Agustina Ekasari
Universitas Islam “45” Bekasi

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KUALITAS PENGASUHAN DAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA Utami, Shanti; Ekasari, Agustina
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 9 No 2 (2017): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13212.923 KB)

Abstract

This study aims to determine the relationship and influence the quality of care and the intensity of the use of social media to the sexual behavior of high school adolescents Bekasi city. This research uses quantitative method with Cross Sectional Survey research design. Subjects in this study were students of high school and SMK class X and XI in Bekasi district, amounting to 536 students. This study used parenting quality scale with reliability value of Alpha Cronbach 0,920, and scale of social media use intensity with reliability value of Alpha Cronbach 0,897 and scale of sexual behavior with reliability value of Alpha Cornbach 0,912. Technique of data analysis using Rank-Spearman correlation. This study found that there is no relationship between the quality of care with high school adolescent sexual behavior. However, there is an influence that the intensity of social media use affects the sexual behavior of high school adolescents
DUKUNGAN KELUARGA DAN RESILIENSI DIRI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA PENYANDANG TUNA NETRA Marida, Lisna; Ekasari, Agustina
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 9 No 1 (2017): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12791.993 KB)

Abstract

Physical limitations force one to continue living with all the limitations it has, just as the blind person is often depicted with a deficient figure. Disabilities that make people feel inferior, embarrassed, useless, and not confident in socializing with the environment. This study aims to determine the relationship between family support and self-resilience to social adjustment. The subject of this research is the blind person in "Tan Miyat" Bekasi which is 50 people. The sampling technique was done by purposive sampling. In this study using three measuring tools using Likert scale is the scale of family support, the scale of self-resilience, and the scale of social adjustment. The analysis was done by spearman correlation technique.  The results show that (1) there is a positive relationship between family support and social adjustment, which means that if the family support is high then the social adjustment is also high, vice versa; (2) there is a positive relationship between self-resiliency and social adjustment, which means that if self-resilience is high then social adjustment is also high, vice versa.
STRATEGI COPING DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KELELAHAN EMOSIONAL PADA ORANG TUA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Ekasari, Agustina
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 8 No 1 (2015): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13262.765 KB)

Abstract

The aim of this study is to analyze the influence of coping strategy and social support to the emotional exhaustion in the parents of the children with special needs. This is a cross sectional study which been carried out for 4 months in Hermina Hospital Bekasi. The population of this study are parents with children with special needs and being in therapy for more than 6 months, in Developomental Clinic Hermina Hospital Bekasi. The result of spearman test show that the correlation between coping strategy with emotional exhausted Besides, the result of spearman test between social support and emotional exhausted show that no correlation between social support and emotional exhausted.Based on the result of double regression analysis, coping strategy and social support have an influence to the emotional exhausted
KEMATANGAN EMOSI DAN ORIENTASI BERKARIR TERHADAP KEPUTUSAN MENIKAH PADA MAHASISWI Rosalina, Mia; Ekasari, Agustina
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 8 No 1 (2015): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13492.952 KB)

Abstract

The study aims to determining whether emotional readiness and career oriented correlated with and influenced marital decision. The subjects were 41 psychology students in Universitas Islam ?45? Bekasi. Data were collected using observation, interview, emotional readinnes scale, career oriented scale, and marital decision scale. Analysis of the data used Spearman Rho?s non parrametric statistics. The result of this study revealed that emotional readinnes positively correlated with marital decision and career oriented negatively correlated with marital decision. Both of emotional readinnes and career oriented has influenced decision marital
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA Nur, Ika Fauziah; Ekasari, Agustina
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 1 No 2 (2008): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.568 KB)

