Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

UJI EFEKTIVITAS ANTIJAMUR SABUN CAIR PEMBERSIH KEWANITAAN EKSTRAK ASETON DAUN JAMBU BIJI TERHADAP Candida albicans Dewi Chusniasih; Vida Elsyana; Arini Fauziah Susanti
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.408 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v1i2.1237

Abstract

Kandidiasis Vulvovaginitis (KVV) adalah salah satu jenis penyakit dari kandidiasis yang menyerang selaput lendir, yaitu ditandai dengan gatal didaerah vulva dan menimbulkan flour albus. Jamur Candida albicans adalah yang paling umum ditemui pada kasus KVV dan bersifat paling patogen. Daun jambu biji terbukti memiliki daya hambat terhadap jamur Candida albicans. Penelitian ini bertujuan menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dari ekstrak aseton daun jambu biji terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dan mengetahui efektivitas sediaan sabun cair ekstrak aseton daun jambu biji terhadap jamur Candida albicans. Pengujian KHM dan efektivitas sabun cair ekstrak aseton menggunakan metode difusi sumuran. Dengan konsentrasi 12,5 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml dan 100 mg/ml zona hambat yang dihasilkan berturut-turut dari konsentrasi sebesar 9 mm, 11 mm, 11,6 mm, 12,6 mm, 16 mm dan zona hambat dari sabun cair ekstrak aseton sebesar 15,6 mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak aseton daun jambu biji memiliki konsentrasi KHM pada 12,5 mg/ml dan sabun cair ekstrak aseton daun jambu biji memiliki daya hambat terhadap Candida albicans.
PENAPISAN FITOKIMIA DAN SKRINING TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT BANWANG MERAH Vida Elsyana; Tutik Tutik
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.994 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v1i2.1243

Abstract

Bawang merah telah digunakan secara tradisional untuk pengobatan penyakit kanker. Namun demikian, penggunaan bawang merah hanya terbatas pada umbinya, sedangkan kulit luarnya dibuang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi komponen fitokimia dalam ekstrak kulit bawang merah dan menguji toksisitasnya terhadap larva udang Artemia salina Leach. Kulit bawang merah diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Skrining toksisitas ekstrak bawang merah dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit bawang merah mengandung komponen flavonoid, saponin, dan tanin. Ekstrak etanol kulit bawang merah mampu mematikan setengah populasi larva udang (LC50) pada konsentrasi 248,86 μg/mL. Hasil ini mengindikasikan potensi ekstrak kulit bawang merah untuk menghambat pertumbuhan sel kanker secara in vitro. kulit bawang merah memiliki potensi sebagai antikanker alami.
IDENTIFIKASI DAN PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KELOR PADA VARIASI PELARUT DENGAN METODE DPPH Tutik Tutik; Nyoman Agus Dwipayana; Vida Elsyana
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.084 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v1i2.1240

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang dapat diolah menjadi berbagai macam obat. Salah satu keanekaragaman hayati yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional adalah kelor. Tanaman kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat. Salah satu yang paling menonjol dari kandungan tanaman kelor adalah antioksidan, terutama pada daunnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi metabolit sekunder dan turunannya, serta mengetahui nilai aktivitas antioksidan dalam ekstrak daun kelor pada pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2- pikrilhidrazil) yang kemudian serapannya diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.) memiliki aktivitas antioksidan, dengan nilai IC50 dari ekstrak n-hexan, etil asetat, dan etanol berturut-turut adalah 448,17 μg/mL, 169,90 dan 103,98 μg/mL. Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.) yang memiliki aktivitas antioksidan terbesar yaitu etanol dengan nilai IC50 sebesar 103,98 μg/mL yang mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, steroid dan sap
PENYULUHAN NUTRISI BAYI DAN BALITA DI POSYANDU MELATI KECAMATAN YOSODADI METRO TIMUR KOTA METRO Vida Elsyana; Siswati Siswati; Arum Dinda Bestari
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.638 KB)

Abstract

Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi. Air susu ibu (ASI) menjadi makanan terbaik di awal kehidupan anak sekaligus hak dasar agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Saat bayi berusia enam bulan, maka kebutuhan nutrisi dan energi bayi semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan bayi terutama oleh karbohidrat dan lemak serta protein. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi bayi dan balita. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 17 Maret 2018 – 21 Mei 2018. Kegiatan yang dilakukan berupa pemberian materi ASI eksklusif, Kegiatan posyandu dan pemberian materi nutrisi gizi bayi, game, dan bakti sosial. Para orang tua terlihat antusias untuk mendengarkan materi yang kami berikan, dan terlihat aktif dalam sesi tanya jawab. Dengan demikian, diharapkan dapat melaksanakan lebih banyak program kerja seperti penyuluhan di balai desa atau rumah warga sehingga masyarakat dapat lebih terlibat langsung dalam upaya peningkatan kesehatan.