Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH ., Syafriana; Saleh, Sofyan M.; Anggraini, Renni
Jurnal Transportasi Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.934 KB)

Abstract

Abstract Road deterioration which occurs faster than the road design life often occurs lately. The objective of this study is to assess the vehicle damage factor caused by excessive load and the effect of excessive load on the pavement design life. This research was conducted with Weigh in Motion and traffic volume surveys. The study was conducted on the station of KM 226 + 075, in the Bireuen - Bts Kota Lhokseumawe road section. Data analysis was performed using the Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan. The results showed that the value of Vehicle Damage Factor for excess load condition is 696 % greater the one of normal load conditions. Based on the Cumulative Equivalent Standard Axle analysis, it is known that the road service life is reduced by 4.3 years compared to the design life, which is 10 years. Keywords: excessive load, Weigh in Motion, Vehicle Damage Factor, design life  Abstrak Kerusakan jalan yang terjadi lebih cepat daripada umur desain sering terjadi akhir-akhir ini. Tujuan penelitian adalah mengkaji faktor daya rusak kendaraan yang diakibatkan oleh beban berlebih dan pengaruh beban berlebih terhadap umur desain perkerasan jalan. Penelitian ini dilakukan dengan survey Weigh in Motion dan survei volume lalulintas. Lokasi penelitian adalah pada titik KM 226 + 075 di Ruas Jalan Bireuen - Bts Kota Lhokseumawe. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Vehicle Damage Factor untuk kondisi beban berlebih lebih besar 696 % dibandingkan dengan nilai Vehicle Damage Factor untuk kondisi beban normal. Berdasarkan analisis Cummulative Equivalent Standard Axle diketahui bahwa terjadi penurunan umur layan sebesar 4,3 tahun dibandingkan umur desain, yaitu 10 tahun. Kata-kata kunci: beban berlebih, Weigh in Motion, Vehicle Damage Factor, umur desain
Karakteristik Campuran Aspal Porus dengan Substitusi Styrofoam pada Aspal Penetrasi 60/70 Saleh, Sofyan M.; Anggraini, Renni; Aquina, Hesty
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 3 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.155 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini mencoba memanfaatkan limbah styrofoam untuk meningkatkan kualitas aspal sebagai bahan pengikat beton aspal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik campuran aspal porus dengan subtitusi styrofoam ke dalam aspal penetrasi 60/70. Pembuatan benda uji untuk penentuan kadar aspal optimum (KAO) berdasarkan metode Australia dengan beberapa parameter yaitu; nilai Cantabro Loss (CL), Asphalt Flow Down (AFD) dan voids in mix (VIM). Gradasi agregat yang digunakan adalah gradasi terbuka dengan kadar aspal 4,5%; 5,0%; 5,5%; 6,0% dan 6,5% sebelum disubtitusi styrofoam. Selanjutnya dilakukan pengujian dan perhitungan parameter Marshall, CL dan AFD untuk mendapatkan KAO. Setelah KAO diperoleh, dibuat benda uji pada KAO dan variasi ± 0,5 dari nilai KAO dengan variasi subtitusi styrofoam 5%, 7% dan 9%. Uji permeabilitas dan durabilitas pada kadar aspal terbaik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh KAO sebesar 5,76% dan kadar aspal terbaik pada 6,26% dengan substitusi styrofoam 9%, dimana semua parameter nya telah memenuhi spesifikasi yang ditentukan kecuali nilai stabilitas yang hanya 495,92 kg atau sedikit dibawah spesifikasi yang disyaratkan Australian Asphalt Pavement Association (1997) untuk lalu lintas sedang yaitu minimum 500 kg. Abstract. This research is trying to use styrofoam as a waste material to improve the quality of bitumen as binder agent in asphalt concrete. The objecteve of this research is to determine the characteristics of porous asphalt mixture by substituting styrofoam on asphalt penetration 60/70. The specimens preparation of Optimum Asphalt Content (OAC) based on the Australian Method by some parameters namely; the value of Cantabro Loss (CL), Asphalt Flow Down (AFD) and Voids in Mix (VIM). Open graded aggregate was used and variated in bitumen content of 4.5%; 5.0%; 5.5%; 6.0% and 6.5% excluding styrofoam. After that Marshall test and calculation of CL and AFD were conducted to obtain OAC. Subsequently, the OAC obtained was used to prepare some specimens of the OAC with  ariations ± 0.5 from the OAC and substitution of styrofoam variations were 5%, 7% and 9%. Permeability and durability test then required specimens at the best asphalt content. Based on this research, the OAC was at 5.76% and the content of the best asphalt performance was 6.26% with styrofoam substitution content of 9%. Besides, almost all parameter values met the specification of Australian Asphalt Pavement Association (1997), only stability value was 495.92 kg, less then the specification of minimum 500 kg required for a medium traffic.
MODEL PEMILIHAN MODA OLEH PELAJAR UNTUK TUJUAN SEKOLAH Anggraini, Renni; Mutiawati, Cut; Jauhari, M. Khair
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 3 No 1 (2015): The 17th FSTPT of International Symposium
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Due to improper public transport services in Banda Aceh City, most students tend to use motorcycle for daily activity, in particular to school. Those who use public transport are rarely found. As a result, it will contribute to traffic congestion. This study aimed to investigate mode choice model of students to school. The location takes place at Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh City, limited to high school students that use motorcycle and public transport to school. Primary data was done by conducting home interview survey. The method used were binomial logit difference and ratio take into account  travel time, cost and waiting time as the independent variables.  The results showed 67% students used motorcycle to school, and those who have SIM C was about 59%. Both models showed, when the cost of both modes are equal, about 50-60% of students used motorcycle to school.
EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH ., Syafriana; Saleh, Sofyan M.; Anggraini, Renni
Jurnal Transportasi Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.934 KB) | DOI: 10.26593/jt.v15i2.1729.%p

