Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL MEMAKAI AGREGAT KARANG GUNUNG DARI SABANG DENGAN BAHAN PENGIKAT ASPAL PEN 60/70 DAN RETONA BLEND 55 Saleh, Sofyan M.; ., Hermansyah; Anggraini, Renni; Salmannur, Alfi
Jurnal Transportasi Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.467 KB) | DOI: 10.26593/jt.v18i2.3042.%p

Abstract

Abstract Durability of asphalt concrete wearing course mixtures affects road pavement construction performance, because it functions as a road surface cover. The high value of stability and durability indicates that the surface layer of the road is strong and resistant to the influence of weather and water. This study was conducted to determine the durability of asphalt concrete mixtures using mountain coral for wearing course asphalt concrete mixtures, using Retona Blend 55 asphalt and Asphalt Pen 60/70 as binders. The results indicate that the physical properties of aggregates are not significantly different when compared with the Bina Marga specification standards. The mixture combination that gives the best value for Marshall Stability, which is 1,373.93 kg, is a combination of 50% Asphalt Pen 60/70 and 50% Retona Blend 55. While the best durability value, which is 90.60%, is obtained by the mixture with Asphalt Pen 60/70 without Retona. Keywords: asphalt concrete, mountain coral, aspal, stability, durability  Abstrak Durabilitas campuran beton aspal lapis aus mempengaruhi kinerja kontruksi perkerasan jalan, karena berfungsi sebagai lapisan penutup permukaan jalan. Nilai stabilitas dan durabilitas yang tinggi memberikan indikasi bahwa lapis permukaan jalan tersebut kuat dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan campuran beton aspal yang menggunakan batu karang gunung untuk campuran beton aspal lapis aus, dengan menggunakan bahan pengikat aspal Retona Blend 55 dan Aspal Pen 60/70. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sifat-sifat fisis agregat tidak berbeda secara signifikan dengan bila dibandingkan dengan standar spesifikasi Bina Marga. Kombinasi campuran yang memberi nilai terbaik untuk Stabilitas Marshall, yaitu 1.373,93 kg, adalah kombinasi 50% Aspal Pen 60/70 dan 50% Retona Blend 55. Sementara nilai durabilitas terbaik, yaitu 90,60%, diperoleh untuk campuran dengan Aspal Pen 60/70 tanpa Retona. Kata-kata kunci: beton aspal, batu karang gunung, aspal, stabilitas, durabilitas
DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL MEMAKAI AGREGAT KARANG GUNUNG DARI SABANG DENGAN BAHAN PENGIKAT ASPAL PEN 60/70 DAN RETONA BLEND 55 Sofyan M. Saleh; Hermansyah .; Renni Anggraini; Alfi Salmannur
Jurnal Transportasi Vol. 18 No. 2 (2018)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.467 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v18i2.3042.127-134

Abstract

Abstract Durability of asphalt concrete wearing course mixtures affects road pavement construction performance, because it functions as a road surface cover. The high value of stability and durability indicates that the surface layer of the road is strong and resistant to the influence of weather and water. This study was conducted to determine the durability of asphalt concrete mixtures using mountain coral for wearing course asphalt concrete mixtures, using Retona Blend 55 asphalt and Asphalt Pen 60/70 as binders. The results indicate that the physical properties of aggregates are not significantly different when compared with the Bina Marga specification standards. The mixture combination that gives the best value for Marshall Stability, which is 1,373.93 kg, is a combination of 50% Asphalt Pen 60/70 and 50% Retona Blend 55. While the best durability value, which is 90.60%, is obtained by the mixture with Asphalt Pen 60/70 without Retona. Keywords: asphalt concrete, mountain coral, aspal, stability, durability  Abstrak Durabilitas campuran beton aspal lapis aus mempengaruhi kinerja kontruksi perkerasan jalan, karena berfungsi sebagai lapisan penutup permukaan jalan. Nilai stabilitas dan durabilitas yang tinggi memberikan indikasi bahwa lapis permukaan jalan tersebut kuat dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan campuran beton aspal yang menggunakan batu karang gunung untuk campuran beton aspal lapis aus, dengan menggunakan bahan pengikat aspal Retona Blend 55 dan Aspal Pen 60/70. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sifat-sifat fisis agregat tidak berbeda secara signifikan dengan bila dibandingkan dengan standar spesifikasi Bina Marga. Kombinasi campuran yang memberi nilai terbaik untuk Stabilitas Marshall, yaitu 1.373,93 kg, adalah kombinasi 50% Aspal Pen 60/70 dan 50% Retona Blend 55. Sementara nilai durabilitas terbaik, yaitu 90,60%, diperoleh untuk campuran dengan Aspal Pen 60/70 tanpa Retona. Kata-kata kunci: beton aspal, batu karang gunung, aspal, stabilitas, durabilitas
PENGARUH SUBSTITUSI PET DAN ABU BUNGA PINUS MENGGUNAKAN METODE PENCAMPURAN BASAH DAN METODE PENCAMPURAN KERING PADA CAMPURAN LASTON AC-WC TERHADAP STABILITAS Illiyyuna Diazshafa Marwati; Nia Indria; Lulusi Lulusi; Alfi Salmannur
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 4, No 3 (2021): Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan
Publisher : Prodi Magister Teknik Sipil Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jarsp.v4i3.24679

