Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Skala Prioritas Perbaikan Jalan Kecamatan Langsa Lama Vera Wulandari; Eka Mutia; Wan Alamsyah
Journal of Planning and Research in Civil Engineering Vol. 2 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Iskandar Muda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/prince.v2i1.450

Abstract

Jalan merupakan sarana penting yang perlu dijaga dan ditingkatkan fungsinya untuk memperlancar arus transportasi darat, untuk itu diperlukan pemeliharaan dalam penanganan jaringan jalan. Pentingnya melakukan pemeliharaan dalam penanganan jaringan jalan adalah untuk membantu memperlancar kegiatan masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Di Kota Langsa Provinsi Aceh tepatnya di Kecamatan Langsa Lama terdapat tiga jalan yang seharusnya dijadikan prioritas penanganan yaitu : (1) Jalan Meurandeh Dayah (2) Jalan Almahdi Batee Puteh (3) Jalan Gang Damai. Namun dengan keterbatasan dana, sulit untuk menentukan skala prioritas penanganan perbaikan jalan. Pada penilitian ini akan digunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process) yang akan membantu merumuskan masalah dalam bentuk hierarki dan memasukan pertimbangan-pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif. Dengan mengkombinasikan berbagai faktor yaitu kondisi jalan, volume lalu lintas, kebijakan dan tata guna lahan. Penentuan urutan/skala prioritas penanganan perbaikan jalan dengan metode AHP diperoleh hasil sebagai berikut :  (1)  Jalan  Meurandeh Dayah memiliki skala prioritas perbaikan 0,45 atau 45%, (2) Jalan Gampong Batee Puteh memiliki skala prioritas perbaikan 0,29 atau 29%, (3) Jalan Gang Damai memiliki skala prioritas perbaikan 0,16 atau 16%. Maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga jalan yang dijadikan objek penelitian, Jln Meurandeh Dayah memiliki skala prioritas perbaikan dan penanganan jalan paling tinggi.
Penilaian Kriteria Green Building Pada Gedung BPJS Ketenagakerjaan Cabang Langsa: Indonesia Rafika Balqist; Eka Mutia; Meilandy Purwandito
Journal of Planning and Research in Civil Engineering Vol. 2 No. 2 (2023): Juli
Publisher : Universitas Iskandar Muda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/prince.v2i2.457

Abstract

Permasalahan lingkungan dan pemanasan global menjadi salah satu penyebab dari kerusakan lingkungan dating dari bidang jasa konstruksi. Mengingat juga aspek pembangunan di Kota Langsa yang semakin meningkat dengan munculnya beberapa gedung bertingkat, salah satunya adalah gedung BPJS Ketenagakerjaan Cabang Langsa. Maka diperlukannya suatu tolok ukur dalam menerapkan konsep Green Building pada pembangunan tersebut. Pemilihan gedung ini didasari karena bangunan ini merupakan salah satu perkantoran yang digunakan sejak 2010 dengan luas keseluruhan bangunan 2.500 m2, terdiri dari 2 lantai, dan belum menggunakan standar kriteria green building pada perkantoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bangunan perkantoran ini sudah menerapkan konsep green building berdasarkan standar Greenship, juga untuk mengetahui peringkat pada bangunan (platinum, gold, silver, atau tidak green). Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, gedung BPJS Ketenagakerjaan Cabang Langsa memperoleh poin sebesar 30 poin dari poin maksimal 117 poin atau sebesar 25,64%, diantaranya adalah Tepat Guna Lahan 6 poin, Efisiensi Energi dan Konservasi 17 poin, Konservasi Air 2 poin, Siklus dan Sumber Daya Material 1 poin, Kenyamanan dan Kesehatan Dalam Ruang 4 poin, dan Manajemen Lingkungan Bangunan 0 poin. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa gedung BPJS Ketenagakerjaan Cabang Langsa belum termasuk kedalam kriteria gedung perkantoran yang green berdasarkan Greenship.
Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Menggunakan Bahan Tambah Serbuk Gypsum dan Abu Sekam Padi Resti Arismawati; Ellida Novita Lydia; Muhammad Zacky Ardhyan; Eka Mutia
Jurnal Ilmiah Telsinas Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/telsinas.v7i1.5031