Abstract

Abstract Road deterioration which occurs faster than the road design life often occurs lately. The objective of this study is to assess the vehicle damage factor caused by excessive load and the effect of excessive load on the pavement design life. This research was conducted with Weigh in Motion and traffic volume surveys. The study was conducted on the station of KM 226 + 075, in the Bireuen - Bts Kota Lhokseumawe road section. Data analysis was performed using the Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan. The results showed that the value of Vehicle Damage Factor for excess load condition is 696 % greater the one of normal load conditions. Based on the Cumulative Equivalent Standard Axle analysis, it is known that the road service life is reduced by 4.3 years compared to the design life, which is 10 years. Keywords: excessive load, Weigh in Motion, Vehicle Damage Factor, design life  Abstrak Kerusakan jalan yang terjadi lebih cepat daripada umur desain sering terjadi akhir-akhir ini. Tujuan penelitian adalah mengkaji faktor daya rusak kendaraan yang diakibatkan oleh beban berlebih dan pengaruh beban berlebih terhadap umur desain perkerasan jalan. Penelitian ini dilakukan dengan survey Weigh in Motion dan survei volume lalulintas. Lokasi penelitian adalah pada titik KM 226 + 075 di Ruas Jalan Bireuen - Bts Kota Lhokseumawe. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Vehicle Damage Factor untuk kondisi beban berlebih lebih besar 696 % dibandingkan dengan nilai Vehicle Damage Factor untuk kondisi beban normal. Berdasarkan analisis Cummulative Equivalent Standard Axle diketahui bahwa terjadi penurunan umur layan sebesar 4,3 tahun dibandingkan umur desain, yaitu 10 tahun. Kata-kata kunci: beban berlebih, Weigh in Motion, Vehicle Damage Factor, umur desain
DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL MEMAKAI AGREGAT KARANG GUNUNG DARI SABANG DENGAN BAHAN PENGIKAT ASPAL PEN 60/70 DAN RETONA BLEND 55 Saleh, Sofyan M.; ., Hermansyah; Anggraini, Renni; Salmannur, Alfi
Jurnal Transportasi Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.467 KB) | DOI: 10.26593/jt.v18i2.3042.%p