Abstract

Consumption of plastic waste in Indonesia is very high disrupting environmental sustainability, plastic waste takes hundreds of years to decompose making it a problem to be addressed immediately. So, in recent times, research has been carried out to utilize plastic waste into plastic-mix asphalt technology. One of them is by modifying the asphalt mixture with plastic bottle waste the type of Polyethylene Terephthalate (PET) as an additive. In addition, this study also used additional filler in the form of pine flower ash (PFA). This study aims to determine the characteristics of the AC-WC asphalt concrete mixture through Marshall testing of the substitution of PET into 60/70 penetration asphalt and filler ABP with  using wet mixing methods and dry mixing methods. This research was started by examining the physical properties of asphalt, modified asphalt, and aggregates. Furthermore, the manufacture of test specimens with variations in asphalt content was carried out to determine the optimum bitumen content (OBC) and obtained OBC values of 5.29%, 5.79%, and 6.29%. Then made a PET substitution test object of 3%, 5%, and 7% and a combination of filler PFA 6% of the total weight of the filler on each asphalt content with wet mixing method and dry mixing method through Marshall test. The results of this study indicate that the stability for both methods of mixing the best levels is found in the substitution of 7% PET and the combination of ABP filler with an asphalt content of 6.29%, 1226.12 kg for the wet mixing method and 1291.43 kg for the dry mixing method. The durability value for the wet mixing method was obtained at 90.87% and for the dry mixing method it was obtained at 91.55%, both of these durability tests had met the specifications of 90%. 
Analisis Kinerja Angkutan Kota dalam Provinsi di Provinsi Aceh Berdasarkan Pendekatan Load Factor Ruhdi Faisal; Cut Mutiawati; Alfi Salmannur
VOCATECH: Vocational Education and Technology Journal Vol 1, No 2 (2020): April
Publisher : Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38038/vocatech.v1i2.20