Abstract

Tanah lempung ekspansif ditandai oleh kemampuan untuk mengalami perubahan volume yang signifikan, dengan daya ekspansi dan kontraksi yang tinggi. Ketika tingkat kelembaban tanah meningkat, tanah akan mengembang, namun saat mengering, tanah ini akan menyusut. Dibutuhkan stabilisasi untuk memperbaiki sifat tanah. Stabilisasi yang digunakan merupakan bahan tambah berupa serbuk gypsum yang dapat menyerap rembesan air pada tanah dan abu sekam padi dapat mengisi rongga-rongga dari tanah. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui karakterisitik sifat fisik tanah lempung ekspansif asli maupun yang distabilisasi, dan untuk menentukan nilai kohesi (c) dan sudut geser. Hasil pengujian memperoleh karakteristik sifat fisik dari tanah lempung ekspansif asli dengan nilai kadar air lapangan sebesar 35,71%, Gs sebesar 2,28, LL sebesar 47,19%, PL sebesar 13,71% dan PI sebesar 33,38%, dan tanah dengan lolos nomor saringan 200 sebesar 52,09%. Pada tanah. Presentase terbaik terdapat pada variasi LE 4 dimana batas atterberg mengalami penurunan, memiliki nilai w optimum terbaik dan memiliki nilai kohesi (c) sebesar 33,40 kpa juga sudut geser sebesar 72,03° yang merupakan nilai tertinggi, maka dari itu dapat disimpulkan bahwasanya penambahan serbuk gypsum dan abu sekam padi berpengaruh baik pada sifat tanah lempung ekspansif.
Evaluasi Rute Evakuasi Tsunami Kecamatan Padang Barat Kota Padang Menggunakan QGIS Rini Suryani; Eka Mutia; Ellida Novita Lydia
Jurnal Media Teknik Sipil Samudra Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jmtss.v1i1.2863

Abstract

Kota Padang yang merupakan wilayah yang terletak di tepi pantai yang sangat rawan terhadap gempa bumi dan memungkinkan terjadi tsunami. . Dari beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa pada tahun tahun 1833 Residen Jamesde Puy melaporkan terjadi gempa bumi yang diperkirakan berkekuatan 8,6-8,9 skala richter di Padang yang menimbulkan tsunami. Berdasarkan kondisi tersebut rute evakuasi tsunami sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui pelayanan shelter dan rute evakuasi tsunami dari hasil QGIS serta membandingkan rute evakuasi yang telah ditentukan oleh pemerintah dengan rute yang didapat dari QGIS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi ring buffer dan network analysis. Data sekunder yang digunakan yaitu data peta jaringan jalan, peta administrasi, peta landaan tsunami, peta rute evakuasi yang diperoleh dari pemerintah dan primer diperoleh dari survey bangunan evakuasi, lebar jalan, dan kondisi jalan yang diperoleh dari pemerintah dan primer diperoleh dari survey bangunan evakuasi, lebar jalan, dan kondisi jalan. Hasil penelitian ini diperoleh sebanyak 28 bangunan yang dapat dijadikan sebagai tempat evakuasi sementara atau shelter. Bangunan shelter terkecil yaitu kantor Gubernur Sumatera Barat dengan luas 166 m2 dengan kapasitas 166 orang, bangunan dengan luas terbesar yaitu Plaza Andalas seluas 5983 m2 dengan kapasitas sebanyak 5983 orang. Area pelayanan shelter bangunan terbanyak terletak pada radius 200 meter dari titik shelter yaitu sebanyak 2854, dan jumlah bangunan paling sedikit terletak pada radius 50 meter dari titik shelter yaitu sebanyak 499 bangunan. Rute terpanjang yaitu dari titik Lokasi 22 menuju STMIK Indonesia Padang sepanjang 1926 meter, dan jalur terpendek yaitu dari titik Lokasi 38 menuju shelter Kantor Gubernur Sumatera Barat sepanjang 91 meter. Jadi, rata-rata panjang rute evakuasi sepanjang 440 meter
Analisa Perkerasan Lentur Dengan Metode PCI Dan Anggaran Penanganannya Di Jalan T. M. Bahrum, Kota Langsa Siti Rahmah; Asmadi Suria; Eka Mutia
Jurnal Media Teknik Sipil Samudra Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jmtss.v1i2.2880

