mekanis dan keawetan kayu jati cepat tumbuh (JCT) relatif lebih rendah dibanding kayu jati tradisional.  Berdasarkan hal tersebut, perlakuan modifikasi kayu dapat dilakukan dengan perlakuan tertentu untuk meningkatkan kualitas kayunya. Penelitian ini bertujuan menyempurnakan karakteristik kayu JCT dan karet dengan perlakuan impregnasi ekstrak jati dan resin hingga mendekati atau setara dengan karakteristik kayu jati tradisional.  Dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi serbuk kayu jati tradisional dengan pelarut metanol.  Larutan ekstrak tersebut kemudian diimpregnasi ke dalam struktur kayu JCT dan karet dengan beragam konsentrasi menurut penambahan resin organik.  Resin yang digunakan sebagai campuran dalam penelitian ini adalah sirlak dan damar, masing-masing dengan konsentrasi berat 4, 6 dan 8% dari volume ekstrak.  Hasil penelitian menunjukkan perlakuan impregnasi larutan ekstrak jati terhadap kayu JCT dan karet mampu meningkatkan stabilitas dimensi kedua jenis kayu tersebut dengan nilai ASE lebih dari 50%, hingga setara dengan stabilitas jati tradisional. Penambahan resin sirlak maupun damar ke dalam larutan ekstrak jati secara nyata dapat lebih menyempurnakan sifat stabilitas dimensi kayu JCT dan karet secara proporsional menurut konsentrasi resin. 
SIFAT BALOK KOMPOSIT KOMBINASI BAMBU DAN KAYU Abdurachman, Abdurachman; Hadjib, Nurwati; Jasni, Jasni; Balfas, Jamal
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KARAKTERISTIK KAYU KELAPA SAWIT TUA Balfas, Jamal
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 3 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2676.552 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2009.27.3.223 - 234

Abstract

Kayu kelapa sawit yang berasal dari kegiatan penjarangan diketahui memiliki karakteristik yang rendah dibandingkan dengan kayu komersil.  Namun demikian tidak ada informasi yang menguraikan karakteristik kayu sawit yang berasal dari pohon tua. Penelitian ini mengevaluasi karakteristik kayu sawit yang berasal dari tanaman usia tua dan usia peremajaan.   Semua pohon contoh diambil dari blok perkebunan sawit yang sama di wilayah Jasinga, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pohon sawit tua memiliki batang  dengan ukuran diameter lebih kecil, lebih tinggi dan volume yang sama dengan pohon sawit peremajaan.   Kayu sawit tua memiliki jumlah jaringan vaskular lebih banyak dibandingkan dengan jaringan tersebut pada kayu sawit peremajaan.  Perbedaan struktur menurut umur pohon pada kayu sawit menyebabkan kayu sawit tua lebih baik secara fisis, mekanis maupun pemesinan daripada kayu sawit peremajaan.  Kayu sawit tua memiliki kesetaraan beberapa sifat teknis dengan kayu kelapa dan kayu komersil lainnya.
NEW APPROACH TO OIL PALM WOOD UTILIZATION FOR WOODWORKING PRODUCTION Part 1: Basic Properties Balfas, Jamal
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 3, No 1 (2006): Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2006.3.1.55-65

Abstract

An explosive development in oil palm plantations in the country has produced a consequence in the generation of  plantation wastes. The  disposal of these wastes  has created  an  enormous environmental problem that some practical solution to their economic utilization has to  be sought.  A series of experiments have been accomplished to observe the possibility of converting the oil palm stem into valuable woodworking products. The  first stage of  this effort was determining basic characteristics of oil palm wood.  Results in general showed that the wood has a great characteristic variation across and along the stem, which may develop problems in its utilization. Characteristics of this wood also vary according to species variety.  Quality degradations of oil palm wood were mostly happened during drying process; hence, modifications to upgrade quality should be undertaken before or within the drying process.
A NEW APPROACH TO OIL PALM WOOD UTILIZATION FOR WOODWORKING PRODUCTION (Part 2: Wood Modification with Organic Resin) Balfas, Jamal
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 5, No 2 (2008): Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2008.5.2.115-124