Abstract

Abstract AKDP movement has been declining lately based on an interview survey conducted on AKDP operators that it can be seen that the number of people using L-300 cars is on average above 5 passengers and the average does not meet the available passenger seats of 11 to 16 seats . The current condition shows that people tend to use private transportation / cars compared to public transportation. Judging from the condition of the AKPD in Aceh today many people use private vehicles to make movements. The purpose of this study was to determine the performance of AKDP transport in Aceh Province using the load factor approach. The method used is the Directorate General of Land Transportation method in 2002 and refers to the Decree of Dirjendat No. 274, 1996. Data collection was carried out by means of a static survey using the interview method. From the calculation results it can be seen that the load factor of the regular operating AKDP is 64.55%. This reflects that the level of service is still in good condition ie on regular routes totaling 44 routes, while the total number of routes is 321 which operates irregularly. By not operating 277 routes on a regular basis it can be seen that people tend to use private vehicles when traveling. Keywords: AKDP; Public Transport Performance; Minibus; Load Factor __________________________ Abstrak Pergerakan AKDP Akhir-akhir ini semakin menurun berdasarkan survei wawancara yang telah dilakukan terhadap operator AKDP bahwa dapat diketahui jumlah yang menggunakan mobil L-300 rata-rata di atas 5 penumpang dan rata-rata tidak memenuhi kursi penumpang yang tersedia yaitu 11 sampai dengan 16 seat. Kondisi saat ini, menunjukkan masyarakat cenderung menggunakan angkutan pribadi/ mobil dibandingkan dengan angkutan umum. Dilihat dari kondisi AKPD di Aceh saat ini banyak masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dalam melakukan pergerakan. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui kinerja angkutan AKDP di Provinsi Aceh dengan pendekatan load factor. Metode yang digunakan adalah metode Ditjen Perhubungan Darat tahun 2002 dan mengacu pada SK Dirjendat No. 274, 1996. Pengambilan data dilakukan dengan cara survei statis dengan metode wawancara. Dari hasil perhitungan dapat diketahui nilai load factor AKDP yang beroperasi reguler adalah 64,55 %. Ini mencerminkan bahwa tingkat pelayanan masih dalam keadaan baik, yaitu pada trayek reguler yang berjumlah 44 trayek, sedangkan jumlah trayek seluruhnya adalah 321 yang beroperasi tidak reguler. Dengan tidak beroperasinya 277 trayek secara reguler dapat diketahui bahwa masyarakat cenderung menggunakan kendaraan pribadi dalam berpergian. Kata Kunci: AKDP; Kinerja Angkutan Umum; Mini Bus; Load Factor __________________________
MODEL TARIKAN PERGERAKAN SEPEDA MOTOR PADA PUSAT PERBELANJAAN (Studi kasus : Di Kota Banda Aceh) Alfi Salmannur; Muhammad Isya; Renni Anggraini
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Shopping Centre is one of land use utilization that will lead to trip attraction of vehicles. Trip attraction of vehicles on shopping centre will cause on traffic towards highway network system around it. Banda Aceh is the capital of the province of Aceh, which has several shopping centre among others: Hermes Palace Mall, Suzuya Mall, Barata Shopping Centre, komplek Sinbun, Pasar Aceh Baru dan Pante Pirak Sp. 5. A large number of shopping centre in Banda Aceh will certainly increase the number of visitors who came, so did the number of employee. The purpose of this study is to model the statistical relationship between the magnitude of the vehicle towing the motorcycle and shopping centre parameter. The parameters in this study is reflected by building area, land area, parking area, number of shops, employees and cashiers. Processing data using multiple regression analysis methods, models generated then tested statistically. the results showed a motorcycle towing equation Y1 = 59.587 + 0.323X6  with variable X6 is number of cashiers.Keywords : Trip attraction, shopping center, motorcycle, regression modelAbstrak: Pusat Perbelanjaan merupakan salah satu jenis tata guna lahan yang akan menimbulkan tarikan pergerakan kendaraan. Tarikan pergerakan kendaraan yang terjadi pada pusat perbelanjaan di kota Banda Aceh akan menimbulkan dampak lalu-lintas terhadap sistem jaringan jalan yang ada disekitarnya. Kota Banda Aceh merupakan Ibukota  provinsi Aceh yang  memiliki beberapa pusat perbelanjaan antar lain : Hermes Palace Mall, Suzuya Mall, Barata Shopping Centre, komplek Sinbun, Pasar Aceh Baru dan Pante Pirak Sp. 5. Banyaknya jumlah pusat perbelanjaann di Kota Banda Aceh tentu akan meningkatkan jumlah pengunjung yang datang, demikian pula dengan jumlah pegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat model hubungan statistik antara besarnya tarikan kendaraan sepeda motor dengan parameter pusat perbelanjaan. Parameter dalam penelitian ini dicerminkan oleh luas bangunan, luas tanah, luas lahan parkir, jumlah gerai, jumlah karyawan dan jumlah kasir. Pengolahan data menggunakan metode analisis regresi berganda, model-model yang dihasilkan kemudian di uji secara statistik . hasil menunjukan persamaan tarikan sepeda motor Y1 = 59,587 + 0,323X6 dengan variabel X6 adalah jumlah kasir.Kata kunci : Tarikan, pusat perbelanjaan, sepeda motor, model regresi.
PENERAPAN SISTEM ACR-PCR DALAM PROSES EVALUASI STRUKTUR PERKERASAN BANDAR UDARA: STUDI KASUS PERKERASAN LENTUR BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA Luthfi Chaliqi Taufiq; Yusria Darma; Alfi Salmannur; Cut Nella Asyifa
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 12, No 1 (2023): Volume 12 Nomor 1 Mei 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v12i1.31690