Abstract

Jalan dibangun sebagai prasarana untuk mobilitas dan aksesbilitas suatu wilayah, namun jika kondisi jalan mengalami kerusakan maka akan mengganggu kenyamanan, keselamatan kendaraan dan memengaruhi kinerja perkerasan yang akan berdampak pada penurunan kualitas jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan dengan menganalisis nilai kondisi perkerasan menggunakan metode PCI (Pavement Condition Index) sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat dan disertai perhitungan anggaran penanganannya. Metode PCI merupakan penilaian kondisi kerusakan perkerasan dengan indeks numerik yang nilainya antara 0 sampai dengan 100. Nilai 0 menunjukkan bahwa perkerasan dalam kondisi sangat buruk. Terdapat jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada jalan T. M. Bahrum, Kota Langsa yaitu butiran lepas (31,68%), tambalan (28,67%), retak kulit buaya (17,97%), retak memanjang (11,92%), retak berkelok-kelok (6,77%), retak pinggir (1,24%), lubang (0,83%), amblas (0,38%), retak diagonal (0,30%), dan retak melintang (0,24%). Keseluruhan perkerasan jalan T. M. Bahrum memiliki nilai PCI yaitu 54,94 yang termasuk ke dalam kondisi sedang atau fair. Dalam penentuan jenis penanganan kerusakan diperoleh dari survei identifikasi kerusakan dan penanganan yang digunakan pada kondisi ruas jalan secara keseluruhan dilakukan rehabilitasi dikarenakan keadaan permukaan perkerasan semakin memburuk. Penanganan terhadap kondisi perkerasan diteliti dengan anggaran biaya penangaannnya disesuaikan berdasarkan harga satuan yang berlaku pada Kota Langsa, sehingga didapat anggaran penanganan untuk kondisi kerusakan perkerasan di Jalan T. M. Bahrum adalah Rp. 2.272.177.000,-.
Perencanaan Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor Pada Simpang Bersinyal Jalan Ahmad Yani Kota Langsa Yuni Arta Pratiwi; Wan Alamsyah; Eka Mutia
Jurnal Media Teknik Sipil Samudra Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jmtss.v1i2.2882

Abstract

Kota Langsa adalah salah satu kota di Aceh, Indonesia. Kota Langsa adalah kota yang menerapkan hukum Syariat Islam. Kota Langsa terkenal sebagai kota pendidikan, kota perdagangan, kota kuliner/makanan, dan kota wisata. Salah satunya Gedung Balee Juang dan ada juga terdapat lapangan merdeka Kota Langsa yang terletak di pusat Kota Langsa. Lapangan ini adalah Ruang Terbuka Hijau utama Kota Langsa. Setiap hari ramai warga menghabiskan waktu di tempat ini. Penumpukan tidak teratur pada saat nyala merah pada simpang bersinyal, Ruang Henti Khusus (RHK) adalah salah satu cara pengaturan lalu lintas dengan mengatur tempat antrian roda dua dengan kendaraan roda empat atau lebih pada saat berhenti di pendekat simpang bersinyal. Ruang Henti Khusus (RHK) dapat mengefisiensi keadaan pada persimpangan bersinyal dan Mengurangi konflik lalu-lintas sepeda motor dengan kendaraan lain dan melancarkan arus lalu-lintas dan mempercepat arus persimpangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simulasi. Hasil penelitian ini diperoleh dari perbandingan sebelum dan sesudah penggunaan Ruang Henti Khusus (RHK) nilai tertinggi pada hari jumat sesudah menggunakan Ruang Henti Khusus (RHK) pada simpang 2 sebesar 1717 unit sepeda motor dan didapatkan nilai sebelum menggunakan Ruang Henti Khusus (RHK) 961 unit sepeda motor penumpukan per 63 fase dan didapatkan nilai terendah pada hari senin sebelum menggunakan Ruang Henti Khusus (RHK) pada simpang 3 sebesar 210 unit sepeda motor dan didapatkan nilai sesudah menggunakan Ruang Henti Khusus (RHK) 268 unit sepeda motor penumpukan per 65 fase. Ruang Henti Khusus (RHK) efektif disediakan pada simpang bersinyal, karena simpang pendekat dengan Ruang Henti Khusus (RHK) lebih tertib dibandingkan pendekat tanpa Ruang Henti Khusus (RHK), sehingga Ruang Henti Khusus (RHK) efektif untuk meningkatkan kapasitas pendekat