Abstract

KANDUNGAN RESIN PADA KAYU GAHARU KUALITAS RENDAH Balfas, Jamal
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2253.068 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2009.27.2.97 - 105

Abstract

Upaya penyempurnaan kualitas gaharu dengan cara memasukkan resin ke dalam kayu gaharu kualitas renclah telah dilakukan inclustri kayu gaharu nasional clalam empat tahun terakhir. Dalam upaya ini industri  gaharu melulu menggunakan bahan kayu asal Irian dan pelarut  etanol untuk menghasilkan resin melalui proses ekstraksi. Dalam penelitian ini d.ilakukan pengujian  hasil resin dari beberapa jenis gaharu dengan menggunakan beberapa jenis  pelarut. Bahan gaharu kualitas rendah yang berasal clari Irian, Jambi (Sumatra) dan Banjarmasin (Kalimantan) masing-masing diekstraksi  dengan pelarut akuades, metanol clan etanol. Masing-masing bahan gaharu tersebut diiclentifikasi secara anatomis untuk mengetahui otentitas jenisnya. Basil identifikasi  menunjukkan bahwa bahan kayu asal  Irian merupakan jenis Gyrinops sp. seclangkan bahan asal Jambi clan Banjarmasin merupakan spesies yang sama, yaitu Aqulariamalaccensis. Basil ekstraksi  secara nyata clipengaruhi oleh faktor sumber kayu dan faktor jenis pelarut. Kayu asal Irian memiliki kelarutan lebih renclah clalam  akuades panas, narnun memiliki kelarutan  lebih tinggi dalam ekstraksi dengan alkohol panas dibandingkan dengan hasil ekstraksi serbuk kayu asal Jambi clan Banjarmasin. Penggunaan pelarut etanol menghasilkan resin lebih banyak daripada penggunaan pelarut metanol clan akuades. Hasil penelitian ini secara umum sesuai dengan praktek ekstraksi yang dilakukan oleh industri gaharu, namun penggunaan pelarut metanol lebih disarankan untuk pekerjaan ekstraksi di masa mendatang.
KANDUNGAN RESIN PADA KAYU GAHARU TANAMAN Balfas, Jamal
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 3 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2243.273 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2009.27.3.235 - 244

Abstract

Kelestarian tanaman dan produksi gaharu telah menjadi perhatian dan program internasional. Kegiatan budidaya dan inokulasi gaharu di beberapa negara termasuk Indonesia telah memberikan hasil yang menggembirakan. Namun demikian, sukar diperoleh informasi mengenai karakteristik hasil gaharu yang diperoleh dari program budidaya. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hasil resin dari jenis gaharu tanaman dan alami dengan menggunakan pelarut air destilasi dan metanol. Bahan gaharu tanaman yang berasal dari Jambi dibedakan dalam dua kelompok, yaitu campuran dan coklat.  Sebagai bahan pembanding digunakan kayu gaharu alami asal Irian.   Pada masing-masing bahan gaharu tersebut dilakukan identifikasi secara anatomis untuk mengetahui otentitas jenisnya. Hasil determinasi jenis menunjukkan bahwa bahan kayu tanaman asal Jambi merupakan spesies Aqularia malaccensis, sedangkan kayu asal Irian merupakan jenis Gyrinops sp.  Secara statistik kandungan resin pada kayu gaharu dipengaruhi secara nyata oleh faktor jenis bahan dan faktor pelarut yang digunakan dalam ekstraksi.   Contoh uji kayu gaharu tanaman dari kelompok campuran memiliki kandungan resin lebih rendah daripada contoh uji kelompok coklat.  Kandungan resin kayu gaharu tanaman lebih rendah dibandingkan dengan kandungan resin kayu gaharu alami dengan menggunakan pelarut yang sama. Kandungan resin pada kayu gaharu Jambi dalam pelarut akuades relatif lebih banyak dibandingkan dengan resin yang diperoleh dari kayu gaharu Irian. Kelarutan kayu gaharu Jambi dalam alkohol jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kayu Irian.  Kelarutan resin tertinggi diperoleh pada ekstraksi kayu gaharu Irian dengan menggunakan pelarut metanol.
PENANGGULANGAN MASALAH SERAT BERBULU PADA KAYU LABU (Endospermum spp.) SEBAGAI BAHAN BAKU PENSIL Balfas, Jamal
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1569.325 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2011.29.1.78-85