Abstract

Abstract Durability of asphalt concrete wearing course mixtures affects road pavement construction performance, because it functions as a road surface cover. The high value of stability and durability indicates that the surface layer of the road is strong and resistant to the influence of weather and water. This study was conducted to determine the durability of asphalt concrete mixtures using mountain coral for wearing course asphalt concrete mixtures, using Retona Blend 55 asphalt and Asphalt Pen 60/70 as binders. The results indicate that the physical properties of aggregates are not significantly different when compared with the Bina Marga specification standards. The mixture combination that gives the best value for Marshall Stability, which is 1,373.93 kg, is a combination of 50% Asphalt Pen 60/70 and 50% Retona Blend 55. While the best durability value, which is 90.60%, is obtained by the mixture with Asphalt Pen 60/70 without Retona. Keywords: asphalt concrete, mountain coral, aspal, stability, durability  Abstrak Durabilitas campuran beton aspal lapis aus mempengaruhi kinerja kontruksi perkerasan jalan, karena berfungsi sebagai lapisan penutup permukaan jalan. Nilai stabilitas dan durabilitas yang tinggi memberikan indikasi bahwa lapis permukaan jalan tersebut kuat dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan campuran beton aspal yang menggunakan batu karang gunung untuk campuran beton aspal lapis aus, dengan menggunakan bahan pengikat aspal Retona Blend 55 dan Aspal Pen 60/70. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sifat-sifat fisis agregat tidak berbeda secara signifikan dengan bila dibandingkan dengan standar spesifikasi Bina Marga. Kombinasi campuran yang memberi nilai terbaik untuk Stabilitas Marshall, yaitu 1.373,93 kg, adalah kombinasi 50% Aspal Pen 60/70 dan 50% Retona Blend 55. Sementara nilai durabilitas terbaik, yaitu 90,60%, diperoleh untuk campuran dengan Aspal Pen 60/70 tanpa Retona. Kata-kata kunci: beton aspal, batu karang gunung, aspal, stabilitas, durabilitas
Kajian Penentuan Tarif Bus Trans Koetaradja berdasarkan Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) Anggraini, Renni; Sugiarto, Sugiarto; Caisarina, Irin; Ahlan, Muhammad; Rahmani, Dhuyufur; Jalil, Erlinawati
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 25, Nomor 1, JULI 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.002 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v25i1.22076

Abstract

Trans Koetaradja bus is managed by the government of Aceh Province to improve the urban public transport system. In order to appeal people to use this bus, the local government provides subsidy and applies the free fare, until today. It is expected that, when the subsidy is revoked in a few years ahead, people will get accustomed to use this bus. This research was conducted to observe public perceptions on the desired fare through ability to pay (ATP) and willingness to pay (WTP) analysis. Primary data was collected by doing survey over distributing questionnaires to the citizen. The bus corridors observed were on corridors I, III, and IV. The results showed that, the ATP-WTP of students were above the operator’s proposed tariff for all corridors. However, to attract those students to use the bus, it is recommended that the operator's proposed tariff (IDR 2,000 for each corridor) should be applied. For the general public category (PNS/TNI/Polri, Private Employees, Housewives, and other communities), the proposed tariff for each corridors were in between the average value of ATP-WTP. In that sense, tariff determination can be applied based on the average WTP value. However, the operator's proposed tariff for the public is still also feasible, subject to improving the level of services.
Peningkatan Kemampuan Menulis Huruf Kanji Dasar Melalui Penggunaan Aplikasi Kamus Digital Akebi Bagi Pembelajar Tingkat SMA/MA Anggraini, Renni; Nurhadi, Didik; Yulianto, Bambang
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 8 No 2 (2020): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v8i2.38895

