Irma Bayani
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ATTACHMENT PADA AYAH DAN PENERIMAAN PEER-GROUP DENGAN RESILIENSI " STUDI KASUS PADA SISWA LAKI-LAKI DI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Ekasari, Agustina; Bayani, Irma
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 2 No 2 (2009): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.009 KB)

Abstract

Kelekatan (attachtment) antara orangtua dan anak merupakan kata kunci (keyword) dalam menganalisis pola prilaku dan kemampuan penyesuaian social dengan lingkungan sekitarnya, termasuk peer-group. Anak yang merasa yakin terhadap penerimaan lingkungan akan mengembangkan kelekatan yang aman dengan figur lekatnya (secure attachment) dan mengembangkan rasa percaya tidak saja pada Ayah, juga pada lingkungan sekitarnya. Kelekatan yang kokoh dengan orangtua dapat menyangga remaja dari kecemasan dan potensi perasaan-perasaan depresi atau tekanan emosional yang berkaitan dengan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dukungan keluarga dan khususnya ayah terhadap remaja menjadikan mereka mempunyai daya tahan yang tinggi dalam menghadapi masalah (Resiliensi) serta mampu melakukan penyesuaian dimanapun ia berada. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Hubungan antara Attachment pada ayah dan Penerimaan Peergroup dengan Resliensi (Studi kasus pada remaja laki-laki). Hipotesa yang diajukan adalah adanya Hubungan Attachment pada ayah dan Penerimaan peergroup dengan Resiliensi. Subjek penelitian adalah siswa laki-laki SMPN 2 Bekasi sebanyak 100 orang yang dipilih berdasarkan Tekhnik Cluster Random Sampling. Pengumpulan datanya menggunakan angket dengan bentuk skala likert. Uji validitas item menggunakan teknik product moment dan reliabilitasnya menggunakan teknik alpha.Hasil dari korelasi ketiga variabel tersebut adalah nilai p-value F-Test sebesar sig 0,000 < (0,05) dan nilai Fhitung (11,092) > Ftabel (3,09). Kesimpulannya adalah bahwa adanya hubungan yang signifikan antara Attachment pada ayah dan Penerimaan peergroup dengan Resiliensi dimana variabel Attachment pada ayah dan variabel Penerimaan peergroup bersama-sama mempengaruhi atau merupakan variabel predictor pada variabel Resiliensi. Perubahan yang ditunjukkan oleh variabel resiliensi dipengaruhi oleh perubahan pada variabel Attachment pada ayah dan variabel penerimaan peergroup. Anak laki-laki yang memiliki kedekatan dengan ayahnya serta memiliki kemampuan untuk diterima oleh kelompok sebayanya, maka akan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk menghadapi berbagai kesulitan dan masalah dalam hidupnya.
PENGASUHAN, PEER GROUP, SELF EFFICACY DAN PERILAKU SEKS PADA REMAJA PERILAKU SEKS PADA REMAJA DI KOTA BEKASI Nurhidayah, Siti; Prestiana, Novita Dian Iva; Bayani, Irma
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 5 No 2 (2012): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.861 KB)

Abstract

Remaja adalah individu yang berada dalam masa peralihan. Masa remaja juga sebagai masa perkembangan psikoseksual. Pada tahap ini, perubahan yang sangat menonjol adalah ketika terjadinya kematangan fungsi seksual yang ditampakkan melalui perubahan perilaku. Adanya minat seksual dan ketertarikan terhadap lawan jenis ini kemudian muncul dalam bentuk pacaran. Pacaran dan Seks memiliki hubungan yang dapat menjadi dekat tetapi dapat pula menjadi jauh. Bila seorang remaja tidak memiliki pertahanan yang kuat untuk menahan gejolak libido seksualnya maka bukan tidak mungkin perilaku seks diantara sepasang remaja akan sangat mudah terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh gaya pengasuhan, peer group, self efficacy terhadap perilaku seks pada remaja. Hasil penilitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara pendapatan keluarga dan pendidikan orang tua dengan perilaku seks. Faktor religiusitas yang dimiliki remaja tidak berhubungan langsung dengan perilaku seks. Terdapat hubungan yang signifikan antara memiliki pacar dengan perilaku seks. Remaja yang mempersepsikan orang tua memberikan pengasuhan Authoritative, permissive, dan Authotoritarian memiliki hubungan dengan perilaku seks. Gaya pengasuhan yang semakin permissive dan Authotoritarian semakin tinggi pula perilaku seks pada remaja. Peer group dan self efficacy memiliki hubungan dengan perilaku seks remaja. Pengasuhan (authoritarian, permissive dan autoritatif) , peer group, self efficacy mempunyai pengaruh terhadap perilaku seks. Self Efficacy mempunyai pengaruh negatif terhadap perilaku seks. Peer group dan gaya pengasuhan authoritarian berpengaruh positif terhadap perilaku seks
ATTACHMENT DAN PEER GROUP DENGAN KEMAMPUAN COPING STRESS PADA SISWA KELAS VII DI SMP RSBI AL AZHAR 8 KEMANG PRATAMA Bayani, Irma; Sarwasih, Sumastri
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 6 No 1 (2013): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.276 KB)

Abstract

Remaja sebagai siswa di sekolah, memandang seorang teman mempunyai tingkatan social kompetensi yang mampu memberikan energi tersendiri dalam penyesuaiannya dilingkungan sekolahnya. Berbagai permasalahan dapat dialami oleh remaja dan cara mereka menyelesaikan masalah pun beragam, namun ada pula remaja yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sehingga mereka stress. Ada yang berusaha mengatasi stress dengan hal yang positif dan ada pula yang mengatasinya dengan hal yang beresiko.Peran keluarga dan lingkungannya sangat membantu remaja dalam menyelesaikan masalahnya. Adanya empati bahwa orangtua memiliki kemampuan untuk dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak terutama jika anak mempunyai masalah. Begitu pula dengan hubungan peer groupnya yang positif dapat memberikan dukungan social yang baik terhadap remaja yang memiliki masalah, sehingga memunculkan kualitas persahabatan yang positif pula.Tujuan dari penelitian ini untuk menguji apakah ada hubungan antara attachment dan peer group dengan kemampuan coping stress pada siswa SMP RSBI Al Azhar 8 Kemang Pratama.Subyek dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki dan perempuan SMP Al Azhar 8 dengan jumlah populasi 300 siswa kemudian diambil untuk sampel 20% dari populasi yaitu 60 siswa. Metode pengambilan sampelnya dengan menggunakan accidental sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara,observasi dan tiga skala yaitu skal attachment, skala peer group dan skala coping stress. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment karl person dengan menggunakan fasilitas SPSS 15.00 for windows.Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan yang positif antara attachment, peer group dengan coping stress. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai r sebagai koefisien korelasi 0.685, pada taraf kepercayaan 99% artinya semakin tinggi peer group maka semakin tinggi coping stress, begitu pula dengan hasil korelasi yang menunjukkan nilai r = 0.729 semakin tingginya attachment maka semakin tinggi pula coping stress. Koefisien korelasi antara variabel cenderung searah. Untuk koefisien determinan menunjukkan bahwa variabel attachment memberikan sumbangan 46.9% kepada variabel coping stress, sedangkan variabel peer group memberikan sumbangan 62.7% kepada coping stress. Dengan demikian attachment , peer group memiliki hubungan yang searah dengan coping stress