Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KECAMATAN SEULIMEUM KABUPATEN ACEH BESAR DENGAN MENGUNAKAN ANALISIS MULTI KRITERIA Fakhrur riza; Renni Anggraini; Muhammad Isya
TERAS JURNAL Vol 11, No 2 (2021): Volume 11 Nomor 2, September 2021
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v11i2.487

Abstract

Abstrak Kecamatan Seulimeum merupakan kecamatan yang mempunyai tingkat kerusakan jalan yang paling berat diantara kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Aceh Besar. Jalan kabupaten di Kecamatan Seulimeum terdapat sebanyak 23 ruas dengan kondisi rusak berat sepanjang 69,50 km (50,44%) dari 137,80 km. Mengingat Pemerintah Kabupaten Aceh Besar mempunyai keterbatasan anggaran pada sektor jalan, maka penanganan jalan di Kecamatan Seulimeum perlu dicarikan prioritas penanganan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kriteria yang dominan perlu dipertimbangkan dalam penanganan jalan dan menganalisis urutan prioritas penanganan jalan di Kecamatan Seulimeum. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif melalui kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan yang didasarkan pada pihak pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan (stakeholders) bidang jalan. Responden ditetapkan sebanyak 5 stakeholders yaitu Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Besar, Kepala Bidang Program Pembangunan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Aceh Besar, Anggota Komisi IV Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar, Camat Seulimeum, dan akademisi. Kriteria penanganan jalan yang ditinjau adalah kondisi jalan, tata guna lahan, aksesibilitas, kependudukan, fasilitas sosial, fasilitas pemerintahan, dan sarana perekonomian. Teknik analisis data digunakan Analisis Multi Kriteria (AMK). Hasil penelitian meunjukkan bahwa kriteria yang dominan perlu dipertimbangkan dalam penanganan jalan adalah kriteria kondisi jalan dengan nilai bobot kriteria rata-rata sebesar 0,323. Prioritas penanganan jalan adalah alternatif Jalan Seulimeum-Lamteuba sebagai prioritas 1 dengan kinerja alternatif sebesar 4,095, alternatif Jalan Entee Gajah-Lhieb sebagai prioritas 2 dengan kinerja alternatif sebesar 3,715, dan alternatif Jalan Lamteuba-Lamteuba Droe sebagai prioritas 3 dengan kinerja alternatif sebesar 3,619. Kata kunci: Prioritas, penanganan, jalan, kriteria, alternatif, Kecamatan Seulimeum  Abstract Seulimeum sub-district is a sub-district that has the heaviest level of road damage among other sub-districts in Aceh Besar District. There are 23 regency roads in Seulimeum District with severely damaged conditions along 69.50 km (50.44%) of 137.80 km. Considering that the Aceh Besar District Government has a limited budget in the road sector, the handling of roads in Seulimeum District needs to be looked for priority handling. This study aims to analyze the dominant criteria that need to be considered in road handling and to analyze the priority order of road handling in Seulimeum District. This study uses a quantitative method approach through a questionnaire. The sampling technique used was purposive sampling, namely sampling with considerations based on the stakeholders and road sector stakeholders. The number of respondents was assigned as many as 5 stakeholders, namely the Head of Bina Marga Division of the Public Works and Spatial Planning (PUPR) of Aceh Besar District, Head of the Regional Development Program Division of the Regional Development Planning Agency (Bappeda) Aceh Besar District, Members of Commission IV for the Development Sector of the District People's Representative Council (DPRK) Aceh Besar, Head of Seulimeum sub-district, and academics. The road handling criteria reviewed are road conditions, land use, accessibility, population, social facilities, government facilities and economic facilities. The data analysis technique used Multi Criteria Analysis (MCA). The results showed that the dominant criterion that needs to be considered in road handling is the criteria for road conditions with an average criterion weight value of 0.323. The road handling priority is the Seulimeum - Lamteuba road alternative as priority 1 with an alternative performance of 4.095, the Entee Gajah - Lhieb road alternative as priority 2 with an alternative performance of 3.715, and the alternative Jalan Lamteuba - Lamteuba Droe as priority 3 with an alternative performance of 3.619. Keywords: Priority, handling, roads, criteria, alternatives, Seulimeum District
Analisis Uji Ekstraksi Pelarut Spiritus dan Pertalite Putri Pirusa Keumala; Muhammad Isya; Alfi Salmannur
Journal of The Civil Engineering Student Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 Desember 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v5i4.28099

Abstract

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,yang berada pada permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan kadar aspal hasil ekstraksi dengan menggunakan jenis pelarut Spiritus dan Pertalite, pada campuran Asphalt Concrete – Wearing Coarse (AC-WC) bergradasi halus sesuai dengan speksifikasi 2018 revisi 3. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan cara ekstraksi menggunakan alat centrifuge extractor dengan menganalisa pengaruh nilai oktan terhadap jenis pelarut spiritus dan pertalite pada tiga benda uji setiap jenis pelarut yaitu benda uji dengan menggunakan pelarut spiritus dan benda uji dengan menggunakan pelarut pertalite. Metanol (Spiritus)  merupakan memiliki angka oktan yang lebih tinggi dari pada angka oktan bahan bakar lainnya Mertanol (Spiritus) memiliki angka RON 108.Nilai kadar aspal yang diperoleh dari penelitian dengan metode sentrifungal dengan pelarut pertalite didapat nilai terkecil 5,89 % dan nilai terbesar 6,36 %, sedangkan untuk spiritus didapat nilai terkecil 3,86 % dan nilai terbesar 4,42%. Ekstraksi merupakan pemeriksaan sampel aspal yang bertujuan untuk mengetahui kandungan aspal yang ada apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan menurut SKBI – 24.26.1987: yaitu kadar aspal yang diijinkan berkisar antara 4% smpai 7%. Kadar aspal merupakan presentase dari berat endapan dan berat sampel campuran yang dibuat dalam percobaan.