Abstract

Pelaksanaan pengajaran bahasa diera seperti ini telah memanfaatkan kemajuan teknologi. Namun. pemanfaatan teknologi untuk pendidikan hanya dilakukan oleh beberapa pembelajar saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar dalam kemampuan menulis huruf kanji sesuai dengan urutan penulisan huruf yang tepat, dan (2) mengetahui respon pembelajar terhadap penggunaan kamus digital Akebi dalam meningkatkan kemampuan menulis huruf kanji sesuai dengan urutan penulisan huruf yang tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 pembelajar kelas XI Lintas Minat II SMA Negeri 4 Malang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes dan angket. Kamus digital Akebi sebagai panduan untuk menulis huruf kanji dasar menunjukkan adanya peningkatan pada hasil belajar dari pretest ke postest dengan rata-rata nilai posttest adalah 74,8. Tanggapan yang diberikan oleh pembelajar terkait penggunaan kamus digital Akebi sebagai panduan untuk meningkatkan kemampuan menulis kanji berada pada kriteria tinggi. The implementation of language teaching in this era has taken advantage of technological advances. However. the use of technology for education is only done by a few students. This study aims to determine the improvement of learning outcomes in the ability to write kanji in accordance with the proper letter writing sequence, and (2) determine the learner's response to the use of the Akebi digital dictionary in improving the ability to write kanji letters according to the proper letter writing sequence. The method used in this study is a quantitative method with a One-Group Pretest-Posttest Design research design. The sample used in this study was 28 students of Class XI Cross-Interest II of SMA Negeri 4 Malang. Data collection techniques in this study in the form of tests and questionnaires. Akebi's digital dictionary as a guide for writing basic kanji shows an increase in learning outcomes from pretest to posttest with an average posttest score of 74.8. The response given by the learners regarding the use of the Akebi digital dictionary as a guide to improve the ability to write kanji is at high criteria. Keywords: Digital Dictionary, Media, Writing Kanji.
PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KECAMATAN SEULIMEUM KABUPATEN ACEH BESAR DENGAN MENGUNAKAN ANALISIS MULTI KRITERIA Fakhrur riza; Renni Anggraini; Muhammad Isya
TERAS JURNAL Vol 11, No 2 (2021): Volume 11 Nomor 2, September 2021
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v11i2.487

Abstract

Abstrak Kecamatan Seulimeum merupakan kecamatan yang mempunyai tingkat kerusakan jalan yang paling berat diantara kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Aceh Besar. Jalan kabupaten di Kecamatan Seulimeum terdapat sebanyak 23 ruas dengan kondisi rusak berat sepanjang 69,50 km (50,44%) dari 137,80 km. Mengingat Pemerintah Kabupaten Aceh Besar mempunyai keterbatasan anggaran pada sektor jalan, maka penanganan jalan di Kecamatan Seulimeum perlu dicarikan prioritas penanganan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kriteria yang dominan perlu dipertimbangkan dalam penanganan jalan dan menganalisis urutan prioritas penanganan jalan di Kecamatan Seulimeum. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif melalui kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan yang didasarkan pada pihak pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan (stakeholders) bidang jalan. Responden ditetapkan sebanyak 5 stakeholders yaitu Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Besar, Kepala Bidang Program Pembangunan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Aceh Besar, Anggota Komisi IV Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar, Camat Seulimeum, dan akademisi. Kriteria penanganan jalan yang ditinjau adalah kondisi jalan, tata guna lahan, aksesibilitas, kependudukan, fasilitas sosial, fasilitas pemerintahan, dan sarana perekonomian. Teknik analisis data digunakan Analisis Multi Kriteria (AMK). Hasil penelitian meunjukkan bahwa kriteria yang dominan perlu dipertimbangkan dalam penanganan jalan adalah kriteria kondisi jalan dengan nilai bobot kriteria rata-rata sebesar 0,323. Prioritas penanganan jalan adalah alternatif Jalan Seulimeum-Lamteuba sebagai prioritas 1 dengan kinerja alternatif sebesar 4,095, alternatif Jalan Entee Gajah-Lhieb sebagai prioritas 2 dengan kinerja alternatif sebesar 3,715, dan alternatif Jalan Lamteuba-Lamteuba Droe sebagai prioritas 3 dengan kinerja alternatif sebesar 3,619. Kata kunci: Prioritas, penanganan, jalan, kriteria, alternatif, Kecamatan Seulimeum  Abstract Seulimeum sub-district is a sub-district that has the heaviest level of road damage among other sub-districts in Aceh Besar District. There are 23 regency roads in Seulimeum District with severely damaged conditions along 69.50 km (50.44%) of 137.80 km. Considering that the Aceh Besar District Government has a limited budget in the road sector, the handling of roads in Seulimeum District needs to be looked for priority handling. This study aims to analyze the dominant criteria that need to be considered in road handling and to analyze the priority order of road handling in Seulimeum District. This study uses a quantitative method approach through a questionnaire. The sampling technique used was purposive sampling, namely sampling with considerations based on the stakeholders and road sector stakeholders. The number of respondents was assigned as many as 5 stakeholders, namely the Head of Bina Marga Division of the Public Works and Spatial Planning (PUPR) of Aceh Besar District, Head of the Regional Development Program Division of the Regional Development Planning Agency (Bappeda) Aceh Besar District, Members of Commission IV for the Development Sector of the District People's Representative Council (DPRK) Aceh Besar, Head of Seulimeum sub-district, and academics. The road handling criteria reviewed are road conditions, land use, accessibility, population, social facilities, government facilities and economic facilities. The data analysis technique used Multi Criteria Analysis (MCA). The results showed that the dominant criterion that needs to be considered in road handling is the criteria for road conditions with an average criterion weight value of 0.323. The road handling priority is the Seulimeum - Lamteuba road alternative as priority 1 with an alternative performance of 4.095, the Entee Gajah - Lhieb road alternative as priority 2 with an alternative performance of 3.715, and the alternative Jalan Lamteuba - Lamteuba Droe as priority 3 with an alternative performance of 3.619. Keywords: Priority, handling, roads, criteria, alternatives, Seulimeum District
ISUE AKSESIBILITAS DAN PENGEMBANGAN WILAYAH SEBAGAI KRITERIA PENENTU PRIORITAS PENINGKATAN JALAN DI KABUPATEN PIDIE JAYA Ahmad Irvan Antony; Renni Anggraini; Alfa Taras Bulba
TERAS JURNAL Vol 11, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v11i1.460