Abstract

Bangsa yang berupaya menciptakan generasi muda/remaja yang berkualitas dan penuh potensi, sebaiknya tidak hanya menekankan pentingnya kecerdasan intelektual (IQ) saja, tetapi kecerdasan emosional (EQ) pun perlu dikembangkan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk mengembangkan kecerdasan emosional pada remaja bukan suatu perkara yang mudah. Di masa ini, remaja mengalami banyak perubahan yang dapat menimbulkan pergolakan emosi, hal ini dikarenakan remaja harus belajar beradaptasi dan menerima semua perubahan yang terjadi pada dirinya. Remaja yang menilai dirinya secara negatif dapat dikatakan memiliki konsep dirinya rendah. Sementara remaja yang memiliki konsep diri positif akan mampu menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, serta mampu mengelola dan memotivasi dirinya, sehingga dapat diartikan remaja tersebut memiliki kecerdasan emosional yang baik. Subjek penelitian berjumlah 70 orang. Alat ukur yang digunakan adalah pertama, Tennesse Self Consept Scale (TSCS) terjemahan Nurhidayah (1996) yang disusun dan dikembangkan oleh Fitts (1965). Kedua, skala kecerdasan emosional yang mengungkap lima komponen kecerdasan emosional Goleman (1998). Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan positif antara konsep diri dengan kecerdasan emosional pada remaja. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi (positif) konsep diri remaja, maka akan semakin tinggi kecerdasan emosionalnya
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN STRESS PADA NARAPIDANA KASUS NAPZA DI LAPAS KELAS IIA BULAK KAPAL BEKASI Ekasari, Agustina; Susanti, Nova Dhelia
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 2 No 2 (2009): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.292 KB)

Abstract

Stress merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, stress seperti bagian dari kehidupan itu sendiri terlebih untuk seorang narapidana, kondisi yang serba terbatas mengakibatkan narapidana sangat mudah sekali mengalami stress. Tingkat optimisme yang tinggi akan membantu narapidana dalam menilai suatu masalah dari titik pandang yang positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara optimisme dan penyesuaian diri dengan stress pada narapidana kasus Napza di Lapas Kelas IIA Bulak Kapal Bekasi. Oleh karena itu, variabel dalam penelitian ini variabel bebas atau independet variabel (X1) yaitu optimisme dan (X2) yaitu penyesuaian diri dengan variabel terikat atau dependent variabel (Y) yaitu stress. Populasi dalam penelitian ini adalah narapidana kasus Napza di Lapas Kelas IIA Bulak Kapal Bekasi. Jumlah populasi adalah sebanyak 419 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah tehnik purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil adalah 12% dari populasi yaitu sebanyak 50 orang.Untuk menganalisa hasil penel;itian dilakukan Uji normalitas dengan perhitungan distribusi frekuensi yang selanjutnya dimasukkan ke dalam kertas peluang normal dan data yang dihasilkan menunjukkan distribusi normal. Teknik koefisien korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment untuk menganalisa data. Semua analisis diatas menggunakan SPSS 16.00Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment ditemukan bahwa optimisme dan stress memiliki korelasi sebesar -0.454, Koefisien korelasi yang negatif menunjukkan hubungan yang terjadi adalah berlawanan yaitu besarya skor yang terjadi bersamaan dengan rendahnya skor pada variabel yang lain. Sementara itu hasil perhitungan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, ditemukan bahwa penyesuaian diri dan kebermaknaan hidup memiliki korelasi sebesar -0.465. Koefisien korelasi yang negatif menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi adalah berlawanan yaitu besarya skor yang terjadi bersamaan dengan rendahnya skor pada variabel yang lain. Kemudian koefisien determinan diperoleh sebesar 26.4%, artinya variabel optimisme (X1) dan variabel penyesuaian diri (X2) memberikan sumbangan sebesar 26.4% untuk variabel stress (Y). Selebihnya 73.6% dipengaruhi oleh faktor lain. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara optimisme, penyesuaian diri dengan stress. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat optimisme dan penyesuaian diri, maka semakin rendah tingkat stress dan sebaliknya, semakin rendah tingkat optimisme dan penyesuaian diri maka semakin tinggi tingkat stress-nya
ATTACHMENT PADA AYAH DAN PENERIMAAN PEER-GROUP DENGAN RESILIENSI " STUDI KASUS PADA SISWA LAKI-LAKI DI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Ekasari, Agustina; Bayani, Irma
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 2 No 2 (2009): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.009 KB)