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir kayu labu (Endospermum spp.) telah digunakan sebagai bahan baku alternatif oleh industri pensil di Indonesia. Namun terdapat beberapa keluhan teknis dalam penggunaannya sebagai bahan baku pensil (pencil slat). Salah satu keluhan utama yang dijumpai dalam proses produksi jenis ini adalah kecenderungan munculnya serat berbulu (fuzzy grain) pada permukaan pensil kayu labu. Dalam penelitian ini dilakukan upaya penanggulangan serat berbulu dengan perlakuan rendaman bahan baku pensil pada larutan resin JRP1 dengan beragam konsentrasi dan waktu rendaman. Konsentrasi resin terdiri dari dua taraf, yaitu 5 dan 10%, sedangkan waktu rendaman bervariasi dari 5, 10, 30 dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan rendaman resin JRP1 mampu mengatasii masalah serat berbulu pada permukaan pensil, sekalipun menggunakan konsentrasi resin terendah dan waktu rendaman paling singkat. Perlakuan ini menyebabkan penambahan berat pada pensil slat sebesar 2 sampai 4% tergantung pada taraf konsentrasi resin dan lama waktu rendaman. Deposisi resin pada pensil slat menyebabkan kenaikan biaya sekitar Rp 60 per pensil slat.
KARAKTERISTIK KAYU LAPIS SAWIT Balfas, Jamal
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 3 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2608.39 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2009.27.3.245 - 255

Abstract

Industri kayu lapis nasional mengalami penurunan secara drastis dalam beberapa tahun terakhir. Alasan utama penyebab perubahan tersebut adalah masalah ketersediaan bahan baku. Pada sisi lain, di Indonesia terdapat bahan berkayu dari perkebunan sawit secara berlimpah, dan sampai saat ini belum digunakan untuk keperluan industri perkayuan. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi teknis terhadap penggunaan kayu sawit sebagai bahan baku industri kayu lapis. Penelitian ini dilakukan melalui dua unit percobaan, yaitu di PT. Sumalindo, Kalimantan Timur dan PT. Asia Forestama Raya, Riau. Kedua unit pabrik memiliki fasilitas produksi yang berbeda. Sumber keragaman lain yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah lapisan dan komposisi lapisan Dalam penelitian ini diamati parameter fisis dan mekanis sebagai kriteria kualitas panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi dan efektifitas produksi panel kayu sawit secara nyata dipengaruhi oleh faktor fasilitas produksi.  Pabrik pertama menghasilkan kualitas produk yang lebih baik namun memiliki efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan pabrik kedua. Karakteristik fisis dan mekanis pada panel kayu sawit dipengaruhi secara nyata oleh faktor proses produksi, jumlah lapisan dan komposisi lapisan.  Kualitas fisis dan mekanis panel kayu sawit menurun dengan pertambahan jumlah lapisan dan komposisi venir kayu sawit.  Terdapat korelasi positif antara nilai kerapatan dan keteguhan rekat pada panel kayu lapis sawit. Panel kayu lapis yang dihasilkan dalam percobaan ini dapat memenuhi kualifikasi produk interior.Â