Abstract

Abstrak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2020 mengajukan usulan peningkatan ruas jalan sebanyak 5 ruas kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang akan dilaksanakan pada tahun 2021. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis urutan prioritas peningkatan ruas jalan di Kabupaten Pidie Jaya berdasarkan criteria aksesibilitas dan pengembangan wilayah. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data primer menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner dan data sekunder didapatkan melalui instansi Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya. Penetapan responden pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dan ditetapkan sebanyak 5 responden, yaitu KepalaBidang Bina Marga Dinas PU Kabupaten Pidie Jaya, Kepala Bidang Perencanaan  Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pidie Jaya, Kepala Bidang Perhubungan Jalur Darat Dinas Perhubungan Kabupaten Pidie Jaya, Anggota Komisi D Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie Jaya, dan  Akademisi Universitas Syiah Kuala. Kriteria aksesibilitas dan pengembangan wilayah akan menjadi pertimbangan dalam menentukan urutan prioritas 5 (lima) alternativ ruas jalan yang akan ditingkatkan. Untuk menentukan bobot kriteria dan bobot alternative berpasangan digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), selanjutnya persamaan matematika digunakan untuk mendapatkan urutan prioritas peningkatan jalan. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa criteria aksesibilitas lebih dominan.  Urutan prioritas peningkatan ruas jalan berdasarkan criteria aksesibilitas dan  pengembangan wilayah menunjukkan bahwa alternatif Jalan Simpang Pertanian– Cot Trieng – Rungkom sebagai prioritas pertama, dan alternatif Jalan Trienggadeng – Panton Beurasan–Cubo sebagai prioritas kedua. Kata kunci: prioritas, jalan,kriteria, aksesibilitas, pengembangan wilayah  Abstract The Public Works Office (PekerjaanUmum (PU)) of Pidie Jaya Regency in 2020 has submitted a proposal to increase the road section of 5 sections to the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR) through a Special Allocation Fund (DAK), which will be implemented in 2021. The purpose of this study is to analyze the priority order of segment improvement. Roads in Pidie Jaya Regency based on accessibility criteria and regional development. The data used in this study are primary data and secondary data. The primary data method used a quantitative approach to a questionnaire and the data were obtained through the Pidie Jaya district government agencies. Determination of respondents in this study using purposive sampling technique, and determined as many as 5 respondents, namely the Head of Bina Marga Division of the Public Works Agency of Pidie Jaya Regency, Head of the Planning for Facilities and Infrastructure of the Regional Development Planning Agency (Bappeda), Pidie Jaya Regency, Head of the Landline Transportation Department Pidie Jaya District Transportation, Members of Commission D for the Development Sector of the District People's Representative Council (DPRK) Pidie Jaya, and academics at Syiah Kuala University. The criteria for accessibility and regional development will be considered in determining the priority order of 5 (five) alternative roads to be improved. The Analytical Hierarchy Process (AHP) method is used to determine the criteria weights and the paired alternative weights. Mathematical equations are used to obtain the priority order of road improvement. Based on the results of data analysis, it shows that the accessibility criteria are more dominant. The order of priority for road improvement based on accessibility criteria and regional development shows that the alternative for the SimpangPertanian - Cot Trieng - Rungkom Road is the first priority, and the Trienggadeng - Panton Beurasan - Cubo road alternative is the second priority. Keywords: priority,road, criteria, accessibility, regional development
TINJAUAN KELAYAKAN RUANG HENTI KHUSUS (RHK) BERDASARKAN TINGKAT KETERISIAN DI SIMPANG BERSINYAL KOTA BANDA ACEH herri arnanda; Renni Anggraini; Yusria Darma
TERAS JURNAL Vol 9, No 2 (2019): Volume 9, Nomor 2, September 2019
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.123 KB) | DOI: 10.29103/tj.v9i2.199