Abstract

Kelekatan (attachtment) antara orangtua dan anak merupakan kata kunci (keyword) dalam menganalisis pola prilaku dan kemampuan penyesuaian social dengan lingkungan sekitarnya, termasuk peer-group. Anak yang merasa yakin terhadap penerimaan lingkungan akan mengembangkan kelekatan yang aman dengan figur lekatnya (secure attachment) dan mengembangkan rasa percaya tidak saja pada Ayah, juga pada lingkungan sekitarnya. Kelekatan yang kokoh dengan orangtua dapat menyangga remaja dari kecemasan dan potensi perasaan-perasaan depresi atau tekanan emosional yang berkaitan dengan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dukungan keluarga dan khususnya ayah terhadap remaja menjadikan mereka mempunyai daya tahan yang tinggi dalam menghadapi masalah (Resiliensi) serta mampu melakukan penyesuaian dimanapun ia berada. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Hubungan antara Attachment pada ayah dan Penerimaan Peergroup dengan Resliensi (Studi kasus pada remaja laki-laki). Hipotesa yang diajukan adalah adanya Hubungan Attachment pada ayah dan Penerimaan peergroup dengan Resiliensi. Subjek penelitian adalah siswa laki-laki SMPN 2 Bekasi sebanyak 100 orang yang dipilih berdasarkan Tekhnik Cluster Random Sampling. Pengumpulan datanya menggunakan angket dengan bentuk skala likert. Uji validitas item menggunakan teknik product moment dan reliabilitasnya menggunakan teknik alpha.Hasil dari korelasi ketiga variabel tersebut adalah nilai p-value F-Test sebesar sig 0,000 < (0,05) dan nilai Fhitung (11,092) > Ftabel (3,09). Kesimpulannya adalah bahwa adanya hubungan yang signifikan antara Attachment pada ayah dan Penerimaan peergroup dengan Resiliensi dimana variabel Attachment pada ayah dan variabel Penerimaan peergroup bersama-sama mempengaruhi atau merupakan variabel predictor pada variabel Resiliensi. Perubahan yang ditunjukkan oleh variabel resiliensi dipengaruhi oleh perubahan pada variabel Attachment pada ayah dan variabel penerimaan peergroup. Anak laki-laki yang memiliki kedekatan dengan ayahnya serta memiliki kemampuan untuk diterima oleh kelompok sebayanya, maka akan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk menghadapi berbagai kesulitan dan masalah dalam hidupnya.
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI UNTUK PULIH DARI KETERGANTUNGAN NARKOTIKA ALKOHOL PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) PADA PENDERITA DI WILAYAH BEKASI UTARA-LEMBAGA KASIH INDONESIA Ekasari, Agustina; Hafizhoh, Nur
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 2 No 2 (2009): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.855 KB)

Abstract

Penyalahgunaan narkoba atau narkotika dan obat-obatan terlarang, di Indonesia kini semakin meresahkan. Penyebaran narkoba saat ini sudah banyak tersebar dalam masyarakat. Baik dari kalangan menengah keatas hingga kalangan menengah kebawah. Adversity Quotient adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi dan bertahan terhadap kesulitan hidup dan tantangan yang dialami serta perubahan yang terus menghadang dan menghadapi semua kesulitan tersebut sebagai suatu proses untuk mengembangkan diri dan potensi-potensinya. Usaha itu dilakukan mencapai suatu tujuan tertentu.Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA di wilayah Bekasi Utara- Lembaga Kasih Indonesia. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA di wilayah Bekasi Utara- Lembaga Kasih Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik sampling incidental sampling dengan jumlah sampel 60 orang dari jumlah populasi 606 orang yang merupakan pecandu atau penasun yang menjadi dampingan dari Lembaga Kasih Indonesia yang berada di wilayah Bekasi Utara. Untuk menganalisa hasil penelitian digunakan teknik uji korelasi Spearman untuk menguji hubungan antara adversity quotient, dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA dan uji regresi linear untuk menguji perbedaan sigifikansi hubungan antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA.Hasil analisa data menunjukkan nilai koefisien korelasi adversity quotient dengan intensi pulih adalah sebesar 0.247 dan memiliki korelasi lemah. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi adversity quotient maka semakin tinggi pula intensi pulihnya. Sedangkan, nilai koefisien korelasi antara dukungan sosial dengan intensi pulih sebesar 0.718 yang menunjukkan bahwa hubungan antara dukungan sosial dengan intensi adalah positif dan memiliki korelasi yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi pula intensi.pulihnyaPada analisa hasil uji regresi linear antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi pulih, diperoleh data 0.000 < 0.05. hal ini menunjukkan bahwa adversity quotient dan dukungan sosial berpengaruh terhadap intensi pulihnya.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA dikarenakan hipotesis yang diajukan peneliti sesuai dengan hasil penelitian. Hal ini mendukung beberapa teori tentang ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini
KONTROL DIRI DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN COPING STRESS PADA REMAJA Ekasari, Agustina; Yuliyana, Suhertin
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 5 No 2 (2012): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.64 KB)

