Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Immature to Total Neutrophil (I/T) Ratio sebagai penunjang Diagnosis Sepsis Neonatorum Bastiana, Bastiana; Aryati, Aryati; Iriani, Yulia
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 16, No 2 (2010)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v16i2.967

Abstract

Early diagnosis of neonatal sepsis plays an important role in the management of patients. Blood culture, currently used as thegold standard, has several limitations such as time consuming and low positive rate. For this reason, a rapid and accurate diagnosticmethod is required. Manual differential count is a practical, inexpensive method and can support the diagnosis of bacterial infections.A shift to the left in differential white count with a raised immature neutrophil count has been documented in patients with bacterialinfections. This led to the use of I/T ratio as a indicator towards bacterial infections. The aim of this study is to obtain the diagnosticvalue of I/T ratio in diagnosing neonatal sepsis. The study was a prospective and cross-sectional. The subjects were enrolled consecutively,consisting of newborn babies (from birth to 30-days old) admitted to the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) of the Dr. SoetomoHospital, Surabaya. Forty and three samples, consisting of 13 sepsis samples and 30 nonsepsis as controls samples were examined. I/Tratio are a ratio between immature neutrophils against total neutrophils in blood smear preparation. For the determination of the whitecell differential count, a total of 100 white cells (granulocytes) were counted. I/T ratio > 0.2 showed an abnormality that suggestaninfection process occur. Blood smear evaluations were done by three (3) independent observers. The result from three (3) observerswere as follows: sensitivity and specificity of I/T ratio in the diagnosis of neonatal sepsis were 69.2%, 92.3%, 61.5% and 50%, 50%,63.3%, respectively. Positive and negative predictive values were 37.50%, 44.44%, 42.10% and 78.94%, 93.75%, 79.16%, respectively.According to Cochran test there was no difference found between the 3 observers (p = 0.086). However, using Kappa test no agreementbetween I/T ratio and sepsis (p = 0.051) differences were found. from this study so far, the value in the diagnosis of neonatal sepsis theI/T ratio showed a low diagnostic.
Alih Fungsi Lahan Dan Dampaknya Pada Kehidupan Sosial Petani Di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar Syukur, Muhammad; Sakmawati, Sakmawati; Bastiana, Bastiana
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 9 No 1 (2020): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan dan kehidupan sosial petani setelah adanya alih fungsi lahan yang terjadi di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang yang bekerja sebagai petani, 2 orang dari Kelompok Tani dan Bapak Lurah Tamangapa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Alih fungsi lahan di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar terjadi karena pertumbuhan penduduk (pendatang), kepentingan pembangunan, kemauan dari pemilik lahan itu sendiri (penduduk lokal), keadaan atau kondisi suatu lahan dan perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mendorong terjadinya pembangunan dengan menggunakan lahan pertanian untuk pembangunan toko atau ruko terutama pada lahan pertanian yang ada di pinggir jalan raya. Kehidupan sosial petani setelah adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian juga mengalami perubahan baik ditinjau dari aspek mata pencaharian, interaksi sosial, mobilitas sosial dan strata sosialnya.
Pengaruh Sarana Prasarana, Kreativitas Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Asriadi, Asriadi; Herman, Herman; Bastiana, Bastiana
Phinisi Integration Review Volume 4 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v4i3.24394

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh sarana prasarana terhadap hasil belajar; pengaruh sarana prasarana terhadap motivasi belajar; pengaruh sarana prasarana terhadap hasil belajar; pengaruh kreativitas guru terhadap hasil belajar; pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi belajar; pengaruh kreativitas guru terhadap hasil belajar; pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar; dan hubungan antara sarana prasarana dengan kreativitas siswa di SDN Gunungsari II Makassar. Jenis penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Populasi adalah siswa SDN Gunungsari II Makassar sebanyak 118 siswa. Sampel 73 responden menggunakan rumus Krejcie dan Morgan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data secara deskriptif, verikatif, analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sarana prasarana tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar; (2) Sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa; (3) Sarana prasarana berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; (4) Kreativitas guru tidak berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; (5) Kreativitas guru tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa; (6) Kreativitas guru berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; (7) Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; dan (8) Terdapat hubungan yang cukup kuat antara sarana prasarana dengan kreativitas guru di SDN Gunungsari II Makassar. (3) Sarana prasarana berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; (4) Kreativitas guru tidak berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; (5) Kreativitas guru tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa; (6) Kreativitas guru berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; (7) Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; dan (8) Terdapat hubungan yang cukup kuat antara sarana prasarana dengan kreativitas guru di SDN Gunungsari II Makassar. (3) Sarana prasarana berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; (4) Kreativitas guru tidak berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; (5) Kreativitas guru tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa; (6) Kreativitas guru berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; (7) Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa; dan (8) Terdapat hubungan yang cukup kuat antara sarana prasarana dengan kreativitas guru di SDN Gunungsari II Makassar.
Alih Fungsi Lahan Dan Dampaknya Pada Kehidupan Sosial Petani Di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar Syukur, Muhammad; Sakmawati, Sakmawati; Bastiana, Bastiana
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 9 No 1 (2020): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan dan kehidupan sosial petani setelah adanya alih fungsi lahan yang terjadi di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang yang bekerja sebagai petani, 2 orang dari Kelompok Tani dan Bapak Lurah Tamangapa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Alih fungsi lahan di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar terjadi karena pertumbuhan penduduk (pendatang), kepentingan pembangunan, kemauan dari pemilik lahan itu sendiri (penduduk lokal), keadaan atau kondisi suatu lahan dan perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mendorong terjadinya pembangunan dengan menggunakan lahan pertanian untuk pembangunan toko atau ruko terutama pada lahan pertanian yang ada di pinggir jalan raya. Kehidupan sosial petani setelah adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian juga mengalami perubahan baik ditinjau dari aspek mata pencaharian, interaksi sosial, mobilitas sosial dan strata sosialnya.