Abstract

Simpang bersinyal merupakan suatu elemen yang cukup penting dalam sistem transportasi di kota besar seperti Simpang Jambo Tape di Kota Banda Aceh. Simpang Jambo Tape merupakan salah satu dari jaringan jalan yang menghubungkan beberapa tempat penting yang ada di Kota Banda Aceh, seperti pertokoan, perkantoran, sekolah, rumah sakit dan pemukiman penduduk. Hal ini  menyebabkan aktifitas lalu lintas pada simpang tersebut sangat tinggi, sehingga dapat mengakibatkan kemacetan dan tundaan pada beberapa kaki persimpangan. Salah satu masalah yang dihadapi simpang bersinyal ialah kurang efektifnya prasarana sehingga menjadi tidak layak prasaran tersebut yang telah dibangun oleh pemerintah setempat untuk masyarakat dalam menggunakan prasarana transportasi itu sendiri seperti Ruang Henti Khusus (RHK). Karna prasarana yang dibangun seperti RHK tersebut untuk dapat melancarkan arus lalu lintas di simpang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan RHK simpang bersinyal yaitu Simpang Jambo Tape di Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan berupa perbandingan pada tahun 2013 sebelum adanya RHK dan tahun 2018 setelah adanya RHK pada Simpang Jambo Tape. Untuk kelayakan RHK berdasarkan tingkat keterisian dengan metode dari Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan (2012) yang dihubungkan dengan kinerja simpang bersinyal dari metode dari PKJI 2014. Hasil dari penelitian didapat kelayakan RHK yang dilihat dari tingkat keterisian ialah rata-rata 50% yang artinya kurang berhasil diterapkan sedangkan untuk kinerja simpang bersinyal semakin bertambah dimana didapat nilainya ≥0,85 dimana artinya arus lalu lintas macet. Kesimpulannya bahwa fungsi RHK tidak membuat kinerja simpang bersinyal menjadi baik sehingga RHK yang ada di Simpang Jambo Tape tidak layak. Untuk itu diharapkan kepada Pemerintah setempat dengan hasil ini dapat menjadi acuan dalam evaluasi RHK di Simpang Jambo Tape sehingga kelayakan Zona RHK tersebut menjadi baik.