Abstract

Coping stress ini adalah kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki setiap individu sebelum ia menguasai keterampilan coping stress. Kemampuan ini perlu dimiliki remaja untuk peka terhadap perasaan atau respon-respon psikologis dan peristiwa tertentu terutama saat mengalami masalah ataupun kesulitan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kontrol diri dan dukungan teman sebaya dengan coping stress pada remaja. Hasil penelitian ini tingkat dukungan teman, kontro diri dan pada remaja di SMP PGRI Klapanunggal Bogor sebagian besar pada kategori sedang. Terdapat hubungan positif antara dukungan teman sebaya dan kontrol diri dengan kemampuan coping stress pada remaja di SMP PGRI Klapanunggal Bogor
PENGARUH PEER GROUP SUPPORT DAN SELF-ESTEEM TERHADAP RESILENCE PADA SISWA SMAN TAMBUN UTARA BEKASII Ekasari, Agustina; Andriyani, Zesi
SOUL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 6 No 1 (2013): SOUL
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.55 KB)

Abstract

Siswa dituntut untuk dapat aktif dan kreatif belajar di sekolah. Tak jarang siswa mendapatkan kesulitan dan permasalahan dalam menjalani proses belajar mengajar di sekolah yang menyebabkan siswa tertekan. agar prestasi yang dimiliki lebih optimal maka diperlukan ketahanan pada diri siswa. Pengaruh teman sebaya dan Self esteem sangat diperlukan untuk membantu ketahanan diri siswa. Pengambilan data dilakukan di sekolah SMAN 1 Tambun Utara Bekasi. Subyeknya adalah siswa siswi kelas X dan XI yaitu 153 orang. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling dan menggunakan skala peer group support, self-esteem, dan resilience yang menggunakan model skala Likert. Perhitungan korelasi Product Moment antara variable peer group support, self-esteem, dan resilience diperoleh koefisien korelasi rxy = 0,454 dan rxy = 0,481. Berdasarkan uji analisis korelasi berganda, didapat F hitung adalah 30.862 dengan tingkat signifikansi 0.000, karena probabilitas (0.000) < ? (0.05), artinya pengaruh peer group support dan self-esteem terhadap resilience bertaraf cukup. Dari hasil pengolahan data, maka koefisien determinasi (R2) pada korelasi peer group support dan self-esteem terhadap resilience, menunjukkan angka sebesar 0.292, berarti peer group support dan self-esteem memiliki sumbangan sebesar 29,2% terhadap tingkat resilience dan pengaruh variabel lain adalah sebesar 70,8%. Pengaruh peer group support, self-esteem terhadap resilience cenderung searah. Sehingga semakin tinggi peer group support dan self-esteem, maka semakin tinggi resilience, begitu juga sebaliknya jika semakin rendah. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh peer group support terhadap resilience; terdapat pengaruh self-esteem terhadap resilience; serta terdapat pengaruh peer group support dan self-esteem terhadap resilience