Abstract

ICAO (International Civil Aviation Organization) baru saja menerbitkan sistem rating kekuatan struktur perkerasan bandar udara yang baru menggunakan metode ACR-PCR (Aircraft Classification Rating - Pavement Classification Rating) yang menggantikan sistem ACN-PCN (Aircraft Classification Number - Pavement Classification Number). Sistem ini direncanakan secara penuh diterapkan oleh seluruh negara anggota ICAO pada tahun 2024. Penelitian ini menguraikan evaluasi terhadap struktur perkerasan Bandar Udara Sultan Iskandar Muda menggunakan sistem ACR-PCR dibantu dengan program FAARFIELD 2.0 dan ICAO-ACR. Dengan sistem ini nilai rating perkerasan ditentukan menggunakan prinsip Mekanistik-Empirik (ME) yang mempertimbangkan respon struktur perkerasan dan estimasi jumlah lintasan izin dengan model kerusakan tertentu. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh nilai PCR 1149 F/D/W/T dan 2433 F/D/W/T masing-masing berdasarkan kerusakan retak lelah pada lapis beraspal dan deformasi permanen pada lapis tanah dasar. Diketahui pula lapis beraspal merupakan lapis kritis dengan nilai CDF 1.
Kajian Tarif Angkutan Umum Minibus Berdasarkan Ability To Pay dan Willingness To Pay Rute Banda Aceh – Lhokseumawe Rajul Azmi; Renni Anggraini; Alfi Salmannur
Journal of The Civil Engineering Student Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 Desember 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v5i4.27063

Abstract

HiAce merupakan sebuah merk minibus dari Perusahaan Toyota, menyediakan perjalanan antara Kota Banda Aceh dan Kota Lhokseumawe. Sejak September 2022, pemerintah telah menetapkan kebijakan kenaikan biaya bahan bakar bersubsidi. Akibatnya biaya transportasi umum, termasuk tarif HiAce meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pengguna HiAce rute Banda Aceh – Lhokseumawe , serta untuk mengevaluasi tarif HiAce berdasarkan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Penelitian ini terdiri dari pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengguna angkutan HiAce rute Banda Aceh – Lhokseumawe. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan metode Household Budget untuk mendapatkan ATP dan teknik Stated Preference untuk mendapatkan WTP dengan langsung memberikan alternatif jawaban pada setiap pertanyaan. Sampel pada penelitian ini adalah 150 responden. Berdasarkan hasil penelitian, tarif HiAce berdasarkan ATP adalah Rp175.000 dan tarif WTP yaitu Rp135.000. Sementara itu, tarif HiAce saat ini adalah Rp140.000. Ini berarti bahwa tarif berdasarkan ATP lebih tinggi dari tarif yang ditetapkan oleh operator, akan tetapi tarif berdasarkan WTP lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa pengguna HiAce memiliki kemampuan membayar yang lebih tinggi dari tarif saat ini, tetapi hanya bersedia membayar lebih rendah. Dalam hal ini, operator minibus HiAce harus meningkatkan kualitas pelayanan mereka agar penumpang bersedia untuk membayar lebih.
Analisis Uji Ekstraksi Pelarut Spiritus dan Pertalite Putri Pirusa Keumala; Muhammad Isya; Alfi Salmannur
Journal of The Civil Engineering Student Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 Desember 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v5i4.28099

Abstract

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,yang berada pada permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan kadar aspal hasil ekstraksi dengan menggunakan jenis pelarut Spiritus dan Pertalite, pada campuran Asphalt Concrete – Wearing Coarse (AC-WC) bergradasi halus sesuai dengan speksifikasi 2018 revisi 3. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan cara ekstraksi menggunakan alat centrifuge extractor dengan menganalisa pengaruh nilai oktan terhadap jenis pelarut spiritus dan pertalite pada tiga benda uji setiap jenis pelarut yaitu benda uji dengan menggunakan pelarut spiritus dan benda uji dengan menggunakan pelarut pertalite. Metanol (Spiritus)  merupakan memiliki angka oktan yang lebih tinggi dari pada angka oktan bahan bakar lainnya Mertanol (Spiritus) memiliki angka RON 108.Nilai kadar aspal yang diperoleh dari penelitian dengan metode sentrifungal dengan pelarut pertalite didapat nilai terkecil 5,89 % dan nilai terbesar 6,36 %, sedangkan untuk spiritus didapat nilai terkecil 3,86 % dan nilai terbesar 4,42%. Ekstraksi merupakan pemeriksaan sampel aspal yang bertujuan untuk mengetahui kandungan aspal yang ada apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan menurut SKBI – 24.26.1987: yaitu kadar aspal yang diijinkan berkisar antara 4% smpai 7%. Kadar aspal merupakan presentase dari berat endapan dan berat sampel campuran yang dibuat dalam percobaan.